Professional Documents
Culture Documents
TESIS
Oleh :
YULIARMAN
057015005/TM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik
Dalam Program Studi Teknik Mesin
Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
YULIARMAN
057015005/TM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
Judul Tesis
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Direktur,
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
ABSTRAK
Kinerja yang lebih baik dari pemesinan keras berbanding operasi gerinda
untuk maksud proses pemesinan suatu produk melatar belakangi penelitian yang
dilakukan. Kinerja yang lebih baik tersebut adalah dalam artian laju pembuangan
material (material removal rate / MRR) dan ternyata pemesinan keras dapat dilakukan
pada operasi pemesinan kering. Ada tiga keuntungan yang diperoleh yaitu (a) Laju
pembuangan material yang lebih tinggi meningkatkan produktifitas. (b) Operasi
pemesinan kering berarti mereduksi ongkos produksi . (c) Operasi pemesinan kering
juga berarti upaya mengurangi pencemaran lingkungan. Penelitian ini difokuskan
untuk menghasilkan formula matematika umur pahat (Tc) dan volume pembuangan
geram (Qc), kedua formula matematika ini dikembangkan dari formula Taylor.
Korelasi antara Qc dan Tc dihasilkan formula matematik laju pembuangan geram
yaitu Qc/Tc. Selanjutnya formula matematika yang dihasilkan digunakan untuk
menentukan kondisi pemotongan optimum dengan mangacu kepada metode Ginting
dan Nouari (2007) serta metode respon permukaan (response surface methodology /
RSM). Kondisi pemotongan optimum dari kedua metode dibandingkan dan
diverifikasi dengan eksperimental. Material benda kerja adalah baja perkakas AISI
O1 yang dikeraskan sampai 60 HRC. Material pahat potong adalah keramik (Al2O3 +
TiC). Percobaan dilakukan menggunakan mesin bubut CNC Emcoturn 242.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode faktorial 23 yang kemudian analisa data
dilakukan dengan metode multi linear regression. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kesesuaian antara metode Ginting dan Nouari (2007) dengan metode respon
permukaan adalah pada kondisi pemotongan optimum laju pemotongan (V) 95
m/min, pemakanan (f) 0,09 mm/rev, dan kedalaman potong (a) 0,25 mm. Hasil
eksperimental juga menunjukkan verifikasi yang dihasilkan oleh kedua metode
tersebut. Selanjutnya dari kurva 3 parameter V-Tc-MRR yang diplot berdasarkan
metode Ginting dan Nouari (2007) menunjukkan bahwa pemesinan laju tinggi tidak
dapat direkomendasikan pada pemesinan keras dan kering. Dari seluruh hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa pemesinan kering dapat dilaksanakan pada
pembubutan keras baja AISI O1 menggunakan pahat keramik (AL2O3 + TiC)
Kata kunci: Aus tepi; Bubut keras; Pahat keramik; Umur pahat
i
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
ABSTRACT
The better performance of hard turning comparing to grinding operation for
machining process of manufacturing product is the background of research reported
in this thesis. The better performance is in term of material removal rate (MRR) and
the possibility to carry out hard turning under dry environment. In this case, there are
three benefit can be gained, they are: (a) High material removal rate (MRR) means
high productivity. (b) Dry machining operation means reducing production cost and
(c) Dry machining also mean saving the environment. This research is focused on
producing the mathematical formulation for tool life (Tc) and volume of material
removal (Qc) in which both formulations are derived based on the extended Taylor
formula. From the correlation between Qc and Tc are produced mathematic
formulation for material removal rate (MRR) as Qc/Tc. Furthermore, mathematical
formulations are applied to determine the optimum cutting condition using Ginting
and Nouari (2007) method and using response surface methodology (RSM). The
results of optimum cutting condition from both mothods are compared and verified
by the experimental work. The workpiece in this research is the AISI O1 steel which
was hardened up to 60 HRC where the ceramic made of Al2O3 + TiC was used as the
cutting tool. The experiment was done at lathe of CNC Emcoturn 242. The data
collection was done by factorial 23 and the data was analyzed by multi linear
regression method. The result of research shows that there is a good agreement
between Ginting and Nouari (2007) method and RSM method in determining the
optimum cutting condition, and the value is at cutting speed (V) of 95 m/min, feeding
(f) of 0.09 m/rev, and depth of cut (a) of 0.25 mm. The result of experiment also
shows a good verification to the result produced by both methods. Furthermore from
the curve which correlating among three parameters V-Tc-MRR plotted based on
Ginting and Nouari (2007) method shows that high speed machining can not be
recommended on hard machining under dry environment. From all aspects resulted
from this research, it can be concluded that dry machining can be carried out on hard
turning of AISI O1 steel using ceramic cutting tool made of Al2O3 + TiC.
ii
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan, atas berkat limpahan
Rahmat dan NikmatNya akhirnya penelitian tesis dengan judul " Studi Pemotongan
Optimum Pembubutan Keras dan Kering Baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat
Keramik (Al2O3 + TiC)" dapat diselesaikan. Tesis ini merupakan hasil penelitian
yang dilakukan pada Bengkel dan Labor Mekanik Politeknik Negeri Medan, serta
Labor Mekanik PTKI Medan.
Terselesaikannya penelitian tesis ini adalah atas bimbingan, petunjuk dan
arahan serta dorongan dari berbagai pihak terutama komisi pembimbing Bapak Prof.
Dr. Ir. Armansyah Ginting, M.Eng., Bapak Dr. Sutarman, M.Sc., dan Bapak Ir.
Syahrul Abda, M.Sc.
Atas bantuan serta dorongan yang telah diberikan pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak-bapak
sebagaimana tersebut di atas, dan juga kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Bustami Syam,
MSME dan Bapak Dr. Ir. Ikhwansyah Isranuri selaku Ketua Program Studi dan
Sekretaris Program Studi Magister Teknik Mesin, serta kepada rekan-rekan terutama
kepada rekan saya Mahendra sitepu dan Jimmi yang telah memberikan sumbang
saran, serta dorongan bagi teselesaikannya penelitian tesis ini.
Pada kesempatan ini Kami juga mengucapan terima kasih kami kepada
Rekan-rekan dan Bapak-bapak yang ada di Politeknik Medan terutama kepada Bapak
Drs. Infarial, Bapak Ir. Agus, Bapak Drs. Parmin MT, Bapak Ir. Abdul Rahman dan
iii
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
Ir. Abdul Basir. MT atas bantuannya dalam proses pengambilan data, semoga semua
yang telah Bapak-bapak dan Rekan-rekan berikan menjadi amal dan mendapat berkah
dari Allah SWT.
