You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hampir semua makhluk hidup pasti memiliki kulit, kulit itu sendiri terutama pada manusia
merupakan bagian luar tubuh yang memiliki fungsi sebagai pelindung dan penerima rangsang
sensorik, selain itu kulit juga merupakan salah satu alat indera yang peka terhadap adanya
berbagai macam rangsang.
Kulit terdiri dari 3 lapisan yaitu epidermis, dermis dan lemak subkutan. Selain itu di dalam
kulit juga terdapat berbagai macam reseptor sensorik antara lain mekanoreseptor, termoreseptor,
nosiseptor, reseptor elektromagnetik dan kemoreseptor.
Pada percobaan kali ini kita dapat mengetahui contoh-contoh rangsang pada masing-masing
reseptor tersebut, mulai dari rangsang panas, dingin, tekanan atau sentuhan dan rasa nyeri.
Sehingga pada waktu menjadi dokter kedepannya kita dapat mengetahui berbagai macam
reseptor besrta contoh rangsangan yang ada pada kulit terutama manusia.

B. TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui berbagai macam reseptor yang terdapat pada kulit

BAB II
DASAR TEORI

Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia yang membungkus otot-otot dan
organ-organ dalam. Kulit merupakan jalinan jaringan tidak berujung pembuluh darah, saraf, dan
kelenjar semuanya memiliki potensi untuk terserang penyakit. ( Sylvia, 2005 )
Kulit terdiri dari 3 lapisan utama yaitu :
1. Epidermis
Epidermis tersusun atas lapisan tanduk atau lapisan korneum dan lapisan Malpighi.
Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan digantikan
oleh sel-sel baru.
Lapisan Malpighi terdiri atas stratum granulosum, lapisan germinativum dan stratum
spinosum.
o Stratum spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar.
o Stratum germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri,
mengantikan lapisan sel-sel pada lapisan korneum.
o Stratum granulosum berada langsung dibawah stratum korneum dan memiliki
fungsi penting dalam menghasilkan protein dan ikatan kimia stratum korneum.
Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit.
2. Dermis
Dermis terletak tepat di bawah epi dermis dan terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin dan
retikulin yang tertanam dalam suatu substansia dasar. Penyusun utama dari bagian dermis adalah
jaringan penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning.
Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang. Lapisan ini mengandung
pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar
keringat menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml
setiap hari, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air,
garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah sebgai organ penerima rangsangan,
pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu
tubuh. ( Ethel Sloane, 2003 )

3. Lemak subkutan

Di bawah dermis terdapat lapiasan kulit ketiga yaitu lemak subkutan. Lapisan ini merupakan
bantalan untuk kulit , isolasi untuk mempertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan
energy. Dari sudut kosmetik, lemak subkutan ini mempengaruhi daya tarik seksual kedua jenis
kelamin.
Kelenjar keringat (ekrine) terdapat pada hampir seluruh kulit, kecuali telinga dan bibir.
Kelenjar ini membentuk suatu larutan hipotonik yang jernih dan encer dan mengandung banyak
urea dan laktat. Kelenjar keringat juga membantu mempertahankan suhu tubuh.
Kelenjar sebasea merupakan struktur lobular yang terdiri dari sel-sel yang berisi lemak.
Substansi berminyak yang disebut sebum disalurkan menuju saluran sentral dan dikeluarkan
melalui saluran-saluran pilosebasea folikel-folikel rambut. Kelenjar sebasea banyak terdapat
pada wajah, dada, punggung dan bagian proksimal lengan. Aktivasinya terutama diatur oleh
hormone-hormon androgenic,
Kelenjar apokrin terutama ditemukan di daerah aksila, kulit genital, sekitar putting susu
dan di daerah perianal. Saluran apokrin mengosongkan sekresinya ke dalam folikel rambut di
atas muara saluran sebasea. Sekresi apokrin tidak mempunyai fungsi apapun yang berguna bagi
manusia, tetapi kelenjar ini menimbulkan bau pada ketiak apabila sekresinya mengalami
dekomposisis oleh bakteri. Kelenjar apokrin membentuk zat seperti susu, kental yang berasal
dari komponen-komponen organic. Kelenjar ini memulai aktivitas sekresinya pada usia pubertas.
Rambut dibentuk dari keratin, melalui proses diferensiasi yang sudah ditentukan
sebelumnya, sel-sel epidermis tertentu akan membentuk folikel-folikel rambut. Folikel rambut
ini disokong oleh matriks kulit dan akan berdeferensiasi menjadi rambut. Kemudian suatu
saluran epitel akan terbentuk, melalui saluran inilah rambut akan keluar ke permukaan
tubuh. ( Sylvia, 2005 )

Gbr. Penampang kulit manusia beserta reseptor-reseptornya


Kulit memiliki beberapa fungsi:
Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat.

Sebagai alat peraba.

Sebagai pelindung organ dibawahnya.

Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar matahari.

Pengatur suhu tubuh.

