You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknik sungai memberikan gambaran mengenai berbagai macam sifat
sungai dan berdasarkan pengetahuan ini, maka peranan perencanaan bangunan
dan pekerjaan sipil menjadi sangat penting dengan tujuan pemanfaatan air sungai
maupun sungainya sendiri. Karena karakter sungai berbeda-beda dan cenderung
memiliki sifat khusus, maka desain dan metode pelaksanaan pekerjaan mungkin
akan berbeda antara sungai yang satu dengan yang lainnya.
Di dalam penanganan teknik sungai ada berbagai data-data yang diperlukan
untuk mengembangkannya melalui Geometri (bentuk) sungai, Hidrograf dan
Hidrolika disetiap bagian ini ada hal banyak yang harus diperhatikan, untuk itu
kita akan jabarkan pada materi-materi di bawah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian morfologi sungai ?
2. Bagaimana karakteristik (perilaku) sungai ?
3. Apa saja tipe sungai ?
4. Unsur-unsur saja yang membentuk morfologi sungai ?
5. Bagaimana perubahan morfologi sungai ?

BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN MORFOLOGI SUNGAI
Morfologi sungai adalah ilmu yang mempelajari tentang geometri, jenis, dan
perilaku sungai dengan segala aspek pembahasannya dalam dimensi ruang dan
waktu menyangkut sifat dinamik sungai dan lingkungannya yang saling
berkaitan.Sifat-sifat sungai sangat dipengaruhi oleh luas dan bentuk Daerah Aliran
Sungai (DAS) seerta kemiringan sungai.
Data-data mengenai morfologi sungai merupakan salah satu dari beberapa
jenis data hidraulik yang diperlukan untuk mendesain bangunan teknik sipil di
sungai.
Berbagai macam pekerjaan sipil di bidang persungaian:
Perbaikan dan pengaturan sungai
Pemanfaatan air sungai untuk berbagai tujuan
Pengembangan wilayah sungai
Perbaikan dan pelestarian lingkungan sungai
Navigasi
Teknik sungai memberikan gambaran mengenai berbagai macam sifat
sungai dan berdasarkan pengetahuan ini, maka peranan perencanaan bangunan
dan pekerjaan sipil menjadi sangat penting dengan tujuan pemanfaatan air sungai
maupun sungainya sendiri. Karena karakter sungai berbeda-beda dan cenderung
memiliki sifat khusus, maka desain dan metode pelaksanaan pekerjaan mungkin
akan berbeda antara sungai yang satu dengan yang lainnya.
Demikian pula dalam penanganan perbaikan atau pengembangan sungai,
metode yang diterapkan di bagian hulu akan berbeda di bagian hilir, bahkan
perbaikan tebing kiri dan tebing kanan kemungkinan dakan berbeda pula.
Secara umum dapat dikatakan bahwa studi mengenai morfologi sungai
adalah untuk mencoba menguraikan mengenai tipe-tipe raut muka (typical
features) daripada sungai-sungai itu sendiri, yang dipengaruhi oleh 3 dimensi,
yaitu:
Pengaruh waktu ke waktu

Pergerakan air yang membawa endapan (sediment) maupun puing-puing


(debris atau ruins)
Pegaruh fenomena alam
2. KARAKTERISTIK (PERILAKU) SUNGAI
Alur sungai terbentuk secara alamiah.Air mengalir dari atas ke bawah dan
berkumpul menjadi saluran di lembah dan dialirkan ke danau atau ke laut karna
itu disebut juga saluran drainage. Pengaliran air baik yang di permukaan tanah
maupun di dasar sungai akan menggerus tanah dasarnya secara terus-menerus
sepanjang masa. Volume sedimen yang terbawa oleh pengaliran sebagai hasil
erosi maupun reruntuhan tebing-tebing sungai dimulai dari sumber mata air di
daerah pegunungan dan terangkut ke hilir kemudian terkumpul ke sungai yang
seterusnya terangkut ke laut.Di daerah pegunungan kemiringan sangat tajam
sehingga pengaliran menjadi deras dan kecepatan tinggi. Kecepatan pengaliran
semakin ke hilir semaki melambat dan akan mencapai nol (V = 0) apabila
mencapai muara di danau atau di laut. Endapan-Endapan sedimen tersebut
diangkut, endapan sedimen yang berat

jenisnya tinggi diendapakan terlebih

dahulu berangsur-angsur yang berat jenisnya lebih ringan diendapkan kemudian.


Kejadian tersebut dipengaruhi oleh poses erosi dan sedimentasi.
3. TIPE SUNGAI
Dari sudut topgrafi susunan sungai induk dan cabang-cabangnya dapat dibedakan
dalam 3 tipe :

Tipe Bulu Ayam


Susunan sungai induk dengan anak-anak sungai semacam bulu ayam yang
terdiri dari batang, cabang dan ranting.
Tipe Sejajar
Cabang-cabang besar menngalir parallel (sejajar) kemudian setelah mendekati
muara mereka bertemu dan berkumpul menjadi sungai induk.

