Professional Documents
Culture Documents
PANCANG
PROYEK PEMBANGUNAN RUSUNAWA MEDAN AREA
TUGAS AKHIR
oleh:
BOYCKE MARBUN
030424007
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISA PENURUNAN ELASTIS PONDASI TIANG PANCANG
PROYEK PEMBANGUNAN RUSUNAWA MEDAN AREA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat
untuk MenempuhUjian Sarjana Teknik Sipil
Dikerjakan oleh :
BOYCKE MARBUN
030 424 007
Pembimbing :
Penguji I
Penguji II
Penguji III
Mengesahkan
Ketua Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
ABSTRAK
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah mencurahkan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul ANALISA PENURUNAN
PONDASI TIANG PANCANG PROYEK PEMBANGUNAN RUSUNAWA
MEDAN AREA ini disusun guna melengkapi syarat untuk menyelesaikan
jenjang pendidikan Program Strata satu (S-1) di Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak memperoleh bantuan
dan saran dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis ingin
sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir. M. Sofian Asmirza S., M.Sc, selaku dosen pembimbing utama
yang telah membimbing penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini;
2. Bapak Dr. Ing. Johanes Tarigan, sebagai Ketua Departemen Teknik Sipil
Universitas Sumatera Utara;
3. Bapak Ir. Faizal Ezeddin, MSc, selaku Koordinator Program Pendidikan
Ekstension;
4. Seluruh Dosen dan pegawai Universitas Sumatera Utara khususnya
Departemen Teknik Sipil yang telah mendidik dan membina penulis sejak
awal hingga akhir perkuliahan;
5. Pimpinan dan seluruh Staff Medan GeoTech UNIKA St. Thomas; Pelaksana
Penyelidikan Tanah, Tarumanegara Bumiyasa; Pelaksana Pengujian PDA, PT.
PAESA; Pelaksana Konstruksi dan PT. YUDHA KARYA (Persero);
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
kepada
Tuhan
Yesus
Kristus,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini. Begitu juga kepada keluarga yang telah
memberikan seni kehidupan dan dukungan yang tiada henti-hentinya kepada
penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini;
7. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa dan temanteman yang
Medan,
Februari 2009
Penulis,
BOYCKE MARBUN
030 424 007
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
ii
ABSTRAK....................................................................................................
iv
ix
DAFTAR NOTASI.......................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
2.2
11
11
2.3
12
12
12
14
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
15
16
16
16
16
19
20
2.4
24
26
28
2.5
Pengujian Tiang..........................................................................
33
34
36
41
42
45
45
45
46
48
54
2.7
55
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
57
57
60
60
61
63
63
63
4.3.1
63
65
65
67
70
71
73
73
74
74
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
75
76
76
78
80
81
83
4.3.2.2
83
4.4
Pembahasan ..........................................................................
85
4.3.2.1
89
90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
Hubungan antara angka pentrasi standar dengan sudut geser dalam dan
kepadatan relatif pada tanah pasir ........................................................ 31
2.7
2.8
2.9
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
4.7
Gambar
Halaman
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.19 Sistem pembebanan dengan reaksi dongkrak hidrolik ditahan oleh tiang
angker .................................................................................................. 38
2.20 Arloji pengukur ................................................................................... 38
2.21 Laptop PDA ........................................................................................ 43
2.22 Model PAX .......................................................................................... 43
2.23 StrainTransducer&Accelerometer ....................................................... 43
2.24 Pemasangan Strain Transducer dan Accelerometer PDA pada tiang .... 44
2.25 Grafik PDA hasil analisis CAPWAP .................................................... 46
2.26 Faktor penurunan Io ............................................................................. 49
2.27 Koreksi kompresi, Rk ........................................................................... 50
2.28 Koreksi kedalaman, Rh ........................................................................ 50
2.29 Koreksi angka Poisson, R ................................................................... 50
2.30 Koreksi kekakuan lapisan pendukung, Rb ............................................ 51
2.31 Variasi jenis bentuk unit tahanan friksi (kulit) alami terdistribusi sepanjang
tiang tertanam ke dalam tanah ............................................................. 54
3.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
4.8
4.9
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR NOTASI
JP
PK
= Kedalaman (m)
Qult
qb
Ap
qca (base)
Fb
Ap
qp
Qp
Li
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Qs
= Faktor adhesi.
cu
K0
= 1 sin .
Pu
Ep
Pijin
= konstanta
= konstanta
eh
= Efesiensi baru
Eb
lapangan
SF
s1
s2
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
s3
Io
Rk
Rh
Rb
= Diameter tiang
Ep
Es
Eb
Qwp
Qsp
Ap
Ep
= Panjang tiang
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
dipancangkan secara tegak lurus yang terjadi atau yang akan mungkin terjadi.
Dalam analisa perhitungan penurunan pondasi tiang pancang yang
dilakukan, hanya mempertimbangkan perhitungan penurunan pondasi tiang
pancang tunggal berdasarkan data yang diperoleh melalui pengujian di lapangan
dengan menggunakan metode elastic settlement dan tidak meninjau penurunan
terhadap kelompok tiang.
1.4. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang pemilihan judul, tujuan
penulisan, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II
TEORI DASAR
Bab ini berisi tentang uraian pondasi, jenis, karakteristik dan keadaan
tanah sebagai media pendukung pondasi, penyelidikan tanah (soil
investigation), pengujian tiang dinamis PDA, penurunan (settlement)
pondasi tiang pancang dan faktor aman.
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan uraian lokasi pengambilan data, proses pengumpulan
data, cara atau metode menganalisis data dan penguraian data dari
penyelidikan tanah yang dilaksanakan.
BAB IV
BAB V
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1
Pengertian Umum
Konstruksi yang direncanakan secara keteknikan dibangun bertumpu pada
tanah, harus didukung oleh pondasi, saat ini berkembang menuju konstruksi yang
lebih ekonomis dengan perencanaan dan penggunaan bahan berkekuatan tinggi.
Pondasi ialah bagian dari sistem rekayasa yang meneruskan beban yang
ditopang oleh pondasi (struktur atasnya, upper structure, bagian sistem yang
direkayasa, yang membawa beban ke pondasi (struktur bawah) melalui bidang
antara interface/tanah) serta berat sendiri ke dalam tanah dan batuan yang terletak
di bawahnya (Braja M. Das, 1941). Tergantung pada berat bangunan, fungsi
bangunan, besar beban yang akan dipikul, keadaan tanah serta hal non teknis yaitu
biaya pengerjaannya dibandingkan dengan biaya bangunan di atasnya.
Pondasi tiang adalah pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke
sumbu tiang dengan cara menyerap lenturan, dibuat menjadi satu kesatuan yang
monolit dengan menyatukan pangkal tiang yang terdapat di bawah konstruksi,
dengan tumpuan pondasi (Sosrodarsono-K. Nakazawa, 1983). Daya dukung tiang
adalah kombinasi tahanan selimut dan tahanan ujung tiang, untuk mendukung
konstruksi, bila lapisan tanah kuat terletak sangat dalam, juga untuk mendukung
bangunan yang menahan gaya angkat ke atas, terutama bangunan tingkat yang
dipengaruhi gaya-gaya penggulingan akibat beban angin (Hardiyatmo, 2002).
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
(a)
(b)
(c)
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
(d)
(e)
Gambar 2.1 Macam-macam tipe pondasi: (a) Pondasi memanjang, (b) Pondasi
telapak, (c) Pondasi rakit, (d) Pondasi sumuran, (e) Pondasi tiang
(Hardiyatmo, 1996)
Pada perencanaannya digunakan beberapa jenis pondasi. Pemilihan jenis
pondasi yang akan digunakan didasarkan pada: fungsi konstruksi atas; beban dan
berat konstruksi atas (termasuk berat sendiri); pembandingan kondisi tanah.
