You are on page 1of 21

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK LABORATORIUM
(TEKNIK LABORATORIUM)

Disusun Oleh :
Nama

Dika Muftia Patappa

NIM

F05112072

Prodi

Pend. Biologi (Reg A Kelas B)

Kelompok

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013

TEKNIK LABORATORIUM
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Laboratorium dapat merupakan wadah yaitu tempat, gedung, ruang dan
segala macamalat/perlengkapan yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah. Dalam hal
ini laboratorium dilihat sebagai perangkat keras (hardware).Laboratorium dapat
merupakan sarana media di mana dilakukan kegiatan belajar-mengajar. Dalam
pengertian ini laboratorium dilihat sebagai perangkat lunak (software) dalam
kegiatan ilmiah.Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat kegiatan ilmiah untuk
menemukan kebenaran ilmi ... macam alat/perlengkapan yang diperlukan untuk
kegiatan ilmiah. Dalam hal ini laboratorium dilihat sebagai perangkat keras
(hardware).Laboratorium dapat merupakan sarana media di mana dilakukan
kegiatan belajar-mengajar. Dalam pengertian ini laboratorium dilihat sebagai
perangkat lunak (software) dalam kegiatan ilmiah.Laboratorium dapat diartikan
sebagai pusat kegiatan ilmiah untuk menemukan kebenaran ilmiah dan
penerapannya.Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat inovasi. Dengan sarana
dan p ... teknik, dan sebagainya; melainkan juga termasuk tempat aktivitas
ilmiahnya sendiri baik berupa percobaan/eksperimen, penelitian/riset, observasi,
demontrasi yang terkait dalam kegiatan belajar-mengajar. Dengan kata lain
laborary work adalah kegiatan (kerja) ilmiah dalam suatu tempat yang
dilakukan oleh mahasiswa atau guru/dosen atau pihak lain, baik berupa
praktikum, observasi, penelitian, demonstrasi dan pengembangan model-model
pembelajaran yang dilakukan dalam rangka kegiatan
2. Dasar Teori
Bahan gelas mempunyai karakteristik khusus misalnya tahan panas yang ditandai
dengan Pyrex, tanda dagang suatu perusahaan pembuatan alat-alat gelas. Selain
itu
Bahan gelas seperti borosilikat dan soda lime merupakan bahan gelas yang
mempunyai karakteristik tertentu. Gelas boroksilat mempunyai sifat tahan
terhadap kenaikan suhu yang mendadak. Gelas soda lime dapat dipanasi pada api

Bunsen tanpa menjadi kusam. Kedua macam bahan gelas tadi memiliki sifat tahan
senyawa kimia, boroksilat sedikit kurang tahan terhadap senyawa alkali tetapi
lebih tahan terhadap senyawa asam daripada bahan soda lime.
Bahan gelas memiliki sifat yaitu:

Bening dan tahan zat korosif

Tahan terhadap panas

Keras tetapi rapuh

Bahan Plastik

Bahan dari plastic dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian/kelompok


tergantung dari bahan penyusunnya. Berikut adalah beberapa jenis plastik :

Termoplastik yaitu sifatnya mudah meleleh karena panas, mudah larut


dalam beberapa zat organic seperti Xlal,ether dan chloroform.

PVC (Polyvinyl Klorida) yaitu lebih tahan panas terhadap zay kimia yang
dikenal dengan nama pralon.

Plexiglass (perspex) yaitu bening seperti kaca, dapat digergaji atau dapat
dibor,mudah disambung dengan perekat plastik,larut pada kloroform.