Yuliarman
iv
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
RIWAYAT HIDUP
Nama
Tempat/Tanggal Lahir
Alamat
Telp./HP
Email
:
:
:
:
:
Yuliarman. ST
Lahir di Bukitinggi tgl 16 Juli 1966
Komp. Perum. Unand B3/04/10 Ulu Gadut Pdg
0751-778443
yuliarman@polinpdg.ac.id
Pendidikan
1979
1982
1985
1989
1996
v
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
1999
1999
2002
2004
2002
2003
Yuliarman
Yuliarman
Email: yuliarman.s@gmail.com
Medan, 22 September 2008 03:37
vi
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR................................................................................................ iii
RIWAYAT HIDUP .................................................................................................... v
DAFTAR ISI.............................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiii
DAFTAR ISTILAH ................................................................................................. xiv
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian.................................................................................. 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 5
2.1. Karakteristik Dan Terminologi Proses Bubut ........................................ 5
2.2. Formasi Pembentukan Geram ................................................................ 9
2.3. Proses Bubut Keras............................................................................... 11
2.4. Keausan dan Umur Pahat ..................................................................... 12
2.4.1. Keausan Pahat ............................................................................ 12
2.4.2. Umur Pahat ................................................................................ 16
2.5. Bahan Pahat pada Proses Bubut Keras ................................................. 17
2.6. Laju Pemotongan Tinggi (High Speed Machining/HSM).................... 20
2.7. Perlakuan Panas (Heat Treatment) ....................................................... 21
2.7.1. Pre heating ................................................................................. 22
2.7.2. Austenitzing................................................................................ 22
2.7.3. Holding time............................................................................... 23
2.7.4. Quenching .................................................................................. 23
2.7.5. Tempering .................................................................................. 23
vii
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
viii
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
DAFTAR TABEL
No.
Judul
Halaman
x
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
DAFTAR GAMBAR
No.
Judul
Halaman
xii
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Judul
Halaman
xiii
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
DAFTAR ISTILAH
Simbol
Judul
Satuan
Kedalaman potong
[mm]
Lebar pemotongan
[mm]
Diameter rata-rata
[mm]
dm
[mm]
do
[mm]
[mm/rev]
Sudut geram
[ o]
[mm]
[ o]
[mm]
lt
Panjang pembubutan
[mm]
MRR
[cm3/min]
[rpm]
Qc
[cm3]
[mm]
tc
Waktu pemotongan
[min]
Tc
Umur pahat
[min]
Kecepatan potong
[m/min]
Vf
[m/min]
VBc
[mm]
VB c
[mm/min]
xiv
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
Disebabkan terjadinya keausan ini akan mengakibatkan pahat makin lemah dan rapuh
sehingga akan mengurangi usia pakai pahat (tool life).
Agar proses pemesinan dapat dilakukan pada proses bubut keras dan kering,
pahat potong yang digunakan harus mampu menahan beban yang tinggi dan
komposisi kimianya harus tahan terhadap proses abrasi, adesi, dan difusi ke dalam
benda kerja pada temperatur tinggi sehingga dapat meningkatkan usia pakai (tool
life). Dari berbagai bahan pahat yang ada hingga kini keramik memiliki potensi besar
untuk digunakan, karena sifat harafiah keramik yang tidak tahan terhadap kejutan
termal yang disebabkan oleh cairan pemotongan maka keramik cocok digunakan
untuk pemesinan keras dan kering.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Mengetahui kondisi pemotongan optimum pembubutan keras baja Perkakas
AISI O1 menggunakan pahat keramik.
Tujuan khusus
1.
Menyusun model matematika umur pahat (Tc), Volume benda kerja terbuang
(Qc), dan laju pembuangan geram (MRR).
2.
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
3.
4.
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik dan Terminologi Proses Bubut
Proses pemotongan logam merupakan kegiatan terbesar yang dilakukan pada
industri manufaktur, proses ini mampu menghasilkan komponen yang memiliki
bentuk yang komplek dengan akurasi geometri dan dimensi tinggi. Prinsip
pemotongan logam dapat defenisikan sebagai sebuah aksi dari sebuah alat potong
yang dikontakkan dengan sebuah benda kerja untuk membuang permukaan benda
kerja tersebut dalam bentuk geram. Meskipun definisinya sederhana akan tetapi
proses pemotongan logam adalah sangat komplek.
Salah satu proses pemesinan yang digunakan pada pemotongan logam adalah
proses bubut. Proses ini bertujuan untuk membuang material dimana benda kerja
dicekam menggunakan sebuah chuck atau pencekam dan berputar pada sebuah
sumbu, alat potong bergerak arah aksial dan radial terhadap benda kerja sehingga
terjadi pemotongan dan menghasilkan permukaan yang konsentris dengan sumbu
putar benda kerja. Gambar 2.1 adalah skematis dari sebuah proses bubut dimana N
adalah putaran poros utama, f adalah pemakanan, dan a adalah kedalaman potong.
Bahagian-bahagian serta penamaan (nomenclature) dari alat potong yang digunakan
pada proses bubut dijelaskan pada Gambar 2.2. Radius pahat potong menghubungkan
sisi dengan ujung potong (cutting edge) dan berpengaruh terhadap umur pahat, gaya
radial, dan permukaan akhir.
5
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
(a)
(b)
Gambar 2.2. Penamaan (nomenclature) pahat kanan
Ada tiga parameter utama yang berpengaruh terhadap gaya potong,
peningkatan panas, keausan, dan integritas permukaan benda kerja yang dihasilkan.
Ketiga parameter itu adalah kecepatan potong (V), pemakanan (f), dan kedalaman
potong (a). Kecepatan potong adalah kecepatan keliling benda kerja dengan satuan
(m/min), pemakanan adalah perpindahan atau jarak tempuh pahat tiap satu putaran
benda kerja dengan satuan (mm/rev), kedalaman potong adalah tebal material
terbuang pada arah radial dengan satuan (mm).
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
Menurut Rochim (1993) pada setiap proses pemesinan ada lima elemen dasar
yang perlu dipahami, yaitu :
a. Kecepatan potong (cutting speed )
:V
(m/min)
: Vf
(mm/min)
:a
(mm)
: tc
(min)
: MRR (cm3/min)
Elemen dasar pada proses bubut dapat diketahui menggunakan rumus yang
dapat diturunkan berdasarkan Gambar 2.3 berikut ini :
Geometri pahat :
do
dm
lt
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
Kondisi pemesinan
= kedalaman potong
= pemakanan (mm/putaran)
do d m
(mm)
2
2.1
Laju pemotongan
Dimana :
d N
1000
do dm
d o (mm)
2
Laju pemakanan
Vf f N
Waktu pemotongan
tc
MRR A V
Maka
2.2
d = diameter rata-rata
d
Dimana :
(m/min)
lt
Vf
2.3
(mm/min)
2.4
(min)
2.5
(cm3/min)
2.6
(mm2)
2.7
MRR = V f a
(cm3/min)
2.8
Sudut potong utama (principal cutting edge angle/r) adalah sudut antara mata
potong utama dengan laju pemakanan (Vf), besarnya sudut tersebut ditentukan oleh
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
geometri pahat dan cara pemasangan pahat pada mesin bubut. Untuk nilai pemakanan
(f) dan kedalaman potong (a) yang tetap maka sudut ini akan mempengaruhi lebar
pemotongan (b) dan tebal geram sebelum terpotong (h) sebagai berikut :
b
a
Sin r
Lebar pemotongan
f
Sin r
(mm)
2.9
(mm)
2.10
(mm)
2.11
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
10
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
11
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
12
Proses bubut keras dapat menjadi solusi untuk mengurangi waktu produksi
melalui pengurangan jumlah proses (tahapan), setup peralatan dan waktu untuk
inspeksi karena proses bubut keras dapat dilakukan pada mesin bubut yang sama
dimana proses bubut konvensional dilakukan, peralatan yang sama dapat digunakan
dan tanpa membutuhkan tambahan sebuah mesin gerinda. Bagaimanapun mesin
untuk bubut keras memiliki kebutuhan spasi ruangan yang lebih kecil dibandingkan
mesin gerinda. Dibutuhkan investasi yang lebih kecil untuk sebuah mesin bubut CNC
dibandingkan sebuah mesin gerinda presisi.
