You are on page 1of 2

BAB

ANALISIS KASUS
(ANAMNESIS)
Pada kasus ini, Seorang G3P2A0, 31 tahun, umur kehamilan 29+1 minggu datang
dengan keluhan perdarahan lewat jalan lahir. Beberapa hal dapat menyebabkan perdarahan
lewat jalan lahir. Bila umur kehamilan kurang dari 20 minggu maka dapat dipikirkan
kemungkinan abortus, namaun pada pasien ini dapat disingkirkan sebab umur kehamilan
sudah 29 minggu. Perdarahan lewat jalan lahir usia kehamilan lebih dari 20 minggu disertai
tanda-tanda inpartu dapat memungkinkan PPI, namun pada pasien belum ada tanda
persalinan, sehingga dipikirkan kemungkinan lain yaitu perdarahan antepartum.
Perdarahan antepartum adalah perdarahan jalan lahir pada kehamilan 22 minggu atau
lebih. Sedangkan WHO memberikan batasan 29 minggu kehamilan atau lebih. Penyebab
utama perdarahan antepartum yaitu plasenta previa, solusio plasenta dan vasa previa;
penyebab lainnya biasanya berasal dari lesi lokal pada vagina/servik. Pada pasien ini, hasil
anamnesis menunjukkan adanya perdarahan lewat jalan lahir, berwarna merah segar, tanpa
rasa nyeri, tanpa sebab, dan tidak menetap. Gejala tersebut lebih mengarah ke plasenta
previa, sebab pada solusio plasenta darah yang dikeluarkan cenderung berwarna kehitaman
dan terdapat nyeri hebat. Diagnosis diperkuat dengan hasil pemeriksaan USG menunjukkan
gambaran plasenta insersi pada SBR dan menutupi OUI, sehingga diagnosis plasenta previa
previa totalis dapat ditegakkan.
(PF)
Hasil palpasi abdomen dan pemeriksaan USG menunjukkan janin letak lintang (kepala di
kanan, punggung di atas). Sebab terpenting terjadinya letak lintang ialah multiparitas,
kehamilan prematur, hidramnion, kehamilan kembar, kelainan bentuk rahim, plasenta previa,
dan sebab lain yang menyebabkan bagian terbawah janin tidak dapat masuk panggul. Pada
pasien ini terdapat faktor risiko berupa multiparitas, kehamilan prematur, dan plasenta previa.
Pada kasus ini, tidak dilakukan pemeriksaan VT, karena pemeriksaan VT dapat menambah
jumlah perdarahan dan kemungkinan infeksi.

Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak sejak setahun yang lalu dengan tekanan darah
sewaktu masuk RS 210/120. Pada pemeriksaan lab protein kualitatif menunjukkan hasil
negatif, sehingga diagnosis PEB dapat disingkirkan.
(terapi)
Terapi. Mondok HCU, konservatif pertahankan kehamilan, jika perdarahan banyak/dp usul
SCTP-em, usul injeksi MgSO4 inisial dose 20% 4 gram dilanjutkan 1 gr/ jam/24jam.
Pemberian injeksi dexamethasone dimaksudkan untuk maturasi paru janin.
Pada pasien didapatkan tekanan darah 200/110, sehingga diberikan nifedipine 10 mg. Cara
kerja nifedipine ialah antagonis ion kalsium, dipilih sebagai terapi hipertensi pada ibu hamil
bila > 160/110, namun tidak untuk penggunaan jangka panjang, sehingga harus
dikombinasi dgn metyldopa
Metyl dopa ????
Pasien dimondokkan di rumah sakit sampai berat anak 2500 gram atau
kehamilan sudah sampai 37 minggu. Hal ini dilakukan atas pertimbangan :
-

Keadaan ibu dan anak masih baik

Perdarahan tidak begitu banyak

Untuk menurunkan kematian bayi karena prematuritas

You might also like