You are on page 1of 296
en eaco 79.065 EVELYN C. PEARCE re) eae) untuk Paramedis bee NY = si) ate] Cll CN Kata Pengantar Indeks: ......ssssecseee DAFTAR ISI Pengantar pada Tubuh Manusia ..... Sedikit tentang Anatomi Permukaan . Sistema Kerangka — Tulang Tengkorak dan Rangka Dada . Tulang Belakang dan Gelang Panggul Kerangka Anggota Atas ........... Kerangka Anggota Gerak Bawah . Sendi atau Persambungan pada Kerangka Otot pada Kerangka Sistema Peredaran Darah .. Pembuluh-Pembuluh Darah Utama Sistema Saluran Limfe, Limpa dan Sistema Retikulo-Endotelium 161 Klasifikasi Bahan Makanan . Saluran Pertcernaan dan Pencernaan Makanan Hati, Kartdung Empedu dan Pankreas . Sistem Pernapasan Metabolisma . Organ Endokrin . Kulit ... Sistema Urinari Organ-Organ Sistema Reproduksi (Pengembangbiakan) . Susunan Saraf Pusat .. Sistema Saraf Otonom Indera Pengecap dan Pi Pancaindera : Mata dan Penglihatan . Pancaindera : Telinga dan Pendengaran KATA PENGANTAR Buku karya Evelyn Pearce ini sudah dikenal di kalangan pengajar pada pendidikan perawat, karena pendekatannya yang menyeluruh. Membica- rakan anatomi yang sekaligus dengan faal dari bagian yang dibicarakan, kemudian dilengkapi dengan kepentingan pengetahuan itu dalam praktek merawat penderita di ruangan. Tetapi selama ini hanya para pengajar yang dapat memanfaatkan buku ini, karena hanya yang bahasa Inggris yang tersedia. Itu pun sulit men- carinya di toko-toko buku Indonesia. Dengan diterjemahkannya buku ini ke dalam bahasa Indonesia, maka baik para pengajar maupun para pelajar dapat menikmati manfaatnya. Bagi para pengajar juga akan lebih mudah karena perluasan kesempatan membaca ini akan mengurangi beban per- siapan dari fihaknya. Dalam keadaan di mana buku-buku untuk pendidikan perawat kurang memadai, buku ini akan banyak membantu. Dan sebenarnya, buku ini ti- dak hanya dapat dipergunakan oleh para pelajar ilmu perawatan saja. Teta- pi juga bermanfaat bagi mahasiswa kedokteran sebagai penambah penge- tahuan praktis perawatan, dan juga bagi sekolah-sekolah umum sebagai pe- lengkap pendidikan ilmu hayat dan ilmu kesehatan. Kekurangan yang terjadi akibat cara penterjemahan dan pengindone- siaan istilah mudah-mudahan dapat dimaafkan, karena harus kita akui bahwa memang belum ada keseragaman dalam penggunaan istilah-istilah kedokteran dalam bahasa Indonesia. dr. Kartono Mohamad vii Bab 1 PENGANTAR PADA TUBUH MANUSIA Anatomi atau ilmu urai mempelajari susunan tubuh dan hubungan bagian- bagiannya satu sama lain. Anatomi regional mempelajari menurut letak geografis bagian tubuh. Dan setiap region atau daerah, misalnya lengan, tungkai, kepala, dada, dan seterusnya ternyata terdiri atas sejumlah struk- tur atau susunan yang umum didapati pada semua region. Struktur itu ialah tulang, otot, saraf, pembuluh darah dan seterusnya. Dengan dasar pene- laahan seperti itu maka dijumpai sejumlah sistem jaringan yang berbeda- beda. Tentang hal itu semuanya dikelompokkan bersama dan diterangkan dalam Bab Anatomi Sistematik. Mempelajari letak dan hubungan satu bagian tubuh tidak dapat ter- pisahkan dari pengamatan tentang kegunaan setiap struktur dan sistem ja- ringannya, Hal ini membawa kita ke penggunaan istilah anatomi fung- sionil yang bertalian erat dengan fisiologi atau ilmu faal. Kemudian dike- tahui bahwa ada struktur-struktur tertentu yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Maka diperkenalkanlah istilah anatomi makroskopik untuk membedakannya dari anatomi mikroskopik yang memerlukan peng- gunaan mikroskop. Bertalian erat dengan anatomi ialah histologi atau ilmu tentang struktur halus dari tubuh dan sitologi, ilmu tentang sel. Fisiologi mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia dalam keadaan nor- mal. Ilmu ini sangat erat kaitannya dengan pengetahuan tentang semua makhluk hidup yang tercakup dalam pelajaran biologi. Dan bersamaan dengan itu juga erat hubungannya dengan tugas ahli sitologi yang mempe- lajari detail struktur sel, dan ahli biokimia yang berurusan dengan per- ubahan kimiawi dan kegiatan sel serta menyelidiki proses kimia jasad hidup yang serba kompleks. Juga erat berhubungan dengan ilmu alam, yang mempelajari reaksi fisik dan gerakan-gerakan yang terjadi di badan Tubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ, masing-masing dengan fungsinya yang khusus untuk dilaksanakan. Sel ialah unit atau unsur ter- kecil dari tubuh dan yang dimiliki oleh semua bagian. Sel disesuaikan dengan fungsi yang harus dilaksanakan atau dengan jaringan di mana sel itu berada. Beberapa sel, misalnya yang berada dalam sistem saraf dan otot, memang sangat khas. Beberapa lainnya seperti yang ada dalam ja- ringan ikat perkembangannya tidak sesempurna yang di otot atau saraf. Pada umumnya semakin khusus tugas suatu sel, semakin kecil daya tahan- nya menghadapi kerusakan dan juga paling sukar diperbaiki atau diganti. Istilah yang digunakan dalam anatomi. Banyak bagian tubuh yang terletak simetris. Misalnya anggota gerak mata dan telinga, paru-paru dan ginjal. Akan tetapi juga terdapat banyak asimetri pada susunan tubuh. Limpa ter- letak di sebelah kanan, pankreas terletak sebagian di kiri dan sebagian di kanan. Tubuh manusia dipelajari dalam keadaan berdiri tegak dengan kedua lengan di sisi terbuka dan telapak tangan menghadap ke depan, kepala te- gak dan mata tertuju lurus ke depan. Ini disebut posisi anatomi. Maka letak berbagai bagian tubuh dilukiskan dengan memperbanding- kannya pada garis-garis dan bidang-bidang khayal (imajiner). Misalnya bidang medial melalui sumbu tengah tubuh. Sesuatu struktur yang letak- nya lebih dekat pada bidang median tubuh daripada struktur lain, dikata- kan medial terhadap yang lain. Misalnya otot pangkal paha yang terletak di sebelah dalam paha adalah medial terhadap kelompok lainnya yang ber- ada di sebelah luar, yang disebut lateral. Sesuai dengan itu, maka sisi da- lam paha disebut aspek medial dan sisi luar discbut aspek lateral. Istilah interna dan externa digunakan untuk melukiskan jarak relatif se- buah organ atau struktur terhadap pusat sebuah rongga. Iga-iga misalnya mempunyai permukaan interna, yaitu yang menghadap ke dalam rongga dada dan permukaan externa yang ke sebelah luar. Arteri karotis interna (lihat gambar 126) terletak di dalam rongka tengkorak dan yang externa terletak di sebelah luar. Istilah superfisial (di permukaan) dan profunda (dalam) digunakan un- tuk menunjukkan jarak relatif dari permukaan tubuh. Dan istilah superior dan inferior menunjukkan letak relatif tinggi atau rendah, khususnya da- lam perbandingan dengan badan, seperti permukaan superior dan inferior dari klavikula (tulang selangka). Istilah anterior dan posterior merupakan sinonim dari ventral dan dor- sal. Istilah-istilah ini hanya digunakan untuk orang dalam keadaan berdiri tegak atau “posisi anatomi”. Misalnya arteri tibialis anterior dan posterior terletak di depan dan di belakang tungkai bawah. Dalam melukiskan per- mukaan telapak tangan digunakan istilah palmar dan dorsal, bukan ante- rior dan posterior. Dan dalam melukiskan permukaan telapak kaki dipa- kai istilah plantar dan dorsal. Istilah proximal dan distal dipakai untuk menunjukkan dekat jauhnya, atau jarak dari sebuah titik tertentu. Misalnya falanx proximal lebih dekat kepada pergelangan tangan daripada yang distal, yang letaknya terjauh. Bila tiga struktur terletak dalam satu garis yang berjalan mulai dari bidang median tubuh ke samping luar, maka ini dilukiskan sebagai letak me- dialis, intermedialis dan lateralis. Contoh dari ini dapat dilihat dalam urutan ketiga tulang kuneiformis dari telapak kaki (lihat halaman 85). Se- suai dengan ini maka bila tiga struktur terletak dalam sebuah garis yang berjalan dari depan ke belakang (anterior ke posterior) atau dari atas ke bawah (superior ke inferior), hal ini dilukiskan sebagai anterior, medialis dan posterior, sebagaimana terjadi dengan letak ketiga fossae dari tengko- tak (likat gambar 38). Dan superior, medialis dan inferior seperti yang terjadi pada letak urutan sendi-sendi radio-ulnaris (Jihat gambar 87). BERBAGAI SISTEM DALAM TUBUH Anatomi sistematik atau pembagian tubuh dalam sistema-sistema di- susun (a) sesuai dengan fungsinya dan (b) di bawah istilah yang dipakai un- tuk menunjukkan ilmu yang mempelajari bagian-bagian tertentu. Osteologi ialah ilmu pengetahuan tentang tulang Arthrologi ialah ilmu pengetahuan tentang sendi Miologi ialah ilmu pengetahuan tentang otot Splankhologi ialah ilmu pengetahuan tentang organ atau vi- sera (alat dalam) Neurologi ialah ilmu pengetahuan tentang saraf dan struk- tur saraf Bila dikelompokkan menurut fungsi, maka susunan umumnya ialah se- perti berikut. Sistema Lokomotorik. Ini