You are on page 1of 33

Cara baca Roentgen

1. Mari Membaca Rontgen


(http://fajarini.wordpress.com/2010/10/13/mari-membaca-rontgen/)
diunduh: 10 Juni 2014
Rontgen sebagai suatu sarana diagnostik penting untuk kita ketahui, terutama bagi praktisi
kesehatan layaknya seorang dokter. Saya jujur saja juga seringkali mengalami kesulitan saat
menemui rontgen-rontgen yang hitam putih itu, kebanyakan gambarnya sama dan miripmirip. Alhasil yang saya lakukan hanyalah menebak-menebak sambil bingung sendiri (gak
pake garuk-garuk kepala ya^^). saya kan juga masih belajar itu tuh alasannya. heheee
Tapi, mau tidak mau yah kita mesti berusaha untuk manjadi familiar dengan si mr. rontgen
ini, harus bisa githu meski dikit-dikit aja.. Nah, oleh karena disebabkan oleh itulah, saya
berusaha menyusun cara sistematik buat membaca rontgen, ringkasnya gini..
PERTAMA
Sebelum lebih jauh membaca dan mentelaah suatu foto rontgen, kita harus memastikan
terlebih dahulu kelengkapan IDENTITAS foto rontgennya. Nama, umur, jenis kelamin,
nomor foto, tanggal foto dan klinisnya. Harus dipastikan supaya tidak tertukar. Setelah
lengkap dan jelas barulah kita memusingkan kepala kita dengan menerawang lalu
membacanya. okeh !
KEDUA
tapi.. sebelum kita baca (lagi-lagi) pastikan dulu, foto tersebut LAYAK BACA atau
tidak. Beberapa foto dengan kualitas yang tidak baik sebaiknya tidak kita baca untuk
menghindari misinterpretasi. Seperti misalnya, foto yang terlalu keras, yang terpotong,
posisinya tidak baik, inspirasi kurang (inspirasi cukup jika costa 6 memotong hemidiafragma
di tengah) dll. Untuk menghindari kesalahan pembacaan, kita bisa minta ulang fotonya.
KETIGA
Mari Membaca. Untuk tulisan ini, kita fokuskan pada foto rontgen thorak saja
Tentukan posisi foto terlebih dahulu. Yang penting pada foto thorak adalah apakah posisi
pengambilan foto adalah AnteroPosterior (AP) atau PosteroAnterior (PA). Karena posisi foto
akan sangat mempengaruhi pembacaannya. Foto AP berarti sinar X berasal dari bagian depan
tubuh dan film berada di belakang. Sementara foto PA berarti sinar X ada di belakang dan
film berada di bagian depan tubuh. Hal ini penting, karena semakin jauh letak organ dari film
maka gambaran foto yang didapat akan termagnifikasi (diperbesar) sehingga tidak sesuai
dengan keadaan sebenarnya. So yang lebih mendekati keadaan organ yang sebenarnya
adalah foto PA (jika kita menilai jantung dan paru, karena lebih dekat ke film).
Nah, bagaimana membedakan foto AP atau PA?

Pada foto AP clavicula akan tampak mendatar, scapula berada di dalam lapangan paru, dan
yang tampak depan adalah costae anterior. Sedangkan pada foto PA yang tampak depan
adalah costae posterior, clavicula menjungkit, dan scapula berada di luar lapangan paru.
Selanjutnya.
KEEMPAT
Untuk membaca foto rontgen prinsipnya adalah membandingkan keadaan kiri dan kanan, jadi
jika kita melihat suatu keadaan di bagian kanan maka bandingkan dengan bagian kirinya.
Selanjutnya untuk pembacaan dapat dilakukan dari dalam ke luar atau dari luar ke dalam
(saya sih lebih suka dari luar ke dalam ><). Tulisan ini dari pembacaan dibuat luar ke
dalam yah,,,
Pertama perhatikan soft tissuenya terlebih dahulu, apakah terdapat soft tissue swelling atau
tidak. Soft tissue swelling bisa terjadi misalnya pada trauma, tumor, dll.
Kemudian nilai tulang-tulang, intak atau tidak. Apakah ada kelainan, fraktur, destruksi, dan
lainnya. Fraktur bisa kita lihat dari putusnya kontinuitas jaringan tulang. Dari gambaran
rontgen ini dapat pula kita nilai jenis frakturnya. Destruksi bisa terjadi misal akibat metastasis
tumor ganas ke tulang sehingga tulang menjadi tidak utuh bahkan bisa hilang. Gambaran
metastasis yang ada dapat berupa gambaran radiolusen (hitam) atau radioopaque (putih) yang
abnormal pada gambaran tulang. Kelainan, misalnya lordosis, kifosis, atau scoliosis pada
vertebrae yang juga bisa kita nilai lewat foto rontgen.
Mediastinum dinilai normal atau tidak, apakah terdapat pembesaran atau tidak. Misal, adanya
tumor pada mediastinum akan menampakkan gambaran mediastinum yang melebar atau
tampak adanya massa pada mediastinum. Trakea juga dapat kita nilai. Trakea yang normalnya
berada di tengah, bisa mengalami pergeseran akibat desakan atau proses-proses lain.
Pleura, bagaimana sudut costofrenikusnya, lancip atau tumpul, normalnya lancip. Sudut
costofrenikus yang tumpul dapat menandakan suatu efusi pleura. Bisa juga berupa suatu
perselubungan atau massa yang belum bisa ditentukan. Sehingga untuk lebih jelasnya kita
bisa melihat foto lateralnya. Jelasnya, lokasi sudut costofrenikus lihat di gambar di bawah
ini,,,

