You are on page 1of 31

BAB 63 KELAINAN

GASTROINTESTINAL

Tujuan Instruksional Umum :


Memahami beberapa kelainan gastrointestinal dalam
kehamilan sehingga dapat mencegah, menangani, dan
kalu perlu merujuk lebih lanjut.
Tujuan Instruksional Khusus :
1. Menjelaskan dan menangani hiperemesis gravidarum.
2. Menjelaskan ulkus peptikum.
3. Menjelaskan penanganan inflamatory bowel disease.
4. Menjelaskan koleastasis obstetrik.
5. Menjelaskan acute fatty liver.
6. Menjelaskan apendisitis akut.
7. Menjelaskan dan menangani diare akut.
8. Menjelaskan dan menangani hemoroid.
9. Menjelaskan dan menangani konstipasi.

Hiperemesis Gravidarum
Definisi : muntah yang terjadi pada awal kehamilan
sampai umur kehamilan 20 minggu.
Klasifikasi :
Tingkat I
Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi
terhadap makanan & minuman, BB , nyeri
epigastrium, nadi (sampai 100x/m), TD sistolik
Tingkat II
Gejala lebih berat, haus hebat, subfebril, nadi cepat
(> 100-140 x/m), sistol < 80 mmHg, apatis, kulit
pucat, lidah kotor, aseton, bilirubin dalam urin, BB

Tingkat III
Gangguan kesadaran (deliriumkoma), muntah berkurang/berhenti,
sianosis, nistagmus, gangguan
jantung, bilirubin dan proteinuria
dalam urin.

Diagnosis :
Amenorea
Tanda Vital : nadi (100x/m), TD
pada keadaan berat, subfebril dan
gangguan kesadaran (apatis-koma)
Fisik : dehidrasi, kulit pucat, ikterus,
sianosis, BB , pada VT uterus besar
sesuai usia kehamilan, konsistensi
lunak, pada px. Inspekulo serviks
berwarna biru (livide)

Px. USG : untuk mengetahui kondisi


kesehatan kehamilan & untuk
mengetahui adanya kehamilan
kembar atau kehamilan mola
hidatidosa
Lab : kenaikan relatif Hb dan Ht,
shift to the left, benda keton, dan
proteinuria
Pada keluhan hiperemesis yang
berat & berulang konsultasi

Gejala klinik :
Pada trimester I nausea, muntah,
penurunan BB, ptialism (salivasi yang
berlebihan), tanda tanda dehidrasi
termasuk hipotensi postural dan
takikardia.
Pemeriksaan :
Lab hiponatremia, hikalemia, Ht,
hipertiroid, LFT yang abnormal

Risiko :
Maternal
Akibat defisiensi tiamin (B1) terjadi diplopia,
palsi N. VI, nistagmus, ataksia, kejang.
Jika tidak ditangani psikosis korsakoff
(amnesia, menurunnya kemampuan untuk
beraktivitas) atau kematian.

Fetal
Penurunan BB yang kronis IUGR

Manajemen
Hiperemesis berat rawat di RS
Stop makanan peroral 24 48 jam
Infus glukosa 10% atau 5%
Obat obatan : vitamin B1, B2, B6, B12, fenobarbital,
antiemetik, antasid
Diet
a.Diet hiperemesis I pada hiperemesis tk. III
b.Diet hiperemesis II bila rasa mual & muntah
berkurang
c.Diet hiperemesis III pada hiperemesis ringan
.Rehidrasi dan suplemen vitamin
.Antiemesis

Ulkus Peptikum
Definisi : suatu keadaan adanya
borok pada esofagus, lambung, atau
duodenum.
Insiden : 90% kasus ulkus peptikum
selama hamil penyakit ulkus
peptikum kronik yang mengalami
eksaserbasi.
Etiologi : peningkatan sekresi asam
lambung & pepsin, dijumpai adanya
bakteri Helicobacter pilori.

Diagnosis
Gambaran klinik
a. Nyeri epigastrium
b. Hematemesis & melena
c. Nyeri tekan pada epigastrik
.Px. Lab
a. Anemia
b. Deteksi adanya Helicobakter pilori
.Endoskopi bila terjadi hematemesis kronik dan
berat

Faktor penyebab :
Helikobakter pilori gangguan regulasi
produksi gastrin sekresi gastrin
produksi asam lambung ulkus
NSAID memblokir cox-1 produksi
prostaglandin lapisan mukus
perlindungan mukosa lambung ulkus
Glukokortikoid atrofi seluruh sel epitel

Penanganan
Diet
a. Jauhi makanan yang merangsang lambung
b. Pola makan yang teratur
.Pemberian bismut pepto bismol (525 mg) 4x/hari + metronidazol
250 mg 3x/hari selama 2 minggu
.Antasida
.H2 antagonis
a. Ranitidin 150 mg 2x/hari
b. Klimetidin 400 mg 2x/hari
c. Famotidin 20 mg 2x/hari
Hati hati diberikan pada trimester I kehamilan
.Antikolinergik
.Sedatif

Inflamatory Bowel Disease (IBD)


IBD menggambarkan penyakit Crohn
dan kolitis ulserativa.
Penyakit Crohn suatu penyakit yang
melibatkan usus besar, gejala : nyeri
abdominal, diare, anemia, BB , melena,
fistula/sepsis perianal.
Kolitis ulserativa penyakit kronik yang
melibatkan kolon dan rektum, gejala :
diare, aliran mukus & darah pada rektum.

Risiko Maternal :
Komplikasi malabsorbsi lemak, fatsoluble vitamin, vitamin B12, air dan
keseimbangan elektrolit.
Risiko Fetal :
Keguguran dan flares selama
kehamilan yang menyebabkan BBLR
& prematuritas.

