You are on page 1of 11

l

a
v
i
t
s
e
F

#2

m
iF lbilitas

a
s
i
D
NR

NR

NR

susila hendri - yusuf habibi - akhmad belva - erik kurniawan - thoma prayoga

r
a
t
a
L kang
eb la

Kesempurnaan merupakan anugrah yang teridah yang diberikan Tuhan,


mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan merupakan sebuah rasa
terimakasih, rasa timbal balik yang tidak sepadan namun bisa mewakili
arti rasa beryukur. Manusia diciptakan begitu sempurna dari berbagai
sudut akal dan indra yang mampu merasakan indahnya dunia, di sisi lain
beberapa saudara kita mendapatkan ketidaksempurnaan atau disebut
difabel. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), difabel
adalah suatu kekurangan yang menyebabkan nilai atau mutunya
kurang baik atau kurang sempurna / tidak sempurnanya akibat
kecelakaan atau lainnya yang menyebabkan keterbatasan pada dirinya
secara fisik.(sumber:kamus besar bahasa Indonesia /KBBI)

Banyaknya kesenjangan dan ketidak


adilan yang terjadi pada saudarasaudara difabel yang seharusnya
mendapat perhatian lebih justru
sebaliknya mereka sering dikucilkan
, direndahkan di lingkungan
masyarakat, seperti kasus yang
terjadi di Jogjakarta dikutip
http://www.radioaustralia.net.au/
dalam wacana tersebut menyangkut
tentang keadilan orang difabel
dibandingkan dengan orang yang
sempurna,mereka seharusnya
diperlakukan lsama adilnya seperti

orang pada umumya seperti halnya


sebuah ibu yang sedang mengandung 9 bulan, saat saat bersama
dari umur kandungan pertama
hingga bulan terakhir mereka slalu
ditunggu dan disayang, mengasihi
siang malam namun saat anaknya
lahir dalam keadaan kurang sempurna justru beberapa orangtua
malu dan mungkin saja ingin
meninggalkanya sendiri lupa akan
masa dia mencintainya sejal dalam
kandungan

Isu akses keadilan untuk difabel progresnya belum lama ya


mungkin baru 1-2 tahun belakangan ini muncul, itupun baru
di beberapa daerah yang diadvokasi oleh teman-teman dari
organisasi difabel, kata Risnawati Utami prihatin.

Dalam satu kali diskusi komunitas di


suatu daerah saja itu kita bisa dapat
30 kasus. Dan kasus itu sulit terungkap karena mereka kurang informasi,
kurang keterbukaan kurang berani,
kalo ada yang berani dukungan orang
sekitar, 'kenapa sih pakai diproses
secara hukum, kamukan sudah gak
berdaya!." tutur Joni Yulianto. Bukan
hanya masalah keadilan semata
namun kebijakan publik seperti
kurangya fasilitas yang memadai dari
mulai jalur penyebrangan dan jalur
kuning difabel baru baru ini media
http://article.wn.com/ terdapat artikel
bahwasanya KPU DKI diminta sediakan sarana untuk kaum disabilitas di
dalam artikel tersebut Jadi mereka
menyampaikan masukan penyelenggaraan Pilgub itu agar memfasilitasi bagi
para penyandang cacat, seperti peng-

gunaaan hak pilih, perlunya ada


template di dalam sebagai pengganti
surat suara bagi para tuna netra," ujar
Ketua Pokja Sosialisasi Perhitungan
dan Pemungutan Suara KPU DKI
Jakarta, Sumarno, kepada wartawan,
Selasa (22/5).
Kemudian, lanjut Sumarno, mereka
meminta agar tempat pemilihan suara
bisa terjangkau bagi para mereka yang
memakai kursi roda dan
sebagainya."Ada juga pendampingan
khusus bagi mereka yang kesulitan
menggunakan hak suara," jelas
Sumarno.Selain itu, dijelaskan
Sumarno, para penyandang cacat
tersebut juga meminta agar dilibatkan
dalam proses sosialisasi dan penyelenggaraan bagi para penyandang
disabilitas di setiap TPS.