Pondasi tiang dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kategori sebagai berikut:
1. Tiang Perpindahan Besar (large displacement pile).
Tiang pejal atau berlubang dengan ujung tertutup, dipancangkan ke tanah dan
selama pemancangan terjadi perpindahan volume tanah relatif besar, contoh:
tiang beton prategang (pejal atau berlubang), tiang baja bulat (ujung tertutup).
2. Tiang Perpindahan Kecil (small displacement pile)
Hampir sama seperti kategori pertama, bedanya pada volume tanah yang
dipindahkan saat pemancangan, contoh: tiang beton berlubang ujung terbuka,
tiang beton prategang berlubang ujung terbuka, tiang baja bulat ujung terbuka.
3. Tiang Tanpa Perpindahan (non displacement pile)
Terdiri dari tiang yang dipasang di dalam tanah dengan cara digali atau dibor.
Contoh: tiang bor: tiang beton dicoor langsung dalam lubang hasil pengeboran
(pipa baja diletakkan dalam lubang dan dicoor) (Hardiyatmo, 2002).
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Gambar 2.3 Tiang Pancang Precast Reinforced Concrete Pile, Bowles (1991)
2.2.1 Tiang Pancang Berdasarkan Pemindahan Beban ke dalam Tanah
Memindahkan beban ke dalam tanah melalui tahanan ujung (Point Bearing
Pile), melalui tahanan kulit (Friction Pile) dan tahanan lekatan (Adhesive Pile).
Point Bearing Pile adalah tiang pancang dengan tahanan ujung dipancang sampai
ke lapisan tanah keras, digunakan pada tanah lunak. Friction Pile adalah tiang
yang meneruskan beban ke dalam tanah melalui gesekan kulit (skin friction).
Pemakaian tiang ini dilakukan pada tanah berbutir halus dan sukar menyerap air.
Adhesive Pile adalah tiang yang dipancangkan pada dasar tanah yang memiliki
nilai kohesi tinggi, beban yang diterima oleh tiang akan ditahan oleh lekatan
antara tanah disekitar dan permukaan tiang. Saat ini, dijumpai jenis tiang yang
merupakan kombinasi dari Point Bearing Pile dengan Friction Pile, ini karena
tanah merupakan kombinasi tanah berbutir kasar dengan tanah berbutir halus.
Gambar 2.4 Tiang ditinjau dari cara mendukung bebannya ( Hardiyatmo, 2002)
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
tiang
tanah
berkohesif
tinggi
Gambar 2.5
Tanah kering tidak mengandung air (kadar airnya sama dengan nol). Hubungan
antara kadar air, angka pori, porositas, berat volume sangat diperlukan dalam
praktik perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan pondasi (Hardiyatmo, 1996).
2.3.2 Jenis-jenis Tanah Pendukung Pondasi
Berbagai usaha telah dilakukan untuk memperoleh klasifikasi atau
pengelompokan jenis tanah secara umum, yang dapat membantu dalam
memprediksi perilaku tanah ketika mengalami pembebanan. Metode-metode yang
telah dibuat didasarkan pada pengalaman yang diperoleh dalam perancangan
pondasi dan riset-riset. Tanah yang ditinjau menurut klasifikasi tertentu dapat
diprediksi perilakunya, didasarkan pada pengalaman di lokasi lain yang memiliki
jenis tanah kira-kira sama.
Dalam perencanaannya, klasifikasi tanah berguna sebagai petunjuk awal
dalam memprediksi kelakuan tanah. Tanah berbutir kasar dapat diidentifikasikan
berdasarkan ukuran butiran. Menurut
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
lanau. Di lapangan merupakan kombinasi dari salah satu unsur secara parsial dan
atau perpaduan/kombinasi semua unsur secara keseluruhan (Hardiyatmo, 1996).
Dengan mengetahui bahwa tanah memiliki sifat yang beragam,
dikombinasikan dengan beban yang tidak diperhitungkan sebelumnya, gerakan
tanah yang akan terjadi (misal oleh gempa), dapat menyebabkan penurunan
(settlement), menjadi masalah bagi perencana dan pelaksana konstruksi, karena
hanya sedikit mempunyai kemampuan dalam perhitungan dan pengendaliannya.
Faktor lain mempersulit perencanaan adalah parameter tanah diperoleh sebelum
dan pada waktu pondasi sudah terpasang, kenyataannya pondasi itu terletak pada
tanah dengan sifat-sifat yang mungkin sudah berubah dari keadaan aslinya atau
disebabkan oleh ketergangguan oleh pekerjaan konstruksi lainnya.
2.3.3 Keadaan Tanah Pendukung Pondasi
Tanah sebagai pendukung pondasi memiliki karakteristik berbeda-beda
sesuai jenis dan keadaannya. Untuk perencanaan, perlu diketahui susunan lapisan
tanah riil pada suatu tempat, juga hasil pengujian laboratorium dari sampel tanah
yang diambil dari berbagai kedalaman lapisan tanah (Braja M. Das, 1941).
Parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah: ukuran butiran, berat
jenis, kadar air, kerapatan, angka pori dan sebagainya, diketahui dari penyelidikan
dan percobaan di laboratorium. Air pori tanah jenuh air dialirkan agar penyusutan
pori sesuai dengan perubahan struktur butir tanah terdeformasi. Kemampuan
mengalirkan air tanah kohesif lebih kecil dari tanah pasir, butuh waktu lama.
Untuk deformasi tetap diperlukan waktu lama, disebut deformasi konsolidasi.
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Sifat kemampatan tanah lebih besar dari baja atau beton karena memiliki
pori yang besar, bila dibebani pondasi dan berat bangunan di atasnya,
mengakibatkan perubahan struktur tanah (deformasi secara vertikal) dan terjadi
penurunan. Beda dengan bahan lainnya, tanah didominasi oleh karakteristik
mekanisnya, seperti kekuatan geser dan permeabilitasnya. Kemampatan butir
tanah atau air secara teknis sangat kecil, maka proses deformasi tanah secara
vertikal akibat beban luar dianggap sebagai gejala penyusutan pori. Jika beban
bekerja kecil, deformasi terjadi tanpa pergeseran titik-titik sentuh antara butir
tanah. Deformasi pemampatan tanah memperlihatkan gejala elastis, sehingga bila
beban ditiadakan, tanah kembali ke bentuk semula, deformasi elastis. Umumnya
beban yang bekerja besar, menyebabkan pergesaran titik-titik sentuh antara butir
tanah, deformasi pemampatan atau deformasi plastis, bila beban ditiadakan, tanah
tidak akan kembali ke bentuk semula.
Kuat geser tanah menunjukkan besar daya dukung tanah, dipengaruhi oleh
kohesi dan sudut geser tanah. Bila gaya geser bekerja pada massa tanah, juga
tegangan normal (), maka tegangan geser () membesar akibat deformasi sampai
mencapai batas. Bila dihubungkan dengan tegangan normal () yang berbeda,
diperoleh suatu garis lurus. Nilai c dan diketahui melalui uji geser tanah di
laboratorium. Tanah dibagi menjadi kohesif (cohesive) dan non kohesif (non
cohesive). Tanah non kohesif adalah pasir dengan nilai c = 0.