(Keenan, 1989)
Bahan Porselen
Porselen sebagai bahan pembuat alat laboraturium mempunyai keunggulan tahan
(resistant) terhadap suhu tinggi. Pada permukaan alat terbuat dari porselen
biasanya diumpam (glazir)sehingga bahan porselen tidak terhembus sinar.
Selain bahan porselen, masih ada lagi bahan alat laboraturium yang terbuat dari
logam.
Bahan logam
Bahan logam memiliki sifat yang berupa campuran (alloy)

Ada logam yang keras


Ada logam yang lentur
Ada logam yang tahan terhadap korosi
Bahan Laboratorium
Berdasarkan sifat kimianya bahan-bahan kimia digolongkan menjadi :
Bahan Mudah Terbakar
Bahan terbakar dapat berwujud gas, cair yang mudah menguap atau bahan padat
yang dalam bentuk debu dapat meledak (terbakar) jika tercampur atau terdispersi
dengan udara.
Cairan yang mudah terbakar memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
Mudah menguap atau volatik
Uap cairan dapat terbakar (menimbulkan api) dalam kondisi normal
Uap cairan lebih mudah menimbulkan api atau ledakan jika dibandingkan dengan
cairannya.
Kecepatan penguapan bervariasi dari satu cairan ke cairan lainnya sebanding
dengan naiknya suhu.
Uap dari cairan yang mudah terbakar tidak dapat dilihat sehingga sulit untuk
mendeteksinya kecuali digunakan indicator gas yang mudah terbakar.
Sebahagian besar uap lebih berat daripada udara sehingga cenderung ada
dipermukaan lantai
Uap cairan yang mudah terbakar mudah berdifusi sehingga seluruh mangan
menjadi berbahaya.
Bahan- bahan kimia mudah terbakar dapat berupa :
Pelarut dan pereaksi Organik
Seperti Asetaldehid, Asam Asetat, Aseton, Benzen, Karbon difulfida, Etil Alkohol,
Eter, Etil Asetat, Etil Alkohol, Petroleum Eter, Isopropil Alkohol, Taluen,Xylen.

Bahan Anorganik
Bila terjadi kebakaran logam Alumunium, magnesium dan Zinkum (seng) dalam
keadaan murni jangan gunakan pemadam berisi api tetapi gunakanlah serbuk
pemada
Fosfor kuning, akan terbakar bila berhubungan dengan udara. Simpan dalam air
dan control selalu permukaan airnya karena permukaan air akan menurut akibat
penguapan.
Logam K dan Na akan terbakar jika kontak dengan air, simpan didalmminyak
paraffin. Kontrol permukaan minyak paraffin tersebut. Berikut ini adalah beberapa
contoh bahan diantaranya Natrium Clorida (garam dapur), Asam klorida, asam
sulfat, Natrium hidroksida, Kalium hidroksida,dll.
Bahan Pengoksidasi
Bahan bahan ini dapat menimbulkan reaksi eksotermis yang sangat tinggi jika
kontak langsung dengan bahan lain khususnya dengan bahan mudah terbakar.
Misalnya bahan-bahan pengoksidasi. Contoh : Chlorat,Perchlorat, Khlorin,
Fluorin dan Iodin yang mudah bereaksi dengan Oksigen (dalam kondisi tertentu)
dikelompokkan menjadi bahan pengoksisdasi.
Bahan Mudah Meledak
Peroksida dalam bentuk murni sehingga menimbulkan ledakan tapi karena bahan
ini umumnya tak tersedia kecuali di campurkan dengan bahan inert/netral dalam
persentase kecil maka sering dianggap mudah terbakar .
Asam perchlorat (HCL4) berbahaya karena menimbulkan ledakan jika kontak
dengan bahan organic . Asam perchlorat tak boleh digunakan diatas meja kayu,
botol yang digunakan harus dari gelas dan jika tercemar harus segera dibuang.
Bahan Beracun (toksik)
Bahan beracun yang terhisap dapat mengakibatkan :
Asfiksi (kesulitan bernafas) dan menyebabkan defisiensi O2.
Misalnya : Nitrogen, Hidrogen dan CO2
Iritasi, yang dapat melukai saluran pernapasan dan paru paru

Misalnya : Ammonia, Hidrogen Klorida, glas Klor, gas bromine dan Hidrogen
Sulfida serta uap logam berat seprti Air Raksa dan Timbal
Bahan bahan yang beracun lainnya adalah yaitu Alinin, Benzen, Bromin, chlorine,
Hidrogen peroksida, Iodium, Asam Nitrat, Phenol Sulfur dioksida, logam-logam ,
Mercury perak ,timah dan sebagainya.
(Wirjosoemarto, 2004)
Teknik-Teknik Laboratorium dan Petunjuk-Petunjuk Keselamatan Laboratorium
1. Cara memanaskan cairan
Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan
akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan
batu didih ke dalam gelas kimia.
a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi
Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan baik
diri sendiri maupun orang lain
Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung
Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali
dikocok
Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan
b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer
Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya
digoyangkan perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.
2. Cara membaca volume pada gelas ukur
Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai
skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur
tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan.
Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya
gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.
3.