mencakup bagian-bagian yang bersangkutan dengan gerak tubuh. Sistema kerangka mencakup tulang-tulang, tulang rawan dan membran tertentu. Sistema artikulatorik yang berkenaan dengan sendi, dan sistema otot-otot yang mencakup otot, fasia dan tendon (lihat Bab 3 sampai 8). Sistema pembuluh darah mencakup sistem sirkulasi dan sistem aliran lim- fe. Darah merupakan sistem transpor yang utama. Darah dipompa mengi- tari tubuh oleh jantung, oksigen dibawa dari paru-paru dan karbon dioksida dikumpulkan dari jaringan. Makanan disalurkan melalui hati dan kemu- dian masuk sirkulasi umum., Produk yang tidak diperlukan disalurkan ke ginjal. Sistema pencernaan terdiri atas saluran pencernaan beserta kelenjar dan or- gan daripadanya. Makanan dipecahkan oleh enzim dalam saluran pen- cernaan dan diangkut oleh darah ke hati dan akhirnya ke jaringan. Sistema pernapasan terdiri atas saluran dan organ yang berhubungan dengan pernapasan. Oksigen dari udara diambil dan dimasukkan ke darah, kemudian diangkut ke jaringan. Produk yang tidak perlu, karbon dioksida (CO,), diangkut oleh darah dari jaringan tubuh ke paru-paru dan dina- paskan ke luar ke udara. Kelenjar buntu dikelompokkan bersama karena sekresi yang dihasilkan disalurkan langsung ke darah atau organ pemakai. Adakalanya limpa dimasukkan dalam kelompok ini, sebab ia juga tidak mempunyai saluran, Meskipun setahu kita kelenjar ini tidak menghasilkan sekresi. la ber- kenaan dengan pembentukan sel darah merah dan diuraikan dalam Bab 10. Sistema urogenital mencakup organ sistem urinari dan sistem repro- duksi. Hasil buangan dari tubuh, kecuali karbon dioksida, diekskresikan oleh ginjal. Sistema saraf terdiri atas susunan saraf pusat, yang mencakup otak dan sumsum tulang belakang; sistem saraf periferi atau susunan saraf tepi ter- diri atas urat-urat saraf yang berasal dari otak dan sumsum belakang, dan sistem saraf otonom. Sistem pusat dan periferi sering dikelompokkan ber- sama dan dilukiskan sebagai sistema saraf serebrospinal. Sistem saraf otonom mencakup saraf simpatik dan parasimpatik. Pancaindera mencakup perasaan, penciuman, penglihatan dan pendengar- an dan juga fungsi raba dari kulit. Melalui organ-organ ini individu dapat berjaga-jaga terhadap kekuatan luar dan dengan demikian mampu melin- dungi dirinya sendiri. Seekor anak ayam yang sadar akan bunyi lalu lintas akan lari atau terbang mencari selamat. Sistema ekskretorik ialah istilah yang adakalanya dipakai untuk melu- kiskan secara kolektif organ yang berkenaan dengan ekskresi dari produk buangan berasal dari tubuh, Dalam organ-organ ini masuk sistem urinari (lihat atas), paru-paru dalam fungsinya mengurangi karbon dioksida, dan Rolon yang mengekskresikan ke dalam tinja bahan tertentu yang tidak da- pat larut CAIRAN TUBUH Air beserta unsur-unsur di dalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut cairan tubuh, dan cairan ini sebagian berada di dalam dan se- bagian di luar sel. Cairan intraseluler merupakam 50 persen dari berat tubuh letaknya di dalam sel dan mengandung elektrolit serta kalium dan fosfat dan bahan makanan seperti glukose dan asam amino. Kerja enzim dalam sel adalah 4 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Dehidrasi, atau berkurangnya cairan tubuh, ada dua macam. pertama kekurangan air se- perti yang terjadi pada pelaut yang terdampar akibat kapalnya pecah. Dehidrasi jenis ini akan menyebabkan rasa haus, demam, dan gangguan mental, Kedua, dehidrasi yang sering terjadi pada bayi dan penderita-penderita yang tidak berdaya, misalnya orang tua atau yang tidak sa- dar, yang tidak mendapatkan cairan dalam jumlah yang mencukupi, Dalam hal ini yang pen- ting adalah kekurangan zat garam (natrium), Dehidrasi jenis kedua ini biasanya disebabkan oleh kehilangan cairan tubuh dalam jumlah besar, misalnya karena muntah-muntah atau men- ceret-menceret, Kulit penderita akan mengerut, tekanan darah menurun, dan otot-ototnya me- lemah. Dalam hal ini rasa haus tidak timbul. Pada keadaan shok, denyut nadi sangat cepat, kulit lembab, volume darah yang beredar me- nyusut dan tekanan darah sangat rendah, Penyebab shok yang tersering ialah perdarahan dan kekurangan zat garam Zat garam (natrium) menyusut schabis banyak berkeringat. Keadaan ini tidak dapat di- perbaiki hanya dengan minum air saja. Bila tidak segera diperbaiki, keadaan ini akan menye- babkan kejang otot, kehilangan tenaga, letih dan pingsan. Ini terjadi misalnya pada orang yang pergi dari daerah dingin ke daerah yang panas, dan pada mereka yang bekerja di udara yang sangat panas. Keadaan ini dapat diperbaiki dengan memberikan minum larutan encer NaC} atau makan tablet garam, sampai tubuhnya dapat menycsuaikan diri dengan sckitar. Kelebihan natrium terjadi pada kegagalan ginjal, dan juga bila terlalu banyak larutan NaCl yang diberikan melalui infus intravenus. Kalium merupakan elektrolit penting yang lain, Kekurangan kalium terjadi pada beberapa keadaan, misalnya muntah-muntah, kehilangan cairan karena ileostomi dan setelah men- dapat obat diuretika (pemercepat kencing), kecuali bila disertai pemberian kalium: Keracunan air dapat terjadi pada penderita yang terlalu banyak mendapat air tanpa pem- berian natrium, misainya hanya glukosa dan air, sedangkan penderita tersebut tidak mampu membuang kelebihan air tersebut. Kadar Natrium dalam darah akan sangat menyusut (sering dikacaukan dengan keadaan kurang natrium), dan penderita menjadi kacau dan kejang- kejang. Daftar keseimbangan ¢: Pentingnya catatan-catatan di atas merupakan prinsip utama yang mendasari pencatatan jumlah cairan yang masuk dan keluar pada seorang pasien bila di- perlukan, Karena catatan tentang hal itu tidak hanya menentukan keadaan kesehatan pasien, tetapi dapat pula menentukan hidup-matinya. Ini menekankan pentingnya perhitungan berdasarkan fakta tentang jumlah cairan yang ma- suk dalam bentuk minuman maupun makanan (lihat halaman 170) dan dalam bentuk pem- berian cairan lainnya, Sama pentingnya dengan pengukuran jumlah cairan yang keluar, te masuk pendarahan, cairan yang dihisap keluar dari lambung dan bronkhus, muntah dan di- arhea, cairan uang terubah akibat kolostomi dan ileostomi, cairan yang keluar melalui luka, misalnya luka bakar dan pada kecelakaan serta pembedahan. UDEMA Udema adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan, akibat adanya gangguan keseim- bangan seperti telah diuraikan di atas. Udema dapat terjadi oleh: 1. Adanya tekanan hidrostatik yang sangat tinggi pada pembuluh-pembuluh kapiler, seperti misalnya bila aliran darah vena tersumbat 2. Tekanan osmotik terlalu rendah karena kadar protein plasma, terutama albumin, sangat rendah 3. Sumbatan pada aliran limfe. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Epitel silinder dibentuk oleh satu lapis sel dan melapisi saluran dari sebagian besar kelenjar, hampir seluruh saluran pencernaan yang di- selingi sel bentuk cangkir di antaranya dan juga melapisi beberapa bagian dari saluran uro- genital. Gambar 4 memperlihatkan sel silinder dari usus yang sedikit bergaris-garis pada tepi luar- nya, Dalam beberapa keadaan yaitu kalau me- lapisi alveoli kelenjar, sel epitel silinder itu agak pendek dan tampak seperti kubus maka dinama- kan sel kubus (lihat gambar 8). Epitel berambut dijumpai pada saluran per- napasan serta cabang-cabangnya seperti pada si- nus frontalis dan sinus maxilaris. Juga melapisi saluran telur dan sebagian dari uterus dan ven- trikel otak. epitelium gepeng. a8 Gb. 4 — Sel epitelium silinder dari usus. Sel berambut bentuknya seperti sel silinder tetapi mempunyai tambahan juluran halus seperti bulu yang melekat pada tepi luarnya, Juluran ini di- sebut Silia. Semua silia ini bergetar terus-menerus miring sedikit ke arah pintu ke- luar. Gerakan ini mirip dengan ayunan batang padi yang ditiup angin. Da- lam saluran pernapasan gerakan tetap ini menghindarkan debu, lendir dan sebagainya masuk ke paru-paru, sedangkan dalam saluran telur gerakan ini mengantarkan sel telur masuk rahim. Sel Cangkir (Sel Goblet) adalah sel yang mengeluarkan mukus (lendir) dan terletak di dinding kelenjar beserta salurannya, yang di- 1 lapisi sel silinder, baik sel yang polos atau A yang berambut. Sel cangkir mengeluarkan Raa lendir yang diperas ke arah permukaan. Sel ini bekerja sebagai kelenjar yang mengeluar- ~ kan lendir dan paling banyak terdapat di Gb..5 — Sel epi- mana mukus dalam jumlah besar menutupi telium silinder permukaan. Seperti misalnya dalam lam- berduri. Memperlihatkan taju-taju seperti bulu. bung, kolon dan trakhea. Epitel majemuk terdiri lebih dari satu lapis sel. Epitel berlapis membentuk lapisan epidermal (kulit ari) pada kulit. il Epitel berlapis juga me- nyelaputi