Tempat menimbun lemak. ( Ethel Sloane, 2003 )

Klasifikasi reseptor sensorik


Reseptor sensorik berperan untuk mentransduksi stimulus lingkungan menjadi impuls saraf.
Reseptor ini dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber stimulus yang mempengaruhi ujung
reseptor, jenis sensasi yang terdeteksi reseptor, distribusi reseptor, atau ada tidaknya
lapisan pada ujung reseptor.
A. Sumber (lokasi) sensasi
Eksteroseptor
Sensitive terhadap stimulus eksternalterhadap tubuh dan terletak pada atau di dekat
permukaan tubuh. Misalnya sentuhan, tekanan, nyeri, suhu, penciuman, penglihatan
serta pendengaran
Propioseptor
Terletak pada tubuh dalam otot, tendon dan persendian, juga mencakup reseptor
equilibrium pada area telinga dalam. jika distimulasi bagian tersebut akan
menyampaikan kesadaran akan posisi bagian tubuh, besarnya tonus otot, dan
equilibrium
Interoseptor (viseroreseptor)
Dipengaruhi oleh stimulus yang muncul dalam organ visceral dan pembuluh
darahyang memiliki inervasi motorik dari SSO. Misalnya stimulus yang terjadi
akibat perubahan selama proses digesti, eksresei dan sirkulasi
B. Jenis sensasi yang terdeteksi
Mekanoreseptor
Termoreseptor
Nosiseptor
Reseptor Elektromagnetik
Kemoreseptor
C. Distribusi reseptor

Penginderaan umum
Mengacu pada informasi dari tubuh sebagai satu kesatuan
Penginderaan khusus
Mengacu pada organ indera yang terletak dalam kepala
D. Ujung reseptor sensorik
Ujung saraf bebas
Tidak memiliki lapisan seluler dan terdapat dalam kulit, jaringan ikat, dan pembuluh
darah. Saraf ini merasakan nyeri, sentuhan ringan, nyeri dan suhu.
Ujung saraf berkapsul
Terbungkus dalam bermacam jenis kapsul dan terletak di kulit, otot dan tendon,
persendian,dan organ tubuh. ( Ethel Sloane, 2003 )

Lima jenis reseptor sensorik :


1. Mekanoreseptor
Sensitif terhadap regangan, vibrasi, tekanan, propriosepsi, pendengaran equilibrium, dan
tenanan darah.
Ujung saraf bebas
Tidak memiliki lapisan seluler dan terdapat dalam kulit, jaringan ikat, dan pembuluh
darah. Saraf ini merasakan nyeri, sentuhan ringan, nyeri dan suhu.
Korpuskel pacini
Mendeteksi stimulus dan tekanan vibratory. Korpuskel ini banyak terdapat pada jari
tangan, genitalia eksternal dan payudara. Reseptor ini diaktivasi oleh tekanan.
Korpuskel meissner
Reseptor ini peka terhadap pergerakan obyek di atas permukaan kulit serta getaran
berfrekuensi rendah. Reseptor ini diaktivasi oleh sentuhan ringan.
Diskus merkel
Reseptor ini bersama kotpuskel meissner sangat berperan penting dalam melokalisir
sensasi raba di di daerah permukaan tubuh yang spesifik dan menentukan bentuk apap
yang dirasakan. Reseptor ini diaktivasi oleh sentuhan ringan.
Korpuskel ruffini
Reseptor ini sangat peka terhadap panas.
Ujung bulbus crause
Merupakan ujung saraf bulboid berkapsul yang berlokasi di membrane mukosa dan
diaktivasi oleh dingin.
2. Termoreseptor
Sensitif terhadap perubahan suhu
Dingin
Reseptor dingin
Hangat
Reseptor hangat
3. Nosiseptor

Sensitif terhadap kerusakan jaringan


Rasa sakit
Ujung saraf bebas
4. Reseptor Elektromagnetik
Mendeteksi energy cahaya
Penglihatan
Sel-sel batang
Sel-sel kerucut

5. Kemoreseptor
Sensitif terhadap perubahan konsentrasi ion, pH, kadar gas darah dan glukosa darah.
Eseptor ini juga mencakup reseptor untuk indera pengecap dan penciuman.
Pengecap
Reseptor-reseptor pada taste buds
Penghidu
Reseptor pada epitel olfaktorius
Oksigen dalam arteri
Reseptor pada aorta dan badan karotis
Osmolaritas
Neuron-neuron di dalam atau di dekat nuclei supraoptikus
CO2 dalam darah
Reseptor yang terletak di dalam atau pada permukaan medull, dalam aorta dan badan
karotis
Kadar glukosa, asam amino, asam lemak
Reseptor-reseptor dalam hypothalamus. ( Guyton, 2007 )

Gambar macam-macam ujung saraf sensorik somatic

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Alat dan Bahan


1.
2.
3.
4.
5.

Spidol/ballpoint/Cap
Tangkai berkepala logam
Pasir panas
Air es/pasir dingin
Jarum pentul

Cara Kerja
Tangan kiri naracoba diletakkan di meja dan mata naracoba di tutup

tangan kiri naracoba dicap menggunakan cap yang telah disediakan

Digunakan jarum pentul untuk mencari titik-titik yang memberikan kesan tekanan. Jarum pentul
ditusukkan secara ringan, tegak lurus permukaan dan hanya sebentar pada titik-titik berambut di
punggung tangan naracoba. Naracoba mengatakan ya jika merasakan rangsangan itu sebagai
tekanan. Kemudian titik-titik tersebut ditandai.