Sketsa Thorak Normal

Kemudian nilai juga parenkim paru, keadaan hilus, corakan bronkovaskuler, dan apakah
terdapat lesi atau tidak. Hilus merupakan tempat keluar masuknya arteri dan vena pulmonalis,
bronkus, dan juga saluran limfe. Normalnya diameter hilus sama dengan diameter trakea.
Pada foto rontgen, hilus memberikan gambaran yang padat. Untuk corakan bronkovaskuler,
normalnya hanya terdapat pada 1/3 lapangan paru dari central pada dewasa, sedangkan pada
anak hanya 1/4 dari lapangan paru. Corakan bronkovaskuler yang meningkat dapat menjadi
suatu tanda suatu proses perandangan paru misalnya pada bronkitis, pneumonia, dll.
Kemudian lesi pada parenkim paru. Terdapat banyak gambaran lesi yang mungkin terjadi.
Misal pada Tuberkulosis (TB) bisa terdapat gambaran infiltrat, fibrotik, kavitas, dan lain-lain.
Proses TB aktif ditandai dengan adanya lesi kavitas atau infiltat. Sementara bekas TB lama
atau yang sudah tidak aktif lagi bisa tampak gambaran fibrotik berupa garis-garis
radioopaque dengan batas yang tegas. Bisa juga tampak gambaran metastasis pada parenkim
paru dengan adanya bentukan-bentukan lesi yang noduler, milier, koin, cannon ball, dll
(masalah lesi pada parenkim paru buanyakkk sangat,,, lengkapnya silahkan browsing lebih
lanjut, okeh ! )
Selanjutnya jantung, nilai besar dan ukurannya, normal atau tidak. Ukuran bisa kita nilai
dengan menghitung CTR (Cardio Thoracic Ratio), normalnya pada orang dewasa adalah
48%-50%, sedangkan pada anak-anak sebesar 52%-53%. Cara menghitungnya adalah a + b :
c. Jelasnya lihat gambar

CTR

Selanjtnya, diafragma, apakah terdapat elevasi, bagaimana bentuknya, dan permukaannya


licin atau tidak. Diaframga letak tinggi misalnya bisa disebabkan oleh desakan massa dari
bawah, paralisis m. diafragmatika atau lumpuhnya n. phrenicus

Membedakan Foto AP dan Foto PA Episode Satu


(http://dokterchandrajaya.blogspot.com/) Diunduh: 10 Juni 2014

Untuk memenuhi dahaga ilmu pengetahuan para koas yang ukurannya tak
terhingga(sangking kecilnya), maka dihalaman yang sederhana ini akan disajikan
se-upil penjelasan untuk membedakan foto PA dan AP. Lets cekidot

Foto PA
1.Foto PA itu artinya sumber sinar berada di posterior pasien, Artinya sinar
ditembakkan dari posterior . film justru berada di anterior. (gw yakin koas pada
ngerti..)
2. Posisinya pun beda mas/mbak koas. Begini; Pasien di minta tolak pinggang
dan siku di arahkan ke anterior (ginciiil...)
3. Tau gak? Yang jadi sentrasi sinar adalah Vertebra thorakal 6-7 (pasti gak tau...:
(
4. Inspirasi dilakukan secara maksimal saat di foto dan tahan nafas....

Nah, kalo yang AP


1. Foto AP itu artinya sumber sinar berada dari anterior pasien, Artinya sinar
ditembakkan dari anterior . film justru berada di posterior (reverse..)
2. Posisinya umumnya supine (berbaring), film dibawah punggung (posterior)
3. Kesamaannya yakni sentrasi sinar adalah Vertebra thorakal 6-7
4. Kesamaan selanjutnya adalah Inspirasi dilakukan secara maksimal saat di foto
dan tahan nafas....

Lazimnya foto thorax itu PA, tetapi pada beberapa kondisi yang tidak
memungkinkan pasiennya berdiri (erect, sejenis ereksi), pasien bayi, pasien
anak kecil ya di AP-kan..

Sepatah dua patah kata pendahuluan buat Foto polos thorax


Bagi koas-koas yang akan belajar foto polos thorax, yah kalian itu pertama wajib
mengetahui anatomi laaah. Mana yang namanya tulang rusuk, mana yang
namanya jantung, mana yang namanya paru-paru (hahaha...) sampai detil-detil
terkecil (gak kecil-kecil banget siih #pengalaman)...Ini saya berikan sedikit modal
contoh foto polos thorax yang paling sederhana. Saya berikan yang sederhana
karena saya yakin contoh foto yang kompleks biasanya sudah dikuasai para
koas(preeet)....

Inget ya koas....Ini modal pengting kalian dalam mengarungi dunia per-thorax-an


yang penuh ambigu dan lika-liku. Bermodal 1 foto diatas saja untuk mengarungi
dunia thorax jelas sangat riskan dan tidak fair rasanya...Keluarkanlah buku-buku
dan bukalah buku radiologi yang biasa kalian gunakan untuk bantal tidur..Kalau
gak punya, ya browsinglaah...gitu aja kok reppot....