Keuntungan yang sangat signifikan dari pahat potong bermata tunggal (single
point cutting tool) sebagaimana yang digunakan pada proses bubut dapat digunakan
untuk pekerjaan dengan kontur permukaan yang rumit, tidak demikian halnya dengan
proses gerinda.
2.4. Keausan dan Umur Pahat
2.4.1. Keausan Pahat
Selama proses pembentukan geram berlangsung, pahat dapat mengalami
kegagalan dari fungsinya yang normal karena berbagai sebab antara lain :
a.
Keausan yang secara bertahap membesar (tumbuh) pada bidang aktif pahat.
b.
Retak yang menjalar sehingga menimbulkan patahan pada mata potong pahat.
c.
yang tinggi pada bidang aktif pahat dimana kekerasan dan kekuatan material pahat
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
13
akan turun bersamaan dengan naiknya temperatur. Keausan dapat terjadi pada bidang
geram dan pada bidang utama pahat, karena bentuk dan letaknya yang spesifik
keausan pada bidang geram disebut dengan keausan kawah (crater wear) dan keausan
pada bidang utama dinamakan keausan tepi (flank wear) (Rochim, 1993)
Keausan tepi dapat dapat diukur dengan menggunakan mikroskop, dimana
bidang mata potong diatur sehingga tegak lurus sumbu optik. Dalam hal ini besarnya
keausan tepi dapat diketahui dengan mengukur panjang VB (Gambar 2.7 c) yaitu
jarak antara mata potong sebelum terjadi keausan sampai kegaris rata-rata bekas
keausan pada bidang utama. Sementara keausan kawah hanya dapat diukur dengan
mudah memakai alat ukur kekasaran permukaan, dalam hal ini jarum atau sensor alat
ukur digeserkan pada bidang geram dengan sumbu penggeseran diatur sehingga
sejajar bidang geram (Rochim, 1993)
Kebanyakan dari deformasi bahan itu dilokalisir pada daerah geser (shear
zone), temperatur tinggi terjadi pada daerah ini. Daerah geser adalah suatu daerah
yang terletak pada ujung alat potong sampai kedalaman potong. Ada beberapa model
yang dapat menjelaskan gejala ini, tergantung pada laju potong dan kombinasi bahan
benda kerja dan pahat potong. Panas yang timbul selama proses pemotongan akan
terdistribusi pada benda kerja sebesar 5%, 20% akan diserap oleh alat potong dan
sisanya diserap oleh geram (Rochim, 1993).
Meskipun ada kemajuan ilmu pengetahuan mengenai bahan untuk alat potong,
ketahanan alat potong tetap terbatas, hal ini disebabkan oleh adhesion, abrasion,
diffusion.
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
14
Kerusakan akibat Adhesion terjadi ketika alat potong dan benda kerja kontak
pada suhu dan tekanan yang tinggi. Dalam hal ini, kedua bahan membentuk suatu
ikatan kimia dan lalu rusak terpisah karena gaya mekanis dan menyobek alat potong.
Kerusakan akibat Abrasive terjadi karena adanya partikel yang keras pada
benda kerja yang menggesek bersama-sama aliran material benda kerja pada bidang
geram dan bidang utama pahat.
Kerusakan akibat diffusion adalah kerusakan yang terjadi pada daerah dimana
terjadi pelekatan (adhesion) antara material benda kerja dengan alat potong pada
temperatur dan tekanan yang tinggi serta adanya aliran metal akan menyebabkan
timbulnya diffusi yaitu terjadinya perpindahan atom metal dan karbon dari daerah
dengan konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah. Kecepatan keausan
karena proses diffusi tergantung pada daya larut dari berbagai fasa dalam struktur
pahat terhadap benda kerja., temperatur, dan kecepatan aliran metal yang melarutkan.
Pada Gambar 2.6 dapat dilihat bentuk keausan daerah utama pahat potong.
Pahat bergerak ke seberang permukaan benda kerja, muka tepi bergesekan melawan
arah benda kerja sehingga menimbulkan keausan yang disebut keausan tepi (flank
wear). Keausan tepi disebabkan terutama oleh sifat pengeleman (adhesion) dan abrasi
(abration), dan keausan tepi akan meningkat dengan meningkatnya suhu. Lebar dari
daerah keausan tepi sama dengan kedalaman potong, dan keausan tepi biasanya
disebut juga dengan depth-of-cut line. Jumlah dari keausan tepi adalah pada
umumnya diGambarkan oleh panjang rata-rata (sejajar dengan lintasan tool).
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
15
Keausan kawah atau keausan lobang terjadi karena tumbukan geram pada
pahat. Selama proses pemesinan berlangsung keausan kawah meningkat dan
berkembang sehingga berbentuk seperti mangkuk pada permukaan pahat. Faktor yang
utama yang mempengaruhi keausan kawah adalah suhu dan sifat kimia dari pahat dan
benda kerja (Tlusty, 2000)
Akibat terjadinya keausan ini akan menyebabkan pahat makin lemah dan
rapuh. Aus tepi dan aus kawah membentuk suatu sisi tajam yang mudah putus tibatiba dan menimbulkan kerusakan. Pada akhirnya pahat potong menjadi sangat tidak
layak lagi untuk digunakan (Dawson, 1999).
Aus tepi sangat mempengaruhi hasil akhir, integritas permukaan, gaya dan
daya potong. Aus tepi sangat menentukan kriteria usia pakai pahat (tool life) dan
merupakan indeks yang sangat penting untuk mengevaluasi peforman dari pahat
potong (Takatsu, et. al., 1983)
(a)
(b)
Gambar 2.6. Keausan pada Pahat Bubut (a) keausan kawah atau keausan lobang
(crater wear), (b) keausan tepi (flank wear)
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
16
(a)
(b)
(c)
Gambar 2.7. Dimensi dan Penamaan Keausan pada Pahat Bubut (a) Flank dan crater
wear pada alat potong kanan. (b) Nose radius R dan bentuk crater wear pada rake
face dari alat potong. (c) flank wear dan garis depth-of-cut (J.C. Keefe, Lehigh
University).
2.4.2. Umur Pahat
Umur pahat sangat tergantung pada keausan yang dialaminya. Semakin besar
keausan yang dialami pahat maka kondisi pahat akan semakin kritis. Jika pahat
tersebut masih tetap digunakan maka pertumbuhan keausan akan semakin cepat dan
pada suatu saat ujung pahat akan rusak sama sekali sehingga tidak layak lagi untuk
digunakan, artinya pahat telah sampai pada tahapan umur maksimal penggunaannya.
Keausan yang terjadi dapat menimbulkan peningkatan gaya pemotongan
sehingga akan berdampak pada kerusakan pahat yang lebih fatal, kerusakan mesin
perkakas, dan kerusakan pada benda kerja, oleh karena itu perlu ditetapkan batas
harga keausan yang dianggap sebagai batas kritis dimana pahat tidak boleh digunakan
lagi.