2.3.3.1 Konsolidasi dan Penurunan pada Tanah Pendukung Pondasi
Bila suatu lapisan tanah mengalami penambahan beban di atasnya, maka
air pori akan mengalir dari lapisan tersebut dan volumenya menjadi lebih kecil,
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
akan terjadi konsolidasi. Konsolidasi ini berlangsung dalam satu jurusan saja,
jurusan vertikal, karena lapisan yang ditambah beban tidak dapat bergerak dalam
jurusan horizontal (ditahan tanah disekelilingnya) dilihat pada gambar 2.6.
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Gambar 2.7 Grafik Percobaan Konsolidasi pada undisturbed, (L. D. Wesly, 1977)
Jika tegangan ditambah sampai Po maka didapat garis AB. Garis AB hampir
lurus, disebut virgin consolidation curve. Saat lapisan lempung mengendap di
lapangan, suatu proses yang sama akan berjalan. Jika tegangan dan penurunan
ditentukan, diperoleh grafik seperti garis AB. Juga jika tegangan sekarang
dikurangi lagi menjadi P1 maka tebal contoh menjadi lebih besar sedikit,
menurut garis BC. Jika tegangan ditambah sampai sebesar P, didapat garis
CDE. Garis DE terusan dari garis AB, yaitu ABE: garis konsolidasi asli.
b) Normally consolidated, diperoleh hasil seperti pada Gambar 2.8. Po =
tegangan efektif di atas tanah ini di lapangan, dan eo = angka pori asli. Titik A
menunjukkan keadaan tanah setempat. Sebelum tegangan mencapai Po,
penurunan di laboratorium kecil, tapi saat tegangan melebihi Po, penurunan
menjadi besar. Jika tanahnya undisturbed, setelah tegangan Po dilampaui,
penurunan adalah menurut garis konsolidasi asli, garis AB.
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Gambar 2.8 Uji Konsolidasi pada Normally Consolidated, (L. D. Wesly, 1977)
c) Pada over-consolidated
Hasil uji konsolidasinya akan seperti pada gambar 2.9.
tidak
seperti
cara
pembentukan
lapisan
endapan
Gambar 2.10 Perhitungan Tegangan di bawah Pondasi persegi, (L. D. Wesly 1977)
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Gambar 2.11 Perhitungan Tegangan di bawah Pondasi bulat, (L. D. Wesly, 1977)
2.3.3.6 Kecepatan Penurunan
Mengetahui kecepatannya, yaitu apakah akan cepat selesai atau akan terus
berjalan bertahun-tahun lamanya. Kecepatan penurunan tergantung pada:
1. Daya rembesan air tanah. Ini menentukan kecepatan air mengalir dari tanah.
2. Compressibility tanah. Ini menentukan banyaknya air yang herus mengalir.
Lapisan lempung diantara dua lapisan pasir, seperti terlihat pada gambar 2.12
berjalan sehingga tegangan air pori akan menurun. Besarnya tegangan air pori
pada waktu t1, t2, t3, Gambar 2.12. Tegangan air pori sama seperti sebelum
tambahan tegangan diberikan, selama konsolidasi berlangsung menurut rumus
Terzaghi, berdasarkan pada anggapan:
1. Derajat kejenuhan tanah 100 %.
2. Tidak terjadi perubahan isi pada air atau butir tanah.
3. Konsolidasi, yaitu pengaliran air serta perubahan isi berlangsung vertikal.
4. Rumus Darcy berlaku.
5. Tegangan total dan tegangan air pori dibagi rata pada setiap bidang horizontal.
Perubahan isi ini disebabkan perubahan tegangan efektif pada elemen tersebut.
Cv: coefficient of consolidation (cm2/det). Selama konsolidasi berlangsung, harga
Mv dan K menjadi lebih kecil dengan akibat besarnya Cv tidak banyak berubah.
Dari persamaan Terzaghi diketahui u pada setiap titik, setiap waktu pada
lapisan tersebut. Bukan u yang perlu diketahui untuk perhitungan penurunan,
melainkan besar penurunan pada waktu tertentu, disebut derajat konsolidasi
(degree of consolidation).
Derajat konsolidasi U =
Penurunanpadawaktut
............................. (2.1)
Penurunansetelahselesai (t = )
t 90
Ct
= 0,848 = v 290 maka
H
t 90
0,848.H 2
.................................... (2.2)
=
Cv
Dimana:
t90 = waktu sampai penurunan 90 % selesai
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
penurunan tetap
berjalan sesudah tidak ada lagi tegangan air pori. Teori konsolidasi Terzaghi
berdasar pada anggapan bahwa penurunan adalah akibat pengaliran air dari tanah,
dan kecepatan penurunan ditentukan oleh proses pengaliran air itu. Penurunan
dianggap terdiri dari dua bagian:
1. Primary settlement: penurunan yang berjalan akibat pengaliran air dari tanah,
adalah akibat perobahan tegangan efektif.
2. Secondary settlement: penurunan yang masih berjalan setelah primary
settlement selesai, yaitu setelah tidak terdapat lagi tegangan air pori.
Secondary settlement terjadi pada tegangan efektif yang konstan, umumnya kecil
dibanding dengan primary settlement, tidak perlu diperhatikan dalam perhitungan.
Gambar 2.13 Perbandingan Uji Konsolidasi - Garis Teoritis, (L. D. Wesly, 1977)
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Gambar 2.14 Harga t90 dari Hasil Laboratorium, (L. D. Wesly, 1977)
Harga t90 (waktu sampai primary concolidation 90 % selesai), dipakai untuk
menghitung Cv. t90 dapat dilihat pada gambar 2.14.
Dapat satu harga Cv pada tiap pembebanan. Harga Cv tidak banyak berbeda. Pada
Gambar 2.14, harga sebagai ordinat langsung dari pembacaan arloji, tidak perlu
dijadikan penurunan atau derajat penurunan, karena bentuk grafik masih sama.
Perhitungan Kecepatan Penurunan di Lapangan
Jika Cv uji laboratorium, maka untuk menghitung kecepatan penurunan di
lapangan tinggal masukkan harga Cv ke dalam rumus: t =
T .H 2
Cv
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
melalui
pengukuran
terus-menerus
dari
permukaan
tanah.
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Dimana:
JP =
PK =
A =
B =
Kedalaman (m).
Aoki dan Alencar merumuskan kapasitas dukung ultimit dari data Sondir:
Qult = (qb x Ap) .................................................................................. (2.6)
dimana: Qult = Kapasitas daya dukung tiang
qb
Ap
qca (base)
.................................................................................. (2.7)
Fb
dimana:
qca (base) = Perlawanan konus rata-rata 1,5D diatas ujung tiang, 1,5D
dibawah ujung tiang; Fb: faktor empirik
Fb
Fb
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Tiang Bor
3,5
Baja
1,75
Beton Pratekan
1,75
Qu
............................................................................................ (2.8)
2,5
Qu
............................................................................................ (2.9)
2
0,2 0,4
Lepas
28,5 30
30 35
10 30
0,4 0,6
Sedang
30 36
35 40
30 50
0,6 0,8
Padat
36 41
40 45
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
> 50
0,8 1,0
Sangat padat
> 41
> 45
24
Medium / Kenyal
48
8 15
Hard / Keras
15 30
Padat
> 30
harga N,
merupakan
50
........................................................................... (2.10)
1 + 2 + 10
Dimana adalah tegangan efektif berlebih, tidak lebih dari 2,825 kg/cm2.
Melalui SPT, angka N dari suatu stratigrafi (sistem pelapisan tanah di
lokasi) dapat diketahui (N SPT > 50: tanah pasir & N SPT > 30: tanah lempung),
dan dari angka itu didapat karakteristik suatu lapisan tanah seperti pada tabel 2.5.