Membedakan FOTO AP (Anteroposterior) dan PA (Posteroanterior) pada


foto thorax
Sebagai mahasiswa koas radiologi yang berdedikasi tinggi (preeeet), kalian wajib
bisa membedakan apakah foto thorax tersebut merupakan foto AP atau foto PA.
Membedakannya itu looh, ya ampuun, gampang-gampang susah. Bagi koas
baru, foto AP dan PA itu tampak seperti kembar identik, identik bangetngetnget
malah... tapi bagi konsulen jelas bedanya....(saran;jadilahh konsulen,hehehe..)
Foto thorax pada penampang PA:
1. Skapula tidak menutupi lapangan paru
2. Clavicula mendatar
3. Jantung besarnya mendekati normal
4. Diafragma letak normal ( V.Thorakal 8-10)
5. Costae belakang yang terlihat
6. Corakan bronkovaskuler normal

Membedakan FOTO AP (Anteroposterior) dan PA (Posteroanterior) pada


foto thorax
(http://dokterchandrajaya.blogspot.com/2013/04/membedakan-foto-apanteroposterior-dan.html) diunduh: 10 Juni 2014
Sebagai mahasiswa koas radiologi yang berdedikasi tinggi (preeeet), kalian wajib
bisa membedakan apakah foto thorax tersebut merupakan foto AP atau foto PA.
Membedakannya itu looh, ya ampuun, gampang-gampang susah. Bagi koas
baru, foto AP dan PA itu tampak seperti kembar identik, identik bangetngetnget
malah... tapi bagi konsulen jelas bedanya....(saran;jadilahh konsulen,hehehe..)
Foto thorax pada penampang PA:
1. Skapula tidak menutupi lapangan paru
2. Clavicula mendatar
3. Jantung besarnya mendekati normal
4. Diafragma letak normal ( V.Thorakal 8-10)
5. Costae belakang yang terlihat
6. Corakan bronkovaskuler normal

Pada foto AP (TEORINYA)


1. Skapula menutupi lapangan paru
2. Clavicula berbentuk huruf V
3. Jantung termagnifikasi (membesar gitu looh)
4.

Diafragma
letak
tinggi
(hayoooo,
apa
ini..
Diafragma
normal
itu
terletak
di
V.Thorakal
8-10,
kalo
lebih
kecil
dari
8
namanya
letak
tinggi,
kalo
lebih
dari
10
namanya
letak
rendah)
5.
Corakan
bronkovaskuler
lebih
meningkat
6. Costa depan yang terlihat

NB!!!!!
*PRAKTEK
*Tulisan

BEDA
AMA
TEORI
diatas:
TEORI,
Gambar
Rontgen:
PRAKTEK,
Beda
gaaak?
Beda
banggeeeeeet...
*eh,perhatiin scapula ama klavikula aja ya, sebgai dasar menegakkan foto AP
khusus
kasus
ini.
Gw susah nyari fotonya. Untuk mengetahui apa itu jantung Lebih Termagnifikasi,
corakan bronko lebih terlihat, itu Butuh waktu dan butuh pembanding(gw
malesles nyari gambaran lain yg bertaburan di laptop gw). Pokoknya itu
perwakilan
gambaran
AP
laah
diatas..
Ptokannya
dari
scapula
ama
klavikulanya
ya...
Gambar jantungnya juga gak jelas untuk koas baru (maaf ya) dan gaak bener itu
gambarnya jantung krn terkesan terdorong ke dextra, seharusnya ke sinistra
nonjolnya..Itu krn ada hidropneumotorax di sinistra,tuh ada pipa wsd juga di
lobus inferior sinistra. Pokoknya lagi gambar diatas adalah AP..Gak boleh protest!
Kalo
protes
gw
laporin
konsulen
gw...
Itulah cara kita membedakan mana sih foto PA dan AP. Tapi kenyataannya gak
semudah itu mas/mbak koas untuk membedakan PA dan AP..Impian
membedakan PA dan AP tidak semudah kenyataannya membedakan kedua foto
tersebut. Kadang-kadang udah jelas Clavicula V eh tauk-tauknya dengan
semena-mena tertulis di status pasien foto PA. Nanti seiring waktu, teman-teman
bisa membedakan nya. Teori-teori diatas kayak gak berguna ketika liat foto
beneran kalo jam terbang teman-teman masih rendah. Jam terbang teman-

teman itu yang nanti bisa membedakannya ketika melihat foto. Ada kunci khusus
yang tercantum di gambar yg diletakkan oleh radiografer supaya tidak salah
dibaca konsulen yang mana teori-teori diatas digunakan untuk MEMASTIKAN
saja...Seiring latihan koas yang gigih dan terus menerus serta waktu yang terus
berputar, teman2 nanti bisa menemukan the truly keys. (mungkin hal ini akan
berbeda di setiap sentra RS).

Pada foto AP (TEORINYA)


1. Skapula menutupi lapangan paru
2. Clavicula berbentuk huruf V
3. Jantung termagnifikasi (membesar gitu looh)
4.

Diafragma
letak
tinggi
(hayoooo,
apa
ini..
Diafragma
normal
itu
terletak
di
V.Thorakal
8-10,
kalo
lebih
kecil
dari
8
namanya
letak
tinggi,
kalo
lebih
dari
10
namanya
letak
rendah)
5.
Corakan
bronkovaskuler
lebih
meningkat
6. Costa depan yang terlihat