Tipe Kipas
Anak-anak yang mengalir dari segala penjuru menuju ke titik pusat dan
mengalir ke laut.
Secara umum dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :

Pada kondisi tanah yang lapisannya rembes air (permeable), angka

kerapatannya kecil.
Pada kondisi tanah yang lapisannya kedap air (impermeable), angka
kerapatannya besar.

4. UNSUR MORFOLOGI SUNGAI


Unsur morfologi yang harus diketahui sebagai penunjang kegiatan desain
bangunan teknik sipil adalah fenomena dan karakter sungai, parameter fenomena
sungai serta dimensinya.Geometri atau bentuk sungai dapat berubah dalam
dimensi ruang baik horizontal maupun vertikal dan waktu akibat daripada
perubahan morfologi sungai.Data-data hasil studi dan pemantauan dijadikan
bahan pendukung untuk keperluan desain, konstruksi (pembangunan), eksploitasi
dan sistem pemeliharaannya baik untuk bangunan-bangunannya maupun
sungainya sendiri.
5. PERUBAHAN MORFOLOGI SUNGAI
Perubahan morfologi sungai yang distudi serta dipantau sebagai data
pendukung pekerjaan desain menyangkut aspek-aspek sebagai berikut:
a.

Geometri (bentuk) sungai


Studi geometri sungai akan mencakup pembuatan peta topografi, alur,

palung dan lembah. Potongan-potongan horizontal dan vertikal diperlukan pada


lokasi yang kemungkinan atraktif untuk dikembangkan.
Adapun data-data yang diperlukan:

Panjang sungai
Lebar sungai
Elevasi
Kemiringan
Sudut belokan
Azimuth
Arah arus

Data-data tersebut diperoleh dengan cara pengukuran di lapangan yang


dilaksanakan dengan cara:
Pengukuran teriris
Foto udara
Foto radar

Dari hasil pengukuran tersebut dibuat peta topografi yang digunakan untuk
membuat peta lokasi pengembangan sungai. Biasanya selama melakukan
pengukuran tanah unutk mebuat peta topografi juga diadakan penyelidikanpenyelidikan lainnya seperti kualitas air, sedimen, koefisien pengaliran dan
sebagainya.
b.

Hidrograf
Hidrograf merupakan salah satu luaran dari hidrologi di dalam DAS yang

sangat penting sebagai data penunjang kegiatan desain. Data-data tersebut adalah:

Debit puncak (peak discharge)


Jangka waktu untuk mempercepat debit puncak
Kecepatan naik dan turunnya pengaliran
Volume banjir
Volume pengaliran
Tinggi muka air
Pengaliran itu perlu dipertimbangkan terhadap pengaruh geometri sungai,

terutama di daerah-daerah dimana batuannya mudah tererosi, sering terjadi banjirbanjir besar, daerah-daerah yang gundul dan sebagainya.Pengaliran kecil perlu
dipertimbangkan terhadap ketersediaan air bagi rencana pemanfaatan untuk
tujuan-tujuan tertentu seperti listrik, irigasi, industri, air minum, navigasi serta
sistem eksploitasi dan pemeliharaannya.

c.

Hidrolika

Dibedakan atas:
1) Hidrolika Sungai
Air sungai dapat menujukkan gejala diam dan mengalir.Air yang mengalir dapat
menjadi sifat-sifat laminer, turbulen, pusaran, loncatan, mengahantam dan
sebagainya.
Air mengalir karena adanya perbedaan tinggi, semakin besar volume air
dan semakin besar perbedaan tingginya, maka tekanan airnya semakin
besar.Karena itu pengaliran air di sungai dapat menyeret partikel dasar sungai,
tergantung dari jenis tanah dan batuannya.Pengaliran itu berupa tenaga angkut dan
tenaga angkat sedimen.Angkutan sedimen itu dapat berupa muatan dasar dan
muatan layang.Faktor sedimen meliputi jenis material, diameter butiran dan
volume persatuan waktu. Akibat angkutan sedimen yang ikut mengalir berarti
gaya seret menjadi lebih besar apabila kemiringan sungai besar, lazim disebut
degradasi.
Namun apabila pengalirannya lambat maka butiran yang berat0berat
diendapkan