Cara menggunakan buret


Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan.
Cara mengisinya :
Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan
corong gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi

dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan
yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata. Jangan sampai ada
gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada
gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu
buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.
4. Cara menggunakan neraca analitis
Nolkan terlebih dulu neraca tersebut
Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut
5. Cara menghirup bau zat
Jangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung! Gunakan
tangan dengan mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung.
(Mahan, 1987)
A. Peralatan keselamatan kerja di laboratorium
Peralatan keselamatan kerja di laboratorium, antara lain (Imam, 1998) :
1. Jas Laboratorium
Alat ini untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau menghindari bahaya
yang terjadi akibat percikan zat-zat kimia yang berbahaya.
2. Sarung tangan
Daya tahan sarung tangan terhadap bahan kimia tergantung pada bahan
sarung tangan (misalnya: karet alam; karet neoprene; karet nitrile; dll.),
mutunya dan ketebalannya.Untuk melindungi tangan dari bahan-bahan yang
sangat panas dianjurkan memakai "insulated glove" yang dibuat dari bahan
sintetis.
3. Pelindung mata dan muka
4. Kran pencuci mata
5. Safety shower
6. Alat pernapasan (respirator/masker)
Melindungi dari debu-debu, serat yang kecil yang berbahaya atau dan uap
atau gas yang beracun.

7. Pemadam kebakaran
Ada beberapa jenis pemadam kebakaran, seperti Air (water extinguisher),
tepung (dry powder extinguisher), C02 (Carbon dioxide extinguisher), Halon,
Busa, pasir, dll.
B. Tujuan
Praktikan diharapkan dapat meminimalisir kecelakaan yang terjadi dalam
laboratorium dikarenakan kesalahan dalam melakukan teknik terhadap alat-alat.
C. Metodelogi
Pada praktikum kali ini alat alat dan bahan yang digunakan pada praktikum
tersebut bermacam-macam sesuai dengan tekniknya masing-masing. Pada teknik
1 alat yang diperlukan adalah tabung/ pipa gelas, lubang penutup karet, dan
serbet. Bahannya adalah gliserol. Pada teknik 2 alat yang diperlukan adalah
tabung reaksi, pipet tetes, dan biuret. Bahannya adalah sabun dan air mengalir.
Pada teknik 3 dan 4 alat yang diperlukan adalah botol bahan kimia. Pada teknik 5
alat yang diperlukan adalah tabung volumetric. Bahannya air dan bahan solid.
Pada teknik 6 alat yang diperlukan adalah kertas dan neraca ohauss. Pada teknik 7
alat yang diperlukan adalah mikropipet. Pada teknik 8 alat yang diperlukan adalah
gelas ukur dan bulb. Bahanya adalah air suling. Pada teknik 9 alat yang digunakan
adalah spatula, botol bahan dan gelas kimia. Pada teknik 10 alat yang diperlukan
adalah botol bahan, batang pengaduk, dan gelas kimia. Bahannya adalah bahan
cair. Pada teknik 11 alat yang diperlukan adalah Erlenmeyer. Bahannya adalah zat
cair. Teknik 12 alat yang diperlukan adalah labu ukur. Bahannya adalah zat cair.
Pada teknik 13 alat yang diperlukan adalah Bunsen, kawat kassa, dan kaki tiga.
Pada teknik 14 alat yang diperlukan adalah kertas saring, corong dan gelas kimia.
Bahannya adalah zat cair. Pada teknik 14 alat yang diperlukan adalah corong
Buchner.
D. Hasil dan Pembahasan
No
.