"Kami sendiri sudah mempunyai data, berapa pemilih yang


menyandang cacat. Di dalam pemutahiran data pemilihan ada
keterangannya, tapi belum tahu berapa datanya," ujarnya.
Menurutnya, pendataan banyaknya jumlah penyandang berkebutuhan khusus, nantinya juga dapat berpengaruh terhadap
persediaan logistik itu sendiri.
"Iya kita memang sudah menganggarkan untuk sosialisasi di
kalangan mereka. Tapi langsung ada kerjasama untuk penyelenggaraan sosialisasi penyandang cacat itu," pungkas Sumarno.

masalah

Rumusan

Tujuan

s
i
d
FF

Bagaimana membuat sebuah promosi ads


yang bisa menambah nilai kesadaran dan
antusiasme masyarakat mengenai difabel
dalam festifal film disabilitas ke 2

Membuat sebuah promosi ads yang


bisa menambah nilai kesadaran
masyarakat mengenai difabel dalam
festifal film disabilitas ke 2

t e n ta n g

Film Disabilitas Semangat festival ini


setidaknya dapat mengesampingkan
banyak penyebutan dan pengistilahan
dalam dunia disabilitas dalam gerak
bersama dan berkolaborasi mencipta
inovasi. Menilik festival pertama,
Festival Film Disabilitas yang kedua ini
tetap punya semangat untuk mengarusutamakan isu-isu kemanusiaan yang
hidup dan berkelindan dalam dunia
disabilitas sebagai arah pijak festival.
Lalu, apakah setelah itu festival ini
berhenti menggaung? Nyatanya kami
dibantu banyak relawan dari
masyarakat dari banyak unsur menggaungkan semangat festival ini.
Mereka bikin diskusi dan pemutaran
film festival ini, kami keliling di
beragam tempat di Indonesia. Relawan
ini pastinya bukan sewaan. Mereka ada
dari mahasiswa, guru, pelajar, komunitas, hingga masyarakat umum. Perjala-

nan dari tempat ke tempat, dari lereng


gunung hingga kampus ternama, dari
kandang filmmakersampai tempat
dimana mereka tak mengerti sama
sekali istilah perfilman. Perjalanan
diskusi dan pemutaran film ini membawa kami pada satu kesimpulan
bahwa kami tidak sendiri. Kami menjadi Kita. Kami benar-benar mengapresiasi usaha relawan-relawan ini.
Muncul kesadaran baru, muncul
semangat baru, bersama-sama bahwa
setiap kita adalah sama. Tak terduga
sekaligus mengharukan. Menghidupkan terus nyala semangat kami. Festival ini harus terus mengemuka. Mendera kesadaran kemanusiaan kita.
Menjadi memori sosial kita yang tak
terlupakan.Upaya mendera kesadaran
itu dalam Festival Film Disabilitas
kedua akan kami helat pada 30 November 2014.

i
n
o
m
r

Ha klusi

in

Pada festival kedua ini kami menyematkan kata partisipasi, kolaborasi, dan
inovasi sebagai kata kunci. Partisipasi
kami maknai sebagai ajakan pada
masyarakat agar kembali bergabung
bersama kami, seperti tahunlalu.
Bedanya, bila setahun lalu bersama
membangun, maka festival keduaini
berusaha menyebarkan isu-isu disabilitas, terutama isu masyarakat inklusi.
Kata kolaborasi menjadi penting setelahnya, tentu karena kami mengundang siapapun bergabung, berpartisipasi, dan berkolaborasi menyumbangkan ide, tenaga, dan pikiran untuk
selesaikan masalah-masalah dalam
dunia disabilitas. Kata inovasi menguatkan dua kata kunci sebelumnya.
Kamimegharapkan ada inovasi-inovasi
yang muncul dari partisipasi dan
kolaborasi macam-macam komunitas,
gerakan, dan kelompok dalam
masyarakat. Inovasi tersebut tentu
harus menjadi solusi setiap masalah
yang terpetakan dalam dunia disabilitas. Masalah tersebut bisa jadi merupakan masalahpublik yang sejak lama tak
terpecahkan.
Kami meyakini bahwa permasalahan
yang dialami kawan-kawan
difabel/disabilitas dapat dipecahkan
oleh banyak pihak, banyak disiplinkeilmuan, banyak komunitas, banyak
penggila hobi bahkan. Ini bukan
monopolisebagian pihak. Bukan hal
yang eksklusif. Sekali lagi karena

semua punya semangat yang sama.


Semangat kemanusiaan. Semangat
menyelesaikan segala soal secara
inklusif, bukan eksklusif. Kami sadar
bahwa upaya mengarusutamakan isu
inklusi sebagai bagian isu disabilitas
adalah upaya bersama. Upaya banyak
pihak. Upaya yang kami sebut dengan
dilakukan oleh masyarakat inklusi.
Masyarakat yang secara sadar membentuk harmoni kemanusiaan. Di
sinilah tema Harmoni Inklusi menjadi
kenyataan.
Misi utama penciptaan Harmoni Inklusi
dalam festival kedua iniadalah (1) turut
mengenalkan dan menguatkan gagasan
inklusi. Gagasan ini adalah bagian dari
pengarusutamaan isu disabilitas. Tentu
ini kami maksudkan untuk membangun
kesetaraan sesama manusia. Semua
punya hak yang sama untuk melakukan
apapun.Misi lain yang tak kalah utama
adalah (2) mengubah kebijakan layanan
publik menjadi layak difabel. Secara
praktis, festival ini menjadi ruang
publik bagi masyarakat untuk meneropong dan melakukan perubahan kebijakan layanan publik. Ini berangkat dari
pemetaan permasalahan difabel dan
bukan, dalam mendapatkan layananlayanan publik. Misi yang tak pernah
lekang berikutnya adalah (3) meningkatkan kepedulian masyarakatterhadap
isu difabel dengan ikut berpartisipasi,
berkolaborasi danmenelurkan macammacam inovasi untuk solusi difabel.

