Professional Documents
Culture Documents
Perencanaan pertanggungjawaban, akumulasi data, dan sistem pelopran didasarkan data pada
beberapa asumsi yang berkenaan denga operasi dan perilaku manusia, meliputi:
1. Manajemen berdasarkan perkecualian (MBE) adalah mencukupi untuk mengendalikan
operasi secara efektif.
2. Manajemen berdasarkan tujuan (MBO) akan menghasilakn anggaran, biaya standar,
tujuan organisasi, dan rencana praktis untuk mencapainya yang disetujui bersama.
3. Struktur pertanggungjawaban dan akuntabilitas mendekati struktur hierartki organisasi.
4. Para manajer dan bawahannya rela menerima pertanggungjawaban dan akuntabilitas
yang dibebankan kepasda mereka melalui hierarki organisasi.
5. Sistem akuntansi pertanggungjawaban mendorog kerjasama dan bukan persaingan.
Manajemen Berdasarkan Perkecualian
Manajemen berdasarkan perkecualian mengasumsikan bahwa untuk mengelola dan
mengendalika aktivitas organisasi dengan paling efektif, manajer sebaiknya mengonsentrasikan
perhatian mereka pada bidang-bidang dimana hasil akutual menyimpang secara substansial dari
tujuan yang dianggarkan atau standar. Para pendukung pendekatan ini mengklaim bahwa
pendekatan ini meghasilkan penggunakan waktu manajemen yang langka secara paling efisien,
berkonsentrasi pada perbaikan inefisiensi, dan mendorong tindakan yang diiinginkan.
Karakteristik pelaporan periodic dari akuntansi pertanggungjawaban secara ideal adalah sesuai
untuk menarik perhatian manajemen pada bidang- bidang yang menyimpang dari norma-norma
awal yang telah ditentukan sebelumnya dan mendorong tindakan-tindakan perbaikan yang segera
guna mendorong atau mengkoreksi sesuatu.
Manajemen Berdasarkan Tujuan
Akuntansi pertanggungjawaban memfasilitasi manajemen berdasarkan tujuan atau
manajemen berdasarkan pengendalian diri. Hal ini merupakan suatu pendekatan manajemen
yang didesain untuk mengatasi berbagai respon manusia yang disfungsional yang dipicu oleh
usaha untuk mengendalikan operasi menggunakan dominansi.
Sebagai teknik pengendalian manajemen, manajemen berdasarkan tujuan memfasilitasi
keinginan akan pengendalian diri dengan memberikan kepada para manajer dan bawahannya
suatu kesempatan untuk secara bersama-sama memformulasikan tujuan dan aktivitas bagi pusat
pertanggungjawaban mereka. Tujuan subunit ini harusnya selaras dengan tujuan perusahaan
secara keseluruhan.
Dengan
menggambarkan
pertaggungjawaban,
akuntansi
pertanggungjawaban
menyediaakan kerangka kerja yang ideal untuk memformulasikan tujuan dan rencana yang
terperinci. Laporan kinerja memberikan segmen alat yang efektif kepada manajer untuk
pengendalian diri dan mendorong kesadaran mereka terhadap pertanggungjawaban atas aktifitasaktifitas yang diberikan kepada mereka.
Untuk mmperoleh motivasi dan komunikasi yang optimal dari manajemen berdasarkan
tujuan dan sistem akuntansi pertanggungjawaban, kondisi-kondisi lingkunagan tertentu yang
menguntungkan harus ada atau dipandang ada. Kondisi kondisi tersebut antara lain meliputi halhal berikut.
1. Dalam menetapkan tujuan pusat pertanggungjawaban, manajemen puncak harus
menyediakan arahan secara keseluruhan dengan memspesifikasikan tujuan dan cita-cita
perusahaan secara keseluruhan.
2. Dalam formulasi bersama dari tujuan kinerja dan rencana tindakan terperinci, manajemen
puncak dan manajer pusat pertanggungjawaban harus memaksimalkan keselarasan antara
kebutuhan pribadi dan aspirasi karier dari kelompok kerja serta tujuanperusahaan secara
keseluruhan.
3. Motivasi akan meningkat jika orang-orang percaya bahwa pencapaian tujuan perusahaan
akan mempengaruhi kebutuhan pribadi mereka secara simultan.
4. Jika orang-orang memandang tujuan organisasi sesuai dengan tujuan mereka, maka
mereka akan menginternalisasi tujuan perusahaan dan keselarasan tujuan dicapai.
Kesesuaian antara Jaringan Pertanggungjawaban dan Struktur Organisasi.
Akuntansi pertanggungjawaban mengasumsikan bahwa pengendalian organisasional
ditingkatkan dengan penciptaan jaringan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dengan struktur
organisasiformal.
Karena pusat pertanggungjawaban merupakan dasar dari keseluruhan sistem akuntansi
pertanggungjawaban, kerangka kerja untuk itu seharusnya didesai secara hati-hati. Struktur
organisasi harus dianalisis terhadap kelemahan dalam pendelegasian dan penyebaran. Jika
tanggung jawab yang tumpang-tindih menyebabkan timbulnya saling ketergantungan yang tidak
dapat dihindari, maka kompromi yang dapat dilaksanakan harus ditemukan. Jaringan pusat
yang
paling
penting
dalam
keberhasilan
suatu
sistem
akuntansi
Refrensi:
Ikhsan, Arfan, dan Muhammad Ishak, 2005, "Akuntansi Keperilakuan," Salemba Empat.