Teknik

Metode

1.

Memasukkan

Basahi tabung/pipa gelas dan lubang penutup

karet dengan air atau gliserol.


Pegang tabung gelas kira-kira 2-3 cm dari

tabung/pipa gelas
ke dalam penutup
karet

penutup karet dengan meggunakan handuk

(rubber

stopper)

untuk melindungi tangan.


Putar dan dorong tabung atau pipa gelas
perlahan-lahan dan hati-hati kedalam penutup

2.

Membersihkan
peralatan
(glassware)

karet.
Cuci sisa gliserol pada tabung dengan air.
Bersihkan semua alat dengan sabun dan air

bersih
Hilangkan kotoran kasar
Jika didalam alat berisi larutan pekat maka

gelas

dibuang

isinya

terlebih

dahulu

sambil

diencerkan dengan air, dan buang pada

saluran pembuangan limbah.


Gunakan sikat yang sesuai dengan ukuran
Perhatikan jangan sampai membuat goresan
pada

3.

Penanganan

gelas

jika

menggunakan

kawat

pembersih
Putar tabung, pipet, buret atau tabung lainnya

pada saat dibilas


Salurkan air mengalir dari satu ujung ke

ujung tip dari suatu tabung


Bilas alat minimal 2 kali dengan air dan air

sulung
Semprotkan air suling secara perlahan-

lahankeseluruh permukaan bagian dalam alat


Dikeringkan menggunakan Bunsen
Baca label pada botol atau kemasan

bahan kimia

setidaknya

dua

kali

sebelum

membuka

kemasannya.
Hindari penggunaan yang berlebihan dari

regen
Jangan memegang, mencium, atau merasakan
bahan kimia jika tidak ada spesifikasi dari

4.

Membuang
limbah

petunjuknya
Jika terkena bahan kimia, segera bersihkan

dengan air
Buang limbah kimia sesuai dengan petunjuk

atau instruktur
Mengencekan larutan yang pekat sebelum

dibuang
Mengecek ulang label sebelum dibuang
Pembuangan limbah harus benar, jelas dan

mudah dilihat
Masukkan air

bahan

kimia

5.

Mempersiapkan
larutan

atau

larutan

dengan

konsentrasi lebih rendah ) kedalam tabung


volumetric sampai seper tiga atau setengah

dari tanda.
Tambahkan bahan solid yang akan dilarutkan
(atau larutan yang lebih pekat) kedalam

6.

Menimbang

tabung volumetric perlahan-lahan


Gunakan tabung gelas (glass rod) agar cairan

mengalir teratur dan perlahan-lahan


Jangan memasukkan secara mendadak
Tambahkan air sampai batas kalibrasi yang

diinginkan
Selalu berhati-hati, harga timbangan tidak

murah, apalagi timbangan analitik


Gunakan kertas alas(weighing paper), beker,

atau alas lainnya pada saat menimbang.


Jangan menimbang bahan langsung diatas
timbangan dan jangan menjatuhkan atau

menumpahkan sesuatu pada pan timbangan


Bersihkan piring neraca dari sisa bahan
Jika timbangan tidak seimbang, ditera sesuai

prosedur
Masukkan

bahan

yang

akan

ditimbang

kedalam tempat atau wadah yang telah

diletakkan padapiring neraca


Setelah menimbang, kembalikan timbangan

7.

Menggunakan
mikropipet
mikroskala

8.

Mengukur
volume

atau

ke posisi zero
Bersihkan timbangan dan tempat disekitarnya
Siapkan alat yang dibutuhkan
Atur skala yang diinginkan
Pasang pipet penghisap pada alat
Ambil larutan yang diinginkan dengan

menggunakan tombol pada mikroskala


Menggunakan gelas ukur

Gunakan gelas ukur yang sesuai dengan

volume bahan yang akan diukur


Baca skala pada gelas ukur
Isikan gelas ukur dengan bahan yang akan

diukur volumenya
Pada saat membaca skala harus lurus dengan

pandangan mata, hindari kesalahan paralaks


Jika volume sudah sesuai dengan yang
diinginkan lalu tuangkan isinya pada wadah
lainnya.