Unsur
tanah,
variasi
daya
dukung
vertikal
kohesif)
dalam,
ketahanan
diperhatikan langsung
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Tanah berpasir berbentuk bulat dengan gradasi seragam, atau butiran pasir
bersegi-segi dengan gradasi tidak seragam, mempunyai sudut geser sebesar:
= 12 N + 15 ................................................................................. (2.12)
= 12 N + 50 ................................................................................. (2.13)
-
Butiran pasir bersegi dengan gradasi seragam, maka sudur gesernya adalah:
Tabel 2.6 Hubungan antara angka pentrasi standar dengan sudut geser
dalam dan kepadatan relatif pada tanah pasir
Angka penetrasi
Kepadatan Relatif ,
Sudut geser
standar, N
Dr (%)
dalam ()
05
05
26 30
5 -10
5 30
28 35
10 30
30 60
35 42
30 50
60 65
38 46
Hubungan harga N dengan berat isi riil hampir tidak mempunyai arti
karena hanya mempunyai partikel kasar (tabel 2.6). Harga berat isi yang dimaksud
sangat tergantung pada kadar air.
Tabel 2.7 Hubungan antara N dengan berat isi tanah
< 10
10 30
Harga N
Tanah tidak
kohesif
Tanah kohesif
30 50
> 50
12 16
14 18
16 20
18 23
Harga N
<4
4 15
16 25
> 25
14- 18
16 - 18
16 18
> 20
Daya dukung ujung tiang (end bearing), (Reese & Wright, 1977).
Qp
= Ap . qp ................................................................................... (2.16)
dimana:
Ap
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
qp
qp = 9 cu ........................................................ (2.17)
Untuk tanah tidak kohesif: korelasi antara qp dan NSPT seperti Gambar 2.15.
Gambar 2.15 Daya dukung ujung batas tiang bor pada tanah pasiran
(Reese & Wright, 1977)
untuk N < 60 maka qp = 7 N (t/m2) < 400 (t/m2)
dimana:
Daya dukung selimut tiang (skin friction), (Reese & Wright, 1977).
Qs = f . Li . p ................................................................................. (2.18)
dimana:
Li
= Keliling tiang, m.
Qs
= . cu ..................................................................................... (2.19)
53 < N < 100 maka f : dari korelasi langsung dengan NSPT (Reese & Wright).
Gambar 2.16 Tahanan geser selimut tiang bor pada tanah pasiran
(Reese & Wright, 1977)
Nilai f juga dapat dihitung dengan formula:
f
dimana:
K0
= 1 sin .
Pengujian Tiang
Umumnya uji beban tiang dilaksanakan untuk tujuan sebagai berikut:
1. Untuk menentukan grafik hubungan beban dan penurunan, terutama
pada pembebanan di sekitar beban rencana yang diharapkan.
2. Sebagai percobaan guna menyakinkan bahwa keruntuhan pondasi tidak
akan terjadi sebelum beban yang ditentukan tercapai. Nilainya
bebarapa kali dari beban kerja yang dipilih dalam perancangan. Nilai
pengali tersebut, kemudian dipakai sebagai faktor aman.
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Pu =
dimana:
Pu
E
EL
s+
2 AE
p
0.5
....................................................... (2.21)
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Ep
Effesiensi
0,75 1
0,75 - 0,85
0,85
0,85 1
Pu
........................................................................................ (2.23)
SF
dimana:
Pu
= konstanta
= konstanta
eh
= Efesiensi baru
tiang
uji
(Gambar
2.17).
Cara
ini
mengandung
resiko
Gambar 2.18 Sistem pembebanan dengan reaksi dongkrak hidrolik ditahan oleh
penahan diatas tiang (Hardiyatmo, 2002)
3. Gelagar reaksi diikat pada tiang-tiang angker yang dibangun di kedua sisi
tiang. Dongkrak hidrolik dan alat pengukur besar gaya diletakkan diantara
gelagar reaksi dan kepala tiang (Gambar 2.19). Tiang angker harus berjarak
paling sedikit 3 kali diameter tiang yang diuji, diukur dari masing-masing
sumbunya dan harus lebih besar dari 2 m. Jika tiang uji berupa tiang yang
membesar ujungnya, jarak sumbu angker ke sumbu tiang harus 2 kali diameter
atau 4 kali diameter badan tiang, dipilih mana yang lebih besar dari keduanya.
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Gambar 2.19 Sistem pembebanan dengan reaksi dongkrak hidrolik ditahan oleh
tiang angker (Hardiyatmo, 2002)
Pada cara (2) dan (3), disarankan untuk menggunakan proving ring atau
alat pengukur beban lainnya. Jika tidak, beban dapat diukur langsung tekanan cair
di dalam dongkrak, dimana tekanannya harus telah dikalibrasi terlebih dahulu
dengan mesin yang biasa digunakan untuk penujian (testing machine).
Penurunan kepala tiang dapat diukur dari penurunannya terhadap suatu
titik referensi atau dari arloji pengukur yang dihubungkan dengan tiang. Arloji
pengukur dipasang pada sebuah gelagar yang didukung oleh dua angker (fondasi)
yang kokoh, yang tidak dipengaruhi oleh penurunan tiang (Gambar 2.20)
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
beban
dengan
penambahan
50%
dari
beban
desain,
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
d. Setelah interval 5 menit, lepaskan atau hilangkan beban penuh dari tiang
dalam empat pengurangan dengan jarak diantara pengurangan 5 menit.
Metode ini lebih cepat dan ekonomis, lebih mendekati suatu kondisi. Waktu
ujinya 3-5 jam. Metode ini tidak dapat digunakan untuk estimasi penurunan
karena metode cepat.
3. Constant rate of Penetration Test Method (CRP Test)
Metode ini disarankan oleh Komisi Pile Swedia, Departemen Perhubungan
Amerika Serikat, dan ASTND1143-81 (opsional). Terdiri atas:
a. Kepala tiang didorong untuk settle pada 0,05 in/memit (1,25 mm/menit).
b. Gaya yang dibutuhkan untuk mrncapai penetrasi akan dicatat.
c. Uji dilakukan dengan total penetrasi 2-3 in (50-75 mm).
Keuntungan utama dari metode ini adalah lebih cepat (2-3) jam dan ekonomis.
4. Swedish Cyclic Test Method (SC Test).
Metode ini dianjurkan oleh Komisi Pile Swedia, terdiri atas:
a. Bebani tiang hingga sepertiga beban desain.
b. Lepaskan beban hingga seperenam beban desain. Ulangi pembebanan dan
pelepasan beban dalam siklus 20 kali.
c. Peningkatan beban dengan sebesar 50% dengan langkah (a) dan
pengulangan seperti langakah (b).
d. Lanjutkan hingga kegagalan tercapai.
Metode ini membutuhkan waktu dan siklus perubahan perilaku tiang sehingga
tiang berbeda dengan aslinya. Hanya direkomendasikan atas proyek khusus
dimana beban siklus dianggap sangat penting.
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Tiang yang sebaiknya terletak pada lokasi di dekat titik bor saat
penyelidikan tanah dilakukan, dimana karakteristiknya telah diketahui dan pada
lokasi yang mewakili kondisi tanah paling jelek di lokasi rencana bangunan.
(Hardiyatmo, 2002)
2.5.3 Pengujian Tiang dengan Metode Pile Dynamic Analysis (PDA)
Tujuan pengujian dinamis ini adalah untuk mengetahui besarnya daya
dukung ultimate tiang pancang tunggal yang dilakukan di lapangan dengan
berbagai dimensi dan karakteristik tiang yang telah ditentukan melalui
perencanaan sebelumnya, baik untuk pemilihan tiang maupun lokasinya.