Pengaruh kondisi pemotongan terhadap umur pahat telah dinyatakan
berdasarkan pengembangan formula Taylor sesuai persamaan 2.12 berikut ini :
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
17
V Tc n C f
Dimana :
a q
Tc
Konstanta.
Pemakanan (mm/rev).
2.12
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
18
setelah General Electric menemukan kombinasi CBN dengan serbuk titanium nitride
sehingga dapat meningkatkan umur pahat menjadi lima kali (Baggio, 1996).
Keramik dapat digunakan untuk proses bubut keras selain CBN dengan harga
yang lebih murah, tetapi keramik lebih mudah rusak (Schneider, 1999). Keramik juga
kurang bagus bila mengalami kejutan panas dan kejutan mekanik dan tidak cocok
digunakan pada pemesinan basah atau menggunakan cairan pendingin (Schneider,
1999).
Pahat potong yang digunakan pada proses bubut keras harus cukup kuat untuk
menahan gaya pemotongan yang tinggi dan komposisi kimianya harus tahan terhadap
proses diffusi pada temperatur tinggi. Yang sangat penting pahat potong harus lebih
keras dari material benda kerja pada temperatur dimana proses pemesinan
berlangsung (Tlusty, 2000).
Keramik adalah material paduan metalik dan non metalik, sedangkan menurut
defenisi yang luas berarti semua material kecuali metal atau material organik. Dari
berbagai defenisi keramik yang luas itu mencakup pula berbagai jenis Karbida,
Nitrida, Oksida, Borida, dan Silikon, serta karbon. Keramik dapat dibedakan menjadi
dua kelompok, yaitu keramik tradisional dan keramik industri, keramik yang
digunakan pada proses pemesinan adalah kelompok keramik industri. Keramik
industri digunakan untuk berbagai keperluan sebagai komponen dari peralatan, mesin
dan perkakas termasuk perkakas potong atau pahat potong. Karena kegunaannya yang
amat luas dan penting keramik dari bahan alamiah digantikan dengan keramik hasil
industri yang diproses dengan teknologi maju dan terkontrol dengan baik yang
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
19
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
20
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
21
Through Hardening
Surface Hardening
Case Hardening
Annealing
Pre heating
Austenizing
Holding time
Quenching
Tempering
Pada proses through hardening sering dilakukan proses stress relieving dan
proses soft annealing.
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
22
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
23
proses heat treatment, temperatur pemanasan terlalu rendah fasa austenit belum
terbentuk sempurna dan apabila temperatur pemanasan terlalu tinggi akan terjadi
pertumbuhan butir-butir austenit yang dapat menyebabkan ketangguhan menurun.
2.7.3. Holding time
Setelah temperatur austenit tercapai lalu dilakukan penahanan (holding time)
yang berfungsi untuk melarutkan karbida-karbida sehingga karbonnya dapat larut
kedalam fasa austenit. Dengan meningkatnya kadar karbon pada matrik austenit maka
kekerasan akan meningkat.
2.7.4. Quenching
Quenching adalah proses pencelupan benda kerja ke dalam media pendingin.
Kecepatan laju pendinginan akan mempengaruhi tingkat kekerasan benda kerja,
pendinginan yang cepat dapat menghasilkan material yang keras dengan struktur
martensit dan pendinginan yang lambat dapat menghasilkan material yang lunak
dengan struktur perlit atau bainit. Kecepatan laju pendinginan ini sangat ditentukan
oleh media dan metode yang digunakan. Jenis pendingin yang biasa digunakan pada
proses quenching adalah : Air, Oli, Campuran air dan oli, dan udara
2.7.5. Tempering
Tempering adalah proses pemanasan kembali pada temperatur antara 100 s.d.
600 oC dilanjutkan dengan pendinginan lambat pada udara terbuka yang bertujuan
untuk menaikkan ketangguhan dan sedikit menurunkan kekerasan
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
24
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
25
Pada proses perlakuan panas temperatur adalah variabel utama yang sangat
berpengaruh terhadap perubahan sifat mekanik bahan, dimana masing-masing bahan
memiliki level temperatur dan menggunakan media pendingin spesifik saat dilakukan
proses perlakuan panas. Untuk bahan AISI O1 memiliki persyaratan temperatur dan
media pendingin pada proses perlakuan panas sebagaimana dapat dilihat pada Tabel
2.1 di bawah ini :
Tabel 2.1. Temperatur Heat Treatment Bahan AISI O1
Temperatur
AISI
Soft
Annealing
O1
780
Sumber : Assab
Temperatur
Austenitizing
Media
Quenching
800 - 850
oli
Kekerasan setelah di
Tempering pada Temperatur
200
300
500
550
600
61
57
44
40
36
dituliskan
dalam
bentuk
bilangan
berpangkat
dimana
bilangan
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
26
A
+
+
+
+
B
+
+
+
+
C
+
+
+
+
label
(1)
a
b
ab
c
ac
bc
abc
A
0
1
0
1
0
1
0
1
B
0
0
1
1
0
0
1
1
C
0
0
0
0
1
1
1
1
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
27
i 1
i 1
iXi + ii X i2 +
ijXiXj +
2.19
i j
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
28
(f) dengan level 0,05 mm/rev, dan 0,15 mm/rev, dan X3 adalah kedalaman potong (a)
dengan level 0,15 mm, dan 0,35 mm.
2.9.3. Regresi Berganda
Bila sebuah variabel terikat (dependent variabel) atau respon y tergantung atau
dipengaruhi oleh k variabel bebas misal : x1, x2, x3, , xk, maka hubungan antara
variabel ini disebut regresi berganda (multi linear regression), secara matematis dapat
dituliskan sebagai :
Y =0 + 1x1 + 2x2 + 3x3 + . . . + kxk +
2.20
y1 1 x11
y 1 x
21
2
.
. .
. .
.
.
. .
y n 1 x n1
x12
x 22
.
.
.
x n2
. . . x1k 0 1
. . . x 2k 1 2
. . .
. . .
. . .
. . . x nk k k
2.21
2.22
2.23
2.24
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
29
2.25
Degree of
Freedom
(DF)
Mean
Square
(MS)
F0
A treatment
B treatment
SSA
SSB
(a-1)
(b-1)
MSA
MSB
MSA/MSE
MSB/MSE
C treatment
SSC
(c-1)
MSC
MSC/MSE
AB treatment
SSAB
(a-1) (b-1)
MSAB
MSAB/MSE
AC treatment
SSAC
(a-1) (c-1)
MSAC
MSAC/MSE
BC treatment
SSBC
(b-1) (c-1)
MSBC
MSBC/MSE
ABC treatment
SSABC
MSABC
MSABC/MSE
Error
SSE
abc(n-1)
MSE
Total
SST
abcn-1
Faktor
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
30
Dimana :
A, B, dan C adalah
: faktor/variabel
1
a ab ac abc (1) b c bc
4n
2.26
1
b ab ac abc (1) a c bc
4n
2.27
1
c ac bc abc (1) a b ab
4n
2.28
AB
1
abc bc ab b ac c a (1)
4n
2.29
AC
1
(1) a b ab c ac bc abc
4n
2.30
BC
1
(1) a b ab c ac bc abc
4n
2.31
ABC
1
abc bc ac c ab b a (1)
4n
2.32
8n
n23
2.33
SS B
8n
n23
2.34
SSc
8n
n2 3
2.35
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
31
SS AB
8n
n2 3
SS AC
8n
n23
2.37
SS BC
8n
n23
2.38
2.36
2
8n
n2 3
SS ABC
2.39
MS treatment
SS treatment
DFtreatment
2.40
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
32
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
Tempat dan waktu pengujian dilakukan pada beberapa tempat seperti tertera
pada Tabel 3.1 di bawah ini :
Tabel 3.1. Lokasi Kegiatan Penelitian
No
Kegiatan
Tempat
Waktu
Polmed
1 bln
Heat treatment
Medan.
