Professional Documents
Culture Documents
Pada foto AP clavicula akan tampak mendatar, scapula berada di dalam lapangan paru, dan
yang tampak depan adalah costae anterior. Sedangkan pada foto PA yang tampak depan
adalah costae posterior, clavicula menjungkit, dan scapula berada di luar lapangan paru.
Selanjutnya.
KEEMPAT
Untuk membaca foto rontgen prinsipnya adalah membandingkan keadaan kiri dan kanan, jadi
jika kita melihat suatu keadaan di bagian kanan maka bandingkan dengan bagian kirinya.
Selanjutnya untuk pembacaan dapat dilakukan dari dalam ke luar atau dari luar ke dalam
(saya sih lebih suka dari luar ke dalam ><). Tulisan ini dari pembacaan dibuat luar ke
dalam yah,,,
Pertama perhatikan soft tissuenya terlebih dahulu, apakah terdapat soft tissue swelling atau
tidak. Soft tissue swelling bisa terjadi misalnya pada trauma, tumor, dll.
Kemudian nilai tulang-tulang, intak atau tidak. Apakah ada kelainan, fraktur, destruksi, dan
lainnya. Fraktur bisa kita lihat dari putusnya kontinuitas jaringan tulang. Dari gambaran
rontgen ini dapat pula kita nilai jenis frakturnya. Destruksi bisa terjadi misal akibat metastasis
tumor ganas ke tulang sehingga tulang menjadi tidak utuh bahkan bisa hilang. Gambaran
metastasis yang ada dapat berupa gambaran radiolusen (hitam) atau radioopaque (putih) yang
abnormal pada gambaran tulang. Kelainan, misalnya lordosis, kifosis, atau scoliosis pada
vertebrae yang juga bisa kita nilai lewat foto rontgen.
Mediastinum dinilai normal atau tidak, apakah terdapat pembesaran atau tidak. Misal, adanya
tumor pada mediastinum akan menampakkan gambaran mediastinum yang melebar atau
tampak adanya massa pada mediastinum. Trakea juga dapat kita nilai. Trakea yang normalnya
berada di tengah, bisa mengalami pergeseran akibat desakan atau proses-proses lain.
Pleura, bagaimana sudut costofrenikusnya, lancip atau tumpul, normalnya lancip. Sudut
costofrenikus yang tumpul dapat menandakan suatu efusi pleura. Bisa juga berupa suatu
perselubungan atau massa yang belum bisa ditentukan. Sehingga untuk lebih jelasnya kita
bisa melihat foto lateralnya. Jelasnya, lokasi sudut costofrenikus lihat di gambar di bawah
ini,,,
Kemudian nilai juga parenkim paru, keadaan hilus, corakan bronkovaskuler, dan apakah
terdapat lesi atau tidak. Hilus merupakan tempat keluar masuknya arteri dan vena pulmonalis,
bronkus, dan juga saluran limfe. Normalnya diameter hilus sama dengan diameter trakea.
Pada foto rontgen, hilus memberikan gambaran yang padat. Untuk corakan bronkovaskuler,
normalnya hanya terdapat pada 1/3 lapangan paru dari central pada dewasa, sedangkan pada
anak hanya 1/4 dari lapangan paru. Corakan bronkovaskuler yang meningkat dapat menjadi
suatu tanda suatu proses perandangan paru misalnya pada bronkitis, pneumonia, dll.
Kemudian lesi pada parenkim paru. Terdapat banyak gambaran lesi yang mungkin terjadi.
Misal pada Tuberkulosis (TB) bisa terdapat gambaran infiltrat, fibrotik, kavitas, dan lain-lain.
Proses TB aktif ditandai dengan adanya lesi kavitas atau infiltat. Sementara bekas TB lama
atau yang sudah tidak aktif lagi bisa tampak gambaran fibrotik berupa garis-garis
radioopaque dengan batas yang tegas. Bisa juga tampak gambaran metastasis pada parenkim
paru dengan adanya bentukan-bentukan lesi yang noduler, milier, koin, cannon ball, dll
(masalah lesi pada parenkim paru buanyakkk sangat,,, lengkapnya silahkan browsing lebih
lanjut, okeh ! )
Selanjutnya jantung, nilai besar dan ukurannya, normal atau tidak. Ukuran bisa kita nilai
dengan menghitung CTR (Cardio Thoracic Ratio), normalnya pada orang dewasa adalah
48%-50%, sedangkan pada anak-anak sebesar 52%-53%. Cara menghitungnya adalah a + b :
c. Jelasnya lihat gambar
CTR
Untuk memenuhi dahaga ilmu pengetahuan para koas yang ukurannya tak
terhingga(sangking kecilnya), maka dihalaman yang sederhana ini akan disajikan
se-upil penjelasan untuk membedakan foto PA dan AP. Lets cekidot
Foto PA
1.Foto PA itu artinya sumber sinar berada di posterior pasien, Artinya sinar
ditembakkan dari posterior . film justru berada di anterior. (gw yakin koas pada
ngerti..)