Dengan cara yang sama dicari titik-titik yang member kesan panas dan dingin. Tangkai
berkepala logam diletakkan secara ringan, tegak lurus permukaan kulit dan hanya sebentar.
Seperti pada pencarian tekanan Naracoba mengatakan ya jika merasakan rangsangan itu
menimbulkan kesan panas atau dingin. Kemudian titik-titik tersebut ditandai.

Dengan cara yang sama dicari titik-titik sakit. Jarum pentul ditekankan secara ringan, tegak lurus
permukaan kulit dan hanya sebentar. Naracoba mengatakan ya jika merasakan rangsangan itu
menimbulkan kesan sakit. Kemudian titik-titik tersebut ditandai.

Setelah pencarian selesai, hasil pada lembar kerja yang tersedia disalin, kemudian
dihitung dan kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini ditulis

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

A. Data
Kelompo
k
I

1
2

II

1
2

III
IV

1
2
1

Tekanan

%
22
5
100%
22
5
100%
54
22
5
19
5
16
5
22

24%
100%
86,70
%
73,50
%
100%

Panas

%
20 88,89
0
%
20 91,56
6
%
23,11
52
%
43,11
97
%
11 52,40
8
%
12 57,30
9
%
13
59%

Dingin

%
17 79,11
8
%
18 82,67
6
%
19 85,30
2
%
11 51,55
6
%
21 94,70
3
%
40,80
92
%
12
55%

Nyeri

%
13 60,88
7
%
19 85,33
2
%
19 86,70
5
%
19 86,70
5
%
11
7
52%
12
6
56%
92
41%

5
20
4

2
Keterangan :
Laki- laki

90,67
%

3
13
9

61%

5
12
0

53%

17
2

76%

Perempuan

A. Pembahasan
Petanyaan
1. Bagaimana manusia dapat merasakan panas, dingin, sentuhan/tekanan dan nyeri
2. Jabarkan penjalaran impuls dari reseptor sampai ke otak! Serabut saraf apa saja yang
terlibat?
3. Gambarkan secara skematis ujung-ujung saraf yang terdapat di kulit!
Jawab
1. Rangsangan
Kulit
Reseptor sensorik (ujung saraf bebas, diskus merkel,
diskus meissner, korpukel pacini, korpuskel ruffini, ujung bulbus crause)
Medulla spinalis
Medulla
Pons
Thalamus
Area somestik
Serebelum
Koteks
motorik
Kita dapat merasakan panas, dingin, nyeri, sentuhan atau tekanan
2.

BAB V
KESIMPULAN

Kulit merupakan bagian luar tubuh yang memiliki fungsi sebagai pelindung dan penerima
rangsang sensorik, selain itu kulit juga merupakan salah satu alat indera yang peka terhadap
adanya berbagai macam rangsang.
Kulit terdiri dari 3 lapisan yaitu :
Epidermis
Dermis
Lemak subkutan
Fungsi kulit :
Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat.

Sebagai alat peraba.

Sebagai pelindung organ dibawahnya.

Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar matahari.

Pengatur suhu tubuh.

Tempat menimbun lemak

Gbr. Penampang kulit manusia beserta reseptor-reseptornya

Macam-macam reseptor sensorik pada kulit antara lain :


Mekanoreseptor,
Termoreseptor,
Nosiseptor,
Reseptor elektromagnetik
Kemoreseptor.
6 jenis reseptor taktil pada kulit :
Ujung saraf bebas
Saraf ini merasakan nyeri, sentuhan ringan, nyeri dan suhu.
Korpuskel pacini
Reseptor ini diaktivasi oleh tekanan.

Korpuskel meissner
Reseptor ini diaktivasi oleh sentuhan ringan.
Diskus merkel
Reseptor ini diaktivasi oleh sentuhan ringan.
Korpuskel ruffini
Reseptor ini sangat peka terhadap panas.
Ujung bulbus crause
Merupakan ujung saraf bulboid berkapsul yang berlokasi di membrane mukosa dan
diaktivasi oleh dingin.

Gambar macam-macam ujung saraf sensorik somatic

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A.C, 2007, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ed 11, EGC, Jakarta
Sloane, Ethel, 2003, Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula, Alih bahasa James Veldman,
EGC, Jakarta
A .Price, Sylvia, 2005, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Sakit, EGC, Jakarta

http://books.google.co.id/books/reseptor+sensorik+kulit&source/
http://www.id.wikipedia.org/wiki/reseptor/kulit/
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/anatomi_tubuh_manusia/bab9_otakdans
istemsaraf.pdf
http://kambing.ui.ac.id/struktur/kulit/htm
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/macam/macam/reseptor/kulit/.pdf
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/17259c54c3eda1d9bb0ea03a0efe.pdf

You might also like