mulut, farinx, uso- fagus, bagian bawah uretra, anus dan vagina, dan juga menutupi permukaan_ kor- nea. Pada daerah-daerah ini tidak terbentuk lapisan tan- duk, Lapisan dekat permu- kaan kulit_ membentuk [a- pisan tanduk. Sel ini ge- peng menyerupai sisik. La- pisan sel yang terletak pa- ling dalam berbentuk silin- der. Ini merupakan lapisan germinatif (bertunas) dan di sini sel memperbanyak di- ri dengan karyokinesis, mendorong yang atas ke arah permukaan sampai yang paling luar dilepas- kan. Daerah tanduk Granulosum (berbutir-butir) Korneum Lusidum Sel berduri ' Sel dasar Lapisan dasar Akuleatum ne) Daerah perkembangbiakan Gb. 6 — Pandangan mikroskop dari kulit ari Epitel majemuk berlapis Sel yang terletak di lapisan basal (dasar) dan lapisan tanduk disebut po- liedris, seperti berduri atau berbulu. Sel itu bersambung satu dengan yang lain dengan tendril halus yang menyebabkan tampak seperti berduri bila di- lihat di bawah mikroskop (lihat juga Bab 19). Epitel peralihan ialah epitel majemuk berlapis, terdiri atas tiga lapis sel. Ja melapisi kandung kencing, pelvis ginjal, ureter dan bagian atas dari ure- tra. Gb. 7 — Epitel peralihan dari kan- dung empedu Lapisan yang paling dalam pada epi- tel peralihan terdiri atas sel silinder de- ngan ujung bulat sehingga berbentuk seperti buah pir (atau buah terong) yang tersusun rapi. Oleh karena sel dari la- pisan lebih dalam melipatgandakan diri dengan pembelahan, maka lapisan sel pada permukaan dilepaskan. Sel pada lapisan permukaan di dalam epitel per- alihan tidak begitu mirip sisik diban- dingkan dengan sel pada epitel berlapis. Silakan dibandingkan gambar 6 dan 7 untuk lebih jelasnya. 12 Fungsi jaringan epitel. Fungsi jaringan epitel yang menutupi tubuh, yaitu kulit, dan yang.melapisi rongga yang berhubungan dengan permukaan luar terutama adalah protektif atau melindungi. Jaringan epitel itu menghin- darkan kerusakan jaringan di bawahnya, menghindarkan hilangnya cairan dari lapisan ini dan juga menghindarkan masuknya cairan ke dalam struk- tur yang ditutupi kulit. Mikroorganisme tidak dapat menembus kulit sehat, tetapi mereka dapat lewat kulit yang terluka. Fungsi pengeluaran sekret. Keba- nyakan kelenjar dan duktusnya terdiri atas epitel silinder. Sering kali epitel yang meliputi kelenjar dan salurannya itu bergabung dengan permukaan, di tempat kelenjar itu berada. Kelenjar tu- bular (bentuk tabung) sederhana dan kelenjar bentuk kantong sebenarnya hanya lapisan luar yang terlipat ke da- lam sebagaimana tampak pada kelen- jar tubular sederhana pada usus seperti nampak dalam gambar 9, Bila lekukan ini bersambung maka strukturnya men- jadi lebih rumit, seperti terjadi pada pembentukan kelenjar tubular ma- Pembuluh darah Gelembung berisi koloid Gb. 8 — Pandangan mikroskopik dari jemuk pada ginjal dan kelenjar-tandan struktur kelenjar tiroid. atau bentuk kantong majemuk, seperti Gelembung-gelembung dibatasi_ oleh sel pada kelenjar ludah dan pankreas. epitel kubik (silinder). Kelenjar endokrin juga terdiri atas sel epitel, yang dapat mengelompok menjadi satu massa atau melapisi rongga gelembung, seperti yang terjadi pada kelenjar tiroid. Gelembung-gelembung tiroid itu dilapisi oleh epitel si- linder berbentuk kubus. Sel-sel ini mengeluarkan sekret berupa koloid, tetapi tidak ada saluran keluar dari kelenjar itu, maka sekretnya langsung ke aliran darah atau melalui aliran limfe. Kelenjar. Kelenjar adalah organ sekretorik yang terdapat sebagai organ terpisah seperti hati, pankreas dan limpa; tetapi juga dapat berupa ha- nya satu lapis sel seperti kelenjar tubular sederhana pada saluran pen- cernaan, rongga tubuh, dan sebagainya. (lihat gambar 9). Semua kelenjar mendapat aliran darah dalam jumlah yang cukup besar. Fungsinya yang khusus ialah memisahkan bahan-bahan tertentu dari aliran darah, yang kemudian diolah menjadi getah atau sekret yang penting. Berbagai ragam kelenjar terdapat dalam tubuh dengan fungsi masing-masing berbeda, se- hingga sulit untuk membuat suatu uraian kolektif atau membuat klasifi- kasi. Klasifikasi diusahakan seperti berikut: 13 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. berapa tempat sifatnya berbeda-beda. Dalam saluran pencernaan mem- bran ini terdiri atas sel epitel silinder yang tersusun rapat. Beberapa dari- padanya menggembung karena penuh berisi lendir, maka itu disebut sel goblet (cangkir). Sel itu makin lama makin bengkak dan akhirnya pecah dan mengeluarkan sekretnya pada permukaan (lihat gambar 9). Mukus (lendir) adalah sekret dari membran itu dan terdiri atas air, garam dan sejenis protein, yaitu musin, yang memberi sifat lengket pada sekret itu. Membran sinovial melapisi lekuk sendi-sendi. Membran ini terdiri atas jaringan ikat yang halus dengan lapisan sel endotel gepeng pada permukaan. Sekret dari membran sinovial kental dan licin seperti isi telur mentah. Membran serus (selaput serosa) dijumpai dalam dada dan abdomen me- nutupi organ-organ yang ada di dalamnya dan melapisi rongga itu. Pleura membungkus paru-paru dan melapisi torax. Perikardium membungkus jantung dengan dua lapisan. Peritoneum membungkus organ-organ abdominal dan melapisi ab- domen. (Jenis berbagai membran tersebut di atas diuraikan dalam bab mengenai berbagai organ ini). Ciri-ciri yang pada umumnya terdapat pada ketiga membran serus itu ia- lah bahwa masing-masing mempunyai lapisan rangkap dua dan di sana-sini dapat dijumpai cekungan yang menampung cairan yang disekretkan oleh membran. Cairan serus ini sangat mirip dengan serum darah atau limfe Bertugas meminyaki dan selain itu juga mengandung bahan pelindung, me- nyingkirkan produk yang berbahaya serta mengirimkannya ke sistem aliran limfe untuk dihancurkan. JARINGAN OTOT — JARINGAN SAFAF — JARINGAN IKAT Otot. Otot ialah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu ber- kontraksi. Dan dengan jalan demikian maka gerakan terlaksana. Otot ter- diri atas serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama dengan sel dari jaringan lain. Semua ini diikat menjadi berkas-berkas serabut kecil oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur kontraktil. Ada tiga jenis otot: Otot bergaris (otot lurik, otot kerangka atau otot sadar). Setiap serabut otot itu bergaris melintang oleh adanya gambaran selang-seling antara war- na muda dan tua. Setiap serabut terbentuk oleh sejumlah mio-fibril dan di- selubungi membran halus — yaitu sarkolemna (selaput otot). Sejumlah se- rabut berkumpul untuk membentuk berkas. Banyak berkas-berkas itu yang diikat menjadi satu oleh jaringan ikat untuk membentuk otot besar dan otot kecil. Bila otot berkontraksi maka menjadi pendek, dan setiap serabut turut bergerak dengan berkontraksi. Otot-otot jenis ini hanya berkontraksi jika dirangsang oleh rangsang saraf. 15 Gb. 10 — Gambaran mikroskopis dari se- Gb. 11 — Gambaran mikroskopik dari rabut otot kerangka bergaris jaringan otot tak bergaris Sampingnya: diagram dari dua serabut Di sampingnya: Serabut otot polos otot memperlihatkan kedudukan nukleus. memperlihatkan nukleus dan bentuk serabut. Otot polos (otot tidak bergaris, otot licin, otot tak sadar). Jenis ini dapat berkontraksi tanpa rangsangan saraf, meskipun di sebagian besar tempat di tubuh kegiatannya berada di bawah pengendalian saraf otonomik (tak sa- dar). Dengan perkecualian otot jantung (lihat bawah) jenis ini berupa sel otot panjang berbentuk kumparan yang masih tampak sebagai sel (lihat gambar 11). Otot tak sadar ditemukan pada dinding pembuluh darah dan pembuluh limfe, pada dinding saluran pencernaan dan visera (alat dalam) yang berongga, trakhea, dan bronkhi, pada iris dan musculus ciliaris mata, dan pada otot tak sadar dalam kulit. Otot sfinkter terdiri atas lingkaran serabut otot yang: mengelilingi lu- bang masuk atau lubang keluar sebuah saluran atau mulut saluran yang akan menutup erat bila berkontraksi. Contohnya termasuk sfinkter jantung dan sfinkter piloris pada mulut lambung. Seterusnya ada sfinkter atau ka- tub antara ileus dan kolon, sfinkter bagian dalam dan bagian luar dari anus dan uretra. Otot jantung ditemukan hanya pada jantung. Otot ini bergaris seperti pada otot sadar. Perbedaannya ialah bahwa scrabutnya bercabang dan mengadakan anastomose (bersambungan satu sama lain, tersusun me- manjang seperti pada otot bergaris, berciri merah khas dan tak dapat di- kendalikan oleh kemauan). Otot jantung memiliki kemampuan khusus untuk mengadakan kontrak- si otomatis dan ritmis tanpa tergantung pada ada tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja semacam ini disebut miogenik yang membedakannya 16 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Energi pada kontraksi otot didapati dari perubahan adenosine trifosfat (ATP) menjadi adenosine