Beban dinamik akibat tumbukan dari drop hammer pada kepala tiang,
akan menimbulkan regangan pada tiang dan pergerakan relatif (relative
displacement) yang terjadi antara tiang dan tanah sekitarnya, menimbulkan
gelombang akibat perlawanan atau reaksi tanah. Semakin besar kekuatan tanah,
semakin kuat gelombang perlawanan yang timbul. Gelombang aksi maupun reaksi
akibat perlawanan tanah akan direkam. Dari hasil rekaman, karakteristik
gelombang-gelombang ini dianalisa untuk menentukan daya dukung statik tiang
diuji, berdasarkan Theory of Stress Wave Propagation on Pile (Case Method).
Saat ini pengujian PDA banyak dilakukan untuk pondasi tiang pancang
seperti precast piles, steel piles dan spun piles, menggunakan palu dari alat
pancangnya sendiri, sehingga sangat praktis dan ekonomis pengerjaannya.
Pengujian PDA untuk tiang berdiameter besar dan daya dukung besar sangat
menguntungkan, karena proses pengujian sangat singkat (dari persiapan sampai
selesai hanya berlangsung selama 1 - 3 jam).
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Gambar 2.24 Pemasangan Strain Transducer dan Accelerometer PDA pada tiang
5. Pelaksanaan Pengujian PDA
Tiang pancang uji diberi beberapa kali tumbukan, penumbukan dihentikan jika
telah diperoleh mutu rekaman cukup baik pada komputer dan energi tumbukan
(EMX) relatif cukup tinggi. Kualitas rekaman yang baik tergantung dari
beberapa faktor, yaitu:
a. Pemasangan instrumen terpasang dengan cukup kuat pada tiang beton;
b. Sistem elektronik komputer dan efisiensi hammer yang digunakan.
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Saat
pengujian
secara
temporer
dilakukan
pengecekan/pengencangan
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
grafik gelombang hasil iterasi (signal matching) memiliki korelasi yang baik
dengan gelombang yang dihasilkan.
Analisa dengan CAPWAP akan menghasilkan kurva penurunan tiang S
versus beban dan distribusi gaya gesek dan tahanan ujung tiang. Kualitas
pengujian PDA dapat dibandingkan melalui daya dukung ultimatenya dan melalui
kurva penurunan tiang versus beban dari uji beban statik. (CAPWAP, 2008)
dihitung lebih mendalam sesuai toleransi diijinkan untuk fungsi bangunan atasnya
(Laporan Uji PDA Rusunawa UMA Medan, Tarumanegara Bumiyasa, 2008).
2.6
= Penurunan total
s1
= Penurunan segera
s2
s3
Kaku
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Pusat
1.00
Sudut
0.64
Rata-rata
0.85
Ip
0.88
1.12
0.36
0.95
0.82
3.70
L/B = 1.5
1.36
0.68
1.20
1.06
4.12
2.0
1.53
0.77
1.31
1.20
4.38
5.0
2.10
1.05
1.83
1.70
4.82
10.0
2.52
1.26
2.25
2.10
4.93
100.0
3.38
1.69
2.96
3.40
5.06
Lingkaran
Bujur sangkar
Im
E (kN/m2)
300 300
Lunak
2000 4000
Sedang
4500 9000
Keras
7000 20000
Berpasir
30000 42500
Pasir
Berlanau
5000 20000
Tidak padat
10000 25000
Padat
50000 100000
80000 200000
Tidak Padat
50000 140000
Lanau
2000 20000
Loess
15000 60000
Serpih
140000 1400000
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Q.I
.............................................................................................. (2.25)
Es.D
dimana:
I = Io . Rk . Rh . R
Q.I
.............................................................................................. (2.26)
Es.D
dimana:
I = Io . Rk . Rb . R
dengan:
S
Io
Rk
Rh
Rb
= Diameter tiang.
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Gambar 2.29 Koreksi angka Poisson, R (Poulus dan Davis); ( Hardiyatmo, 2002)
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
dimana:
E p .RA
Es
RA =
...................................................................................... (2.27)
Ap
1 .d 2
4
dengan:
K
Ep
Es
Eb
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Lempung jenuh
0,4 0,5
0,1 0,3
Lempung berpasir
0,2 0,3
Lanau
0,3 0,35
Pasir padat
0,2 0,4
Pasir kasar
0,15
Pasir halus
0,25
0.1-0.4
Loess
0.1-0.3
= 3qc
Es
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
kasar dan tanah-tanah berbutir halus yang tidak jenuh, karena penurunan terjadi
segera setelah terjadi penerapan beban.
Persamaan penurunan segera atau penurunan elastis dari pondasi yang
diasumsikan terletak pada tanah yang homogen, elastis dan isotropis pada media
semi tak terhingga, dinyatakan dengan:
(Q
s1 =
+ Q ws )L
wp
Ap E p
.......................................................................... (2.29)
Dimana:
Qwp = Kapasitas daya dukung ujung tiang
Qsp = Kapasitas daya dukung tahanan kulit
Ap
Ep
= Panjang tiang
Nilai tergantung kepada unit tahanan friksi (kulit) alami (the nature of
unit friction resistance) pada sepanjang tiang terpancang di dalam tanah. Nilai =
0,5 adalah dimana bentuk unit tahanan friksi (kulit) alami nya berbentuk seragam
atau simetris, seperti persegi panjang maupun parabolik seragam, umumnya pada
tanah lempung dan atau lanau. Nilai = 0,67 adalah jika bentuk unit tahanan friksi
(kulit) alami nya berbentuk segitiga, umumnya pada tanah pasir.
=0.5
=0.5
=0.67
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
(a)
(c)
Area, 2009.
USU Repository 2009
(b)
Gambar 2.31 Variasi jenis bentuk unit tahanan friksi (kulit) alami terdistribusi
sepanjang tiang tertanam ke dalam tanah (Bowles, 1993)
Penurunan bergantung pada karakteristik tanah dan penyebaran tekanan
pondasi ke tanah di bawahnya. Penurunan pondasi bangunan dapat diestimasi atau
diperkirakan dari hasil pengujian di laboratorium pada contoh tanah tak terganggu
(undisturbed) yang diambil dari pengeboran, atau dari persamaan-persamaan
empiris yang dihubungkan dengan hasil pengujian di lapangan.
2.6.2 Penurunan Diizinkan
Penurunan yang diizinkan dari suatu bangunan bergantung pada beberapa
faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi jenis, tinggi, kekakuan, dan fungsi
bangunan, serta besar dan kecepatan penurunan serta distribusinya. Jika
penurunan berjalan lambat, semakin besar kemungkinan struktur untuk
menyesuaikan diri terhadap penurunan yang terjadi tanpa adanya kerusakan
strukturnya oleh pengaruh rangkak (creep). Karena itu, dengan alasan tersebut,
kriteria penurunan pondasi pada tanah pasir dan pada tanah lempung berbeda.
Karena penurunan maksimum dapat diprediksi dengan ketepatan yang
memadai, umumnya dapat diadakan hubungan antara penurunan diizinkan dengan
penurunan maksimum.