Menggunakan pipet ukur

Pilih pipet ukur bersih sesuai dengan volume

yang diinginkan
Letakkan balon penghisap (bulb) pada ujung

pipet
Tekan sisi bertulisan A(air) sambil balon
diremas untuk memompa udara keluar dari
balon, lalu masukkan pipet ke dalam botol

atau wadah larutan yang akan diambil


Tekan sisi yang bertuliskan S(suck-hisap)
perlahan

sambil

memperhatikan

gerakan

gerakan larutan yang masuk ke dalam pipet


Lepaskan penekanan pada S pada saat larutan
sampai pada skala yang diinginkan, jika

berlebih tekan sisi E


Pindahkan ujung pipet yang telah berisi

larutan pada wadah yang ingin kita isi.


Tempelkan tip(ujung) pipet pada sisi wadah

dan tekan sisi wadah dan tekan sisi Epada

9.

Mengambil

balon perlahan-lahan
Bersihkan pipet setelah dipakai

dan Cara 1

menuangkan

Pegang botol bahan dengan label dibawah

telapak tangan
Miringkan botol sehingga sedikit bahan

bahan

masuk ke dalam tutup botol, kemudian

keluarkan tutup botol dengan hati-hati


Ketuk-ketuk tutup botol dengan telunjuk
batang pensil sehingga bahan pada tutup jatuh
pada tempat yang diinginkan

Cara 2

Ambil bahan dengan spatuala atau sendok


yang sesuai dengan tutup botol dijepit

diantara jari tangan


Ketuk pelan-pelan

spatula

atau

sendok

dengan telunjuk sehingga bahan jatuh ke


tempat yang diinginkan
10.

11.

Mengambil

dan

Baca label bahan pada botol dengan teliti

menuangkan

sehingga kita yakin akan bahan yang akan

bahan cair

diambil
Pegang botol sedemikian rupa sehingga label

botol terletak pada telapak tangan


Basahi tutup botol dengan bahan didalam

botol dengan cara botol dimiringkan


Jika akan menuangkan buka tutup botol,

jepitlah tutup botol diantara jari


Tuangkan bahan cair dengan bantuan batang

pengaduk
Tempatkan bahan yang akan dibaui agak jauh

dari hidung, kira-kira 20-30 cm.


Kibaskan tangan diatas tempat zat sehingga

Membaui

suatu

bahan

bahan tersebut dapat dibaui

12.

Melarutkan

dan

mengocok

Menggunakan

bahan

pengaduk

yang

dicelupkan ke dalam bahan yang akan dengan

gerakan memutar
Bila bahan didalam dilarutkan kemudia bahan

pengaduk digerakkan
tabung reaksi, tutuplah tabung reaksi dengan
ibu jari, kemudian gerakkan kedepan dan
kebelakang dengan hati-hati,jangan sampai

13.

bahan terpercik keluar


Memanaskan dan Dalam tabung reaksi
menguapkan

Nyalakan Bunsen atau pemanas laindengan

baik(nyala kecil dan biru)


Jepit tabung reaksi dengan penjepit
Panaskan tabung reaksi diatas nyala api
Hadapkan tabung kea arah yang berlawanan

dengan muka
Pemanasan dimulai dari bagian permukaan

cairan bukan dari dasar tabung


Menggerakkan
tabung
reaksi

selama

pemanasan
Menggunakan gelas kimia

Gelas kimia harus diletakkan diatas kawat

kasa berasbes
Masukkan batang pengaduk atau alat bantu

didih untuk meratakan panas


Nyala api harus diarahkan tepatkearah batang
pengaduk

14.

Menyaring

Gunakan kertas saring yang sesuai dengan

yang diinginkan
Dibentuk kertas saring sedemikian rupa

sehingga sesuai dengan ukuran corong


Tempatkan kertas saring pada corong dan
basahi

kertas saring dengan air suling

sehingga benar-benar melekat

15.