2. Posisinya pun beda mas/mbak koas. Begini; Pasien di minta tolak pinggang
dan siku di arahkan ke anterior (ginciiil...)
3. Tau gak? Yang jadi sentrasi sinar adalah Vertebra thorakal 6-7 (pasti gak tau...:
(
4. Inspirasi dilakukan secara maksimal saat di foto dan tahan nafas....
Lazimnya foto thorax itu PA, tetapi pada beberapa kondisi yang tidak
memungkinkan pasiennya berdiri (erect, sejenis ereksi), pasien bayi, pasien
anak kecil ya di AP-kan..
Diafragma
letak
tinggi
(hayoooo,
apa
ini..
Diafragma
normal
itu
terletak
di
V.Thorakal
8-10,
kalo
lebih
kecil
dari
8
namanya
letak
tinggi,
kalo
lebih
dari
10
namanya
letak
rendah)
5.
Corakan
bronkovaskuler
lebih
meningkat
6. Costa depan yang terlihat
NB!!!!!
*PRAKTEK
*Tulisan
BEDA
AMA
TEORI
diatas:
TEORI,
Gambar
Rontgen:
PRAKTEK,
Beda
gaaak?
Beda
banggeeeeeet...
*eh,perhatiin scapula ama klavikula aja ya, sebgai dasar menegakkan foto AP
khusus
kasus
ini.
Gw susah nyari fotonya. Untuk mengetahui apa itu jantung Lebih Termagnifikasi,
corakan bronko lebih terlihat, itu Butuh waktu dan butuh pembanding(gw
malesles nyari gambaran lain yg bertaburan di laptop gw). Pokoknya itu
perwakilan
gambaran
AP
laah
diatas..
Ptokannya
dari
scapula
ama
klavikulanya
ya...
Gambar jantungnya juga gak jelas untuk koas baru (maaf ya) dan gaak bener itu
gambarnya jantung krn terkesan terdorong ke dextra, seharusnya ke sinistra
nonjolnya..Itu krn ada hidropneumotorax di sinistra,tuh ada pipa wsd juga di
lobus inferior sinistra. Pokoknya lagi gambar diatas adalah AP..Gak boleh protest!
Kalo
protes
gw
laporin
konsulen
gw...
Itulah cara kita membedakan mana sih foto PA dan AP. Tapi kenyataannya gak
semudah itu mas/mbak koas untuk membedakan PA dan AP..Impian
membedakan PA dan AP tidak semudah kenyataannya membedakan kedua foto
tersebut. Kadang-kadang udah jelas Clavicula V eh tauk-tauknya dengan
semena-mena tertulis di status pasien foto PA. Nanti seiring waktu, teman-teman
bisa membedakan nya. Teori-teori diatas kayak gak berguna ketika liat foto
beneran kalo jam terbang teman-teman masih rendah. Jam terbang teman-
teman itu yang nanti bisa membedakannya ketika melihat foto. Ada kunci khusus
yang tercantum di gambar yg diletakkan oleh radiografer supaya tidak salah
dibaca konsulen yang mana teori-teori diatas digunakan untuk MEMASTIKAN
saja...Seiring latihan koas yang gigih dan terus menerus serta waktu yang terus
berputar, teman2 nanti bisa menemukan the truly keys. (mungkin hal ini akan
berbeda di setiap sentra RS).
Diafragma
letak
tinggi
(hayoooo,
apa
ini..
Diafragma
normal
itu
terletak
di
V.Thorakal
8-10,
kalo
lebih
kecil
dari
8
namanya
letak
tinggi,
kalo
lebih
dari
10
namanya
letak
rendah)
5.
Corakan
bronkovaskuler
lebih
meningkat
6. Costa depan yang terlihat
NB!!!!!
*PRAKTEK
*Tulisan
BEDA
AMA
TEORI
diatas:
TEORI,
Gambar
Rontgen:
PRAKTEK,
Beda
gaaak?
Beda
banggeeeeeet...
*eh,perhatiin scapula ama klavikula aja ya, sebgai dasar menegakkan foto AP
khusus
kasus
ini.