NB!!!!!
*PRAKTEK
*Tulisan

BEDA
AMA
TEORI
diatas:
TEORI,
Gambar
Rontgen:
PRAKTEK,
Beda
gaaak?
Beda
banggeeeeeet...
*eh,perhatiin scapula ama klavikula aja ya, sebgai dasar menegakkan foto AP
khusus
kasus
ini.
Gw susah nyari fotonya. Untuk mengetahui apa itu jantung Lebih Termagnifikasi,
corakan bronko lebih terlihat, itu Butuh waktu dan butuh pembanding(gw
malesles nyari gambaran lain yg bertaburan di laptop gw). Pokoknya itu
perwakilan
gambaran
AP
laah
diatas..
Ptokannya
dari
scapula
ama
klavikulanya
ya...
Gambar jantungnya juga gak jelas untuk koas baru (maaf ya) dan gaak bener itu
gambarnya jantung krn terkesan terdorong ke dextra, seharusnya ke sinistra
nonjolnya..Itu krn ada hidropneumotorax di sinistra,tuh ada pipa wsd juga di
lobus inferior sinistra. Pokoknya lagi gambar diatas adalah AP..Gak boleh protest!
Kalo
protes
gw
laporin
konsulen
gw...
Itulah cara kita membedakan mana sih foto PA dan AP. Tapi kenyataannya gak
semudah itu mas/mbak koas untuk membedakan PA dan AP..Impian
membedakan PA dan AP tidak semudah kenyataannya membedakan kedua foto
tersebut. Kadang-kadang udah jelas Clavicula V eh tauk-tauknya dengan
semena-mena tertulis di status pasien foto PA. Nanti seiring waktu, teman-teman
bisa membedakan nya. Teori-teori diatas kayak gak berguna ketika liat foto
beneran kalo jam terbang teman-teman masih rendah. Jam terbang temanteman itu yang nanti bisa membedakannya ketika melihat foto. Ada kunci khusus
yang tercantum di gambar yg diletakkan oleh radiografer supaya tidak salah
dibaca konsulen yang mana teori-teori diatas digunakan untuk MEMASTIKAN
saja...Seiring latihan koas yang gigih dan terus menerus serta waktu yang terus
berputar, teman2 nanti bisa menemukan the truly keys. (mungkin hal ini akan
berbeda di setiap sentra RS).

RADIOLOGI / FOTO THORAX


(http://prodia.co.id/pemeriksaan-penunjang/radiologi-foto-thorax) diunduh : 10 Juni 2014

Foto thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR) adalah


suatu proyeksi radiografi dari thorax untuk mendiagnosis kondisi-kondisi yang
mempengaruhi thorax, isi dan struktur-struktur di dekatnya. Foto thorax menggunakan radiasi
terionisasi dalam bentuk x-ray. Dosis radiasi yang digunakan pada orang dewasa untuk
membentuk radiografi adalah sekitar 0.06 mSv.
Foto thorax digunakan untuk mendiagnosis banyak kondisi yang melibatkan dinding thorax,
tulang thorax dan struktur yang berada di dalam kavitas thorax termasuk paru-paru, jantung
dan saluran-saluran yang besar. Pneumonia dan gagal jantung kongestif sering terdiagnosis
oleh foto thorax. CXR sering digunakan untuk skrining penyakit paru yang terkait dengan
pekerjaan di industri-industri seperti pertambangan dimana para pekerja terpapar oleh debu.
Secara umum kegunaan Foto thorax/CXR adalah :
untuk melihat abnormalitas congenital (jantung, vaskuler)
untuk melihat adanya trauma (pneumothorax, haemothorax)
untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculosis/TB)
untuk memeriksa keadaan jantung
untuk memeriksa keadaan paru-paru
Pada beberapa kondisi, CXR baik untuk skrining tetapi buruk untuk diagnosis. Pada saat
adanya dugaan kelainan berdasarkan CXR, pemeriksaan imaging thorax tambahan dapat
dilakukan untuk mendiagnosis kondisi secara pasti atau mendapatkan bukti-bukti yang
mengarah pada diagnosis yang diperoleh dari CXR.
Gambaran yang berbeda dari thorax dapat diperoleh dengan merubah orientasi relatif tubuh
dan arah pancaran X-ray. Gambaran yang paling umum adalah posteroanterior (PA),
anteroposterior (AP) dan lateral.
1. Posteroanterior (PA)

Pada PA, sumber X-ray diposisikan sehingga X-ray masuk melalui posterior (back) dari
thorax dan keluar dari anterior (front) dimana X-ray tersebut terdeteksi. Untuk mendapatkan
gambaran ini, individu berdiri menghadap permukaan datar yang merupakan detektor X-ray.
Sumber radiasi diposisikan di belakang pasien pada jarak yang standard, dan pancaran X-ray
ditransmisikan ke pasien.
2. Anteroposterior (AP)
Pada AP posisi sumber X-ray dan detector berkebalikan dengan PA. AP chest X-ray lebih
sulit diinterpretasi dibandingkan dengan PA dan oleh karena itu digunakan pada situasi
dimana sulit untuk pasien mendapatkan normal chest x-ray seperti pada pasien yang tidak
bisa bangun dari tempat tidur. Pada situasi seperti ini, mobile X-ray digunakan untuk
mendapatkan CXR berbaring (supine film). Sebagai hasilnya kebanyakan supine film
adalah juga AP.
3. Lateral
Gambaran lateral didapatkan dengan cara yang sama dengan PA namun pada lateral pasien
berdiri dengan kedua lengan naik dan sisi kiri dari thorax ditekan ke permukaan datar (flat).
Abnormalitas atau kelainan gambaran yang biasa terlihat dari CXR adalah :
1. Nodule (daerah buram yang khas pada paru)
Biasanya disebabkan oleh neoplasma benign/malignan, granuloma (tuberculosis), infeksi
(pneumoniae), vascular infarct, varix, wegeners granulomatosis, rheumatoid arthritis.
Kecepatan pertumbuhan, kalsifikasi, bentuk dan tempat nodul bisa membantu dalam
diagnosis. Nodul juga dapat multiple.
2. Kavitas
Yaitu struktur lubang berdinding di dalam paru. Biasanya disebabkan oleh kanker, emboli
paru, infeksi Staphyllococcus. aureus, tuberculosis, Klebsiella pneumoniae, bakteri anaerob
dan jamur, dan wegeners granulomatosis.
3. Abnormalitas pleura.
Pleural adalah cairan yang berada diantara paru dan dinding thorax. Efusi pleura dapat terjadi
pada kanker, sarcoid, connective tissue diseases dan lymphangioleiomyomatosis.
Walaupun CXR ini merupakan metode yang murah dan relatif aman namun ada beberapa
kondisi thorax yang serius yang mungkin memberikan hasil CXR normal misalnya pada
pasien infark miokard akut yang dapat memberikan gambaran CXR yang normal.

