You are on page 1of 4

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

A. Radiologi
Ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan derajat komplikasi ginjal.
Ultrasonografi ginjal digunakan untuk menentukan ukuran ginjal dan

adanya massa kista, obtruksi pada saluran perkemihan bagian atas.


Biopsi Ginjal dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel

jaringan untuk diagnosis histologis.


Endoskopi ginjal dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal.
EKG mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan

asam basa.
B. Foto Polos Abdomen
Menilai besar dan bentuk ginjal serta adakah batu atau obstruksi lain.
C. Pielografi Intravena
Menilai sistem pelviokalises dan ureter, beresiko terjadi penurunan faal ginjal
pada usia lanjut, diabetes melitus dan nefropati asam urat.
D. USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkin ginjal , anatomi sistem
pelviokalises,dan ureter proksimal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi
sistem pelviokalises danureter proksimal, kandung kemih dan prostat.
E. Renogram
Menilai fungsi ginjal kanan dan kiri , lokasi gangguan (vaskuler, parenkim)
serta sisa fungsi ginjal.
F. Pemeriksaan Radiologi Jantung
Mencari adanya kardiomegali, efusi perikarditis.
G. Pemeriksaan radiologi Tulang Mencari osteodistrofi (terutama pada
falangks /jari) kalsifikasi metatastikh.
H. Pemeriksaan radiologi Paru
Mencari uremik lung yang disebabkan karena bendungan.
I. Pemeriksaan Pielografi Retrograde
Dilakukan bila dicurigai adanya obstruksi yang reversible.
J. EKG
Untuk melihat kemungkinan adanya hipertrofi ventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis,aritmia karena gangguan elektrolit (hiperkalemia)
K. Biopsi Ginjal
dilakukan bila terdapat keraguan dalam diagnostik gagal ginjal kronis atau
perlu untuk mengetahui etiologinya.
L. Pemeriksaan laboratorium menunjang untuk diagnosis gagal ginjal
Laju endap darah
Urin
Volume : Biasanya kurang dari 400 ml/jam (oliguria atau urine tidak ada
(anuria).

Warna : Secara normal perubahan urine mungkin disebabkan oleh pus /


nanah, bakteri, lemak, partikel koloid,fosfat, sedimen kotor, warna kecok
latan menunjukkan adanya darah, miglobin, dan porfirin.
Berat Jenis : Kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukkan
kerusakanginjal berat).
Osmolalitas : Kurang dari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakan

tubular, amrasiourine / ureum sering 1:1.


Ureum dan Kreatinin
Kreatinin : Biasanya meningkat dalam proporsi. Kadar kreatinin 10
mg/dL diduga tahap akhir (mungkin rendah yaitu 5).
Hiponatremia
Hiperkalemia
Hipokalsemia dan hiperfosfatemia
Hipoalbuminemia dan hipokolesterolemia
Gula darah tinggi
Hipertrigliserida
Asidosis metabolik

Penatalaksanaan Medis
Tujuan utama penatalaksanaan pasien CKD adalah untuk mempertahankan
fungsi ginjal yang tersisa dan homeostasis tubuh selama mungkin serta mencegah
atau mengobati komplikasi (Smeltzer, 2001; Rubenstain dkk, 2007). Terapi
konservatif tidakdapat mengobati CKD namun dapat memperlambat progres dari
penyakit ini karena yang dibutuhkan adalah terapi penggantian ginjal baik dengan
dialisis atau transplantasi ginjal.
Lima sasaran dalam manajemen medis CKD meliputi :
1. Untuk memelihara fungsi renal dan menunda dialisis dengan cara mengontrol
proses penyakit melalui kontrol tekanan darah (diet, kontrol berat badan dan
obat-obatan) dan mengurangi intake protein (pembatasan protein, menjaga
intake protein sehari-hari dengan nilai biologik tinggi < 50 gr), dan
katabolisme (menyediakan kalorinonprotein yang adekuat untuk mencegah
atau mengurangi katabolisme).
2. Mengurangi manifestasi ekstra renal seperti pruritus, neurologik, perubahan
hematologi, penyakit kardiovaskuler;
3. Meningkatkan kimiawi tubuh melalui dialisis, obat-obatan dan diet;
4. Mempromosikan kualitas hidup pasien dan anggota keluarga (Black &
Hawks, 2005). Penatalaksanaan konservatif dihentikan bila pasien sudah

memerlukan dialisi tetapatau transplantasi. Pada tahap ini biasanya GFR


sekitar 5-10 ml/mnt. Dialisis juga diiperlukan bila :
Asidosis metabolik yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan
Hiperkalemia yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan
Overload cairan (edema paru)
Ensefalopati uremic, penurunan kesadaran
Efusi perikardial
Sindrom uremia ( mual, muntah, anoreksia, neuropati) yang
memburuk.

Menurut Sunarya, penatalaksanaan dari CKD berdasarkan derajat LFG nya, yaitu:

DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, S. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Suddarth. Volume 2 Edisi 8. Jakarta : EGC.

Brunner dan

Sudoyo. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Black, Joyce M.; Hawks, Jane Hokanson. (2005). Medical surgical nursing: Clinical
management for positive outcomes volume 2. (7th Ed). St. Louis: Elsevier
Saunders.

You might also like