You are on page 1of 27

ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

DAN MEDIKOLEGAL
RSUD Embung Fatimah Kota
Batam
OLEH :
Putu Acarya 10310299
Rizki Khair 10310326
Fitrianindita 10310158

KERACUNAN KARBON MONOKSIDA (CO)

Pendahuluan
Toksikologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang racun yang meliputi :
Sifat-sifat

kimia dan fisik racun


Daya kerja racun dalam tubuh
Gejala-gejala klinis dan perubahan patologis yang
diakibatkan oleh racun yang masuk kedalam tubuh
Cara terapi dan antidotumnya
Cara isolasi racun
Cara identifikasi dan deteksi racun baik kuantitatif
maupun kualitatif

Lanjutan.....
Racun adalah suatu zat yang apabila
kontak atau masuk kedalam tuuh dalam
jumlah tertentu (dosis toksik) merusak
faal tubuh baik secara kimia ataupun
fisiologis sehingga menyebabkan sakit
ataupun kematian

Lanjutan.....
Klasifikasi Racun :
1. Racun Anorganik
a.
b.

Racun Korosif
Racun Metalik dan nonmetalik

2. Racun Organik
c.
d.

Racun volatin
Racun nonvolatin non alkaloid

3. Racun Gas
4. Racun lain-lain
e.
f.
g.
h.

Racun makanan
Racun binatang(bisa ular)
Racun tumbuh-tumbuhan/ tanaman
Dan lain-lain

Lanjutan.....
Racun CO(Carbon Monoksida)
Karbon monoksia (CO) adalah racun
yang tertua dalam sejarah manusia.
Sifat-sifat gas CO
a.

b.
c.

Berupa gas tidak berwarna dan tidak


berbau
Sedikit lebih ringan dari udara
Tidak merangsang selaput lendir

1.SUMBER GAS CO

Sumber terpenting adalah motor yang menggunakan bensin


sebagai bahan bakar, karena campuran bahan yang terbakar
tersebut mengandung bahan bakar lebih banyak dari pada
udara sehingga gas yang dikeluarkan mengandung 3 - 7% CO.
Sebaliknya motor diesel mengeluarkan sangat sedikit CO,
kecuali motor yang tidak sempurna sehingga banyak
mengeluarkan asap hitam yang mengandung CO.

Sumber lain adalah gas arang batu yang mengandung 5% CO,


alat pemanas berbahan bakar gas, lemari es gas dan cerobong
asap yang bekerja tidak baik.

Gas alam jarang sekali mengandung CO, tetapi pembakaran


gas alam yang tidak sempurna tetap akan menghasilkan CO.

Pada kebakaran juga akan terbentuk CO.

Pada alat pemanas air berbahan bakar gas. jelaga yang tidak
dibersihkan pada pipa air yang dibakar akan memudahkan

2. FARMAKOKINETIK

Absobsi terjadi di paru-paru dimana CO kontak


dengan sel darah merah dikapiler dan
mengadakan ikatan dengan Hb. Membentuk
CO-Hb. Ikatan reaksi ini adalah reversible.
Kecepatan Absobsi CO tergantung pada :
a.
b.

Konsentrasi CO di udara
Konsentrasi CO-Hb dalam darah

Eliminasi terjadi selama expirasi sehingga


oksiHb terbentuk kembali dengan catatan
intake CO sudah tidak ada lagi dan korban
bernafas kembali di udara bersih.

Lanjutan.....

Afinitas CO yang 200-250 kali lebih besar


dari afinitas Oksigen terhadap Hb dan
karboksihemoglobin yang terbentuk lebih
stabil dibandingkan oksihemoglobin.
Sehingga CO lebih cepat mengikat Hb
lalu membentuk CO-Hb dalam jumlah
yang tinggi dalam darah sehingga suplai
oksigen ke organ tidak dpat dipenuhi,
maka timbulah anoksemia

3. FARMAKODINAMIK

CO bereaksi dengan Fe dari porfirin dan karena itu CO


bersaing dgn O2 dalam mengikat protein heme yaitu
hemoglobin, mioglobin, sitokrom oksidase dan sitokrom
peroksidase&katalase.

Yang terpenting adalah reaksi CO dengan Hb dan sitokrom


oksidase, dengan di ikatnya Hb menjadi COHb
mengakibatkan Hb menjadi INaktif sehingga darah
berkurang kemampuan nya untuk mengangkut O2, selain
itu adanya COHb dalam darah akan menghambat disosiasi
Oxi-Hb. dengan demikian jaringan akan mengalami
hipoksia.