Dimana syarat perbandingan penurunan yang aman yaitu:
Stotal Sizin
Sizin = 10 % . D ................................................................................. (2.30)
dimana: D
Diameter tiang
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
2.7
dibagi dengan faktor aman tertentu. Faktor aman perlu diberikan dengan maksud:
a. Memberi keamanan atas ketidakpastian metode hitungan yang digunakan.
b. Memberi keamanan terhadap variasi kuat geser dan kompresibilitas tanah.
c. Meyakinkan bahwa bahan tiang cukup aman dalam mendukung beban
yang bekerja.
d. Meyakinkan bahwa penurunan total yang terjadi pada tiang tunggal atau
kelompok masih tetap dalam batas-batas toleransi.
e. Meyakinkan bahwa penurunan tidak seragam diantara tiang-tiang masih
dalam batas toleransi.
Sehubungan dengan alasan butir (d), dari hasil banyak pengujian beban
tiang, baik tiang pancang maupun tiang bor yang berdiameter kecil sampai sedang
(600 mm), penurunan akibat beban bekerja (working load) yang terjadi lebih kecil
dari 10 mm untuk faktor aman yang tidak kurang dari 2,5 (Thomlinson, 1977).
Beban yang bekerja (working load) atau kapasitas tiang ijin (Qa) dengan
memperhatikan keamanan terhadap keruntuhan adalah nilai kapasitas ultimit (Qu)
dibagi dengan faktor aman (SF) yang sesuai.
Variasi faktor aman yang telah banyak digunakan untuk perancangan
pondasi tiang pancang, sebagai berikut:
Qa =
Qu
.......................................................................................... (2.31)
2,5
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 2.13 Faktor Aman Yang Disarankan (Reese & ONeill, 1989)
Klasifikasi
struktur
Monumental
Permanen
Sementara
Kontrol
baik
2,3
2
1.4
Faktor keamanan ( F )
Kontrol
Kontrol
normal
jelek
3
3,5
2,5
2,8
2
2,3
Kontrol
sangat jelek
4
3,4
2,8
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Data Umum
Data umum dari proyek Pembangunan Rusunawa Universitas Medan Area
2. Lokasi Proyek
3. Sumber Dana
: Pemerintah
Daerah
Dinas
Pemukiman
dan
: Pengawasan,
Manajemen
dan
Pelaksana
Konstruksi.
a. Perusahaan
b. Alamat
3.2.
: Perencanaan
a. Perusahaan
b. Alamat
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Data ini diperoleh dari lapangan menurut perhitungan dari pihak konsultan
perencana dengan data sebagai berikut:
1. Panjang Tiang Pancang
: 20.4 m
: 250 mm x 250 mm
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
3.3.
pada proyek pembangunan Rusunawa Universitas Medan Area ini yang terletak di
Pancing, penulis memperoleh data dari Kontraktor PT. Paesa Pasindo Engineering
diperoleh data beban struktur, uji beban lapangan (PDA, Pile Dynamic Analysis).
Dari Konsultan
(Persero) melalui
Thomas Medan diperoleh berupa data hasil sondir, hasil SPT, hasil kalendering.
3.4.
Cara Analisis
Perencanaan pondasi tiang pancang dilakukan sebagai berikut :
PENGUMPULAN
ANALISIS DATA
a. Menghitung kapasitas dukung;
b. Menghitung Penurunan elastis
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
menggunakan beton pracetak (precast), dimana balok, kolom serta pelat lantai
dicetak terlebih dahulu kemudian konstruksi disusun dan dirakit, mempunyai atap
yang terbuat dari seng metal dengan lantai berjumlah 5 (lima).
Data yang diperoleh pada Proyek ini antara lain:
1. Data hasil penyelidikan sondir, CPT;
2. Data hasil SPT;
3. Data Kalendering;
4.3.
Hasil
4.3.1.
= 25 cm x 25 cm
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
= (2 x 25) + (2 x 25) cm
= 100 cm
Mutu Beton
= K500
bk
= 500 kg/cm2
fc
= 0,1 x bk
= 0,1 x 500
= 50 MPa
= 0.45 x bk
= 225 kg/cm2
= 0.45 x 500
Kekuatan Tiang diijinkan:
Ptiang
= Atiang x tiang
= 625 x 225
= 140625 kg
= 140,625 ton
Qtiang =
Atiang xp
3
= (625 x 150) / 3
= 31250 kg
= 31,250 ton
= A x L x tiang
= 625 x 10-4 x 20,4 x 2,4
= 3,06 ton
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
= 31,250 3.06
= 28,190 ton
4.3.1.1.
50
(kg/cm2)
100
150
200
250
qc
5
tsf
Depth (m)
10
15
20
25
0
100
200
300
400
tsf
500
600
700
800
900
1000
(kg/cm)
Tiang Pancang
Perlawanan konus
(meter)
(kg/cm2)
20.40
152
20,60
162
20,80
179
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
21,00
190
21,20
200
qca (base)
(Nilai Fb dari Tabel 2.2, beton precast = 1,75)
Fb
qb =
176,60
= 100,914 kg/cm2
1,75
20,80 Meter
0,00 Meter
Pasir (SW)
qc (side) = 43,846 kg/cm2
- 21,00 m
20cm
- 21,20 m
20cm
Limerock
- 21,40 m
- 21,60 m
20cm
20cm
- 21,80 m
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
f = 43,846 .
s
Fs
0,03
= 0,376 kg/cm2
3,5
= 78208 kg
= 78,208 ton
Qu
SF
141,27925
2,5
= 56,5117 ton
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
CPT-Test
qc
50
(kg/cm2)
100
150
200
250
qc
tsf
Depth (m)
10
15
20
25
0
200
400
600
tsf
800
1000
1200
(kg/cm)
Tiang Pancang
Kedalaman
(meter)
21,00
Perlawanan konus
(kg/cm2)
143
21,20
144
21,40
179
21,60
190
21,80
195
qca (base)
(Nilai Fb dari Tabel 2.2, beton precast = 1,75)
Fb
qb =
170,20
= 97,257 kg/cm2
1,75
21,4 Meter
0,00
Pasir (SW)
qc (side) = 49,159 kg/cm2
- 21,00 m
20cm
- 21,20 m
Limerock
20cm
- 21,40 m
20cm
- 21,60 m
- 21,80 m
20cm
Pada titik sondir 2 (S-03), pasir bergradasi baik (SW-Well graded sand)
Kapasitas dukung kulit persatuan luas (f):
f = qc (side)
f = 49,159 .