i
s
a
k
o
L
Acara akan kami tempatkan di Monumen Serangan Umum 1 maret. Lokasi
monument yang berada di pusat titik nol kilometer Yogyakarta adalah tempat
paling strategis di Yogyakarta. Ia adalah tempat paling strategis untuk
mengintrodusir dan menarik masyarakat untuk datang, berhenti dari perjalanannya, dan ikut masuk dalam acara FFDIS. Tak ada pengecualian, semua
masyarakat bisa masuk dan hadir karena monument SO 1 maret didesain
untuk aksesibel terhadap difabel, untuk mempermudahkan pengguna kursi
roda. Monumen Serangan Oemoem 1 Maret yang berada di ujung Malioboro
adalah tempat tersibuk dan teramai di Yogyakarta. Monumen adalah tempat
tua-muda, turiasing dan domestik, mahasiswa, penjual-pembeli, pejabatrakyat, berkumpul, berwisata,dan melepas penat di sela aktivitas. Ia juga
secara historis punya daya tarik karena ia merupakan tempat bersejarah bagi
Yoyakarta. Bersambungan dengan wisata budaya Benteng dan Museum
Vredeberg, Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta, Gedung Bank Indonesia,
Kraton Yogyakarta, wisata budaya Malioboro, wisata kuliner Wijilan, Wisata
Edukasi TamanPintar dan Shopping Book pasar buku, dan wisata religi dan
budaya Masjid Agung dan Alun-alun utara.

n
a
i
a
k
g
n
a

n
a
t
a
i
g
ke
R

Kompetisi Film

(film tema disabilitas untuk pelajar, mahasiswa, dan umum), Screening film,
dan Malam Puncak Penganugrahan film.Mengulang sukses tahun lalu, kompetisi ini akan kembali mengundang peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan umum. Kompetisi dan Screening Film sebagai ruh festival ini akan
kembali menyajikan film tema disabilitas/difabel sebagai sinema advokasi
difabel. Peserta berasal dari difabel maupun bukan. Tahun lalu, seluruh
peserta adalah bukan difabel. Artinya ada semangat untuk mengedepankan
kepedulian terhadap isu difabel. Pembelaan dan pemihakan masyakarakat
dengan memproduksi film sangat kentara terasa.
Dewan Juri dalam kompetisi film kali ini terdiri dari orang-orang yang tidak
hanya berkecimpung di dunia perfilman tetapi juga memahami isu-isu seputar
disabilitas. Berikut adalah nama-nama juri yang akan menyeleksi karya
peserta festival film disabilitas 2014:

Heri
Purwanto
(Dosen Pendidikan Luar
Biasa Universitas Negeri
Yogyakarta)

Zaki
habibi

Tommy
Widiyatno Taslim

(Dosen Komunikasi
Universitas Islam Indonesia,
peneliti kajian Media dan
Budaya Visual)

Noor

Harsya Samudro

(pegiat film dari Etnoreflika


Visual Etnography)

(pekerja film sekaligus dosen di


Institut Kesenian
Jakarta, penggagas dan pengelola
Festival Film Pelajar Yogyakarta
dan Festival
Film Pelajar Indonesia)

Joni
Yulianto
(Aktivis pejuang hak-hak
difabel, Direktur
Eksekutif Sigab)

Pa g e l a r a n S e n i d a n T e k n o l o g i R a m a h D i fa b e l

Kegiatan ini menjadi daya tarik


utama selain kompetisi film. Kegiatan ini akan berisi:Stand Inovasi
teknologi dan budaya bertema
difabelInovasi teknologi akan menjawab beragam persoalan difabel
dalammengakses layanan publik.
Peserta dari beragam keahlian dan
kegemaran akan membuat dan
memamerkan kreasi inovasi

teknologi yang bermanfaat dan


solutif untuk kerjasama difabel dan
bukan dalam membangun
masyarakat yang inklusif. Bisa
berbentuk teknologi pada layanan
publik tepat guna, pameran seni
lukis yang inspiratif, media pembelajaran yang ramah difabel, sampai
misalnya teknologi kursi roda yang
adaptif.