Pemisahan bahan

Pasang corong pada statif dan masukkan ke

dalam tempat penampungan filtrate


Tuangkan campuran yang akan disaring

keatas corong
memisahkan dengan menyaring dilakukan

sama dengan teknik 12


dengan cara decantee : tabung dimiringkan

padat dan cairan

dan cairan dimasukkan kedalam wadah


lainnya, dan pada saat menuangan cairan
jangan sampai presipitasi terbawa cairan yang

dipisahkan
filtrasi gravitasi dapat dilakukan dengan
teknik 11, ujung dari corong menyentuh dasar
wadah yang akan diisi oleh cairan , biarkan
cairan mengalir melalui filter pada corong

sampai semua cairan melalui filter


penyemprotan bisa dilakukan

campuran colvent dengan botol pencuci


Filter vakum dapat dilakukan dengan cara

menggunakan corong Buchner


Centrifuge digunakan untuk

dengan

membentuk

presipitasi dari campuran .


E. PEMBAHASAN
Teknik yang digunakan dalam percobaan berikut ini sangatlah banyak
antala lain :
Teknik 1 metodenya antara lain :
a. Tabung/pipa gelas dan lubang penutup karet di basahi mengunnakan air atau
gliserol
b. tabung gelas di pegang kira-kira 2-3 cm dari penutup karet dengan
menggunakan handuk untuk melindungi tangan.
c. tanung/pipa gelas di putar dan di dorong secara perlahan dan hati-hati ke
dalam penutup karet.
d. sisa gliserol di cuci pada tabung/pipa gelas atau rubber stopper dengan air lalu
di keringkan.

Pada teknik 1 menggukan kain serbet dalam pemegangan pipet tetes agar tidak
pecak dan tidak langsung kontak dengan tangan.
Teknik 2 metodenya antara lain :
a. Semua alat di bersihkan dengan sabun atau air biasa. Kotoran kasar di
hilangkan. Jika di dalam alat berisi larutan pekat maka di bunag isi nya
terlebih dahulu dengan cara mengencerkan nya dengan air.
b. kotoran yang sudah di encerkan menggunakan air di buang ke saluran
pembuangan limbah.
c. sikat yang di gunakan di seusaikan dengan peralatan gelas yang akan di
bersihkan. Jangan sampai membuat goresan pada gelas tersebut.
d. tabung,pipet,buret di putar pada saat di bilas. Alat di bilas sebanyak 2 kali
dengan air dan terakhir dengan air suling. Air di sulingkan di semprotkan
secara perlahan ke seluruh permukaan bagian dalam alat.
Kebersihan gelas sangat penting untuk mencegah kontaminasi. Gelas yang tidak
bersih berakibat fatal pada percobaan mikrobiologi atau percobaan yang
memerlukan

sterilisasi

tinggi.

Kontaminasi

dapat

berakibat

fatal

pada

perhitungannya yang keliru. Sabun yang digunakan haruslah sabun cair agar lebih
mudah dalam memcucinya dan sisa-sisa sabun pun bersih juga. Air yang
digunakan dalam membersihkan alat haruslah air yang mengalir.
Teknik 2 metodenya antara lain :
a. Label pada botol atau kemasan di baca setidak nya 2 kali sebelum kemasan
nya di buka.kesalahan dalam membaca bisa mengakibatkan problem serius
dalam percobaan atau sesuatu yang tidak dapat di jelaskan dalam hasil suatu
penelitian.
b. penggunaan yang berlebihan dari regen di hindari. Hanya sesuai kebutuhan
yang di keluarkan. Sisa regen jangan di masukan kembali ke botol regen. Jika
di perlukan penyimpanan botol harus berlabel sesuai dengan asli nya dan di
beri tanggal.
c. Bahan kimia jangan di pegang,di cium atau di rasakan jika tidak ada
spesifikasi dari petunjuknya. Hal ini untuk menghindari iritasi pada
kulit,hidung atau mata. Google,sarung tangan, dan jas lab di gunakan jika di
perlukan.
d. jika terkena bahan kimia segera di bersihkan dengan air.

