You are on page 1of 4

PPK: SINDROMA NEFROTIK

PENGERTIAN
Sindroma nefrotik merupakan salah satu gambaran klinik penyakit glomerular
yang ditandai dengan proteinuria masif , lebih dari 3,5 gram / 24 jam / 1,73 m2
disertai hipoalbuminemia , edema anasarka , hyperlipidemia , lipiduria , dan
hiperkoagulabilitas.
DIAGNOSIS
Anamnesis : Bengkak seluruh tubuh , air kencing keruh
Pemeriksaan fisik : Edema anasarka , asites
Laboratorium : Proteinuria masif (> 3,5 gram / 24 jam / 1,73 m2 , hyperlipidemia ,
hipoalbuminemia (< 3,5 gram / dl ) , lipiduria , hiperkoagulabilitas . Diagnosis
etiologi berdasarkan biopsy ginjal.
DIAGNOSIS BANDING
Edema dan asites akibat penyakit hati atau malnutrisi , diagnosis etiologi sindroma
nefrotik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisa , ureum , ,kreatinin , tes fungsi hati , profil lipd , darah tepi lengkap ,
elektrolit , gula darah , hemostasis , pemeriksaan imunologi , biopsy ginjal , protein
urin kuantatif .
TERAPI
Non Farmakologis :
Istirahat
Restriksi protein dengan diet protein 0,8 gram / kgBB ideal / hari + eksresi
protein dalam urin / 24 jam. Bila fungsi ginjal sudah menurun , diet protein
disesuaikan hingga 0,6 gram / kgBB ideal / hari + ekskresi protein dalam urin /
24 jam.
Diet rendah kolesterol < 600 mg / hari.
Berhenti merokok.
Diet rendah garam, restriksi cairan pada edema.
Farmakologis :
Pengobatan edema : diuretic loop ,
Pengobatan proteinuria dengan ACE inhibitor dan / atau AIIRA
Pengobatan dyslipidemia dengan golongan statin ,
Pengobatan hipertensi dengan target TD < 125 / 75 mmHG. ACE inhibitor dan
AIIRA sebagai obat pilihan utama.
Pengobatan kausal sesuai etiologi sinfroma nefrotik.
KOMPLIKASI
Penyakit Ginjal Kronik
PROGNOSIS
Tergantung jenis kelainan glomerular

WEWENANG
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
UNIT TERKAIT
-

GAGAL GINJAL AKUT /


GANGGUAN GINJAL AKUT ( GGA )
PENGERTIAN
Gagal ginjal akut / Gangguan ginjal akut adalah sindroma yang ditandai oleh
penurunan laju filtrasi glomerulus secara mendadak dan cepat ( dalam hitungan jam
minggu ) yang mengakibatkan terjadinya retensi produk sisa nitrogen seperti ureum
dan kreatinin. Peningkatan kreatinin serum 0,5 mg / dl dari nilai sebelumnya ,
penurunan creatinin clearance sampai 50% atau penurunan fungsi ginjal yang
mengakibatkan kebutuhan akan dialysis.
DIAGNOSIS
Terdapat kondisi yang dapat menyebabkan GGA :
1. Pre-renal ; Akibat hipoperfusi ginjal ( dehidrasi , perdarahan , penurunan curah
jantung , dan hipotensi oleh sebab lain ).
2. Renal : Akibat kerusakan akut Perenkim ginjal ( obat , zat kimia / toksin ,
iskhemi ginjal , penyakit glomerular ).
3. Post-renal : Akibat obstruksi akut traktus urinarius ( batu saluran kemih ,
hipertrofi prostat , keganasan ginekologis ).
Fase : Anuria ( produksi urin < 100 ml / 24 jam ), oliguria ( produksi urin <400 ml/ 24
jam ) poliuria ( produksi urin >3500 ml / 24 jam ).
DIAGNOSIS BANDING
Episode akut pada penyakit ginjal kronik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisa , ureum , kreatinin , darah tepi lengkap , elektrolit , gula darah , analisa gas
darah .
TERAPI
Asupan nutrisi :
o Kebutuhan kalori 30 Kal / kgBB ideal / hari pada GGA tanpa komplikasi ,
kebutuhan ditambah 15 20 % pada GGA berat ( dengan komplikasi /
stress ).
o Kebutuhan protein 0,6 0,8 gram / kgBB ideal / hari pada GGA tanpa
komplikasi , 1 1,5 gram / kgBB ideal / hari pada GGA berat ( dengan
komplikasi / stress ).
o Perbandingan karbohidrat dan lemak 70 : 30 .
o Suplementasi asam amino tidak dianjurkan.
Asupan cairan . Tentukan status hidrasi pasien , catat cairan yang masuk dan
keluar setiap hari , pengukuran berat badan setiap hari bila memungkinkan dan
pengukuran tekanan vena sentral bila ada fasilitas.
o Hipovolemia : Sesuai kebutuhan.
Bila akibat perdarahan diberikan tranfusi darah PRC dan cairan
isotonic , hematocrit di pertahan sekitar 30 %,
Bila akibat diare , muntah , atau asupan cairan yang kurang dapat
diberikan cairan kristaloid.
o Normovolemia : Cairan seimbang ( input = output )

o Hipervolemia : Restriksi cairan (input < outout )


o Fase anuria / oliguria : Cairan seimbang ; fase poliuria : 2/3 dari cairan
yang keluar.
Dalam insensible water loss yang normal, pasien membutuhkan 300
500 ml electrolyte free water perhari sebagai bagian dari total cairan yang
diperlukan.
o Koreksi gangguan asam bas ,
o Koreksi gangguan alektrolit :
Asupan kalium dibatasi < 50 mEq / hari. Hindari makanan yang
banyak mengandung kaliaum , obat yang mengganggu ekskresi
kalium , dan cairan / nutrisi parenteral yang mengandung kalium.
Bila terdapat hipokalisemia ringan diberikan koreksi mer oral 3 4
garam perhari dalam bentuk kalsium bikarbonat , bila sampai
timbul tetani , diberikan ca glukonas 10 % iv .
Bila terdapat hiperfosfatemia , diberikan obat pengikat fosfat
seperti aliminium hidroksida atau kalsium karbonat yang diminum
bersamaan dengan makan.
o Pemberian furosemide bersamaan dengan dopamine dapat membantu
pemeliharaan fase non oligyrik , tapi terapi harus dihentikan bila tidak
memberikan hasil yang diinginkan.
o Indikasi dialysis :
Oliguria
Anuria
Hiperkalemia ( >6,5 mEq / l )
Asidosis berat ( ph < 7,1 )
Azotemia ( ureum > 200 mg / dl )
Edema paru
Ensefalopati uremkum
Perikarditis uremik
Neuropati / miopati uremik
Disnatremia berat ( Na >160 atau < 115 mEq / l )
Hipertermia
Kelebihan obat yang dapat di dialysis ( keracunan )
KOMPLIKASI
Gangguan asam basa dan elektrolit , sindroma uremik , edema paru , dan infeksi.
PROGNOSIS
Dubia ad bonam
WEWENANG
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Tindakan Hemodialisis : Dokter Spesialis Penyakit Dalam dengan sertifikasi
hemodialysis
UNIT TERKAIT
Unit Hemodialisis , ICU

You might also like