difosfat (ADP). Kemudian ADP segera berubah kembali menjadi ATP oleh tenaga yang tersedia dari pemecahan glikogen. Dengan adanya tambahan persediaan oksigen maka pemecahan ini ber- langsung aerobik dan menghasilkan karbon dioksida dan air. Jika tidak ter- sedia cukup oksigen maka glikogen hanya dipecahkan menjadi asam laktat (glikogen anaerobik) dan kadar asam laktat dalam darah bertambah. Ini kejadian yang biasa pada atlit-atlit. Tetapi pada penderita yang jantung atau aliran darahnya tidak sanggup mengantarkan darah dalam jumlah memadai kepada otot-otot yang sedang bekerja, hal ini terlalu cepat terjadi. Jaringan saraf. Jaringan saraf terdiri atas tiga unsur, (a) unsur berwarna abu-abu, yang membentuk sel saraf, (b) unsur putih, serabut saraf dan (c) neuroglia, sejenis sel pendukung yang dijumpai hanya dalam sistem saraf dan yang menghimpun serta menopang sel saraf dan serabut saraf. Setiap sel saraf dengan prosesusnya (juluran) disebut neuron. Sel saraf terdiri atas protoplasma yang berbulir khusus dengan nukleus besar dan dinding sel seperti pada sel lainnya. Berbagai juluran timbul dari sel saraf, juluran ini mengantarkan rangsangan saraf kepada dan dari sel saraf, (Untuk keterangan lebih lanjut tentang sel saraf lihat Bab 22 dan 23). Jaringan ikat. Jaringan ikat melengkapi kerangka badan. Terdapat bebera- pa jenis jaringan ikat. Jaringan areolar. Ini terdiri atas jaringan yang tidak terjalin erat dan yang tersebar luas pada seluruh tubuh. Letaknya langsung di bawah per- mukaan kulit mukosa dan membentuk jaringan subkutan dan submukosa. Jaringan ini juga membentuk sarung fasia. Sarung fasia ini mendukung, mengikat serta menyambung otot, saraf, pembuluh darah dan organ lain. Jaringan areolar terdiri atas suatu matriks (bahan) yang terbuat dari zat interseluler dan yang memuat sel-sel jaringan ikat. Ke dalam jaringan areolar ini terjalin berkas-berkas serabut putih halus yang terbentuk dari benang-benang ikal (berombak) dan tersebar di seluruh matriks dalam segala jurusan dan tersusun sedemikian sehingga membentuk suatu jalin- an, Serabut-serabut ini terdiri atas kolagen, yaitu bahan sejenis gelatin, dan disatukan oleh musin. Serabut elastik tampak berwarna kuning dan terdiri atas elastin, juga merupakan bagian dari struktur ini. Serabut-serabut elastik halus dan keli- hatan kuat dan lurus. Ruang antarjaringan tempat menampung limfe adalah besar dan dari limfe itulah sebagian besar makanan untuk jaringan areolar diambil. Ruangan limfe itu bersambung satu dengan lain dan di sinilah, di dalam ruang-ruang ini banyak dibuat zat-zat imum (pengebal) yang melindungi tubuh terhadap penyakit. 18 Jaringan limfoid retiformik (retiku- ler) atau jaringan adenoid mirip de- ngan jaringan areolar. Tetapi ada seje- nis sel tertentu, yaitu limfosit, didapati dalam jumlah sangat besar dan mem- bentuk massa terbesar dari jaringan ini. Limfosit-limfosit ini disatukan oleh serabut halus jaringan ikat yang di- sebut serabut retikuler. Serabut-sera- but ini nampak seperti serabut kolagen Gb. 13 — Jaringan areol A, Sel jaringan ikat, yang belum matang. B. Serabut putih C. Serabut elastik Jaringan mukoid dijumpai pada tali umbulikus (tali pusar) pada waktu lahir, yaitu di dalam zat “jelly” dari Wharton. Jaringan ini dijumpai pada orang dewasa dalam cairan vitreus pada mata. Jaringan adiposa. Jaringan adiposa atau jaringan lemak ditimbun di se- bagian besar bagian tubuh. Dihubungkan dengan jaringan areolar dengan cara penyebaran sel-sel lemak yang khusus disediakan untuk menampung zat lemak, jaringan ini dapat dijumpai dalam semua jaringan subkutaneus, kecuali di kelopak mata, penis dan di dalam rongga tengkorak. Fungsi. Untuk mendukung dan mempertahankan kedudukan organ da- lam tubuh. Misalnya ginjal terbenam sama sekali dalam lemak. Untuk membentuk lapisan pelindung bagi tubuh. Sebagai tempat penyimpanan air dan lemak, yang bila diperlukan dapat diserap kembali, dan menyediakan sumber panas dan energi untuk keperluan tubuh melalui proses pem- bakaran dalam jaringan sewaktu metabolisma. daringan elastik. Bentuk jaringan ikat ini mengandung serabut elastik dalam jumlah yang besar. Jaringan ini dijumpai dalam dinding arteri dan pipa udara saluran pernapasan dan membantu supaya pembuluh dan sa- luran ini tetap terbuka. Juga terdapat dalam ligamen (tali sendi) tertentu, seperti pada ligamentum subflava dari tulang belakang yang karena sifat elastik dan dapat diregangkan itu, sangat membantu kerja otot untuk mem- pertahankan posisi tertentu, seperti mempertahankan kedudukan tegak rangkaian tulang belakang. Jaringan fibrus sering disebut jaringan fibrus putih sebab terutama ter- bentuk dari serabut kolagen putih yang tersusun dalam alur yang tegas. Susunan ini memberi kekuatan yang besar, dan jaringan fibrus memang di- jumpai di tempat yang memerlukan pertahanan. Di antara berkas-berkas serabut putih itu terletak beberapa jaringan areolar yang memuat serabut-serabut saraf, aliran limfe dan pembuluh darah yang melayani daerah ini. Jaringan fibrus adalah ulet dan kuat. Membentuk ligamen, kecuali liga- men yang elastik dan tendon. Duramater yang melapisi tengkorak dan sa- 19 luran tempat serabut saraf lewat. periosteum yang menutupi tulang-tulang, lapisan terkuat dari fasia yang memisahkan berkas-berkas otot, lapisan fi- brus dari perikardium, dan selubung sklera dari mata, adalah contoh-con- toh jaringan fibrus. Tulang rawan (kartilago) terbuat dari bahan yang padat, bening dan putih kebiru-biruan. Sangat kuat tetapi kurang dibandingkan dengan tulang. Di- jumpai terutama pada sendi dan di antara dua tulang. Mula-mula tulang embrio adalah tulang rawan. Kemudian hanya pusat-pusat yang masih tumbuh saja yang dipertahankan sebagai tulang rawan. Dan bila umur dewasa_terca maka tulang rawan hanya dijumpai sebagai penutup ujung-ujung tulang. Tulang rawan tidak mengandung pembuluh darah teta- pi diselubungi membran, yaitu perikhondrium, tempat tulang rawan men- dapatkan darah. Ada tiga jenis utama tulang rawaa yang memperlihatkan ciri-cirinya yang khas, yaitu ulet, lentur dan kokoh, Tulang rawan hialin terdiri atas serabut kolagen yang terbenam dalam bahan dasar yang bening seperti kaca dan ulet. Kuat dan elastik dan di- jumpai menutupi ujung tulang pipa sebagai tulang rawan sendi. Juga pada tulang rawan iga, pada hidung, larynx, trakhea dan pada bronkhus supaya tetap terbuka. Juga membentuk tulang rawan sementara yang kemudian akan dibentuk menjadi tulang. Pada embrio dan janin yang sedang tumbuh bertugas sebagai penyangga sementara untuk mendukung jaringan lainnya sampai terbentuk tulang yang menggantikannya. Sel tulang rawan hialin pada dasarnya disusun dalam kelompok-kelompok kecil di dalam matriks yang kuat. Tulang rawan fibrosa terbentuk oleh berkas-berkas serabut dengan sel tulang rawan tersusun di antara -berkas serabut itu dan dijumpai di tempat yang memerlukan kekuatan besar. Tulang rawan fibrosa memperdalam rongga dari cawan-cawan tulang seperti asetabulum (cawan) dari tulang koxa (tulang panggul), dan rongga glenoid dari skapula. Tulang rawan fi- brosa juga membentuk tulang rawan interartikuler, seperti pada tulang rawan semilunar pada lutut, dan tulang rawan penghubung seperti pada dis- kus intervertebralis dari tulang belakang dan bantalan tulang rawan pada simfisis pubis. Tulang rawan elastik sering disebut tulang rawan elastik kuning sebab mengandung sejumlah besar serabut elastik berwarna kuning. Terdapat pada daun telinga, epiglotis dan tabung Eustakhius (faringotimpanik). Bila ditekan atau dibengkokkan terasa lentur dan cepat kembali ke bentuknya semula. Struktur tulang dan pertumbuhannya. Tulang adalah jaringan yang paling keras di antara jaringan ikat lainnya pada tubuh. Terdiri atas hampir 50 persen air, Bagian padat selebihnya terdiri atas berbagai bahan mineral, 20 terutama garam kalsium 67 persen, dan bahan seluler 33 persen. Struktur tulang yang dapat dilihat dengan mata telanjang ialah struktur kasar, dan dengan pertolongan mikroskop dapat diperiksa struktur halusnya. Tulang terdiri atas dua jenis jaringan: jaringan kompak (padat) dan jaringan seperti spon. Jaringan kompak tulang keras dan padat. Dijumpai dalam tulang pipih dan tulang pipa dan sebagai lapisan tipis penutup semua tulang. Gb. 14 — Hialin, tulang rawan per- Gb. 15 — Tulang rawan fibrosa seper- sendian memperlihatkan sel-sel_yang ti pada cakram intervertebral, mem- berada dalam matriks homogen perlihatkan sel-sel berderet antara berkas-berkas serabut. daringan tulang berbentuk jala mempunyai struktur seperti spon. Di- jumpai terutama pada ujung tulang pipa, dalam tulang pendek dan sebagai lapisan tengah antara dua lapisan kompak pada tulang pipih