pameran foto sisi lain malioboro

Memvisualkan sisi-sisi di malioboro yang dirasa masih tidak ramah dengan


difabel melalui foto yang dipamerkan. Masyarakat berpartisipasi menyumbangkan foto jepretannya sebagai saksi dan bukti nyata bahwa masih adalayanan public yang tidak ramah difabel dan harus, bersama pemerintah, kita
benahi.

music performance

salah satu upaya seniman jogja berkolaborasi untuk peduli difabel dengan seni
musik. Kolaborasi ini dikenal dengan jamming dan apresiasi seni. Pengunjung
dihibur dan diajak untuk membuka mata bahwa difabel hidup dan membuat
kesempurnaan di sekitar kita. Nantinya music akan mengantar kita pada
harmoni keselarasan dan kesempurnaan hidup bersama difabel.

workshop

Workshop adalah upaya FFDIS


mengetengahkan isu difabel, terutama isu inklusi sebagai keseharian.
Workshop diupayakan dapat membantu masyarakatmenguatkan
perannya sebagai agen kampanye
pengarusutamaan isu
disabilitas/difabel dengan berkreasi.

Workshop yang akan digelar seperti


(1) Workshop bersama Dance Ability
Indonesia (Workshop dancekolaborasi difabel maupun bukan), (2)
workshop pembuatan video stop
motion dengan gadget untuk
penguatan masyarakat inklusi.

i
g
&
e
t
ts ra a

m
a
s
a
j
r
e
K

Strategi dan Kerja Sama


Kebiasaan kami melakukan perjalanan
pemutaran film dan diskusi (roadshow)
di beragam tempat setelah festival
kami rasa kini telah menjadi habit. Film
yang dibuat tentu akan berputar,
dinikmati, dan ditonton bahkan diapresiasi di berbagai tempat. Belakangan
kami menyadari ternyata habit ini telah
menularkan semangatkemanusiaan.
Semangat yang mewujud dalam upaya
menghargai sesama dan memahami
bahwa setiap kita adalah setara. Ini
juga akhirnya menjadi strategi jitu
dalam melaksanakan dan menggaet
filmmaker/sineasdan partisipan workshop dan bincang-bincang
talkshow.Salah satu yang berbeda
adalah kami ingin ada karya film yang
tidak bicara kenestapaan,menebalkan
kedermawanan, melainkan menginspirasi dan menunjukkan soal kesetaraan.
Kesetaraan, selain kemanusiaan,
adalah satu hal yang penting di masa
kini yang terus menguatkan perbedaan
dan kompetisi individualistik. Nilainilaiinilah yang ingin kami gali dari
masyarakat Indonesia. Ini juga sekaligus mengingatkanbahwa Indonesia tak
boleh lupa akan jati dirinya yaitu
menghargai sesama (kesetaraan) dan

mengindahkan kemanusiaan.Maka
dengan beginilah setiap pihak pasti
dapat terlibat, berbagi, berkolaborasi.
Menyebar film, menyebar semangat,
menyebar nilai-nilai kesetaraan dankemanusiaan bukan kenestapaan. Ada
nilai dalam setiap kerja-kerja kolaborasi
ini. Ada semangat dalam kerja-kerja
membuahkan inovasi di festival ini.
Kami mengundang siapapun terlibat
dalam kerja kolaborasi dan bekerja
bersama dalam festival kali ini seperti
festival sebelumnya. Anda dapat
berpartisipasi untuk berkolaborasi
dengan kemampuan ide, membuat
film, penemuan inovasi teknologiyang
ramah difabel, seni dan budaya untuk
memermudah difabel dalam berkarya
dan memproduksi karya seni, menyumbang keahlian (dalam bentuk apapun
misal orasi, pertunjukan musik,
permainan kreatif, bahkan stand up
comedy), bahkan juga berpartisipasi
dengan mendulang rupiah untuk ikut
mengarusutamakan isu
disabilitas/difabel. Untuk menunjukkan
bahwa peduli saja tidak cukup, kini
saatnya berkolaborasi, ciptakan inovasi,
dan berdayakan diri untuk masyarakat
(dan tentu juga kota) yang ramah
difabel: masyarakat inklusi.

l
a
w
d
ja n
a
t
a
i
g
e
K

aug - nov

2014

pengumpulan karya
foto dan film

8 nov

2014

deadline
kompetisi film

i
g
e
t
a
r
st if
t
a
e
Kr

Poster merupakan salah satu jenis


promotion ads yang mampun dan
mudah untuk digunakan sebagai
salah satu media yang tepat
dalam memplubikasikan sebuah
informasi kepada masyarakt luas,
konsep poster yang kita ambil
melalui pendekatan fotografi

15-20 nov

2014

penjurian
kompetisi film

30 nov

2014

#2 FFDIS

Ambient media bisa dikategorikan


dalam unconventional media,
ambient media kita pilih sebagai
media interaksi, selain mendapatkan informasi mengenai difabel.

You might also like