Radiologi : Efusi Pleura


http://catatansangdokterahli.blogspot.com/2013/06/radiolo
gi-efusi-pleura.html dIunduh 10 Juni 2014

Dalam keadaan normal, lapisan pleura baik pleura arietal maupun pleura visceral tidak
terlihat secara radiologis. Suatu bayangan pleura yang normal mungkin dapat terlihat kadangkadang, sebagai garis yang halus yang berbentuk "curve" di apex dari paru-paru, ini mungkin
sebagai bayangan gabungan dari pleura apical dengan arteri subclavia.
Pada foto PA dengan penderita berdiri tegak, maka cairan dalam pleura dengan jumlah 100200 cc dapat tersembunyi dibelakang diphragma atau sebagai encysted effusion yang
tersenbunyi di belakang jantung. POSTERIOR MEDIASTINAL PLEURAL REFLECTION
dapat terlihat sebagai garis tebal yang menjulang dari hilus ke diphragma, persis disebelah
lateral dari columna vertebralis, lebih sering terlihat pada sisi yang kiri daripada yang kanan.
Pleural effusion adalah kelainan dimana terdapat cairan (effusion) di dalam cavum pleura.
Effusio di dalam cavum pleura ini dapat :
- Berupa cairan bebas yang generalized
- Setempat (circumscribed) dan encapsulated (terbungkus kapsul)
Effusion di dalam cavum pleura ini bisa :
- Unilateral

- Bilateral

Efusi Pleura Masif Unilateral Paru Kiri Pada Tuberculosis


Penyebab efusi pleura :
1. Tuberculosis
2. Peradangan non teuberculosis
3. Idiopatik
4. Hydrothorax / chylothorax
Efusi pleura berdasarkan jumlah cairan yang ada dapat dibagi 3 yaitu :
1. Ringan
2. Sedang
3. Berat/massive
Gambaran Radiologik :
1. Pada keadaan dini dimana cairan yang ada di dalam cavum pleura masih kurang dari 200
cc, maka pada foto tegak dengan posisi PA belum terlihat bayangan cairan secara radiologis,
karena terletak di belakang difragma. Kadang-kadang hanya terlihat sebagai sinus yang
tumpul. Tetapi, pada foto dengan posisi lateral.
2. Bila cairan sudah banyak (lebih dari 300 cc), akan terlihat gambaran radiologis yang
klasik, berupa :
a. Perselubungan padat dengan sinus yang tertutup.
b. Permukaan atas cairan yang berbentuk concave
c. Bila cairan cukup banyak akan mendorong jantung, mediastinum atau trachea ke sisi yang
lain.
Catatan :

- Bayangan pleural effusion akan menipis/mengecil pada inspirasi.


- Pada posisi lateral decubitus, cairan akan bergerak ke daerah paling rendah.
- Jumlah cairan minimal yang dapat dideteksi (baru dapat dilihat secara radiologik :
Berdiri : 300 cc
Lateral Decubitus : 100 cc
Kadang-kadang gambaran radiologiknya tidak klasik, ini misalnya terjadi :
1. Bila effusion terbatas disebelah basal oleh karena perlengketan-perlengketan, seperti pada
DIAPHRAGMA EFFUSION.
2. Bila ada atelektasis dari lobus yang bersangkutan, dalam hal ini akan terjadi retraksi.
Misalnya yang banyak yang terjadi pada kasus-kasus dengan carcinoma bronchus.
3. Selama rearbsorbsi dari cairan. Tetapi ini dapat kembali pada bentuk yang klasik.
Pada keadaan-keadaan tersebut diatas, permukaan cairan tidak concave, tetapi permukaan ini
bisa :
- Convex
- Lengkung dari medial bawah ke lateral atas, dan melengkung lagi ke bawah pada bagian
perifer.
- Dapat pula melengkung dari medial atas ke lateral bawah.
Differential Diagnosis efusi pleura sedang :
1. Tumor paru
2. Pneumonia
3. Atelektasis
4. Penebalan pleura.

Radiologi : Penumothorax
(http://catatansangdokterahli.blogspot.com/2013/06/radiologipenumothorax.html)
Diunduh 10 Juni 2014

Hiperluscent paru kanan, corakan vaskuler menghilang, penarikan trachea ke


kanan

Pneumothorax adalah suatu keadaan dimana udara terkumpul di dalam cavum


pleura sehingga memisahkan pleura visceral dari pleura parietal.

Pneumothorax dapat kita bedakan atas :

- Pneumothorax yang local


- Pneumothorax yang generalized

Bisa terdapat bersama-sama dengan cairan bebas, darah, atau adhesive fibrous
bands.

- Pneumothorax yang spontan.


- Pneumothorax yang traumatic.

- Pneumothorax yang artificial (yang sengaja dibuat) misalnya untuk tujuan


diagnostik dan teapi pada penyakit kanker payudara.