seperti pada skapula, kranium, sternum dan iga-iga. Struktur kasar tulang pipa. Tulang pipa, seperti tulang anggota badan, memiliki kedua varietas jaringan tulang. Bila digergaji secara longitudinal (memanjang) maka dapat dilihat ada jaringan kompak dan jaringan bentuk jala. Tulang pipa dapat dibagi dalam batang atau bagian tengahnya dan ke- dua ujungnya. Bila batangnya dipotong melintang maka akan tampak ja- ringan tulang padat dan sebuah rongga di tengahnya kanalis (saluran) medularis, berisi sumsum tulang yang berwarna kuning. Bila ujung tulang pipa yang dipotong, maka ruangan dalam jaringan Kanselus tampak berisi sumsum tulang yang merah. Dalam sumsum kuning terbanyak terdapat sel lemak dalam sumsum merah terdapat sangat banyak sel darah merah. Sumsum tulang yang merah ialah tempat terbentuknya baik sel darah merah maupun sel darah putih. Struktur halus. Irisan transversal (melintang) dalam lapis tulang yang padat (gambar 16) memperlihatkan lukisan indah berupa lingkaran-ling- 21 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. ma Haversi terdiri atas lamela-lamela dengan suluran Haversi tulang di antara saluran haversi Gb. 17 — Gambaran mikroskopik dari irisan memanjang tulang memperlihatkan sistema Ha- versi terdiri atas lamela dan kanal, juga penyusunan jaringan interstisiil dari struktur tulang di antara sistema Haversi Periosteum ialah membran vaskular fibrus yang melapisi tulang. Pem- buluh darah sangat banyak dijumpai di dalamnya dan membran itu mele- kat erat pada tulang. Pembuluh darah yang berasal dari periosteum ber- cabang-cabang ke dalam tulang. Pada tulang yang sedang tumbuh ter- dapat lapisan sel pembentuk tulang di antara periosteum dan tulang dan dari perlipatgandaan sel tadi pertumbuhan melingkar dari tulang dapat ter- jadi. Sebagai tambahan kepada darah yang berasal dari periosteum, tulang pipa juga diantari darah oleh arteri nutritif khusus, yang menembus se- cara oblik (menyerong) di tempat yang terlindung dalam hal tulang lengan pembuluh itu mengarah ke jurusan siku, dan pada estremitas bawah mengarah ke jurusan menjauh dari lutut. Lubang tempat pembuluh itu me- nembus terlihat dengan jelas pada tulang pipa. Perkembangan dan pertumbuhan tulang. Tulang berkembang dari tulang rawan maupun dari membran yang tersusun dari serabut jaringan ikat. Tu- lang pipih berkembang menjadi tulang dari membran, dan karena itu di- namai tulang membran. Sedangkan tulang pipa berkembang dari tulang rawan, maka itu disebut tulang kartilago. Pembentukan tulang dari membran. Membran jaringan ikat yang menjadi asal tulang pipih, misalnya tulang tengkorak, mendapat perse- diaan darah yang sangat berlimpah. Osifikasi atau pembentukan tulang 23 mulai dari pusat-pusat tertentu dan berlangsung dengan cara perlipat- gandaan sel dalam membran sampai terbentuk sebuah jalinan halus dari tu- lang. Dengan demikian terbentuk tulang pipih yang terdiri atas dua lapisan jaringan tulang yang padat dan keras berlapis periosteum yang terpisah satu dengan lainnya oleh sebuah lapisan tulang interstisiil yang mirip ja- ringan tulang kansellus (bentuk jala). Pembentukan tulang dari membran. Membran jaringan ikat yang menjadi asal tulang pipih, misalnya tulang tengkorak, mendapat perse- diaan darah yang sangat berlimpah. Osifikasi atau pembentukan tulang mulai dari pusat-pusat tertentu dan berlangsung dengan cara perlipat- gandaan sel dalam membran sampai terbentuk sebuah jalinan halus dari tu- lang. Dengan demikian terbentuk tulang pipih yang terdiri atas dua lapisan jaringan tulang yang padat dan keras berlapis periosteum yang terpisah satu dengan lainnya oleh sebuah lapisan tulang interstisiil yang mirip jaringan tulang kansellus (bentuk jala). Pembentukan tulang dari tulang rawan (osifikasi tulang rawan). Se- waktu embrio berkembang semua tulang pipa pada mulanya berupa batang-batang tulang rawan yang diselubungi oleh perikhondrium (mem- bran yang menutupi tulang rawan). Sebuah pusat osifikasi pertama yang di- sebut diafisis tampak di tengah jaringan yang kelak akan menjadi tulang- tulang pipa itu. Kalsium ditimbun dalam matriks dan sel-sel tulang ber- kembang. Perikhondrium menjadi periosteum dan dari sini sel tulang di- tempatkan sedemikian sehingga tulang dapat tumbuh, baik sirkumferens (melingkar) maupun memanjang. Karena fungsi periosteum itulah maka ahli bedah sangat berhati-hati bila mengoperasi tulang ia akan mengem- balikan periosteum ke kedudukan semula, sebab dari sinilah pembentukan tulang baru berasal. Kini tulang yang sedang tumbuh itu terdiri atas batang (diafisis), dan dua ujung (epifisis). Kemudian dalam proses perkembangan selan- jutnya timbul sebuah pusat osifikasi kedua di se- tiap ujung atau epifisisnya. Dan selanjutnya osi- fikasi bermula dari sini dan meluas ke arah batang dan sekaligus juga ke arah ujung setiap epifisis. Ujung tulang tetap tertutup oleh tulang rawan hia- lin, yang menjadi tulang rawan sendi. Di antara batang (diafisis) dan setiap ujung (epifisis) tetap Gb 18 — Kedudukan tu- ada selapis tulang rawan. Lapisan ini disebut tu- lang rawan epifisis da- lang rawan epifiseal (lihat gambar 18), yang tetap —_!@m ujung bawah femur : a i tibi ada sampai tulang menjadi dewasa. dan a Sara ie dae Akromegali yaitu kelainan yang disebabkan oleh gangguan fungsi lobus anterior dari kelenjar hipofisis (lihat halaman 237). Bila terjadi sebelum tu- lang rawan epifiseal hilang, maka akibatnya terjadi gigantisme. Tetapi 24 akromegali jadinya, bila terjadi sesudah osifikasi dari tulang rawan epi- fiseal selesai, maka hanya tulang-tulang tertentu yang terkena, yaitu tangan dan rahang. Dua jenis sel tulang terlibat dalam pembangunan tulang, yaitu osteo- blast yang membangun tulang dan osteoklast yang menghancurkan tulang. Dengan jalan demikian bagian yang padat tetap terbentuk dan rongga- rongga dan saluran-saluran juga tersusun. Catatan klinik Perkembangan tulang memerlukan diit yang berimbang dengan baik dan berisi semua unsur makanan yang penting (lihat Bab 13), khususnya memerlukan kalsium dan fosfor. Seorang dewasa memerlukan 1 gram kalsium sehari. Pada kehamilan diperlukan lebih banyak lagi karena scrum darah si ibu harus juga menyediakan kalsium yang dipcrlukan untuk pem- bentukan tulang dan gigi sewaktu janin berkembang. Kalsium didapat dari susu, keju, kubis, wortel dan sayur-sayuran lain, Sedangkan fosfor dari susu, kuning telur dan sayuran hijau (li- hat halaman 171), Makanan yang mengandung vitamin D yang memperlancar absorpsi kal- sium adalah penting untuk proses kalsifikasi tulang. Kekurangan vitamin D dalam makanan anak akan menimbulkan penyakit riket, sebab absorpsi kalsium tidak memadai, schingga kal- sifikasi tulang terhambat dan tulang menjadi lembek. Pada orang dewasa kekurangan itu me- nimbulkan osteomalasia. Diperkirakan bahwa lebih dari 90 persen kalsium dalam tubuh berada dalam tulang dan gi- gi. ‘Juga meskipun tulang telah berhenti tumbuh, bukannya menjadi pasif. Sel serta susunan ki- mianya terus-menerus diperbaharui dengan pengaruh hormon-hormon dan tekanan berat ba- dan serta kegiatannya. Jika seorang pasien diharuskan istirahat penuh untuk jangka waktu panjang, maka beberapa unsur tulang akan terbawa masuk ke aliran darah, schingga struktur tulang- menjadi lemah. Dalam osteoporosis, seluruh kerangka tubuh, terutama tulang punggung, terkena. Dengan akibat terjadinya pemendekan tulang punggung dan kifosis (bongkok). Osteoporosis juga da- pat terjadi pada tulang di sckitar sendi karena tertahan balutan gips untuk jangka waktu lama. Pada osteititis deformans atau penyakit Paget pada tulang, sebuah tulang atau lebih dapat terkena, sehingga cendetung mudah mengalami fraktur patologik Dalam beberapa keadaan tertentu ketidakseimbangan kadar kalsium dalam tulang, dapat mengakibatkan tulang menjadi lunak dan membengkok atau sebaliknya menjadi padat dan keras seperti marmer. Pada umumnya keseimbangan antara kalsium yang masuk tubuh dan kadarnya dalam tulang dijaga oleh kelenjar paratiroid (lihat halaman 234). Robekan epifisis. Sambungan antara batang dan ujung tulang pada masa kanak-kanak da- pat retak akibat cedera. Hal inilah yang mengakibatkan suatu keadaan yang disebut epifisis yang tergelincir. Periostitis ialah radang dari periosteum dan ini dapat berkaitan dengan in- feksi pada jaringan tulang atau osteomielitis. Penyckit malignum (ganas). Meskipun relatif jarang tulang dapat diserang oleh tumor, yaitu sarkoma; karsinoma pada tulang lebih sering dijumpai daripada sarkoma. 