Professional Documents
Culture Documents
Pengertian:
1. Merupakan cara mengidentifikasi pasien anak berisiko jatuh untuk menilai
kemungkinan pasien anak jatuh dengan menggunakan Skala Humpty Dumpty.
2.
Prosedur :
1.
Perawat
melakukan
penilaian
risiko
jatuh
pasien
baru
anak
dengan
(risiko rendah dan risiko tinggi), termasuk menjelaskan pada pasien dan
keluarga.
3.
4.
Perawat memasangkan gelang risiko jatuh warna kuning pada pasien dengan risiko
tinggi dan memberi tanda peringatan warna kuning pada tempat tidur pasien.
5.
6.
Perawat/
petugas
melaporkan
insiden
pasien
jatuh
ke
kondisi
Tim
atau
Keselamatan
Pasien Unit Kerja menggunakan formulir Insiden Keselamatan Pasien (Lihat SPO
Pelaporan Insiden).
7.
Unit
Kerja
melaporkan
secara
periodik
setiap
DEPARTEMEN KESEHATAN
DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
RSUP
Fax 3148991
Parameter
Umur
Jenis Kelamin
Diagnosa
Gangguan
Kognitif
Faktor
Lingkungan
Respon Terhadap
Operasi/ Obat
Penenang/ Efek
Anestesi
Penggunaan
Obat
Kriteria
Di bawah 3
3 - 7 tahun
7 - 13 tahun
> 13 tahun
Laki-laki
Perempuan
Kelainan Neurologi
Perubahan dalam oksigenasi
Nafas.
Dehidrasi,
Anemia,
Sinkop/sakit kepala, dll)
Kelainan Psikis/
Diagnosis
Tanggal:
Nama:
No Rekam
Medik:
RSCM
Tinggi Untuk
Jatuh
Minimal : 7
1.
2.
3.
Orientasi ruangan
4.
5.
6.
Menggunakan alas kaki yang tidak licin untuk pasien yang dapat berjalan
7.
8.
9.
10.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Evaluasi terapi yang sesuai. Pindahkan semua peralatan yang tidak dibutuhkan ke luar ruangan.
SPO Penilaian Risiko Jatuh Pasien Dewasa Dengan Skala Jatuh Morse
Pengertian :
Merupakan cara mengidentifikasi pasien-pasien berisiko jatuh dengan Skala Jatuh Morse
yang merupakan cara cepat dan sederhana menilai kemungkinan pasien jatuh.
Prosedur :
1.
2.
3.
4.
Perawat memasangkan gelang risiko jatuh warna kuning pada pasien dengan risiko
tinggi dan memberi tanda peringatan warna kuning pada tempat tidur pasien.
5.
6.
7.
secara
dengan
kondisi
periodik
atau
setiap
DEPARTEMENKESEHATAN
DIREKTORATJENDERALBINA PELAYANAN
MEDIK
RSCM
Jl.Diponegoro
No.71Jakarta
KotakPos1086
Telp
3918301,3190808
(Hunting
)
Fax3148991
PENILAIAN
RISIKO
JATUH
PASIEN
DEWASA
SKALA JATUH MORSE (MORSE FALL SCALE/ MFS)
Risiko
Skala
Skoring
1.
Riwayat jatuh, yang baru atau
dalam 3 bulan terakhir
Tidak
0
25
Ya
2.
Tidak
0
15
Ya
3.
Tanggal:
-----------
Nama:
-----------
4.
Furnitur
Memakai terapi heparin lock/ iv
5.
0
15
30
Tidak
0
25
No Rekam Medik:
-----------
Ya
-----------
6.
Lemah
Terganggu
-----------
Status mental:
Orientasi
diri
sesuai
kemampuan
0 15
-----------
a.
Riwayat jatuh:
Skor 25 bila pasien pernah jatuh sebelum perawatan saat ini, atau jika ada riwayat jatuh fisiologis
karena kejang atau gangguan gaya berjalan menjelang dirawat.
b.
Diagnosis sekunder:
c.
Skor 15 jika diagnosis medis lebih dari satu dalam status pasien. Skor 0 jika tidak.