Gw susah nyari fotonya. Untuk mengetahui apa itu jantung Lebih Termagnifikasi,
corakan bronko lebih terlihat, itu Butuh waktu dan butuh pembanding(gw
malesles nyari gambaran lain yg bertaburan di laptop gw). Pokoknya itu
perwakilan
gambaran
AP
laah
diatas..
Ptokannya
dari
scapula
ama
klavikulanya
ya...
Gambar jantungnya juga gak jelas untuk koas baru (maaf ya) dan gaak bener itu
gambarnya jantung krn terkesan terdorong ke dextra, seharusnya ke sinistra
nonjolnya..Itu krn ada hidropneumotorax di sinistra,tuh ada pipa wsd juga di
lobus inferior sinistra. Pokoknya lagi gambar diatas adalah AP..Gak boleh protest!
Kalo
protes
gw
laporin
konsulen
gw...
Itulah cara kita membedakan mana sih foto PA dan AP. Tapi kenyataannya gak
semudah itu mas/mbak koas untuk membedakan PA dan AP..Impian
membedakan PA dan AP tidak semudah kenyataannya membedakan kedua foto
tersebut. Kadang-kadang udah jelas Clavicula V eh tauk-tauknya dengan
semena-mena tertulis di status pasien foto PA. Nanti seiring waktu, teman-teman
bisa membedakan nya. Teori-teori diatas kayak gak berguna ketika liat foto
beneran kalo jam terbang teman-teman masih rendah. Jam terbang temanteman itu yang nanti bisa membedakannya ketika melihat foto. Ada kunci khusus
yang tercantum di gambar yg diletakkan oleh radiografer supaya tidak salah
dibaca konsulen yang mana teori-teori diatas digunakan untuk MEMASTIKAN
saja...Seiring latihan koas yang gigih dan terus menerus serta waktu yang terus
berputar, teman2 nanti bisa menemukan the truly keys. (mungkin hal ini akan
berbeda di setiap sentra RS).
Pada PA, sumber X-ray diposisikan sehingga X-ray masuk melalui posterior (back) dari
thorax dan keluar dari anterior (front) dimana X-ray tersebut terdeteksi. Untuk mendapatkan
gambaran ini, individu berdiri menghadap permukaan datar yang merupakan detektor X-ray.
Sumber radiasi diposisikan di belakang pasien pada jarak yang standard, dan pancaran X-ray
ditransmisikan ke pasien.
2. Anteroposterior (AP)
Pada AP posisi sumber X-ray dan detector berkebalikan dengan PA. AP chest X-ray lebih
sulit diinterpretasi dibandingkan dengan PA dan oleh karena itu digunakan pada situasi
dimana sulit untuk pasien mendapatkan normal chest x-ray seperti pada pasien yang tidak
bisa bangun dari tempat tidur. Pada situasi seperti ini, mobile X-ray digunakan untuk
mendapatkan CXR berbaring (supine film). Sebagai hasilnya kebanyakan supine film
adalah juga AP.
3. Lateral
Gambaran lateral didapatkan dengan cara yang sama dengan PA namun pada lateral pasien
berdiri dengan kedua lengan naik dan sisi kiri dari thorax ditekan ke permukaan datar (flat).
Abnormalitas atau kelainan gambaran yang biasa terlihat dari CXR adalah :
1. Nodule (daerah buram yang khas pada paru)
Biasanya disebabkan oleh neoplasma benign/malignan, granuloma (tuberculosis), infeksi
(pneumoniae), vascular infarct, varix, wegeners granulomatosis, rheumatoid arthritis.
Kecepatan pertumbuhan, kalsifikasi, bentuk dan tempat nodul bisa membantu dalam
diagnosis. Nodul juga dapat multiple.
2. Kavitas
Yaitu struktur lubang berdinding di dalam paru. Biasanya disebabkan oleh kanker, emboli
paru, infeksi Staphyllococcus. aureus, tuberculosis, Klebsiella pneumoniae, bakteri anaerob
dan jamur, dan wegeners granulomatosis.
3. Abnormalitas pleura.
Pleural adalah cairan yang berada diantara paru dan dinding thorax. Efusi pleura dapat terjadi
pada kanker, sarcoid, connective tissue diseases dan lymphangioleiomyomatosis.
Walaupun CXR ini merupakan metode yang murah dan relatif aman namun ada beberapa
kondisi thorax yang serius yang mungkin memberikan hasil CXR normal misalnya pada
pasien infark miokard akut yang dapat memberikan gambaran CXR yang normal.