25 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. sinator), akhirnya memasuki mulut di tentang geraham (molare) atas kedua (lihat gambar 148, halaman 183). Arteri fasialis berjalan di atas badan mandibula, anterior daripada angu- lusnya (likat gambar 126, halaman 149). Arteri temporalis menyilang prosesus zigomatikus tulang pelipis di de- pan telinga. Batang leher. Leher terbagi atas dua bagian utama yang berbentuk segi- tiga, yaitu anterior dan posterior, oleh otot sternomastoid yang berjalan menyerong dari prosesus mastoid tulang pelipis ke sebelah depan klavikula dan dapat diraba di sepanjang tulang itu. Klavikula terletak pada dasar le- her dan memisahkannya dari torax. Segitiga posterior \eher di sebelah depan dibatasi oleh otot ster- nomastoid dan di belakang oleh tepi anterior otot trapezius. Bagian ini beri- si sebagian dari plexus saraf servikal dan plexus brakhialis. Serangkaian kelenjar limfe yang terletak posterior dari sternomastoid (lihat gambar 97, halaman 105)dan urat-urat saraf dan pembuluh darah. Di atas segitiga ini terletak iga pertama, dan di atas iga ini berjalan arteri subklavia. Di tempat inilah penekanan arteri subklavia dengan jari dapat dilakukan. Segitiga anterior dari batang leher terbagi dalam beberapa segitiga lagi. Dua darinya diperlihatkan pada gambar 19 yaitu segitiga karotis yang di- namai demikian karena memuat arteri karotis beserta cabangnya yaitu Rarotis interna dan externa. Juga vena jugularis interna, dan beberapa ve- na, arteri dan saraf lainnya terdapat di sini. Segitiga digastrik terletak di bawah rahang. Di sini terdapat beberapa bagian dari kelenjar submandibuler dan kelenjar parotis, cabang saraf fasialis dan arteri fasialis dan struktur lainnya yang terletak lebih dalam, termasuk beberapa pembuluh karotis. Batang leher dari depan. Lihat gambar 20. Manubrium sterni merupakan patokan penting, sebab di bela- kangnya terletak sebagian dari arkus aorta dan vena-vena innominata (tak bernama). Trakhea dimulai langsung di bawah tulang rawan krikoid (lihat gambar 20, halaman 28) dan berjalan masuk ke rongga torax dan berakhir untuk bercabang menjadi bronkhus kanan dan kiri pada setinggi sudut sternal (sudut Louis) (Lihat gambar 23). Usofagus juga mulai pada tepi bawah tulang rawan krikoid dan berjalan ke bawah di belakang trakhea. Kelenjar timus terletak di belakang manubrium dan bagian atas badan sternum pada anak-anak, dan adakalanya dapat meluas ke atas sampai ba- tang leher. 27 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Kelenjar tiroid ' i Istmus ” (eo Arteri karotid kanan Usetigas Badan vertebra Gb. 21 — Diagram insan melintang dari leher Trakhea bagian depan dikelilingi lobus kelenjar tiroid, Istmus dari tiroid ada di depan tra- khea, karena itu ada kemungkinan tertekan bila kelenjar tiroid membesar. Pembuluh darah berjalan di kiri kanannya, Usofagus terletak di belakang trakhea, antara trakhea dan badan vertebra, Batang tubuh. Banyak organ telah diuraikan dalam hubungannya dengan anatomi permukaan, dan untuk keterangan mengenai kedudukan organ- organ itu silakan melihat bab-bab yang sesuai dalam buku ini. Dalam perbandingannya dengan tulang belakang maka puncak sternum terletak berhadapan dengan sambungan antara ruas kedua dan ketiga ver- tebra torakalis. Sudut Louis (lihat halaman 32) ada di antara ruas ke- empat dan kelima dan sendi antara batang sternum dan prosesus xifoi- deus terletak kira-kira pada ketinggian diskus ruas kesembilan dan kese- puluh vertebra torakalis. Pandangan depan batang tubuh (lihat gambar 23 dan 24). Sudut ster- num atau sudut Louis dapat diraba dari luar. Terletak pada ketinggian per- sambungan iga kedua dengan sternum. Pada ujung lain dari sternum ter- dapat sudut infrasternal atau xifoid, di mana tampak atau teraba sebuah lekukan dangkal. Dengan menggeserkan jari dari sudut ini melalui tepi bawah tulang iga ke samping akan teraba iga ketujuh, delapan, sembilan dan sepuluh yang dibentuk oleh tulang rawan. Pada orang kurus batas ini dapat dilihat. Debaran apex jantung dapat diraba, malah kadang-kadang dapat di- lihat, pada ruang interkostal (antaiga) kelima kiri 9 cm dari garis tengah (lhat gambar 113, halaman 122 untuk kedudukan jantung dalam hubung- annya dengan dinding dada). Untuk memudahkan maka abdomen dibagi oleh empat bidang atau garis imaginar, dua vertikal dan dua horisontal, menjadi sembilan daerah (li- hat gambar 22, halaman 31). Maka dengan demikian organ-organ di da- lam dapat dijelaskan letaknya. Apakah organ-organ itu terletak dalam satu bagian atau menempati beberapa bagian dari satu atau lebih daerah. Hepar, misalnya, menempati beberapa bagian dari hipokhondria dan epigastrik kanan, membentang ke samping sampai hipokhondria kiri dan menempati juga sebagian dari daerah lumbal kanan. 29 Apex paru-paru menjulang di atas klavikula (tulang selangka) seperti di- tunjukkan pada gambar 26 (that juga gambar 169, halaman 216), di mana nampak kedudukan paru-paru dan pleura dalam perbandingannya ter- hadap jantung dan dinding dada. Ruangan di sebelah belakang yang ditempati paru-paru diperlihatkan pada gambar 26. Batas bawah pleura digambarkan dengan garis terputus- putus. Limpa ada di sebelah kanan di bawah iga kesembilan, sepuluh dan sebelas. Ginjal kiri ada di antara ruas vertebra torakalis kesebelas sampai Tuas tulang pinggang (vertebra lumbalis) ketiga. Ginjal kanan sedikit lebih rendah karena kutub atasnya tertumbuk pada hepar. Abdomen. Linea alba membentuk lekukan yang berjalan melalui garis tengah abdomen dari tulang rawan xifoid ke simfisis pubis. Pada kiri kanan garis ini dapat diraba otot rektus abdominis. Kita dapat menyuruh otot ini berkontraksi dengan jalan berebahan telentang dengan lengan di samping dan mengangkat bahu dan kedua tungkai bawah ke atas. Dengan satu tangan mudah diraba kontraksi otot itu. Umbilikus atau pusar berada da- lam ketinggian cakram antara ruas vertebra lumbalis ketiga dan keempat. Spina iliaka superior anterior (lihat gambar 23) dapat diraba dengan jelas. Dan kalau kita menarik garis dari umbilikus ke spina iliaka superior di sebelah kanan dan membagi garis ini menjadi tiga maka titik batas an- tara sepertiga luar dan sepertiga tengah, yaitu titik Mc Burney, merupakan tempat yang terasa paling nyeri pada peradangan usus buntu. Lambung terletak di sebelah atas kiri abdomen, sebagian terlindung di belakang iga-iga sebelah bawah beserta tulang rawannya. Orifisium kardia terletak di belakang tulang rawan iga ketujuh kiri. Fundus lambung mencapai ketinggian ruang interkostal (antariga) kelima kiri. Kedudukan hati, pankreas (kelenjar ludah perut), duodenum (usus dua belas jari), kandung empedu dan beberapa bagian dari kolon (usus besar) ditunjukkan pada gambar 24. Kandung empedu sedikit melampaui tepi iga pada ketinggian tulang rawan iga kesembilan kanan. Pankreas ada di bagian belakang rongga abdomen, berhadapan dengan vertebra lumbalis pertama. Aorta atau batang nadi terbagi dalam arteri-arteri iliaka komu- nis di depan vertebra lumbalis keempat. Sekum di sebelah kanan dan per- mulaan dari flexura sigmoid dari kolon di sebelah kiri; yang pertama di se- belah kanan fosa iliaka, yang kedua di sebelah kirinya. Pandangan posterior batang tubuh (lihat gambar 25 dan 26). Dari bela- kang spinae vertebrae (taju-taju duri tulang belakang) dapat diraba. Taju dari vertebra servikalis (ruas tulang belakang bagian leher) ketujuh lebih menonjol; taju-taju ini dan sudut bawah skapula (tulang belikat) dapat di- raba dan terlihat pada orang kurus. Letak skapula dalam perbandingannya dengan kolumna vertebralis berada pada ketinggian tulang punggung kedua sampai ketujuh. 30 Kedudukan spina iliaka superior posterior diketahui dengan adanya leku- kan, Seluruh panjang krista dari tulang ilium dapat diraba dan titik ter- tingginya terletak pada satu ketinggian dengan batas vertebra lumbalis ke- tiga dan keempat. Dengan menandai garis ini dengan pensil kulit maka ter- gambar batas tempat yang aman untuk punksi lumbal. Sumsum tulang belakang berakhir pada ketinggian vertebra lumbalis kedua. Bidang vertikal kanan —_Bidang vertikal kiri Bidang transpilorik Bidang inter-tuberkular Gb. 22 — Rongga abdomen dan pelvis beserta daerah-daerah : . Hipokhondriak kanan . Epigastrik |. Hipokhondriak kiri Lumbal kanan Pusar (umbilikus) Lumbal kiri . Tlium kanan Hipogastrik . ium kiri Cer aneene Extremitas (anggota gerak) (lihat gambar 28 sampai 36 dan gambar 219 sampai dengan 223), Banyak hal tentang extremitas telah dibicarakan da- lam berbagai bab. Berbagai ujung tulang dapat dirasakan dengan diraba. Tentang extremitas atas mengenai axila (ketiak) dan fosa antekubital (lekukan depan siku) dilukiskan pada halaman 116-119. 