s
Fs
0,03
= 0,4214 kg/cm2
3,5
= 150,9656 ton
Qu
SF
150,9656
2,5
= 60,386 ton
= 28825 kg
= 28,825 ton
qc xAc JHLxK11
+
3
5
41,00 x625 32,00 x100
+
3
5
= 9181,667 kg
= 8541,667 + 640
= 9,182 ton
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
= 640 kg
= 0,640 ton
Tult
3
0,640
3
= 0,45 . bahan
Tabel 4.1 Perhitungan daya dukung tiang pancang pada titik 1 (S-01)
Kedalaman
(Meter)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
PPK
Ap
(qc)
(cm2)
Kg/cm2
0
625
41
625
8
625
39
625
32
625
63
625
14
625
34
625
120
625
36
625
12
625
12
625
45
625
15
625
28
625
18
625
JHL
K11
(Kg/cm) (cm)
0
32
74
112
152
196
234
274
332
338
410
448
486
524
562
600
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Qwp
(ton)
0,000
25,625
5,000
24,375
20,000
39,375
8,750
21,250
75,000
22,500
7,500
7,500
28,125
9,375
17,500
11,250
Qws
Qult
Qijin
(ton)
(ton)
(ton)
0,000
0,000 0,000
3,200 28,825 9,182
7,400 12,400 3,147
11,200 35,575 10,365
15,200 35,200 9,707
19,600 58,975 17,045
23,400 32,150 7,597
27,400 48,650 12,563
33,200 108,200 31,640
33,800 56,300 14,260
41,000 48,500 10,700
44,800 52,300 11,460
48,600 76,725 19,095
52,400 61,775 13,605
56,200 73,700 17,073
60,000 71,250 15,750
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
16
17
18
19
20
21
21,2
27
17
625
625
625
625
625
625
625
75
94
120
190
200
640
682
732
788
850
932
952
100
100
100
100
100
100
100
16,875
10,625
46,875
58,750
75,000
118,750
125,000
64,000
68,200
73,200
78,800
85,000
93,200
95,200
80,875
78,825
120,075
137,550
160,000
211,950
220,200
18,425
17,182
30,265
35,343
42,000
58,223
60,707
= 5,295 ton
qc xAc JHLxK11
+
3
5
= 1041,667 + 560
= 1601,667 kg = 1,602 ton
Daya dukung terhadap kekuatan tanah untuk tiang tarik:
Tult = JHL . K11 = 28,00 . 100 = 2800 kg
= 2,800 ton
Tult
3
2,800
3
= 0,933 ton
= 933 kg
= 0,45 . bahan
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Kedalaman
(Meter)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
21,8
4.3.1.2
PPK
Ap
(qc)
(cm2)
Kg/cm2
0
625
5
625
39
625
37
625
52
625
96
625
97
625
23
625
134
625
36
625
24
625
26
625
38
625
62
625
46
625
39
625
92
625
47
625
625
81
88
625
129
625
143
625
195
625
JHL
K11
(Kg/cm) (cm)
0
28
66
108
156
208
270
312
378
434
472
512
554
600
650
696
740
790
840
898
962
1022
1092
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Qwp
Qws
Qult
(ton)
(ton)
(ton)
0,000
0,000
0,000
3,125
2,800
5,925
24,375
6,600 30,975
23,125 10,800 33,925
32,500 15,600 48,100
60,000 20,800 80,800
60,625 27,000 87,625
14,375 31,200 45,575
83,750 37,800 121,550
22,500 43,400 65,900
15,000 47,200 62,200
16,250 51,200 67,450
23,750 55,400 79,150
38,750 60,000 98,750
28,750 65,000 93,750
24,375 69,600 93,975
57,500 74,000 131,500
29,375 79,000 108,375
50,625 84,000 134,625
55,000 89,800 144,800
80,625 96,200 176,825
89,375 102,200 191,575
121,875 109,200 231,075
Qijin
(ton)
0,000
1,602
9,445
9,868
13,953
24,160
25,608
11,032
35,477
16,180
14,440
15,657
18,997
24,917
22,583
22,045
33,967
25,592
33,675
36,293
46,115
50,232
62,465
= 12 kN
fs = 0,204 x N
= 0,204 x 6
= 1,224
As = D . . L
= 0,3184 .3,14 .2
=2m
N'=
N 0 + N1
n
0+6
1
=6
Qs =
N '.As
5
6.2
5
= 2,4 ton
Qu = Qp + Qs
Qa =
Qu
FS
17,4
3
= 17,4 ton
= 5,8 ton
Tabel 4.3 Perhitungan daya dukung tiang pancang pada titik 1 (BH-01)
Depth
(m)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
N
0
6
13
25
28
3
16
6
6
11
14
N'
0.00
6.00
9.50
14.67
18.00
15.00
15.17
13.86
12.88
12.67
12.80
As
(m)
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
20.00
Ap
(m2)
0.0625
0.0625
0.0625
0.0625
0.0625
0.0625
0.0625
0.0625
0.0625
0.0625
0.0625
Qp
(ton)
0.00
15.00
32.50
62.50
70.00
7.50
40.00
15.00
15.00
27.50
35.00
Qs
(ton)
0.00
2.40
7.60
17.60
28.80
30.00
36.41
38.81
41.22
45.61
51.20
Qu
(ton)
0.00
17.40
40.10
80.10
98.80
37.50
76.41
53.81
56.22
73.11
86.20
Qa
(ton)
0.00
5.80
13.37
26.70
32.93
12.50
25.47
17.94
18.74
24.37
28.73
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
22
24
26
28
30
32
34
36
38
40
3.3.1.2
33
13
43
47
50
50
50
54
18
18
14.64
14.50
16.69
18.86
20.93
22.75
24.35
26.00
25.58
25.20
22.00
24.00
26.00
28.00
30.00
32.00
34.00
36.00
38.00
40.00
0.0625
0.0625
0.0625
0.0625
0.0625
0.0625
0.0625
0.0625
0.0625
0.0625
82.50
32.50
107.50
117.50
125.00
125.00
125.00
135.00
45.00
45.00
64.42
69.60
86.79
105.62
125.58
145.60
165.58
187.20
194.41
201.60
146.92
102.10
194.29
223.12
250.58
270.60
290.58
322.20
239.41
246.60
48.97
34.03
64.76
74.37
83.53
90.20
96.86
107.40
79.80
82.20
yaitu pondasi tiang pancang pada titik 1 (As B-11 ; nomor titik pancang 113) dan
pondasi tiang pancang pada titik 2 (As B-11 ; nomor titik pancang 114).
3.3.1.2.1 Perhitungan pada titik 1 (AS B-11 ; nomor titik pancang 113):
Effisiensi alat pancang ( )
= 701760 kg/cm
= 14 m = 1400 cm
f 'c
= 33234,019 Mpa
= 4700 .
50
= 332340,19 kg/cm2
xE
xExL
S +
2 x A x Ep
0.5
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
0,85 x 701760
0,85 x 701760 x 1400
1,1 +
2 x 625 x 332340,19
= 236909,6311 kg
0.5
= 236,909 ton
b. Perhitungan kapasitas daya dukung ijin tiang pancang
Pa =
Pu
SF
236,909
3
= 78,969 ton
3.3.1.2.2 Perhitungan pada titik 2 (AS B-11 ; nomor titik pancang 114):
Effisiensi alat pancang ( )
= 701760 kg/cm
= 21 m = 2100 cm
= 4700 .
f 'c
= 33234,019 Mpa
50
= 332340,19 kg/cm2
xE
xExL
S +
2
x
A
x
Ep
0.5
0,85 x 701760
0,85 x 701760 x 2100
0,9 +
2 x 625 x 332340,19
= 226248,0812 kg
0.5
= 226,248 ton
b.
Pu
SF
226,248
3
= 75,416 ton
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
20,80 Meter
0,00 Meter
Pasir (SW)
qc (side) = 43,846 kg/cm2
- 21,00 m
20cm
- 21,20 m
20cm
Limerock
- 21,40 m
20cm
- 21,60 m
20cm
- 21,80 m
= 131,538 kg/cm2
= 13,1538 Mpa
f 'c
= 4700 .
50 = 33234,019 Mpa
Ap
1 .d 2
4
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
625
1 .40 2
4
= 625 / 490,625
= 1,275
E p .RA
Es
3234,019.1,275
13,1538
= 3221,379
Untuk
db
25
=
= 1, diameter ujung dan atas sama
25
d
Untuk
L
2400
=
= 96
25
d
= 0,03
(untuk
db
L
= 96,
= 1)
d
d
Rk
= 1,42
(untuk
L
= 24, K = 3221,379)
d
= 0,92
Rh
= 0,23
(untuk
h
L
= 96,
= 1)
d
L
Rb
= 0,82
(untuk
L
Eb
= 96,
= 10)
Es
d
Q.I
Es.D
= 0,009
105800 kg . 0,009
131,538 kg / cm 2 . 25 cm
= 0,286 cm
= 2,86 mm
= 0,032
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Q.I
Es.D
105800 kg . 0,032
131,538 kg / cm 2 . 25 cm
= 1,029 cm
= 10,29 mm
c. Untuk penurunan tiang elastis
S =
(Q + Qs ) L
A.Ep
= 1,229 cm
= 12,29 mm
Hasil perhitungan perkiraan penurunan tiang tunggal dapat dilihat Tabel 4.2.