Manajemen
Dapat diterapi dengan 5-aminosalisil acid (5ASA) & kortikosteroid yang diberikan secara
rektal, kemudian dilanjutkan PO jika terapi lokal
tidak adekuat.
Loperamid untuk mengatasi diare
Metronidazol mengatasi penyakit anal &
fistul
Disarankan meningkatkan asupan asam folat
dosis tinggi (5 mg/hari)

Kolestatis Obstetrik
Definisi : berkurangnya/terhentinya aliran
empedu.
Diagnosis :
Jaundice & air kemih yang berwarna gelap
akibat dari bilirubin yang berlebihan di dalam
kulit & air kemih.
Tinja terkadang tampak pucat kurangnya
bilirubin dalam usus.
Perdarahan
Uji yang dilakukan pengukuran kadar asam
empedu

Risiko Maternal :
Pruritus
Perdarahan pasca persalinan
Risiko Fetal :
Peningkatan prematuritas, fetal
distress, & kematian janin

Manajemen :
Terminasi kehamilan pada usia kehamilan 37 - 38
minggu
Dilakukan pemantauan janin dengan KTG selama
persalinan
Diberikan vitamin K 10 m/ hari atau UDCA
(Ursodeoksikolik acid) 500 mg/hari 2x/hari 2000
mg/hari pada perempuan dengan pruritus yang
sangat mengganggu
Deksametason 12 mg/hari selama 7 hari dengan
tappering off 3 hari setelahnya bila UDCA tidak
merespon

Acute Fatty Liver (AFL)


Definisi : kelainan kegagalan hati akut dengan
pengurangan kapasitas metabolik hati tanpa sebab lain.
Diagnosis :
Gejala klinik pruritus, sakit kepala, demam,
preeklampsia, penurunan kesadaran sampai koma
Px. Lab
Peningkatan transaminase serum
Hiperbilirubinemia
Hipoglikemia
Leukositosis neutrofil sampai 20.000 30.000
Hiperurikemia
Pemanjangan waktu protrombin

Risiko Maternal dan Fetal


Mortalitas maternal & fetal yang tinggi
Manajemen
Terminasi kehamilan manajemen utama
Persalinan pervaginam mengurangi resiko perdarahan
dibanding SC
Dilakukan pemasangan CVP sebelum terjadi
koagulopati
Px. KGD harus dilakukan setiap 2 jam
Waktu protrombin di cek setiap 6 jam
Follow up kesadaran dilakukan per jam

Follow Up & Rekurensi


Dilakukan pemeriksaan pada bayi
Dilakukan restriksi dalam dietnya
pada bayi

Apendisitis Akut
Definisi : suatu penyakit radang usus buntu
Diagnosis :
Gejala & Tanda Klinik
Anoreksia, mual, muntah, perut kembung
Demam
Nyeri perut kanan bawah
Nyeri tekan & nyeri lepas pada perut kanan bawah
Tanda Bryan timbul nyeri bila uterus digeser ke kanan
Tanda Alder untuk membedakan proses ekstra uterin
& intra uterin
Leukositosis

Penanganan :
Apendektomi
Pemberian antibiotika
Pemberian obat obatan
roboransia & obat penguat
kandungan (progesteron)

Diare Akut
Definisi : suatu keadaan dimana buang air
besar > 3x/hari dengan konsistensi tinja yang
cair & berlangsung selama 7 14 hari.
Etiologi :
Mikroorganisme, toksin, obat obatan, & psikis.
Diagnosis :
Gejala & Tanda Klinik
Nausea, muntah, nyeri perut
Demam
Diare > 3x dengan konsistensi cair

Laboratorium
Px. Bakteriologi tinja
Serologis : Widal (tifus), ELISA
(Giardia lamblia)
Penanganan
Rehidrasi cairan & penggantian
elektrolit yang hilang

Hemoroid (Wasir)
Hemoroid terlihat seperti bantalan jaringan dari varikosis
vena yang merupakan insufisiensi kronik vena yang terdapat di
daerah anus.
Klasifikasi :
Hemoroid interna pembengkakan terjadi dalam rektum
sehingga tidak bisa dilihat atau diraba. Hemoroid ini tidak
menimbulkan rasa sakit kecuali bila membesar & menonjol
keluar, dapat masuk sendiri atau didorong masuk.
Hemoroid eksterna menyerang anus sehingga
menimbulkan rasa sakit, perih dan gatal. Jika terdorong
keluar oleh tinja dapat mengakibatkan trombosis (warna biruungu)

Gejala
Perdarahan di daerah dubur
Setelah BAB ada sensasi rasa mengganjal
Gatal di daerah dubur
Penanganan
Hindari mengejan terlalu kuat saat BAB
Mengkonsumsi makanan kaya serat
Segera ke belakang jika niat BAB muncul, jangan
menunda nunda sebelum tinja menjadi keras
Kurangi konsumsi cabai & makanan pedas
Tidur cukup
Jangan duduk terlalu lama
Senam atau olahraga rutin

Konstipasi
Konstipasi ditandai dengan tinja yang
keras sehingga BAB jarang, sulit dan nyeri.
Etiologi :
Umumnya terjadi karena diet kurang serat
(fibres), kurang minum, kurang aktivitas
fisik & karena adanya perubahan ritme
atau frekuensi BAB.
Kehamilan
Obat - obatan

Penanganan :
Makan makanan yang berasal dari
sayur sayuran, buah buahan
segar serta gandum & sereal, banyak
minum serta olahraga.

You might also like