31 Tentang extremitas bawah, mengenai segitiga Scarpa dan ruang poli- teal, lihat halaman 118. Untuk nadi-nadi utama, lihat Bab 11, halaman 145. Untuk pembuluh balik pokok, lihat Bab 11, halaman 154. Untuk aliran limfe, lihat Bab 12, halaman 161. Untuk saraf periferi yang pokok, lihat Bab 22, halaman 297 dan 299- 302. Anatomi permukaan Sterno-mastoid Trapezius Pektoralis mayor y Lekukan suprasternal Sudut Louis Sudut infrasternal, xifoid Rektus abdominis (otot perut lurus) Linea Alba Umbilikus (pusar) . Ujung anterior superior dari ilium Titik Me Burney Gb. 23 — Pandangan badan dari depan. Lekukan suprasternal, sudut sternal (Louis) dan ujung anterior superior ilium dapat diraba, 32 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Badan T2 (torakal ke-2) T7 (torakal ke-7) ee dr eas Aly ea a he fy igi An Fl i jp i pT », Ane Laken vs om Limpa Paru-paru Selaput Pleura Vertebra lumbal Krista iliaka Ginjal Gb. 26 — Badan dari belakang Apex (puncak) paru-paru muncul di atas klavikula; Kedaduban pleura dilukiskan dengan titik- titik 35, aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Anggota gerak (extremitas) atas Otot Deltoid Lipatan depan dari ketiak Bisep (otot lengan berkepala dua) Lekukan siku Kelompok otot radius (tl. pengumpil) Kelompok otot ulna (tl. hasta) Tendon-tendon urat yang melingkar pergelangan tangan Gb. 28 — Lengan kanan dalam kedudukan anatomi 37 Anatomi Permukaan Otot deltoid Biscp (otot Iengan berkepala'dlis) Lekukan anatomik Trisep (otot kedang lengan berkepala tiga) Olekranon — Kondil lateral Gb 29 — Anggota gerak atas kanan, pandangan lateral, dengan Jengan bawah terputar ke da- lam, memperlinatkan kedudukan otot-otot utama dari lengan atas. Ibu jari direnggangkan (dalam abduksi) untuk mengendorkan tendon extensior dari lengan bawah dengan ini menun- jukkan lekukan yang dikenal dengan Anatomical Snuff-Box (kotak isap anatomik) aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Kaki Fibula (tI. betis) Tendon extensor Kalkancus Basis Metatarsal ke-5 (tl. tapak kaki) Gb. 33 — Bentuk pandangan lateral dari kaki kanan yang memperlihatkan kedudukan dari beberapa struktur tulang dan tendon Tibia (tulang kering) Tendo Tibialis anterior Maleolus lateral Kalkaneus Basis Metatarsal ke-5 Tendon peroneal Gb. 34 — Pemandangan lateral kaki kanan, yang menunjukkan kedudukan dua buah tendon. 41 ANATOMI PERMUKAAN Batas sendi loncat (sendi mata kaki) Tendo kalkaneus Maleolus Medialis Tuberkulum Naviulare Sendi ibu jari kaki Kalkan Gb. 35 — Pemandangan medial dari bentuk kaki kanan yang menunjukkan patokan-patokan tertentu dari tulang Tendo Tibialis anterior Tibia Tendo tibialis Posterior Malcolus Medialis Kepala Talus Tuberkulum Navikulare Tendo Kalkaneus Sendi ibu jari kaki Kalkaneus Gb. 36 — Pemandangan medial dari kaki kanan yang menunjukkan kedudukan beberapa ten- don otot yang menunjang lengkung kaki. 42 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. peng ini terletak sekumpulan alat penghidu (bulbus olfaktorius) dan melalui lubang-lubang lempeng ini berjalan serabut-serabut saraf penghidu ke bagian atas hidung (lihat gambar 227, halaman 315). Saluran optik Sayap kecil Sayap besar Foramen rotundum Foramen ovale Sella tursika dan fossa hipofise Gb. 42 — Tulang Sfenoid Fisura orbitalis superior terletak antara sayap kecil dan sayap besar dari sfenoid. ‘Sfenoid (tulang baji) berbentuk kelelawar dengan kedua sayapnya di- rentangkan. Tulang ini terdiri atas badan dan dua sayap yang besar dan dua yang lebih kecil. Badannya memperlihatkan sebuah lekukan yang dinamai sella tursika (pelana Turki) yang memuat kelenjar hipofisis (di dalam fosa hipofisealis). Letaknya pada dasar tengkorak dan bagian besar dari fosa medialis kra- nii (lekukan tengah tengkorak) dibentuk olehnya. Sutura koronalis Ti. Frontal Ti. Parietal Ti. Sfenoid TI. Temporalis Ti. Hidung Sutura lambdoideus TI. zigomatikus; Tl. Oksipital Maxila Prosesus mastoideus Prosesus stiloideus Mandibula Gb. 43 — Sisi kiri dari tengkorak, menunjukkan kedudukan beberapa tulang dan sutura dan sendi Temporo-Mandibularis 48 Sutura (sela) Kranium: Tulang-tulang tengkorak disambung satu sama lain oleh sambungan yang tak dapat bergerak yang disebut sutura, kecuali se- buah tulang wajah, yaitu mandibula atau rahang bawah. Mandibula ini membentuk sendi dengan tulang temporal, yaitu sendi mandibula (lihat gambar 43). Sutura-sutura yang utama adalah: Sutura koronalis antara tulang frontal dan kedua tulang /arietal. Sutura sagitalis antara kedua tulang parietal dan berjalan dari depan ke belakang melalui puncak tengkorak, dan Sutura lamboidalis antara tulang oksipital dan kedua tulang parietal. Fontanel, atau ubun-ubun. Tulang teng- korak bayi yang baru lahir belum menge- ras secara sempurna. Ruang antartulang diisi dengan membran dan membran pada sudut-sudut tulang itu disebut fontanel. Fontanel yang terlebar terletak pada per- temuan tulang frontal dan kedua parietal, di mana sutura koronalis dan sagitalis ber- temu. Tempat ini disebut fontanel ante- rior, berukuran kira-kira 4 cm dari bela- kang ke depan dan merupakan tempat lu- nak di atas kepala seorang bayi. Dan me- lalui tempat itu dapat meraba denyutan otaknya, } 5 A\ Ny MIMI \\ ( Gb. 44 — Fontanel Fontanel anterior berbentuk segi banyak, lebih luas daripada yang posterior Sinus frontalis Secara normal fontanel ini menutup pada usia de- lapan belas bulan. Fon- tanel posterior terletak di belakang, pada perte- muan kedua tulang pa- rietal dengan tulang ok- sipital. Yang menutup se- gera sesudah lahir. Sinus-sinus udara pada tengkorak. Tulang-tulang tengkorak mempunyai beberapa ruang atau sinus. Sinus frontalis, maxilaris, etmoidalis meru- pakan sinus paranasalis, yang berhubungan dengan hidung. Sinus udara ini meringankan berat tengkorak dan memperkeras suara pembicaraan. Sinus maxilaris Gb. 45 — Sinus udara 49 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Badan (Korpus) Badan Foramen untuk arteri vertebralis Prosesus transversus Prosesus transversus Permukaan persendian Faset persendian a Prosesus spinosus Prosesus spinosus bifida Gb. 50 — Vertebra servikalis khas Apex dentis Faset untuk atlas Badan Saluran untuk urat saraf Prosesus transversus Taju Gb. 51 — Axis atau vertebra servikalis kedua, atau epistrofeus, memperlihatkan taju tegak atau apex dentis, sumbu putar atlas sewaktu memutarkan kepala (lihat gambar 52). Permukaan persendian untuk apex dentis ‘Arkus anterior Foramen untuk arteri vertebralis Kedudukan apex dentis Prosesus transversus Faset persendian untuk oksipit Saluran untuk Ligamentum transversus urat sara? Arkus posterior Gb. $2 — Atlas adalah sebuah cincin lengkap dengan faset-faset di permukaan atas untuk ber- sendi dengan tulang oksipital dan sebuah permukaan persendian apex dentis dari axis (lihat gambar 51) 57 ujungnya memecah dua atau bifida. Prosesus transversusnya atau taju sayap berlubang-lubang karena banyak foramina untuk lewatnya arteri ver- tebralis. Vertebra servikalis ketujuh adalah ruas yang pertama yang mem- punyai prosesus spinosus tidak terbelah. Prosesus ini mempunyai tuberkel (benjolan) pada ujungnya. Membentuk gambaran yang jelas di tengkuk dan tampak pada bagian bawah tengkuk. Karena ciri khususnya ini maka tu- lang ini disebut vertebra prominens. Vertebra Torakalis atau ruas tulang punggung lebih besar daripada yang servikal dan di sebelah bawah menjadi lebih besar. Ciri khas vertebra tora- kalis adalah sebagai berikut: Badannya berbentuk lebar-lonjong (bentuk jantung) dengan faset atau lekukan kecil di setiap sisi untuk menyambung iga; lengkungnya agak kecil, prosesus spinosus panjang dan mengarah ke bawah, sedangkan prosesus transversus, yang membantu mendukung iga adalah tebal dan kuat serta memuat faset persendian untuk iga (lihat gam- bar 53 dan 54). Badan Faset untuk iga __Prosesus artikularis Prosesus transversus Takik antarruas Prosesus spinosus Prosesus spinosus Gb. 53 — Vertebra horakalis Gb. 54 — Vertebra torakalis yang khas: dari la- yang khas: dari atas teral (samping). Faset untuk persendian dengan tuberkel dari iga dapat dilihat di atas prosesus transversus dari kedua pandangan tersebut. Vertebra Lumbalis atau ruas tulang pinggang adalah yang terbesar. Badan- nya sangat besar dibandingkan dengan badan vertebra lainnya dan ber- bentuk seperti ginjal. Prosesus spinosusnya lebar dan berbentuk seperti ka- pak kecil. Prosesus transversusnya panjang dan langsing. Ruas kelima membentuk sendi dengan sakrum pada sendi lumbo-sakral. Sakrum atau tulang kclangkang berbentuk segitiga dan terletak pada ba- gian bawah kolumna vertebralis, terjepit di antara kedua tulang inominata 58 Badan Foramen Badan vertebrae Pedikel Prosesus transversus Paset persendian Prosesus spinosus Prosesus spinosus Gb. 55 — Vertebra lumbal yang khas (atau tulang koxa) dan membentuk bagian belakang rongga pelvis (pang- gul). Dasar dari sakrum terletak