Dalam keadaan normal, lapisan pleura baik pleura arietal maupun pleura visceral tidak
terlihat secara radiologis. Suatu bayangan pleura yang normal mungkin dapat terlihat kadangkadang, sebagai garis yang halus yang berbentuk "curve" di apex dari paru-paru, ini mungkin
sebagai bayangan gabungan dari pleura apical dengan arteri subclavia.
Pada foto PA dengan penderita berdiri tegak, maka cairan dalam pleura dengan jumlah 100200 cc dapat tersembunyi dibelakang diphragma atau sebagai encysted effusion yang
tersenbunyi di belakang jantung. POSTERIOR MEDIASTINAL PLEURAL REFLECTION
dapat terlihat sebagai garis tebal yang menjulang dari hilus ke diphragma, persis disebelah
lateral dari columna vertebralis, lebih sering terlihat pada sisi yang kiri daripada yang kanan.
Pleural effusion adalah kelainan dimana terdapat cairan (effusion) di dalam cavum pleura.
Effusio di dalam cavum pleura ini dapat :
- Berupa cairan bebas yang generalized
- Setempat (circumscribed) dan encapsulated (terbungkus kapsul)
Effusion di dalam cavum pleura ini bisa :
- Unilateral
- Bilateral
Radiologi : Penumothorax
(http://catatansangdokterahli.blogspot.com/2013/06/radiologipenumothorax.html)
Diunduh 10 Juni 2014
Bisa terdapat bersama-sama dengan cairan bebas, darah, atau adhesive fibrous
bands.
Source: http://typo.zib.de/vis-long_projects/x-ray-3d/x-ray-3d.html
Foto Toraks PA (kiri) dan Lateral (kanan)
Syarat foto normal (kelayakan foto):
1. Identitas foto dan marker kiri/kanan ada
2. Kualitas foto baik
3. Simetris
4. Semua bagian terlihat
5. Tidak ada artefak
6. Tidak goyang (inspirasi maksimal dan tahan napas)
7. Waktu pemotretan singkat
Lihat besar, bentuk, posisi jantung. Apakah ada pembesaran atau tidak.
Hitung cardiothoracic jantung untuk melihat adanya pembesaran.
Caranya:
Source: http://www.indmedica.com/journals.php?
journalid=12&issueid=141&articleid=1872&action=article
Cardiothoracic ratio (CTR) = (CR + CL)/TD x 100%
Normal jika <50%
Jika > 50%, jantung membesar.
Ekspertise (laporan penemuan): Cor tidak membesar.
e. Baca sinuses
Sinus costophrenicus normalnya bersudut tajam.
Dapat tumpul pada kelainan seperti pada efusi pleura, emfisema.
Sinus cardiophrenicus normalnya tajam (terlihat pada foto lateral)
f. Baca diafragma
Normalnya yang kanan lebih tinggi dari yang kiri. (Perbedaan tinggi normal: 22.5 cm)
Jika bedanya >3cm: abnormal.
Letak diafrgma meninggi ini dapat ditemukan misalnya pada hepatomegali,
asites.
Ekspertise sinuses dan diafragma: Sinuses dan diafragma normal.
g. Baca pulmo
Hillus (tempat keluar masuknya pembuluh darah bronkus dan pembuluh
limfatik) normalnya yang kiri lebih tinggi dari kanan (beda 1 kosta). Biasanya 0.61.5 cm.
Corakan bronkovaskular normalnya terlihat pada:
Kanan: </= 2/3 medial paru (tarik 2 garis khayal vertikal yang membagi paru
menjadi 3)
Kiri: </= 1/3 medial paru.
Corak dapat bertambah atau tidak tampak jika ada kelainan.
Lihat apakah ada bercak atau penampakan abnormal lainnya. Jika terdapat di
REVIEW RADIOLOGI
(http://zonakedokteran.blogspot.com/2012/11/radiologi
.html) diunduh 10 Juni 2014
Foto Thorax dinyatakan Cukup Inspirasi, jika terlihat gambaran costa VI (6)
anterior memotong 'kubah/dome' diafragma.