3 mgg
Polmed
2,5 bln
PTKI Medan
3 bln
Medan
2 bln
32
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
33
C
Si
Mn
Cr
V
Mo
0,9
0.3
1,2
0,5
O,1
0,2
AISI O1
Soft annealing dengan kekerasan 190 HB (10 HRC)
Standar spesifikasi
Kodisi
W
0,5
Temperatur
Berat Jenis
[kg/m3]
Konduktifitas
Panas
[W/moC]
Modulus
Elastisitas
[MPa]
Panas
Spesifik
[J/kgoC]
20 oC
7800
32
190 000
460
7750
33
185 000
--
7700
34
170 000
--
200 C
400 C
Sumber : Assab DF-3
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
34
No.
Proses
1.
2.
3.
Preheating
Austenitizing
Quenching
(media oli)
Tempering
4.
Temperatur
[oC]
Waktu Penahanan
[min]
650
825
Hingga 80
15
30
5
200
120
LCD
Display
Impact
Device
(a)
(b)
Gambar 3.2. Pemeriksaan Data Kekerasan Benda Uji : (a) Portable Hardness Tester
(b) Cara Penggunaan Alat
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
35
Untuk mengetahui sifat mekanik yang lainnya dari pada bahan uji (AISI O1)
setelah dikeraskan dilakukan dengan cara pengujian tarik dengan bentuk dan dimensi
bahan uji sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 3.3, dan dari hasil pengujian
diperoleh sifat mekanik bahan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.5.
STRESS [Mpa]
2500
2000
1500
1000
500
0
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00
STRAIN [mm/mm]
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
36
Tabel 3.5. Mechanical Properties Bahan AISI O1 Setelah Dikeraskan (60 HRC)
Mechanical Properties
Nilai
1544.66
2
2054.77
2
206912.03
Elongation (%)
0.67
1.66
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
37
Nilai
Hardness (HRC)
82
410
Density (g/cm )
4,15
28
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
38
Uraian
Daya
15 kW
Putaran
4500 rpm
158 mm
255 mm
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
39
3.2.4. Mikroskop
Untuk mengambil data Gambar keausan yang terjadi pada pahat setelah
proses pemesinan digunakan Mikroskop Olympus PM-10AD yang dilengkapi dengan
kamera Olympus C 35AD-2 (komponen 2 Gambar 3.9).
2
3
4
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
40
4
2
Gambar 3.11. Setup Mesin
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
41
Keterangan Gambar :
1. Chuck.
2. Tailstock.
3. Pahat potong
4. Spesimen
V
[m/min]
80
120
80
120
80
120
80
120
f
[mm/rev]
0,05
0,05
0,15
0,15
0,05
0,05
0,15
0,15
a
[mm]
0,15
0,15
0,15
0,15
0,35
0,35
0,35
0,35
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
42
Sisi potong pahat (cutting edge) terlebih dahulu dibersihkan dengan tujuan untuk
menghilangkan serpihan spesimen yang menempel padanya menggunakan
larutan alkohol.
b.
c.
d.
e.
Melakukan pengambilan gambar kaca skala ukur dengan pembesaran yang sama
dengan pengambilan gambar keausan sebagaimana langkah tersebut di atas.
f.
g.
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
43
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengamatan
Dengan melakukan pengukuran sebanyak dua kali pengulangan terhadap
keausan yang dialami oleh masing-masing pahat pada setiap kondisi pemotongan
maka di peroleh data sebagaimana tertera pada Tabel 4.1 di bawah ini :
Tabel 4.1. Data Pengamatan Dengan Waktu Pemotongan (tc) Selama 7 Menit
N0
do
dm
lt
[mm] [mm] [mm]
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
34.60
43.50
38.80
52.00
41.40
47.70
47.20
54.00
34.60
43.50
38.80
52.00
41.40
47.70
47.20
54.00
34.00
42.60
37.30
50.20
40.00
46.30
44.40
49.80
34.00
42.60
37.30
50.20
40.00
46.30
44.40
49.80
128.8
102.4
137.8
128.5
107.6
140.1
141.6
123.8
128.8
102.4
137.8
128.5
107.6
140.1
141.6
123.8
V
[m/min]
f
[mm/put]
80
120
80
120
80
120
80
120
80
120
80
120
80
120
80
120
0.05
0.05
0.15
0.15
0.05
0.05
0.15
0.15
0.05
0.05
0.15
0.15
0.05
0.05
0.15
0.15
a
VBc
[mm] [mm]
0.15
0.15
0.15
0.15
0.35
0.35
0.35
0.35
0.15
0.15
0.15
0.15
0.35
0.35
0.35
0.35
0.045
0.059
0.046
0.067
0.038
0.056
0.064
0.060
0.047
0.061
0.050
0.068
0.042
0.060
0.062
0.061
43
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
44
VBc
tc
VB c
[mm/min]
4.1
dimana :
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa keausan terkecil yang dialami oleh pahat
adalah sebesar 0,04 mm, kondisi ini diambil sebagai kriteria untuk menentukan umur
pahat (Tc), dengan asumsi bahwa kondisi ini dialami oleh setiap pahat pada
percobaan yang lainnya. Sehingga umur pahat dengan kriteria keausan sebesar 0,04
mm dapat dihitung secara matematika untuk setiap kondisi sebagai berikut :
Tc
0,04
[min]
4.2
VB c
Dimana : Tc
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
45
MRR
lt
2
2
(d o d m ) [cm3/min]
4 tc
4.3
4.4
N0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
VBC
[mm]
0.045
0.059
0.046
0.067
0.038
0.056
0.064
0.060
0.047
0.061
0.050
0.068
0.042
0.060
0.062
0.061
.