Gambaran Radiologis Foto Thorax :

1. Tampak bayangan HYPERLUSCENT baik bersifat local maupun general.


2. Pada gambaran hyperluscent ini tidak tampak jaringan paru (avaskuler)
3. Bila pneumothoraxnya hebat sekali, dapat menyebabkan terjadinya collapse
dari paru-paru disekitarnya, sehingga jaringan paru-paru yang terdesak ini lebih
padat dengan densitas seperti bayangan tumor.
4. Biasanya arah kolaps ke medial.
5. Bila hebat sekali dapat menyebabkan pendorongan pada jantung, misalnya
pada ventil pneumothorax atau apa yang kita kenal sebagai tension
pneumothorax.
6. Juga mediastinum dan trachea dapat terdorong ke sisi yang berlawanan.

Thursday, October 27, 2011


Membaca Foto Toraks (X-Ray)
(http://utamiip.blogspot.com/2011/10/membaca-foto-toraks-x-ray.html) diunduh
10 Juni 2014

Source: http://typo.zib.de/vis-long_projects/x-ray-3d/x-ray-3d.html
Foto Toraks PA (kiri) dan Lateral (kanan)
Syarat foto normal (kelayakan foto):
1. Identitas foto dan marker kiri/kanan ada
2. Kualitas foto baik
3. Simetris
4. Semua bagian terlihat
5. Tidak ada artefak
6. Tidak goyang (inspirasi maksimal dan tahan napas)
7. Waktu pemotretan singkat

Modified from: http://motherhealth.info/2011/03/normal-chest-xray-criteria.html


Langkah-langkah membaca foto toraks:
1. Identitas foto dan marker
2. Baca klinis
3. Kualitas foto, dapat dilihat dari:
- kV (tegangan)
kV dikatakan cukup jika corpus vertebra yang terlihat adalah dari T1-T3.
Di bawah itu, corpus semakin tidak terlihat.
- mAs (kuat arus)
dikatakan cukup jika saat meletakkan jari di balik foto yang berwarna hitam, jari
masih terlihat.
4. Baca foto:
a. Simetris/Tidak simetris
Tarik garis khayal sepanjang processus spinosus toraks kemudian tarik garis ke
ujung medial clavicula. Bila sama antara yang kiri dan kanan, dikatakan simetris.
Jika asimetris, akan sulit untuk menilai pembesaran jantung.
b. Cek inspirasi maksimal
Minimal terlihat intercostal space 5 maksimum terdapat pada puncak diafragma
c. Trakea
Harus terlihat dan harus di tengah (berwarna lusen [hitam] berisi udara)
Lihat apakah ada pendorongan atau tidak
d. Jantung

Lihat besar, bentuk, posisi jantung. Apakah ada pembesaran atau tidak.
Hitung cardiothoracic jantung untuk melihat adanya pembesaran.
Caranya:

Source: http://www.indmedica.com/journals.php?
journalid=12&issueid=141&articleid=1872&action=article
Cardiothoracic ratio (CTR) = (CR + CL)/TD x 100%
Normal jika <50%
Jika > 50%, jantung membesar.
Ekspertise (laporan penemuan): Cor tidak membesar.
e. Baca sinuses
Sinus costophrenicus normalnya bersudut tajam.
Dapat tumpul pada kelainan seperti pada efusi pleura, emfisema.
Sinus cardiophrenicus normalnya tajam (terlihat pada foto lateral)
f. Baca diafragma
Normalnya yang kanan lebih tinggi dari yang kiri. (Perbedaan tinggi normal: 22.5 cm)
Jika bedanya >3cm: abnormal.
Letak diafrgma meninggi ini dapat ditemukan misalnya pada hepatomegali,
asites.
Ekspertise sinuses dan diafragma: Sinuses dan diafragma normal.
g. Baca pulmo
Hillus (tempat keluar masuknya pembuluh darah bronkus dan pembuluh
limfatik) normalnya yang kiri lebih tinggi dari kanan (beda 1 kosta). Biasanya 0.61.5 cm.
Corakan bronkovaskular normalnya terlihat pada:
Kanan: </= 2/3 medial paru (tarik 2 garis khayal vertikal yang membagi paru
menjadi 3)
Kiri: </= 1/3 medial paru.
Corak dapat bertambah atau tidak tampak jika ada kelainan.
Lihat apakah ada bercak atau penampakan abnormal lainnya. Jika terdapat di

parenkim, sebutkan lokasinya di lapang paru sebelah mana. Jika terdapat di


pleura, sebutkan lokasi di hemitoraks sebelah mana.
Lapang paru terbagi atas:
1) Apeks
dari puncak paru sampai batas atas klavikula
2) Lapang atas
dari batas bawah klavikula sampai dengan batas atas costae II anterior
3) Lapang tengah
dari batas bawah costae II anterior sampai dengan batas atas costae IV anterior
4) Lapang bawah
dari batas bawah costae IV anterior sampai dengan batas atas diafragma
h. Skeletal
Apakah ada fraktur atau dislokasi
i. Soft tissue (jaringan lunak)
Contoh ekspertise foto toraks normal:
- Cor tidak membesar
- Sinuses dan diafragma normal
- Pulmo:
Hilli normal
Corakan bronkovaskular normal
Tidak tampak bercak lunak
- Kesan:
Tidak tampak kardiomegali
Tidak tampak TB paru aktif

REVIEW RADIOLOGI
(http://zonakedokteran.blogspot.com/2012/11/radiologi
.html) diunduh 10 Juni 2014
Foto Thorax dinyatakan Cukup Inspirasi, jika terlihat gambaran costa VI (6)
anterior memotong 'kubah/dome' diafragma.
Pada foto AP (Anterior-Posterior) didapatkan gambaran jantung 'kesan'
membesar (kurang valid untuk di evaluasi )
Dalam mengevaluasi foto thorax perhatikan :
1. Jenis foto (AP / PA / dsb)
2. Besar dan bentuk jantung
3. Lapang Pulmo (Bandingkan kanan-kiri)
4. Letak Trachea
5. Sudut costophrenicus ( tajam/ tumpul)
6. Bentuk Diafragma
7. Sistema tulang (baik)
Keadaan-keadaan pada lapang Pulmo :
1. Tampak Infiltrat (gambaran seperti kapas)