Pada foto AP (Anterior-Posterior) didapatkan gambaran jantung 'kesan'
membesar (kurang valid untuk di evaluasi )
Dalam mengevaluasi foto thorax perhatikan :
1. Jenis foto (AP / PA / dsb)
2. Besar dan bentuk jantung
3. Lapang Pulmo (Bandingkan kanan-kiri)
4. Letak Trachea
5. Sudut costophrenicus ( tajam/ tumpul)
6. Bentuk Diafragma
7. Sistema tulang (baik)
Keadaan-keadaan pada lapang Pulmo :
1. Tampak Infiltrat (gambaran seperti kapas)
Pneumothorax
Tidak tampak corakan bronkovaskuler pada paru kanan *tanda panah
(bandingkan dengan sisi kiri )
Efusi Pleura
Efusi pleura
CT-Scan Kepala
*Memahami letak secara Anatomis terlebih dahulu * Epidural , Subdural ,
Subarachnoid
1. EDH (Epidural Hematom)
Baca juga
http://hiruandon0abulcasis.blogspot.com/2011/11/cara-membaca-photoroentgen-thorak.html
diunduh 10 Juni 2014
Istilah Radiologi
(http://karikaturijo.blogspot.com/2011/07/istilah-radiologi.html)
1. Infiltrat: gambaran densitas paru yang abnormal yang umumnya
berbentuk bercak-bercak atau titik-titik kecil dengan densitas sedang dan
batas tidak tegas. Merupakan gambaran suatu proses aktif paru.
2. Fibrosis: jaringan parut dengan gambaran umumnya berbentuk garis
atau pita dengan batas yang tegas dan densitas yang tinggi. Merupakan
gambaran suatu proses lama dari peradangan pada paru.
3. Kalsifikasi : deposit kalsium/kapur yang pada foto toraks memiliki
gambaran bercak atau titik dengan densitas yang tinggi menyerupai
jaringan tulang, merupakan pertanda dari proses lama pada paru.
4. Bullae: Suatu kantong berdinding tipis yang berisi udara, umumnya
disebabkan oleh destruksi alveolus kemudian terisi oleh udara. Bullae
biasanya terletak dekat dengan pleura/di perifer paru. Gambaranya adalah
area avaskuler berbentuk bulat dan berdinding tipis.
5. Kista : Suatu rongga yang spheris, berdinding tipis nongranulomatous,
berisi udara, cairan atau semifluid material.
6. Kavitas: Bentuk rongga udara yang lain dalam paru. Istilah ini biasanya
diperuntukkan bagi rongga yang terbentuk akibat nekrosis jaringan, tidak
seperti bulla. Dinding yang tebal dan tidak teratur merupakan gambaran
yang membedakannya dengan bulla atau bleb.
Terkumpulnya
udara
dalam
rongga
pleura,
yang
pembesaran
jantung
yang
ditandai
dengan
CTR
(membandingkan lebar jantung dan lebar dada pada foto thoraks PA) lebih
dari 50% pada posisi PA.
16.Elongasi Aorta : seringkali didapatkan pada orang tua, aorta (aorta
asenden, arkus aorta dan aorta desenden) memanjang, kadang-kadang
disertai pelebaran aorta. Aorta asenden menjadi batas jantung sisi kanan
atas, agak konvek, arkus menjadi lebih menonjol, dapat diukur jarak
antara arkus aorta dengan pertengahan klavikula yang kurang dari 2 cm.
17.Dilatasi Aorta : gambaran aorta yang melebar, aorta melebar lebih dari
4 cm dihitung dari procc. spinosus vertebra torakal setinggi arcus aorta.
18.Kalsifikasi Aorta : gambaran bintik-bintik perkapuran pada proyeksi
aorta.
19.Edema Paru : pembengkakan paru akibat tingginya aliran darah paru.
Gambaran corakan bronkovaskular yang meningkat sampai kranialisasi,
penebalan dinding interlobular dan cuffing peribronkial.
20.Bronkiektasis
peradangan yang kronis. Gambarannya berupa lesi kistik atau cincincincin ektasis multipel seperti sarang tawon yang umumnya terdapat
dilapangan bawah paru, atau gambaran garis-garis translusen yang
panjang menuju ke hilus dengan bayangan konsolidasi disekitarnya.
21.Atelektasis : kolaps paru, gambaran udara/lusensi pada jaringan paru
berkurang, dapat terjadi karena sumbatan bronkus oleh karena tumor
maupun kelenjar parahiler yang membesar. Gambaran radiologis berupa
konsolidasi homogen (densitas tinggi), dengan penarikan mediastinum ke
arah jaringan kolaps, diafragma tertarik keatas dan sela iga menyempit.
22.Pneumonia : merupakan peradangan infeksi non spesifik, gambaran
radiologis berupa konsolidasi dapat sebagian atau seluruh paru.
dengan
sinus
kostoprenikus
yang
terisi
tanpa
corakan
normalnya
mengecil
pada
usia
dua sampai
delapan
tahun.
2014