di atas dan bersendi dengan vertebra lum- balis kelima dan membentuk sendi intervertebral yang khas. Tepi anterior dari basis sakrum membentuk promontorium sakralis. Kanalis sakralis terletak di bawah kanalis vertebralis (saluran tulang belakang) dan memang lanjutan daripadanya. Dinding kanalis sakralis berlubang-lubang untuk di- lalui saraf sakral. Prosesus spinosus yang rudimenter dapat dilihat pada pandangan posterior dari sakrum. Permukaan anterior sakrum adalah ce- kung dan memperlihatkan empat gili-gili melintang, yang menandakan tempat penggabungan kelima vertebra sakralis. Pada ujung gili-gili ini, di- setiap sisi terdapat lubang-lubang kecil untuk dilewati urat-urat saraf. Lubang-lubang ini disebut foramina. Apex dari sakrum bersendi dengan tu- lang koksigeus. Di sisinya, sakrum bersendi dengan tulang ileum dan mem- bentuk sendi sakro-iliaka kanan dan kiri. Koksigeus atau tulang tungging terdiri atas empat atau lima vertebra yang tudimenter yang bergabung menjadi satu. Di atasnya ia bersendi dengan sakrum. Lengkung kolumna Vertebralis. Kalau dilihat dari samping maka kolumna vertebralis memperlihatkan empat kurva atau lengkung antero-posterior: lengkung vertikal pada daerah leher melengkung ke depan, daerah torakal melengkung ke belakang, daerah lumbal melengkung ke depan dan daerah pelvis melengkung ke belakang. Kedua lengkung yang menghadap posterior, yaitu yang terakal dan pel- vis, disebut primer karena mereka mempertahankan lengkung aslinya ke belakang dari tulang belakang, yaitu bentuk C sewaktu janin dengan kepala 59 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Silvius, 282 transversus hati, 201 Fiksasi, otot - , 102 Fleksi, definisi, 89 Fleksura hepatika, 195 Folikel Graaf, 261 hormon perangsang Fontanel, 49 Foramen intervertebralis, 56 magnum, 45 obturator, 76 Fornix vaginae, 259 Fraktur anggota gerak atas, 74 anggota gerak bawah, 94 pelvis dan tulang punggung, 65 Frenulum linguae, 309 + 223, 262 Frontalis, sinus, 49 tulang -, 45, 46 Fundus tambung, 185 Fungiformis, papillae, 310 G Ganglia basalis, 284 Garam dalam urine, 249 Gas dalam plasma, 133 pertukaran gas pernafasan, 219 Gastrin, 187 Genitalia wanita, 254 Genito urinari, traktus Germinatif, lapisan —, 12 Gigantisme. 238 Gigi, 179 Ginjal, 245.249 Gladiolus, 53 Glaukoma, 322 Gienoid, rongga —-, 68 Glikogenik, fungsi — hepar, 204 Gliserin, 193 Glissoni, kapsul --, 203 Globin, 134 Globulin, 138, 168 Glomerulus, 246 Glosso-faringeus, saraf —, 290 Glukosa, 169, 204 dalam urine, 249 Gluten, 168 Gluteus, otot —, gb 104 dan 109 hal 110 dan 115 Goblet, sel —, 11, 15 Golgi, alat | 8 Gomfoses, 87 Gonadotropin, hormon Graaf, folikel -., 261 Granulatio arakhnoidalis, 279 pria, 268 + 233, 262 Granulosit, 136 Gula, 169 H Hamatum, 73 Hati, 201-205 Haversi, kanalikuli , 22 Hemoglobin, 134 Hemisdfer otak, 282 Henle, simpai —, 246 Hepar, lih hati Hepatika, arteri —, 202 fikesura —., 195 saluran — , 204 vena —, 130, 202 Hepato-pankreatika, ampula — , 188 Hernia, 115, 116, 120 Hialin, tulang rawan —. 19 Hidrokhlorida, sama — dalam lambung, 187 Hidrokortison, 236 Hidung, susunan —. 51 tulang —, 50 Highmore, antrum —, 50 Himen, 257 Hipermetropia, 319 Hiperparatiroidisme, 235 Hipertiroidisme, 234 Hipokhondriak, daerah —, gb 22 hal 31 Hipagastrik, daerah —, gb 22 hal 31 Hipogastrikus, pleksus —, 306 Hipoglossus, nervus —, 290 Hipoparatiroidisme, 234 Hipotalamus, 284 Hipotiroidisme, 234 His, betkas —, 125 Hordeolum, 321 Hormon, 233 ovarium, 262 Humerus, 67-69 Hunter, saluran —, 119 I ICSH, 233 Iga, 54-: Neo-kolika, katup —, 193 Heo-sekalis. katyp —. 193 Neum, 188 Wiaka arteri — 147 daerah —, gb 22 hal 31 vena —, 184, 159 Hiakus, otot —, gb 103 hal 109 Iio-femoralis, ligamen —, 95, 96 Nio-pektinalis, garis —-. gb 61 hal 64 Tlio-psoas, otot, gb 103 hal 109 lium, 75 336 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Omentum, 197 Optikus, diskus —, 315 nervus 288, 319 traktus —, 318 Orofarinx, 181, 212 Orbikularis okuli, otot —, gb 96 oris, otot —, 96 Organ Corti, 328 Golgi, 8 Origo otot, 102 Os, lihat tulang Osteoblast, 25 Osteoklast, 25 Otak, bagian-bagian —. 281 batang —,'286 kortex —, 283 li juga serebri dan serebrum Otot Abduktor, 102, 112 adduktor, 102 paha, 113 ankoneus, gb 106 antagonist, 102 aurikularis, gb 97 bisep. gb 95. gb 96, eb 105 brakhialis, gb 105 brakhioradialis, gb 105, gb 106 deltoideus, gb 96, gb 98, gb 104, gb 106 depresor bibir bawah, gb 96 extensor digitorum, gb 106 digitorum longus, gb 108 ibu jari tangan, gb 106 jari kaki, gb 108 karpi radialis, gb 106 karpi ulnaris, gb 106 fleksor karpi radialis, gb 105 fleksor karpi ulnaris, gb 105 gastroknemius, gb 108, gb 109 gluteus, gb 104 grasilis, gb 112 iliakus, gb 103 ilio-psoas, gb 103 interkostalis, $5 kwadratus lumborum, 116, gb 103 kwadrisep femoris, 17, gb 107 latisimus dorsi, gb 98, gb 104 levator bibir atas, gb 96 levator palpebrae, 319 levator sudut mulut, gb 96 maseter, gb 96 obliquus abdominis externus, gb 100, gb 101 obliquus-abdominis internus, gb 101, gb 102 palmaris longus, gb 105 pektoralis mayor, gb 98 peroneus longus, gb 108 polos, 16 Pronator teres, gh 105 psoas, gb 103 rektus abdominis, gb 98, gb 101, gb 102 rektus femoris, gb 107 sadar, 15 sartorius. gb 107 serratus anterior, gb 100, gb 101 sterno-kleido-mastoideus, gb 96, gb 97, gb 98 stilohioideus, gb 97 temporalis, gb 96 teres mayor dan minor, gb 104 transversus abdominis, gb 102 trapezius, gh 96, gh 97, gb 98 trisep, gb 95. gb 105, gb 106 vastus lateralis, q. femoris, gb 107, gb 109 vastus medialis q. femoris, gb 107, gb Ovarium, wid Ovulasi, 261 Ovum, 261 Oxalat dalam urine, 249 Oxi-hemoglobin, 134 P Paha, lipat -, lih inguinal, otot-otot —, lih kwadrisep femoris tulang —, lih femur Palatum, 178 tulang —., 50 Palmaris, arkus —, 151 fasia —, 103 longus, otot —, gb 105 Palpebra, lih kelopak mata Pankreas, 207-209 getah —, 191 Papilla lidah, 310 Papillaris, otot —, 123 Parasimpatis, sistema Paratiroid, kelenjar Parietalis, pleura tulang — , 45, Parotis, kelenjar —, 183 Paru-paru. 215 Patella, 97 Pelvis, gelang —, 52 ginjal, 245 rongga —, 255 tulang —, 62 Pencernaan lambung, 185 + 306 +234 +219 340 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. intima, 145 media, 145 vaginalis, 269 Turbinatum, tulang —, 50 uU Udema, 6 Ulna, 69 Ulnaris, arteri —, 151 Umbilika, vena —, 276 Umbilikus, 32, 272 Unipoler, sel —, 277 Ureter, 249 Uretra, 250 pars prostatika, 268 penidis, 268 Ureum dalam urine, 251 pembentukan —, 205 Urinari, sistema —, 245 Uriniferus, tubulus —, 248 Usofagus, 180 Ustrogen, 262 Usus besar, 193 buntu, 195 halus, 188 Uterina, tuba —, 264 Uterus, 259 Uvala, 178 v Vagina, 259 Vagus, 290, 306 Valvulae koniventes, 190 Vas deferens, 269 Vasomotorik, saraf —, 243 Vateri, ampula —, 208 Vena anonyma, lih. inominata axilaris, 157 azigos, 158 basilika, 157 bronkhialis, 218 femoralis, 119, 124, 129, 158 hepatika, 130, 200 iliaka, 154, 159 inominata, gb 115 hal 124 interlobularis, 203 interlobaris, 203 jugularis externa, 156 interna, 156 kav inverior, 116, 124, 129, 159 superior, 116, 124, 129, 158 komitantes, 154 koronaria, lih sinus koronarius, 124 lienalis, gb 119 hal 129 mediana, 156 mesenterika, gb 119 hal 129 poplitea, 154 porta, 130 pulmonalis, 124, 129 safena. 158 sefalika, 157 subklavia, 156 sublobularis, 203 tibialis, 154 umbilika, 276 utama, 154 Venosus duktus —, 273 sinus —, 154 Ventrikel jantung, 122 otak, 279 Vermiformis, apendix —, lih usus buntu, 19% Vertebra, 56-62 vi Vitamin, 172 Vitreus humor, 316 Vomer, 50 Vulva, 257 w Wajah otot-otot —, 105 tulang —, 50 Wharton, saluran —, 183 Willisi, lingkaran —, 151 x Xeroftalmia, 172 Xifoid, 53 Y Yeyunum, 188 Zz Zat asam, lih oksigen, 220 Zygomatikus, arkus —, gb 43 hal 48 prosesus —, 47 tulang —, $0 Zygot, 10 344 untuk (oe Peningkatan kesehatan masyarakat merupakan tantangan bagi masyarakat berkembang. Perubahan dalam bidang itu tidak terjadi secara otomatis, melainkan secara terencana, dalam proses belajar terus-menerus tentang pendidikan SESE Buku ini menunjang usaha tersebut. Isinya mengandung uraian tentang susunan tubuh manusia dan hubungan antar-bagiannya. Juga tentang fungsi atau kerja ae aT aT ec or-(f-L POT Te aroun) CLIT ne UL ee UMC OR GuaU aC tn ae CCE Rutt ieee em Pe mae Cuenca Cun eam cme CCC UP Gn etree sehingga anatomi dan fisiologi menjadi begitu memikat. Gambar-gambar yang eo Telia UCC oo Uae UC LU ol ulod-lore Mua lalalime ay anatomi dan fisiologi. Karangan asli dalam bahasa Inggris yang sudah mengalami ota lee U a Eee a aCe va 1S UW Ue Maa Mel Lele o-U-Wl-Cla el eC olTeL) bagi mahasiswa kedokteran dan sekolah-sekolah umum sebagai pelengkap pendidikan ilmu hayat dan ilmu kesehatan. nt LL) A Ue Seen MTC iM!)

You might also like