Bantuan berjalan:
Skor 0 jika pasien berjalan tanpa alat bantu/ dibantu, menggunakan kursi roda, atau tirah baring dan
tidak dapat bangkit dari tempat tidur sama sekali.
Skor 0 jika gaya berjalan normal dengan ciri berjalan dengan kepala tegak, lengan terayun bebas di
samping tubuh, dan melangkah tanpa ragu-ragu.
Skor 10 jika gaya berjalan lemah, membungkuk tapi dapat mengakat kepala saat berjalan
tanpa kehilangan keseimbangan. Langkah pendek-pendek dan mungkin diseret.
Skor 30 jika gaya berjalan terganggu, pasien mengalami kesulitan bangkit dari kursi, berupaya
bangun dengan mendorong lengan kursi atau dengan melambung (menggunakan beberapa kali
upaya untuk bangkit). Kepala tertunduk, melihat ke bawah. Karena keseimbangan pasien buruk,
beliau menggenggam furnitur, orang, atau alat bantu jalan dan tidak dapat berjalan tanpa bantuan. f.
Status mental:
Skor 30 jika pasien berjalan mencengkeram furnitur untuk topangan. d. Heparin lock /IV :
Skor 0 jika penilaian diri terhadap kemampuan berjalannya normal. Tanyakan pada pasien, Apakah
Bapak dapat pergi ke kamar mandi sendiri atau perlu bantuan? Jika jawaban pasien menilai dirinya
konsisten dengan kemampuan ambulasi, pasien dinilai normal.
2.
Skor 15 jika respon pasien tidak sesuai dengan kemampuan ambulasi atau jika respon pasien tidak
realistis, dan pasien over estimate kemampuan dirinya dan lupa keterbatasannya.
Tingkat risiko ditentukan sebagai berikut:
Tingkat
Risiko:
Tidak berisiko
Risiko Rendah
Risiko Tinggi
Skor MFS
Tindakan
0-24
25-50
51
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Anjurkan pasien menggunakan kaus kaki atau sepatu yang tidak licin.
Intervensi Jatuh Risiko Tinggi:
Intervensi jatuh standar
Strategi mencegah jatuh dengan penilaian jatuh yang lebih detil seperti analisa cara berjalan sehingga
dapat ditentukan intervensi spesifik seperti menggunakan terapi fisik atau alat bantu jalan jenis terbaru
untuk membantu mobilisasi.
Handrail mudah dijangkau pasien dan kokoh.
Siapkan di jalan keluar dari tempat tidur: alat bantu jalan, komod,
Lantai kamar mandi dengan karpet anti slip/ tidak licin, serta anjuran menggunakan tempat duduk
kamar mandi saat pasien mandi.
di
8.
Dorong partisipasi keluarga dalam keselamatan pasien. 9. Jangan tinggalkan pasien sendiri di kamar,
samping tempat tidur atau toilet.
Perawat melakukan
Pengkajian
Keperawatan.
penilaian
risiko
jatuh
pasien
baru
geriatri
dalam
formulir
2.
Perawat menerapkan pencegahan jatuh pada pasien sesuai dengan tingkat risiko
(risiko rendah dan risiko tinggi), termasuk menjelaskan pada pasien dan keluarga.
3.
4.
Perawat memasangkan gelang risiko jatuh warna kuning pada pasien dengan risiko tinggi
dan memberi tanda peringatan warna kuning pada tempat tidur pasien.
5.
Perawat melakukan penilaian ulang bila terjadi perubahan kondisi atau pengobatan
dalam Form Penilaian Risiko Jatuh Pasien Geriatri.
6.
7.
Tim Keselamatan Pasien Unit Kerja melaporkan secara periodik setiap bulan
ke Tim Keselamatan Pasien RSCM (UPJM).
DIREKTORAT
DEPARTEMEN KESEHATAN
JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
RSCM
No
1
Tingkat Risiko
Tanggal:
Gangguan
gaya
berjalan
(diseret, menghentak, berayun)
Pusing/ pingsan pada posisi tegak
Nokturia/ Inkontinen
Kebingungan intermiten
Kelemahan umum
8
9
10
11
Gangguan
pendengaran
atau penglihatan.