Jika kita dapat menghendel bahan kimia dengan baik maka, tingkat kecelakaan
dapat dihindari. Menghendel bahan kimia biasanya termasuk peraturan dalam
keselamatan kerja di laboratorium. Pahami masing-masing keterangan pada label
bahan dan juga tanda-tanda tambahan dalam mengidentifikasi kemungkinan
bahaya dari suatu bahan kimia tersebut baik itu dalam bentuk solid, gas atau cair.
Teknik 4 matodenya antara lain :
a. Limbah kimia di bunag sesuai dengan petunjuk dalam prosedur eksperimen
atau instruktur.
b. larutan pekat selalu di encerkan sebelum di buang.
c. label selalu di cek sebelum di buang . pembuangan limbah harus benar,jelas
dan mudah di lihat. Pembuangan limbah yang tidak benar bisa berakibat pada
diri sendiri,orang lain dan peralatan yang ada.
Pembuangan limbah menjadi perhatian khusus agar tidak mencemari lingkungan.
Sekalipun banyak bahan kimia yang dikategorikan aman namun pembuangannya
tidak boleh sembarangan. Pada saat akan membuang bahan kimia haruslah
diencerkan terlebih dahulu dwngan air suling, agar tidak merusak mahluk hidup
lain. Selalu mengecek ulang label sebelum dibuang karena akan berakibat fatal
pada diri sendiri, orang lain bahkan peralatan yang ada.
Teknik 5 metodenya antara lain :
a. Air di masukan (larutan yang konsentrasinya lebih rendah) ke dalam labu
ukur sampai sepertiga atau setengah tanda.
b. Bahan solid yang akan di larutkan di tambahkan ke dalam labu ukur secara
perlahan. Tabung gelas di gunakan agar cairan mengalir teratur dan perlahanlahan. Jangan di masukan secara mendadak.
c. air di tambahkan sampai batas kalibrasi yang di inginkan. Di tutup dan di
goyangkan perlahan.
Dalam pembuatan larutan, jangan memasukan pipet atau spatula kedalam botol
regen. Pindahkan sedikit / sejumlah Reagan pada botol berlabel untuk pembuatan
larutan yang akan digunakan. Pengetahuan mengenai pengenceran, perhitungan
mol merupakan keharusan yang dimiliki para pengguna laboratorium.
Teknik 6 metodenya antara lain :
a. Selalu berhati-hati harga timbangan tidak murah apalagi timbangan analitik.
b. kertas alas,beaker,gelas arloji atau alas lain nya di gunakan pada saat
menimbang. Bahan jangan di timbang langsung ke timbangan.

c. jangan ada yang di jatuhkan atau di tumpahkan pada pan timbangan. Jika
terjadi segera bersihkan dengan benar.
d. neraca di bersihkan terutama pada piringan nya jangan ada sisa bahan.
e. jika timbangan tidak seimbang, teralah sesuai prosedur. Timbangan jangan di
betulkan tanpa petunjuk.
f. bahan yang akan di timbang di masukan ke dalam tempat atau wadah yang
telah di letakkan pada piring neraca,di catat sesuai dengan akurasi yang di
inginkan
g. setelah selesai menimbang timbangan di kembalikan ke posisi zero (nol)
h. Timbangan dan tempat di sekitar nya di bersihkan
dari percikan atau
tumpahan bahan kimia.
Timbangan merupakan alat yang paling sering digunakan dalam praktikum di
laboratorium. Sebelum menggunakan timbngan haruslah di akurasikan terlebih
dahulu agar hasilnya akurat dan saat penimbangan timbangan harus dialas dengan
kertas agar penggunaannya dapat terjaga / tidak mudah kotor.
Teknik 7 metodenya antara lain :
a. Asisten menjelaskan tentang cara penggunaan mikropipet.
Penggunaan jumlah yang sedikit dalam suatu reaksi atau eksperimen memberikan
tambahan nilai bagi keselamatan kerja. Penggunaan mikropipet adalah untuk
mengambil bahan kimia dalam jumlah tertentu atau sedikit.
Teknik 8 metodenya antara lain :
a.
b.
c.
d.