terlebih

dahulu.Pengendapadan

sedimen

lazim

disebut

agradasi.Degradasi berarti penurunan dasar alur sungai atau dasar palung


sungai.Parameternya adalah panjang, lebar, dan dalam.Agradasi berarti kenaikan
dasar alur sungai atau dasar palung sungai.Parameternya adalah panjang lebar dan
tinggi (tebal).
Mengingat bahwa arah pengaliran itu tergantung pada kondisi alam, maka
arah itu menjadi sembarangan, sehingga mengakibatkan berbagai macam tenaga
yaitu:
Pengerusan lokal pengaliran terhadap struktur dasar sungai
Penggerowongan tebing sungai akibat aliran helikoidal, aliran spiral atau
pusaran air. Akibatnya tebing sungai dapat longsor.
Angkutan material lain berupa biotis, abiotis dan bahan-bahan kimia.
Penghanyutan material oleh rembesan-rembesan pada tebing sungai.
Karakter sungai dapat membentuk sungai menjadi meander atau berjalin.
Sungai meander adalah bentuk sungai yang sinusoidal (berliku-liku) didataran
dan memanjang.
Sungai berjalin (braided river) adalah bentuk kombinasi sungai di dataran
yang banyak jumlahnya.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi morfologi sungai adalah:


Tempat dan tipe semua bangunan teknik sipil
Pengaruh lingkungan seperti pembabatan

atau

pembakaran

hutan,

penambangan.
Pengaruh kelautan yaitu, air mengandung garam (saline water), sedimentasi
dan erosi karena pengaruh gelombang dan angin laut, arus laut dan pasang
surut.
Pengaruh gempa bumi, letusan gunung berapi, angin topan.
2) Hidrolika Bangunan
Struktur bangunan air harus diperhitungkan terhadap penentuan bentuk
hidroliknya dan dalam hal ini harus diperhitungkan pula perubahan morfologi
sungan dan sifat hidroliknya.
Sifat hidraulik bangunan mengacu kepada rumus-rumus yang menyatakan
antara fenomena dan parameter aliran. Apabila terdapat beberapa rumus
gunakan rumus-rumus tersebut dan pilihlah mana yang paling aman.
Rumus-rumus hidrolika bangunan didapatkan secara teoritis juga secara
empiris. Rumus-rumus tersebut mengenai banjirkoefisien run-off, perkolasi,
lengkung hidrograf, gelombang, kavitasi, kapasitas spillway, peredaman
energi, penggerusan, tekanan hidrostatis, tekanan sedimentasi, gaya angkat
(uplift) dan sebagainya.
Bentuk bangunan kecuali dikaji dengan rumus desain hidrolik, tapi juga harus
dikaitkan dengan morfologi sungai. Oleh karena itu dimensi bangunan
maupun bentuk hidrolik bangunan harus diuji melalui penyelidikan di
laboratorium juga penyelidikan di lapangan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan daripada butir 1, 2, dan 3 adalah pengaruh morfologi sungai
dengan segala perubahannya akibat kegiatan pembangunan dan produknya harus
dipertimbangkan dalam desain bangunan pada tingkat keamanan dan resiko.
Pengaliran itu perlu dipertimbangkan terhadap pengaruh geometri sungai,
terutama di daerah-daerah dimana batuannya mudah tererosi, sering terjadi banjirbanjir besar, daerah-daerah yang gundul dan sebagainya.Pengaliran kecil perlu
dipertimbangkan terhadap ketersediaan air bagi rencana pemanfaatan untuk
tujuan-tujuan tertentu seperti listrik, irigasi, industri, air minum, navigasi serta
sistem eksploitasi dan pemeliharaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Maryono, A., 2005. Eko-Hidraulik Pembangunan Sungai. Yogyakarta : Magister


Sistem Teknik Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada
Asdak, C. 1995. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Dikti Depdiknas. 1997. Rekayasa Pondasi I: Konstruksi Penahan Tanah, Jakarta:
Penerbit Gunadarma.
Dirjen Pengairan - Direktorat Sungai - Departemen PU. 1992. Cara Menghitung
Design Flood, Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah Teknik sungai ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Dan juga kami berterima kasih pada dosen selaku Dosen mata kuliah Teknik
sungai yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian morpologi sungai, tipe
sungai, karakteristik sungai dan unsur-unsur pembenukan morfologi sungai. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangankekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, penulis berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Padangsidimpuan, Februari 2015
Penyusun,

10i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................i


DAFTAR ISI .........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................2
1. PENGERTIAN MORFOLOGI SUNGAI..............................2
2. KARAKTERISTIK (PERILAKU) SUNGAI.........................2
3. TIPE SUNGAI........................................................................3
4. UNSUR MORFOLOGI SUNGAI.........................................4
5. PERUBAHAN MORFOLOGI SUNGAI...............................4
a. Geometri (bentuk) sungai...............................................5
b. Hidrograf........................................................................6
c. Hidrolika.........................................................................6
BAB III PENUTUP..............................................................................8
Kesimpulan..................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................9

ii
11

You might also like