Tabel 4.4 Perkiraan penurunan tiang tunggal
No.
Bentuk penurunan
2,86 mm
10,29 mm
12,29 mm
Diasumsikan bahwa tiang pancang yang ditinjau adalah tiang elastis, besar
penurunan yang terjadi adalah 12,29 mm.
4.3.2.1.1 Penurunan Tiang Elastis As 11. B-113
S = s1 + s2 + s3
a. s1 =
(Q
wp
+ Q ws )L
Ap E p
Qwp
= 63,07125 ton
Qws
= 78,208 ton
= 78208 kg
= 0,67
Ap
= 625 cm2
= 0,0625 m2
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Ep
= 33234,019 MPa
= 2400 cm
s1 =
= 332340,19 kg/cm2
(63071,25 + 0,67.78208)2400
625.332340,19
= 1,334 cm = 13,34 mm
b. s 2 =
Qwp C p
qp
Cp
= 0,02
= sisi tiang
s2 =
D.q p
(Qwp + Qws )
SF
63071,25.0,02
25.5651,17
(63071,25 + 78208)
2,5
= 5651,17 kg/cm2
= 25 cm
= 0,0089 cm = 0.089 mm
c. s 3 =
Q ws C s
L.q p
Cs
s3 =
78208.0,05
= 0,0162 cm
2400.100,914
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
Qws
= 0,67
Ap
= 625 cm2
= 0,0625 m2
Ep
= 33234,019 MPa
= 332340,19 kg/cm2
= 2400 cm
s1 =
(60786 + 0,67.90179,6)2400
625.332340,19
= 1,4005 cm = 14,0 mm
(Qwp + Qws )
qp
Cp
= 0,02
= sisi tiang
s2 =
SF
60786.0,02
25.60386,24
(60786 + 90179,6)
= 60386,24 kg/cm2
2,5
= 25 cm
= 0,0008 cm = 0,008 mm
Cs
s3 =
90179,6.0,05
2400.97,2576
= 0,193 cm
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
= 15,94 mm
1.359
1.594
1.197
1.385
S-01
S-03
= 5 ton
= 5000 kg
Qws
= 7,4 ton
= 7400 kg
Ap
= 625 cm2
= 0,0625 m2
Ep
= 33234,019 MPa
= 332340,19 kg/cm2
= 200 cm
s1, 0 2 =
(5000 + 0,5.7400)200
625.332340,19
= 0,0084 cm = 0,084 mm
b. Untuk kedalaman 2 5 m
Qwp
= 39,38 ton
= 39380 kg
Qws
= 19,60 ton
= 19600 kg
= 300 cm
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
(39380 + 0,67.19600)300
s1, 25 =
625.332340,19
= 0,0756 cm = 7,56 mm
c. Untuk kedalaman 5 6 m
Qwp
= 8,75 ton
= 8750 kg
Qws
= 23,4 ton
= 23400 kg
= 100 cm
(8750 + 0,5.23400)100
s1,56 =
625.332340,19
= 0,0098 cm = 0,098 mm
d. Untuk kedalaman 6 9 m
Qwp
= 22,5 ton
= 22500 kg
Qws
= 3,78 ton
= 3780 kg
= 300 cm
(22500 + 0,67.3780)300
s1, 69 =
625.332340,19
= 0,0652 cm = 0,652 mm
e. Untuk kedalaman 9 10 m
Qwp
= 7,5 ton
= 7500 kg
Qws
= 41 ton
= 41000 kg
= 100 cm
s1,910 =
(7500 + 0,5.41000)100
625.332340,19
= 0,0135 cm = 0,135 mm
Perhitungan per lapisan / kedalaman lebih rinci diuraikan pada Tabel 4.6
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
4.3.2.2
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan
Area, 2009.
USU Repository 2009
PPK
Ap
Qwp
JHL
Kel
Qws
(cm)
(qc)
(cm2)
(Kg)
Kg/cm
(cm)
(Kg)
qp
(cm)
(cm)
s1
L/D
Ep
Cp
Cs
(cm)
Kg/cm2
625
0 100
25
200
625
5000
74 100
7400
4960
200
25
500
63
625 39375
300
25
600
14
625
8750
100
25
900
36
625 22500
300
25
1000
1060
12
17
625 7500
625 10625
100
60
25
25
1080
20
625 12500
20
25
1100
11
625
6875
20
25
1120
15
625
9375
20
25
1260
18
625 11250
140
25
1280
16
625 10000
20
25
1320
12
625
7500
40
25
1340
26
625 16250
20
25
1440
17
625 10625
100
25
1500
18
20
625 11250
625 12500
60
620
25
25
2120
0,67 0,6520
0,50 0,1348
0,50 0,0934
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan Area, 2009.
USU Repository 2009
0,50 0,0985
0,67 0,0504
0,50 0,1903
0,67 0,1486
0,67 2,2770
PPK
Ap
Qwp
JHL
K11
Qws
qp
(qc)
(cm2)
(Kg)
Kg/cm
(cm)
(Kg)
(Kg/cm2)
(cm)
(cm)
25
s1
L/D
Ep
Cp
Cs
(cm)
Kg/cm2
625
100
200
39
625
24375
66
100
6600
12390 200
25
500
96
625
60000
208
100
20800
32320 300
25
600
97
625
60625
270
100
27000
35050 100
25
900
36
625
22500
434
100
43400
26360 300
25
1000
1040
24
17
625
625
15000
10625
472
488
100
100
47200
48800
24880 100
23770 40
25
25
1600
92
625
57500
740
100
74000
52600 560
25
1760
80
625
50000
820
100
82000
52800 160
25
1800
81
625
50625
840
100
84000
53850
40
25
1820
90
625
56250
850
100
85000
56500
20
25
1840
112
625
70000
860
100
86000
62400
20
25
1880
104
625
65000
886
100
88600
61440
40
25
1900
88
625
55000
898
100
89800
57920
20
25
1920
109
625
68125
910
100
91000
63650
20
25
1940
1960
100
120
625
625
62500
75000
922
934
100
100
92200
93400
61880
67360
20
20
25
25
2180
195
625
121875 1092
100
109200
92430 220
25
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan Area, 2009.
USU Repository 2009
0,67 0,3790
0,67 0,7449
0,67 0,2245
0,50 0,0674
4.4
Pembahasan
Maka untuk beberapa perhitungan, besarnya penurunan tiang pancang yang telah
dilakukan dapat diberikan suatu keputusan tentang aman tidaknya suatu
konstruksi. Hasil dari analisa perhitungan penurunan tiang:
1. Berdasarkan
perhitungan
penurunan
elastis
tiang
tunggal
dengan
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan Area,
2009.
USU Repository 2009
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan Area,
2009.
USU Repository 2009
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan Area,
2009.
USU Repository 2009
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.4.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
4.5.
Saran
Dari hasil perhitungan dan kesimpulan diatas penulis memberi saran yang
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan Area,
2009.
USU Repository 2009
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan Area,
2009.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
Boycke Marbun : Analisa Penurunan Elastis Pondasi Tiang Pancang Proyek Pembangunan Rusunawa Medan Area,
2009.
USU Repository 2009