VB c
[mm/min]
0.006
0.008
0.007
0.010
0.005
0.008
0.009
0.009
0.007
0.009
0.007
0.010
0.006
0.009
0.009
0.009
Tc
[min]
6.181
4.734
6.067
4.200
7.280
4.964
4.380
4.680
6.000
4.603
5.600
4.148
6.720
4.634
4.541
4.571
MRR
[cm3/min]
0.6
0.9
1.8
2.7
1.4
2.1
4.2
6.3
0.6
0.9
1.8
2.7
1.4
2.1
4.2
6.3
Qc
[cm3]
3.709
4.261
10.920
11.340
10.192
10.424
18.395
29.484
3.600
4.142
10.080
11.200
9.408
9.732
19.070
28.800
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
46
4.5
1
1
p
q
logQc logCT logV log f loga
n
n
n
n
4.6
Log f
Log a
Log VBC
Log Tc
Log Qc
1.90309
2.07918
1.90309
2.07918
1.90309
2.07918
1.90309
2.07918
1.90309
2.07918
1.90309
2.07918
1.90309
2.07918
1.90309
2.07918
-1.30103
-1.30103
-0.82391
-0.82391
-1.30103
-1.30103
-0.82391
-0.82391
-1.30103
-1.30103
-0.82391
-0.82391
-1.30103
-1.30103
-0.82391
-0.82391
-0.82391
-0.82391
-0.82391
-0.82391
-0.45593
-0.45593
-0.45593
-0.45593
-0.82391
-0.82391
-0.82391
-0.82391
-0.45593
-0.45593
-0.45593
-0.45593
-1.34391
-1.22808
-1.33579
-1.17609
-1.41497
-1.24864
-1.19428
-1.22309
-1.33099
-1.21586
-1.30103
-1.17070
-1.38021
-1.21884
-1.20995
-1.21289
0.79107
0.67524
0.78295
0.62325
0.86213
0.69580
0.64144
0.67025
0.77815
0.66302
0.74819
0.61785
0.82737
0.66600
0.65711
0.66005
0.56922
0.62948
1.03822
1.05461
1.00826
1.01802
1.26469
1.46959
0.55630
0.61726
1.00346
1.04922
0.97350
0.98822
1.28036
1.45939
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
47
Selanjutnya dari matrik data pada Tabel 4.3 di atas dapat dihitung nilai
1
1 p
q
koofisien regresi ( log CT ,
,
, dan
) menggunakan metode multi linear
n
n n
n
4.7
Dengan uji parameter pengaruh faktor dan analisa varian (anava) sebagaimana
dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 di bawah ini :
Tabel 4.4. Uji Parameter Koofisien Regresi Umur Pahat
Predictor
Constant
log V
log f
log a
Coef
SE Coef
1.709552
-0.579920
-0.146107
0.000148
0.27620
0.13446
0.04962
0.06434
6.19
-4.31
-2.94
0.00
0.000
0.001
0.012
0.998
DF
Regression
Residual
Total
3
12
15
SS
MS
0.061151 0.020384
0.026908 0.002242
0.088059
9.091
0.002
4.8
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
48
Dengan uji parameter pengaruh faktor dan analisa varian (anava) sebagaimana
dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan 4.7.
Tabel 4.6. Uji Parameter Koofisien Volume Pembuangan Geram
Predictor
Constant
log V
log f
log a
Coef
1.709552
0.420080
0.853893
1.000148
SE Coef
0.27620
0.13446
0.04962
0.06434
T
6.19
3.12
17.21
15.54
P
0.000
0.009
0.000
0.000
DF
3
12
15
SS
MS
F
1.227608 0.409203 182.492
0.026908 0.002242
1.254516
P
0.000
Dari analisa variabel secara menyeluruh sebagaimana dapat dilihat pada Tabel
anava dari kedua persamaan (Tabel 4.5 dan 4.7) diperoleh nilai P lebih kecil dari
0.05, ini berarti bahwa persamaan dapat diterima untuk mempresentasikan hubungan
antara kondisi pemotongan atau variabel bebas kecepatan potong (V), pemakanan (f).
dan kedalaman potong (a) dengan respon atau variabel terikat umur pahat (Tc) dan
volume pembuangan geram (Qc). Kedua persamaan dapat dikonversikan kembali
kedalam bentuk persamaan Taylor sebagai berikut :
Tc 51.233226 V 0,580 f
Qc 51.233226 V 0, 420 f
0 ,146
0 , 584
a 0, 0001
4.9
a 1, 000
4.10
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
49
- 0 ,16
0 ,438
0 ,9999
4.11
12
10
8
Tc (min)
14
6
2
4
1
0
0
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
50
f
[mm/rev]
a
[mm]
Qc
[cm3]
Tc
[min]
MRR
[cm3/min]
83
95
0.11
0.09
0.25
0.25
12.446
11.098
5.453
5.192
2.283
2.138
104
114
0.08
0.07
0.25
0.25
10.425
9.667
5.012
4.846
2.080
1.995
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
51
V
[m/min]
f
[mm/rev]
a
[mm]
VBc
[mm]
.
VB c
[mm/min]
Tc
[min]
Qc
[cm3]
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
80
120
80
120
80
120
80
120
66
134
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
0.05
0.05
0.15
0.15
0.05
0.05
0.15
0.15
0.1
0.1
0.02
0.18
0.1
0.1
0.10
0.10
0.1
0.1
0.1
0.1
0.15
0.15
0.15
0.15
0.35
0.35
0.35
0.35
0.25
0.25
0.25
0.25
0.08
0.42
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.25
0.046
0.060
0.048
0.067
0.040
0.058
0.063
0.061
0.054
0.075
0.052
0.086
0.056
0.059
0.033
0.041
0.034
0.033
0.033
0.037
0.007
0.009
0.007
0.010
0.006
0.008
0.009
0.009
0.008
0.011
0.007
0.012
0.008
0.008
0.005
0.006
0.005
0.005
0.005
0.005
6.089
4.668
5.824
4.174
6.989
4.793
4.459
4.625
5.206
3.752
5.384
3.258
4.963
4.752
8.418
6.764
8.340
8.422
8.379
7.503
3.654
4.201
10.483
11.270
9.784
10.066
18.726
29.138
8.637
12.536
2.141
14.996
4.061
19.871
21.045
16.911
20.850
21.056
20.947
18.757
Selanjutnya data pada Tabel 4.9 di atas diolah dan dihitung untuk
mendapatkan persamaan orde dua menggunakan perangkat lunak komersial. Dari
hasil perhitungan diperoleh bahwa respon (Tc dan Qc) hanya ditentukan secara
signifikan oleh pengaruh linear dan kuadratik dari variabel bebas (V, f, a, V2, f2, dan
a2). Persamaan orde dua umur pahat (Tc) dan volume pembuangan geram (Qc)
selengkapnya adalah:
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
52
4.12
Dengan uji parameter pengaruh faktor dan analisa varian (anava) sebagaimana
dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan 4.11 di bawah ini :
Tabel 4.10. Uji Parameter Koofisien Regresi Umur Pahat
Predictor
Constant
V
f
a
V*V
f*f
a*a
Coef
SE Coef
-11.882
0.300
46.618
25.910
-0.002
-284.585
-52.178
4.6236
0.0867
14.2540
8.8090
0.0004
69.0300
17.2575
-2.570
3.461
3.271
2.941
-3.799
-4.123
-3.024
0.023
0.004
0.006
0.011
0.002
0.001
0.010
DF
Seq SS
Adj SS
Adj MS
6
3
3
13
19
22.3985
7.7955
14.6030
5.5796
27.9781
22.3985
11.3022
14.6030
5.5796
3.73309
3.76740
4.86766
0.42920
8.70
8.78
11.34
0.001
0.002
0.001
4.13
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
53
Dengan uji parameter pengaruh faktor dan analisa varian (anava) sebagaimana
dapat dilihat pada Tabel 4.12 dan 4.13 di bawah ini :
Tabel 4.12. Uji Parameter Koofisien Regresi Volume Pembuangan Geram
Predictor
Constant
V
f
a
V*V
f*f
a*a
Coef
SE Coef
-74.52
0.97
294.68
113.34
-0.00
-1008.22
-131.93
18.783
0.352
57.905
35.786
0.002
280.427
70.107
-3.967
2.757
5.089
3.167
-2.578
-3.595
-1.882
0.002
0.016
0.000
0.007
0.023
0.003
0.082
DF
Seq SS
Adj SS
Adj MS
6
3
3
13
19
766,794
627,313
139,481
92,080
858,874
766,794
264,828
139,481
92,080
127,7990
88,2759
46,4937
7,0831
18,04
12,46
6,56
0,000
0,000
0,006
Dari analisa varian secara menyeluruh sebagaimana dapat dilihat pada Tabel
anava dari kedua persamaan (Tabel 4.11 dan 4.13) diperoleh nilai P lebih kecil dari
0.05, ini berarti bahwa persamaan dapat diterima untuk mempresentasikan hubungan
antara kondisi pemotongan atau variabel bebas kecepatan potong (V), pemakanan (f).