2. Cavitas (seperti ruang )


3. Konsolidasi (nampak lebih opaque/putih dari pada infiltrat)
4. Air-fluid level ( gambaran mendatar di dasar/basal pulmo)
kombinasi udara dan cairan.
5. Corakan bronkovaskuler (meningkat/ tidak)
lebih dari dua-pertiga lapang paru menunjukkan peningkatan corakan
6. Pada penderita TB aktif, didapatkan 'gambaran' di apeks pulmo atau basal
pulmo yang kaya oksigenasi.
7. Tampak Nodul (bulatan2) yang dapat, memberi gambaran terdapat
metastasis.
Beberapa contoh kasus :
Pneumothorax (Emergency/ Kegawatan)

Pneumothorax
Tidak tampak corakan bronkovaskuler pada paru kanan *tanda panah
(bandingkan dengan sisi kiri )

Efusi Pleura

Efusi pleura

Tampak consolidasi (warna putih) menutup lapang paru sebelah kanan


Sudut costophrenicus (tanda panah) kanan tertutup perselubungan
Foto Abdomen
Membedakan ileus paralitik dan ileus obstruktif
Foto Abdomen 3 Posisi
Ileus obstruktif :
Tampak 'hearing bone appearance', coil spring
Tampak air-fluid level *Tanda panah

Ileus Obstrutif -Air Fluid Level Sign


Ileus Obstruktif Letak tinggi : (hanya distended pada illeus *garis hitam* +
AirFluid level *garis merah*)

Foto LLD (Left lateral decubitus)


Untuk melihat adakah perforasi usus, yang menyebabkan udara usus keluar dan
mengumpul di atas hepar. *tanda panah
perforasi merupakan emergency medice / kegawatan

Left Lateral Decubitus

CT-Scan Kepala
*Memahami letak secara Anatomis terlebih dahulu * Epidural , Subdural ,
Subarachnoid
1. EDH (Epidural Hematom)

(Amati khas bentukan lesinya )

2. SDH (Subdural Hematom)

3. Sub Arachnoid Hematom


ditandai dengan kekeruhan LSC (Liquor Cerebro Spinal) sehingga
menyebabkan kekeruhan sistema ventriculus lateralis, dll (tempat
produksi LCS)

Foto di ambil dari wikipedia

Baca juga
http://hiruandon0abulcasis.blogspot.com/2011/11/cara-membaca-photoroentgen-thorak.html
diunduh 10 Juni 2014

Istilah Radiologi
(http://karikaturijo.blogspot.com/2011/07/istilah-radiologi.html)
1. Infiltrat: gambaran densitas paru yang abnormal yang umumnya
berbentuk bercak-bercak atau titik-titik kecil dengan densitas sedang dan
batas tidak tegas. Merupakan gambaran suatu proses aktif paru.
2. Fibrosis: jaringan parut dengan gambaran umumnya berbentuk garis
atau pita dengan batas yang tegas dan densitas yang tinggi. Merupakan
gambaran suatu proses lama dari peradangan pada paru.
3. Kalsifikasi : deposit kalsium/kapur yang pada foto toraks memiliki
gambaran bercak atau titik dengan densitas yang tinggi menyerupai
jaringan tulang, merupakan pertanda dari proses lama pada paru.
4. Bullae: Suatu kantong berdinding tipis yang berisi udara, umumnya
disebabkan oleh destruksi alveolus kemudian terisi oleh udara. Bullae
biasanya terletak dekat dengan pleura/di perifer paru. Gambaranya adalah
area avaskuler berbentuk bulat dan berdinding tipis.
5. Kista : Suatu rongga yang spheris, berdinding tipis nongranulomatous,
berisi udara, cairan atau semifluid material.
6. Kavitas: Bentuk rongga udara yang lain dalam paru. Istilah ini biasanya
diperuntukkan bagi rongga yang terbentuk akibat nekrosis jaringan, tidak
seperti bulla. Dinding yang tebal dan tidak teratur merupakan gambaran
yang membedakannya dengan bulla atau bleb.

7. Abses: Suatu rongga yang dibatasi jaringan granulasi yang didalamnya


terdapat pus. Gambarannya berupa kavitas dengan air fluid level
berdingding tebal dengan area konsolidasi disekitarnya.
8. Tuberkuloma : merupakan sarang-sarang perkijuan (caseosa) berbentuk
bulat/nodul dengan diameter 0,5-4 cm yang terjadi pada TB paru post
primer.
9. Pleural effusion: cairan yang berlebih diantara kedua pleura yaitu pleura
visceralis dan parietalis, dapat disebabkan oleh infeksi, tumor atau
kelainan sistemuk. Gambarannya adalah konsolidasi homogen di struktur
paru bawah dengan meniscus sign, berjalan dari lateral atas menuju ke
medial bawah, disebut juga dengan elis line.
10.Pneumotoraks:

Terkumpulnya

udara

dalam

rongga

pleura,

yang

memberikan gambaran berupa area hiperlusen avaskuler di daerah perifer


paru. Jika luas akan memberikan efek pendorongan terhadap paru
(menjadi kolaps), dan pendorongan mediastinum.
11.Swarte : penebalan pleura akibat penyakit pleura yang kronis (pleuritis
atau pneumotoraks berulang) sehingga terjadi penimbunan jaringan ikat
dan kalsifikasi.
12.Tumor paru: Pertumbuhan abnormal dari jaringan paru yang memberikan
gambaran berupa konsolidasi. Pada massa yang ganas memberikan
konsolidasi dengan batas tidak tegas dan tidak teratur dan dapat
menyebabkan emfisema setempat, atelektasis, peradangan atau efusi
pleura. Pada massa jinak gambaran berupa konsolidasi homogen berbatas
tegas.
13.Tumor mediastinum : tumor yang terdapat di mediastinum, misalnya
tiroid,kista bronkogenik, limfoma dan teratoma. Gambarannya berupa
konsolidasi di mediastinum atau mediastinum yang melebar, membentuk
sudut yang lancip.
14.Emfisema : suatu keadaan, dimana paru lebih banyak berisi udara
sehingga ukuran paru bertambah, baik anterior-posterior maupun vertikal
ke arah diafragma. Gambaran paru menjadi lebih radiolusen, bentuk torak

seringkali menjadi kifosis, diafragma letak rendah dengan diafragma


mendatar dan sela iga melebar.
15.Kardiomegali

pembesaran

jantung

yang

ditandai

dengan

CTR

(membandingkan lebar jantung dan lebar dada pada foto thoraks PA) lebih
dari 50% pada posisi PA.
16.Elongasi Aorta : seringkali didapatkan pada orang tua, aorta (aorta
asenden, arkus aorta dan aorta desenden) memanjang, kadang-kadang
disertai pelebaran aorta. Aorta asenden menjadi batas jantung sisi kanan
atas, agak konvek, arkus menjadi lebih menonjol, dapat diukur jarak
antara arkus aorta dengan pertengahan klavikula yang kurang dari 2 cm.
17.Dilatasi Aorta : gambaran aorta yang melebar, aorta melebar lebih dari
4 cm dihitung dari procc. spinosus vertebra torakal setinggi arcus aorta.
18.Kalsifikasi Aorta : gambaran bintik-bintik perkapuran pada proyeksi
aorta.
19.Edema Paru : pembengkakan paru akibat tingginya aliran darah paru.
Gambaran corakan bronkovaskular yang meningkat sampai kranialisasi,
penebalan dinding interlobular dan cuffing peribronkial.
20.Bronkiektasis

: dilatasi bronkus, terjadi karena adanya obstruksi dan

peradangan yang kronis. Gambarannya berupa lesi kistik atau cincincincin ektasis multipel seperti sarang tawon yang umumnya terdapat
dilapangan bawah paru, atau gambaran garis-garis translusen yang
panjang menuju ke hilus dengan bayangan konsolidasi disekitarnya.
21.Atelektasis : kolaps paru, gambaran udara/lusensi pada jaringan paru
berkurang, dapat terjadi karena sumbatan bronkus oleh karena tumor
maupun kelenjar parahiler yang membesar. Gambaran radiologis berupa
konsolidasi homogen (densitas tinggi), dengan penarikan mediastinum ke
arah jaringan kolaps, diafragma tertarik keatas dan sela iga menyempit.
22.Pneumonia : merupakan peradangan infeksi non spesifik, gambaran
radiologis berupa konsolidasi dapat sebagian atau seluruh paru.

23.TB paru : infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis pada paru. Dapat


dibagi 2, primer dan postprimer.
TB primer, terjadi umumnya pada anak yaitu fokus ghon dan penebalan
hilus dan pelebaran mediastinum, disebut dengan kompleks primer. TB
post primer umumnya terjadi pada orang dewasa, gambaran lesi
polimorfik, dapat berupa kavitas, tuberkuloma, infiltrat, fibrosis dan
kalsifikasi. Lokasi terutama di lobus atas paru dan segmen apikal lobus
bawah paru.
24.TB milier : penyebaran hematogen dari TB dengan gambaran bercak
halus multiple berukuran 2-3 mm di seluruh paru.
25.Metastasis paru : adalah penyebaran tumor di paru dari tumor primer di
tempat lain. Gambaran bermacam-macam, dapat berupa nodul multipel,
konsolidasi menyerupai pneumonia, golf ball, lymphangitic spread atau
efusi pleura.
26.Pleuropneumonia : proses peradangan pada pleura dan jaringan paru,
ditandai opasitas di mana diafragma menjadi kabur serta gambaran
kalsifikasi dari pleura atau penebalan pleura.
27.Inspirasi maksimal : mencakup sampai tulang iga anterior ke-6 dan
tulang iga posterior ke-9.
28.Bentuk iga depan lebih tinggi di sebelah lateral dari pada medial,
sehingga iga-iga kiri kanan yang sama nomornya kira-kira membentuk
huruf V. Iga posterior lebih tinggi di sebelah medial dari pada disebelah
lateral, sehingga iga-iga kiri kanan yang sama nomornya kira-kira
membentuk huruf A.
29.Hidropneumothoraks : adanya cairan dan udara pada rongga pleura.
Pada posisi PA dan tegak tampak gambaran air fluid level pada rongga
pleura

dengan

sinus

kostoprenikus

yang

terisi

tanpa

corakan

bronkovaskular, sudut kostofrenikus tumpul, tidak ada elis line. kadang


terdapat pendorongan paru ke arah kontralateral.

30.Persistent Thymus : merupakan thymus yang menetap hingga dewasa,


yang

normalnya

mengecil

pada

usia

dua sampai

delapan

tahun.

Gambaran berupa pembesaran dari mediastinum superior yang berbentuk


seperti layar atau sayap malaikat.

Baca: http://tikarahayaan.blogspot.com/2013/07/radiologi-notes.html. Diunduh 10 Juni

2014

You might also like