Usia 70 tahun ke atas
Nama:
No Rekam
Medik:
dan
Jumlah
1.
2.
pasien.
Tingkat risiko dan tindakan yang disarankan ditentukan sebagai berikut:
Tingkat
Risiko
Risiko Rendah
Risiko Tinggi
Skor
13
Tindakan
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Unit
kerja
Farmasi untuk
mencari
kemungkinan interaksi obat,
Risiko Jatuh
Pasien Rawat Jalan
Dokter diminta untuk setiap tahun mengkaji seluruh pasien berusia 65
tahun atau lebih menggunakan Tes Timed Up & Go
Tes Timed Up & Go
1.
2.
3.
Skor lebih dari 8,5 detik memiliki risiko tinggi untuk jatuh pada usia dewasa
tua di masyarakat.
Prosedur:
1.
Penanggulangan pasien jatuh terdiri dari dua hal utama, yaitu penilaian awal setelah jatuh
dan dokumentasi dengan follow-up.
2.
b.
c.
d.
e.
f.
Pemeriksaan pasien:
pernapasan,
semua
g.
tekanan
obat
darah
telah
dalam
diberikan,
Cedera.
Kemungkinan penyebab jatuh.
Kondisi komorbid (misalnya demensia, penyakit jantung, neuropati, dll).
Faktor risiko (misalnya gangguan keseimbangan/ cara berjalan). Penilaian ulang risiko jatuh.
Faktor-faktor lain:
Apakah pasien menggunakan alat bantu jalan? Bila ya, jenis apa?
-
Apakah pasien
bantu dengar).
Lingkungan
menggunakan
(kacamata, alat
1.
2.
3.
4.
Lantai basah?
5.
Pencahayaan cukup?
6.
7.
8.
9.
3.
4.
5.
Tim Keselamatan
Pasien
Unit Kerja
melaporkan
secara
periodik
setiap
bulan
Pengkajian awal pasien rawat inap dilakukan dalam 24 jam pertama dan meliputi
11 hal:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Nyeri
Risiko jatuh
Status nutrisi
Status fungsional
Risiko dekubitus
Psikologis
Sosial
Obat-obatan
Alergi
Pendidikan
Bahasa
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pasien kritikal, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan monitor yang tidak dapat dilakukan
diluar ICU. Biasanya terapi ini termasuk support ventilator, pemberian obat vasoaktif secara infus
kontinyu, dll.
b. b. Prioritas 2
Pasien yang memerlukan monitor invasive dan secara potensial mmerlukan intervensi segera. c.
c. Prioritas 3
Pasien tidak stabil dalam keadaan kritis tetapi kemungkinan pulih kecil atau berkurang oleh karena
kondisi penyakit primernya atau kondisi akutnya.
d. Prioritas 4
i. Pasien dengan manfaat rawat ICU kecil atau tidak ada
ii.
2.
a.
b.
Prioritas 1
Pasien yang mungkin membutuhkan bantuan ventilator, obat vasoaktif, dll.
Prioritas 2
Pasien yang idealnya mendapat monitor intensive di ICU, tetapi mungkin dapat step down
seperti ruang rawat HCU/ HDU. Merupakan pasien dengan ko-morbiditas multiple atau
memerlukan monitor ketat setelah menjalani operasi high risk.
c.
Prioritas 3
Pasien dengan penyakit akut tetapi kondisi premorbid yang buruk mungkin tidak mendapat
manfaat dari terapi intensif.
d.
Prioritas 4
Merupakan pasien stabil atau dengan kondisi terminal atau penyakit irreversible.
Apabila kondisi fisiologik pasien telah stabil dan kebutuhan untuk monitor ICu dan ICU-care tidak diperlukan
lagi.
2.
Apabila kondisi fisiologik pasien telah memburuk dan intervensi aktif tidak direncanakan lagi, lebih tepat
dipindahkan ke lower level of care.
untuk
PINDAH
RAWAT
atau
Prosedur:
1.
Kebijakan:
1.