dan kedalaman potong (a) dengan respon atau variabel terikat umur pahat (Tc) dan
volume pembuangan geram (Qc).
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
54
Kontur dan permukaan respon umur pahat (Tc) dan respon volume
pembuangan geram (Qc) terhadap kecepatan potong (V) dan pemakanan (f) adalah
sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan 4.3 di bawah ini :
0.18
4
0.16
Hold Values
a 0.25
Hold Values
a 0.25
0.14
4
0.12
0.10
Tc
0.08
0.06
2
0.15
0.10
f
0.05
0.00
0.04
6
0.02
70
80
60
90
100
V
110
120
80
V
130
100
120
(a)
(b)
Gambar 4.2. (a) Plot kontur Tc vs V dan f , (b) Plot Permukaan Tc vs Vdan f
Plot Permukaan Qc vs V dan f
Hold Values
a 0.25
Hold Values
a 0.25
0.16
0.14
20
0.12
0.10
10
0.08
Qc
15
10
0.06
0.04
0
60
0.02
80
V
70
80
90
100
V
(a)
110
120
100
0.15
0.10
f
0.05
0.00
120
130
(b)
Gambar 4.3. (a) Plot kontur Qc vs V dan f , (b) Plot Permukaan Qc vs V dan f
Kondisi pemotongan optimum adalah pada puncak maksimum kurva plot
permukaan umur pahat atau pada daerah didalam lingkaran dengan diameter paling
kecil (Gambar 4.3). Dengan kurva D-Optimally kondisi pemotongan pada kurva
tersebut akan dapat dijelaskan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4.4 dan 4.5.
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
55
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
56
Dari hasil analisa menggunakan kurva D-optimally (Gambar 4.4 dan 4.5)
diperoleh kondisi pemotongan optimum adalah sebagai berikut :
Tabel 4.14. Kondisi pemotongan Optimum dengan Metode RSM
V
[m/min]
f
[mm/rev]
a
[mm]
Qc
[cm3]
Tc
[min]
MRR
[cm3/min]
92
95
0,08
0,09
0,25
0,25
13,839
15,452
6,986
6,949
1,981
2,224
V
[m/min]
f
[mm/rev]
a
[mm]
VBc
[mm]
Qc
[cm3]
Tc
[min]
MRR
[cm3/min]
G&N
95
104
0,09
0,08
0,25
0,25
0,040
0,040
11,098
10,425
5,192
5,012
2,138
2,080
RSM
92
95
0,08
0,09
0,25
0,25
0,040
0,040
13,839
15,452
6,986
6,949
1,981
2,224
Percobaan
95
104
92
95
0,09
0,08
0,08
0,09
0,25
0,25
0,25
0,25
0,043
0,044
0,048
0,046
10,284
9,869
12,465
14,318
5
5
7
7
2,057
1,974
1,781
2,045
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
57
Dari data pada Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa kondisi pemotongan dengan
kecepatan potong V = 95 m/min, pemakanan f = 0,08 mm/rev, dan kedalaman potong
a = 0,25 mm dengan umur pahat 5 min memiliki nilai kesalahan antara aus pahat
yang diperoleh secara teori dan percobaan relatif lebih kecil dibandingkan yang
lainnya yaitu sebesar (0,043-0,04)/0,04 = 7,5 %. Dengan menggunakan persamaan
Tc 51.233226 V 0,58 f 0,146 a 0, 0001 diperoleh kecepatan potong V = 1.625 m/min
untuk umur pahat Tc = 1 menit, dari kondisi ini disimpulkan bahwa :
a.
Kondisi pemotongan optimum dengan kecepatan potong (V) lebih besar dari
kecepatan potong pada saat umur pahat (Tc) = 1 min tidak dapat dilakukan.
b.
c.
dikategorikan laju pemotongan tinggi (high speed machining) sebab batas laju
pemotongan tinggi adalah lebih besar atau sama dengan 350 m/min. Namun demikian
berdasarkan metode Ginting & Nouari (2007) laju pemotongan sebesar 1.625 m/min
adalah berada diluar daerah dimana kondisi pemotongan optimum berada, ini
mengindikasikan bahwa laju pemotongan tinggi tidak dapat dilakukan pada
pembubutan keras dan kering baja AISI O1.
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
58
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data yang didapatkan pada proses
bubut keras baja AISI O1 dengan kekerasan 60 HRC menggunakan pahat keramik
Al2O3 + TiC (CC650) dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Model matematika umur pahat (Tc), dan volume pembuangan bahan (Qc)
diperoleh melalui pengumpulan data menggunakan metode faktorial 23
selanjutnya dianalisis menggunakan metode multi linear regression, sehingga
menghasilkan persamaan matematik yang penyusunannya didasarkan pada
pengembangan formula Taylor dengan hasil sebagai berikut :
Tc = 51,233226.V
0,58
.f
0,146
.a
0,0001
dan Qc = 51,233226.V
0,42
.f
0,584
.a
1,0000
analog dengan Tc dan Qc model matematik laju pembuangan geram (MRR) juga
telah berhasil diperoleh dari korelasi Qc/Tc yaitu : MRR = V -0,16.f 0,438.a 0,9999.
2.
Ketiga model Tc, Qc, dan MRR, digunakan untuk proses pengayaan data bagi
menghasilkan kondisi pemotongan optimum menggunakan metode Ginting dan
Nouari (2007), dari metode tersebut diperoleh kondisi pemotongan optimum
adalah pada kecepatan potong (V) 95 m/min dan 104 m/min, pemakanan (f) 0,09
mm/rev dan 0,08 mm/rev, dan kedalaman potong (a) 0,25 mm.
3.
58
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
59
m/min dan 92 m/min, pemakan (f) 0,09 mm/rev dan 0,08 mm/rev, dan
kedalaman potong (a) 0,25 mm.
4.
5.
6.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemesinan keras dan kering baja AISI O1
dapat dilakukan dan kondisi pemotongan optimum telah diperoleh yaitu pada
kecepatan potong (V) 95 m/min, pemakanan (f) 0.09 mm/rev, dan kedalaman
potong (a) 0,25 mm.
5.2. Saran
Dari hasil penelitian direkomendasikan agar kriteria laju pemotongan tinggi
untuk pembubutan keras dan kering baja perkakas AISI O1 adalah disandarkan pada
nilai kekerasan material.