Reaksi sitokrom oksidase yang merupakan link yang


penting dalam sistem enzim pernafasan sel yang terdapat

Lanjutan.....

Konsentrasi CO dalam udara lingkungan dan lamanya


inhalasi menentukan timbulnya gejala dan kematian pada
korban.

50ppm (0,005%) adalah TLV (Threshold Limit Value / Nilai


Ambang Batas) yaitu: Konsentrasi CO dalam udara
lingkungan yang di anggap masih aman bila dihirup selama
8 jam setiap hari dan setiap minggu untuk jumlah tahun yg
tidak terbatas.

220ppm (0,02%): inhalasi 1-3 jam akan mengakibatkan


kadar COHb mencapai 15-20% saturasi dan gejala
keracunan mulai timbul.

1000ppm (0,1%): inhalasi 3 jam dapat menyebabkan


kematian,
3000ppm(0,3%): inhalasi selama 2 jam saja sudah dapat
menimbulkan kematian.

Lanjutan.....
Rumus Henderson dan Haggard:
(Berlaku bagi orang dalam keadaaan
istirahat)

ppm adalah: Banyaknya konsentrasi CO dalam


udara

Lamanya inhalasi dihitung dalam: jam

Cara penggunaan: (Waktu) x (Konsentrasi)


Bila hasil:
300 <Tidak ada gejala>
900 <Timbul gejala sakit kepala, rasa lelah, dan
mual>
1500 <Menandakan bahaya dan fatal>

Dosis toksis
Menurut ASA (American standart
asosiation) memberi batas konsentrasi
minimum gas CO adalah 100ppm
dengan waktu pajanan maksimal 8 jam
maka akan terjadi pengikatan/saturasi
hemoglobin
sekitar
10-20%.
Jika kadar CO-Hb diatas 60% maka
menyekabkan Kematian

4.Gejala Klinis

Gejala awal
- Sakit kepala
- Wajah Kemerahan
- Pelipis berdenyut tinnitus - Daya ingat
menurun
- Pusing (dizziness)
- Vertigo
- Mual
- Anaestesia
- Muntah
- Hilangnya gerak spontan
- Pandangan kabur
- Denyut nadi lemah
- Pingsan

Lanjutan.....

Gejala kronis

Adanya kelemahan otot-otot


Gangguan tractus gastrointestinal (diare
dan muntah-muntah
Daya ingat menurun
Kulit pucat
Kadar Hb meningkat sebagai kompensasi,
gangguan psikis serta konvulsi

Hubungan konsentrasi CO di udara, waktu


pajanan dan akibatnya
% CO

Waktu pajanan

Akibat/Efek

0.02

2-3 jam

Headache Frontal

0.04

1-2 jam
2.5-3.5 jam

Headache Frontal
Headache occipital

0.08

3/4 jam
2 jam

Headache,dizziness,n
ausea
Collaps, mungkin
tidak sadar

0.16

20 menit
2 jam

Headache,dizziness,n
ausea
Collaps, tidak sadar,
mungkin mati

0.32

5-10 menit
30 menit

Headache,dizziness
Tidak sadar dan
bahaya mati

0.64

1-2 menit
10-15 menit

Headache,dizziness
Tidak sadar dan

Hubungan % saturasi Hb oleh CO (% COHb) dan akibat


%saturasi d/ % CO-Hb

Akibat/Efek

<10

Tidak ada

10-20

Dahi terasa tertekan,


headache, sesak nafas dalam
aktivitas

20-30

Kepala berdenyut, emosi tidak


stabil, iritabilitas meningkat,
kelelahan, letargi

30-40

Servere headache, nausea,


vomiting, dizziness,
pandangan kabur

40-50

Confusion, ataxia, dyspneu

50-60

Syncope,tachycardia, mulai
coma

60-70

Derajat koma lebih dalam

70-80

Coma yang dalam

5.Diagnosa banding

Alkoholisme
Perdarahan cerebral
Coma diabetikum
Coma diabetikum/uremicum
Keracunan narkotika
Keracunan senyawa nitrat