2.
3.
4.
5.
Keputusan dan otorisasi untuk mentransfer pasien antar ruang dilakukan oleh
dokter yang merawat pasien dengan persetujuan dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP)
Keputusan untuk mentransfer pasien agar mempertimbangkan mental,
kondisi
fisik (stabil/ tidaknya keadaan pasien), kesiapan ruang penerima
pasien dan kesiapan tenaga medis di tempat pasien akan ditransfer
Dokter
pelaku rawat wajib memberikan penjelasan mengenai alasan
pemindahan pada pasien sebelum pemindahan pasien sebelumnya
Pendamping pasien dengan perhatian khusus misal status infeksi dan
isolasi perlu diberitahukan sebelumnya mengenai hal ini sebelum
proses pemindahan pasien dilakukan
Pasien-pasien
yang
memerlukan
pemantauan
tanda
vital
secara
berkesinambungan (EKG, tekanan darah, saturasi oksigen) dan peralatan
resusitasi lengkap termasuk defribilator perlu mendapat perhatian khusus. Pada
pasien-pasien ini dokter pelaku rawat
wajib menemani selama proses pendampingan pasien
Prosedur :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
RSCM Kirana
RSCM Kencana
P3RN
IGD
PJT
Radioterapi
Radiologi
Rehabilitasi Medik
URJT
UPPJ
Poliklinik Geriatri
Laboratorium URJT
Laboratorium 24 jam
Hemodialisis
Fetomaternal
Endoscopy
ESWL
Patologi Anatomik
1.
Segera setelah pasien terdiagnosa pada visit pertama di ruang rawat inap, DPJP
dapat mengetahui perkiraan LOS berdasarkan clinical pathway nya atau
sesuai dengan
Pedoman Pelayanan Medis (PPM)*.
2. Tim DP menentukan perencanaan kebutuhan pasien pulang setelah
berkoordinasi dengan pihak terkait.
3. Bila pada perkembangannya terjadi perubahan diagnosis atau timbul komplikasi,
DPJP terus
memberikan
update
terbaru
kepada
Tim
DP, mengenai
perkiraan LOS dan perencanaan pulang.
4. Perawat primer mengidentifikasi kebutuhan edukasi, perawatan pasien setelah keluar
dari rumah sakit. Mengidentifikasi kebutuhan non medis pasien terkait
kepulangan seperti
penyelesaian jaminan (Jaminan, UPPJ, dan ASKES), keluarga/ Panti Rehabilitasi
(Departemen Sosial), akses layanan home care terdekat, dan sebagainya
5. Case manager/ MOD/ HN menyiapkan kebutuhan medis dan non medis
pasien sehubungan dengan transfer/ mutasi pasien, dan tata laksananya.
6. Dokter melakukan visit dan menyatakan pasien untuk pulang
7. Perawat merekonfirmasi dan kemudian menghubungi pihak administrasi,
menginformasikan rencana pulang pasien.
8. Perawat menginformasikan rencana pulang tersebut kepada pasien dan keluarganya.
9. Penata rekening di bagian administrasi/ keuangan ruang rawat inap akan
menginput (posting) biaya rawat inap ke dalam EHR.
10. Dokter menyiapkan resume pulang dan resep obat pulang; serta menetapkan
waktu kontrol pasien di rawat jalan.
11. Perawat menghubungi farmasi untuk menyiapkan obat pulang sesuai resep obat
pulang dari dokter.
12. Head Nurse mengumpulkan informasi non medis terkait kepulangan pasien.
13. Tim DP melakukan rekonfirmasi untuk validitas data dengan cara:
Head
nurse
memastikan
kebutuhan
perawatan
lanjutan
telah
terpenuhi/ disampaikan kepada keluarga pasien (misalnya keperluan edukasi
gizi). DPJP memberikan informasi mengenai kelanjutan perawatan pasien.
14. Petugas DP menghubungi pihak-pihak terkait sesuai kebutuhan pasien pulang,
dan membuat laporan harian dan bulanan.
15. Pasien diantar menggunakan kursi roda sampai dengan gerbang RSCM yang dipilih.