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
60
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, A. Pemilihan Baja Perkakas dan Perlakuan Panasnya.Medan : Assab
1993.
Boggio, U. The Recipe for Good Hard Turning. Manufacturing Engineering 116(3).
1996. 95-102.
Chou, Y.K. Wear Mechanism of Cubic Boron Nitride Tools in Precision Turning of
Hardened Steels. Ph.D. dissertation. Purdue University. 1994.
Davim, J.P., Machinability Evaluation in Hard Turning of Work Tool Steel (D2) with
Ceramic Tools using Statistical Techniques, Material & Design 28(2007) 11861191
Dawson, T. G. and T. R. Kurfess. Machining Hardened Steel with Ceramic-Coated
and Uncoated CBN Cutting Tools. Manufacturing Engineers. 2002.
Dawson, T. G. Effects of Cutting Parameters and Tool Wear in Hard Turning.
Atlanta : Georgia Institute of Technology.1999.
F. Klocke, G. Eisenblatter. Dry cutting, Ann. CIRP 46 (2) (1997)519526.
Ginting, A., and Nouari. M. Optimal cutting conditions when dry end milling the
aeroengine material Ti6242S.2006. Journal of Materials Processing
Technology 184 (2007) 319324
Stier,H.Mach. Shop. 1988.
Harrison. I.S. Detecting White Layer In Hard Turned Components Using NonDestructive Methods. Thesis. Georgia Institute of Technology 2004.
Huang, Y. Predictive Modeling of Tool Wear Rate with Application to CBN Hard
Turning. Ph.D. Thesis. Georgia Institute of Technology. 2002.
ISO 3685, Tool Live Testing With Single Point TurningTool. 1993.
Kalpakjian. S. Manufacturing Process for Engineering and Technology, third
Edition, Addison Wesley Publishing Company.1995.
Montgomery, D.C, Design and Analysis of Experiments, 5th Edition, JohnWiley &
Sons. Inc. 2001.
60
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
61
Montgomery, D.C, and Runger, G.C, Applied Statistics and Probability for
Engineers, Third Edition, John Wiley & Sons. Inc. 2002
Rochim T, Teori dan Teknologi Permesinan, HEDS. 1993.
Schneider, J.Ceramics and CBN. Manufacturing Engineering. 1999
Schulz, H.; and, Moriwaki, T. High speed machining. Annals of the CIRP.1992.
Schulz, H. The history of high-speed machining, Proceedings of 5th International
Scientific Conference on Production Engineering. Croatia. 1999.
Sreejith, P.S and Ngoi, B.K.A.. Dry machining, machining of the future. J.
Mater.Proc. Technol. 2000.
Tlusty, J. Manufacturing Processes and Equipment. Prentice Hall 2000.
Takatsu, S. Shimoda, H., Otani. K., Effect of CBN Content on the Cutting
Peformance of Polycrystalline CBN Tool, Journal of Refractory Metal and Hard
Material. 1983.
Tonshoff, H. K. Wobker, H. G., and Brandt, D. Hard Turning Influence on the
Workpiece Properties. SME. 1995.
Tonshoff, H. K.Wobker, H. G., and Brandt, D.Tool Wear and Surface Integrity in
Hard Turning Production Engineering. 1996
Zhang, J.Y. Process Optimization for Machining of Hardened Steels. Ph.D.
dissertation. Georgia Institute of Technology. 2005
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
62
Lampiran 1
Dokumentasi Hasil Pengukuran Aus Pahat
200 x
100 x
(a)
(b)
Gambar L.1.1. Aus Pahat pada Kodisi Pemotongan V = 80 m/s, f = 0.05 mm/rev. a = 0.15
mm. (a) Data 01, (b) Data 09
200 x
100 x
(a)
(b)
Gambar L.1.2. Aus Pahat pada Kodisi Pemotongan V = 120 m/s, f = 0.05 mm/rev. a = 0.15
mm. (a) Data 02, (b) Data 10
200 x
100 x
(a)
(b)
Gambar L.1.3. Aus Pahat pada Kodisi Pemotongan V = 80 m/s, f = 0.15 mm/rev. a = 0.15
mm. (a) Data 03, (b) Data 11
62
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
63
Lampiran 1 (lanjutan)
Dokumentasi Hasil Pengukuran Aus Pahat
200 x
100 x
(a)
(b)
Gambar L.1.4. Aus Pahat pada Kodisi Pemotongan V = 120 m/s, f = 0.15 mm/rev. a = 0.15
mm. (a) Data 04, (b) Data 12
200 x
100 x
(a)
(b)
Gambar L.1.5. Aus Pahat pada Kodisi Pemotongan V = 80 m/s, f = 0.05 mm/rev. a = 0.35
mm. (a) Data 05, (b) Data 13
200 x
100 x
(a)
(b)
Gambar L.1.6. Aus Pahat pada Kodisi Pemotongan V = 120 m/s, f = 0.05 mm/rev. a = 0.35
mm. (a) Data 06, (b) Data 04
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
64
Lampiran 1 (lanjutan)
Dokumentasi Hasil Pengukuran Aus Pahat
200 x
100 x
(a)
(b)
Gambar L.1.7. Aus Pahat pada Kodisi Pemotongan V = 80 m/s, f = 0.15 mm/rev. a = 0.35
mm. (a) Data 07, (b) Data 15
200 x
100 x
(a)
(b)
Gambar L.1.8. Aus Pahat pada Kodisi Pemotongan V = 120 m/s, f = 0.15 mm/rev. a = 0.35
mm. (a) Data 08, (b) Data 16
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
Lampiran 2
Dokumentasi Hasil Pengukuran Aus Pahat pada Kondisi Optimum
(a)
(b)
Gambar L.2.1. Aus Pahat pada Kodisi Pemotongan Optimum : (a) V = 95 m/s, f = 0.09
mm/rev. a = 0.25 mm. dan Tc = 5 min. (b) V = 104 m/s, f = 0.08 mm/rev. a = 0.25 mm. dan
Tc = 5 min
(a)
(b)
Gambar L.2.2. Aus Pahat pada Kodisi Pemotongan Optimum : (a) V = 92 m/s, f = 0.08
mm/rev. a = 0.25 mm. dan Tc = 7 min, (b) V = 95 m/s, f = 0.09 mm/rev. a = 0.25 mm.
dan Tc = 7 min
65
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
Lampiran 3
Perbandingan Kondisi Pahat Sebelum dan Sesudah Proses Pemesinan
100 x
100 x
(a)
(b)
Gambar L.3.1. Kondisi Pahat (pembesaran 200 x) (a) Pahat Sebelum Digunakan, (b) Pahat
Setelah Digunakan
200 x
66
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
Lampiran 4
Tabel L.4. Dimensi Pahat Keramik
67
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
Lampiran 6
Tabel L.6. Rekomendasi Pemakanan (f) dan Kedalaman Pemakanan (a)
Lampiran 7
70
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.
Lampiran 8
(a)
(b)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Rata-rata
60
60,7
61,4
60,4
60,8
71
Yuliarman : Studi Pemotongan Optimum Pembubutan Keras dan Kering baja Perkakas AISI O1 Menggunakan Pahat Keramik (Al2O3 + TiC), 2008.
USU e-Repository 2008.