6.Pengobatan

Terapi

Korban keracunan Akut (segera pindahkan korban dari


sumber racun, penolong memakai masker gas oksigen)
Berikan pernafasan buatan dengan pemberian oksigen
atau campuran oksigen dengan 5-7% CO2 untuk
merangsang pernafasan.
Transfusi darah
Infus glukosa untuk mengatasi koma atau pemberi
indus i.v. 500ml manitol 20% dalam waktu 15 menit
diikuti dengan 500ml dextrose 5% selama kurang lebih
4 jam berikutnya untuk mengatasi cerebral oedema
Analgetika, antibiotrika, antikonvulsi

7.Temuan Post-Mortem

Khas warna lebam mayat Cherry red , baik permukaan


tubuh, mukosa membran, kuku jari namun warna ini
tidak sama diseluruh tubuh misal tubuh bagian depan,
leher dan paha berwarna lebih terang dibandingkn
dengan yang lain
Kulit tampak pucat (tergantung konsentrasi CO, waktu
pajanan, pigmentasi kulit dan mukosa membran)
Darah, jaringan otak, otot, jantung, paru-paru dan
lain-lain juga berwarna cherry red
Organ-organ mengalami kongesti dan terdapat bintikbintik perdarahan(tanda asfiksia) pada : otot jantung,
jaringan otak, konjungtiva, endocard

Lanjutan.....

Warna cherry red (CO-Hb) ini cukup


karakteristik walaupun tidak pasti sebagai
indikator diagnosa, warna tidak ditemukan
pada jenazah yang diawetkan.
Tidak ditemukan adanya pleura hemorargic
pada keracunan CO, walau hal ini sering
dihubungkan dengan asfiksia
Inilah yang membedakan keracunan Co
dan kehilangan oksigen (simple oksigen
deprivation)

Lanjutan.....

Di otak terdapat bagian yang sensitif


terhadap CO terutama globus palliduus
dan subthalmicus sering terjadi oedema
otak
Pada keracunan kronis CO terjadi
perubahan yang khas di otak yaitu
perlunakan cortex dan nucleus sentralis
Fatty degeneration dan nekrosis pada
ginjal

Keracunan karbon monoksida


(CO) akan menyebabkan kulit
berwarna kemerahan.

Gambaran korban kebakaran. Tampakan


jelaga pada hidung dan mulut tidak
membuktikan
seseorang
tersebut
meninggal
karena
menghirup
asap.
Pemeriksaan larynx harus dilakukan untuk
pembuktian adanya asap yang terhirup

8. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan Toksikologi
a.
b.

c.

Pengambilan sample darah


Pada korban hidup sample darah diambil dari
vena secepat mungkin karena ikatan CO-Hb
cepat terurai kembali menjadi CO dan keluar
tubuh
Pada korban yang meninggal, dapat diambil
setiap
saat
sebelum
terjadi
proses
pembusukan, sebab :
a. Post mortem tidak terbentuk ikatan CO-Hb
yang baru
b. Post mortem tidak akan terjadi peruraian
terhadap ikatan CO-Hb yang telah terjadi.

Lanjutan.....
Analisa Kualitatif
1.
Alkali delusion test
Penentuan kualitatif yang cukup cepat untuk menentukan CO-Hb
dengan kadar lebih dari 10% dalam darah.
Cara :
-> Ambil 2 tabung reaksi
-> Masukkan ke tabung pertama 1-2 tetes darah korban
-> Masukkan ke tabung ke dua 1-2 tetes darah normal (sebagai
kontrol)
-> Encerkan masing masing dengan menambahkan 10ml air sehingga
warna merah pada ke dua tabung sama.
-> Tambahkan pada setiap tabung 5 tetes larutan NaOH 10-20%
(kocok)

A.

Hasil
darah

: Darah normal akan berubah warna menjadi merah hijau


kecoklatan karena terbentuk hematin alkali, sedangkan

yang mengandung CO tidak berubah warna nya.


Cat : Darah kontrol haruslah darah dengan Hb normal

Lanjutan.....
2.

Katayama Test
Cara :
a.
Dalam 2ml darah yang telah diencerkan
tambahkan 2ml. Amonium sulfida kuning dan
2ml. Asam asetat 30%.
b.
Pada darah normal terjadi perubahan warna
menjadi hijau, sedang darah korban keracunan
CO tetap berwarna merah muda seperti semula

3.

Pemeriksaan spectroscopy
Cara :
- Penentuan dengan melihat spectrum dari CO-Hb

Lanjutan.....
2. Analisa Kuantitatif
a.
b.
c.

Van Slyke Manometric Method


Reduksi Palladium choride
Cara instrumental lainnya

Terimakasih

You might also like