di gunakan gelas ukur yang sesuai dengan volume bahan yang diukur
digunakan skala pada gelas ukur
diisikan gelas ukur dengan bahan yang diukur volumenya
disaat membaca skala harus lurus dengan pandangan mata. Dihindari

kesalahan paralaks
e. jika volumenya sudah sesuai di inginkan lalau tuangkan isinya pada wadah
lainnya. Jangan lupa untuk membersihkangelas ukur
Bila mengukur volume dengan mengunakan pipet ukur lakukan sebagai berikut:
a. Pilih pipet ukur bersih sesuai dengan volume yang diinginkan
b. diletakkan balon penghisap (bulb) pada ujung pipet.( jangan menggunakan
mulut untuk menghisap bahan kimia melalui pipet)
c. ditekan sisi bertulisan A (air) sambil balon diremas untuk memompa udara
keluar dari balon. Lalu masukkan pipet ke dalam botol atau wadah larutan
yang akan diambil

d. ditekan sisi yang bertuliskan S (suck- hisap) perlahan sambil memperhatikan


gerakan yang masuk dalam pipet
Mengukur volume dapat dilakukan menggunakan gelas ukur atau pipet ukur. Pada
saat mengukur volume pandangan mata dari pengamat haruslah tepat di depan
garis batas. Janganlah melihat batas ukur tesebut pandangnnya diatas atau
dibawah garis ukur. Pandangan mata pengamat haruslah sejajar dengan gelas ukur
tersebut. Maka hasilnya akan akurat.
Teknik 9 metodenya antara lain :
a. Botol bahan di pegang dengan label di bawah telapak tangan
b. Botol di miringkan sehingga sedikit bahan masuk ke dalam tutup botol
dengan hati-hati.
c. Tutup botol di ketuk-ketuk

dengan telunjuk batang pensil sehingga bahan

pada tutup jatuh pada tempat yang dinginkan.


Setiap mengambil bahan kimia, bacalah terlebih dahulu labelnya dengan teliti agar
tidak terjadi kesalahan. Peganaglah botol dengan baik yaitu dengan memegang
label pada botol tersebut ada dibawah telapak tangan.
Teknik 10 metodenya natara lain :
a. Label bahan di baca pada botol dengan teliti sehingga kita yakin akan bahan
yang akan kita ambil.
b. Botol di pegang sedemikian rupa sehingga label botol terletak pada telapak
tangan. Hal ini untuk mencegah terjadi nya tetesan bahan cair pada label.
c. Tutup botol di basahi dengan bahan di dalam botol dengan cara botol di
miringkan. Hal ini untuk memudahkan melepas tutup botol.
d. Buka tutup botol di tuangkan,jepit lah tutup botol di antara jari.
e. Bahan cair di tuangkan dengan bantuan batang pengaduk
Setalah menggunakan bahan kimia haruslah ditutup kembali dengan rapat.
Teknik 11 metodenya antara lain :
a. Bahan yang akan di baui tempatkan agak jauh dari hidung,kira-kira 20-30 cm
b. Tangan di kibaskan di atas tempat zat sehingga bahan tersebut dapat di baui
Jangan sekali-kali membaui suatu bahan dengan cara langsung membaui karena
banyak bahan yang membahayakan seperti menimbulkan asfiksi atau merangsang
kelenjar lender hidung. Jangan membaui bahan kimia tepat dibawah mata karena
akan membuat mata iritasi. Sebaiknya posisinya 20-30 cm agak jauh dari hidung.
Teknik 12 metodenya natara lain :

a. Bahan pengaduk di gunakan di celupkan ke dalam bahan yang akan di


larutkan kemudian bahan pengaduk di gerakkan dengan gerak memutar.
Hindarkan bersentuhan antara batang pengaduk dengan dasar tempat larutan
dan jangan mengaduk dengan mengetukan atau menggerakkan bahan
pengaduk dengan gerakan ke atas dan ke bawah. Hal ini dapat memcahkan
tempat bahan
b. Bila bahan di dalam tabung reaksi tabung reaksi di tutup dengan ibu
jari,kemudian gerakkan ke depan dan ke belakang dengan hati-hati jangan
sampai bahan terpercik keluar.
c. dapat juga dengan peralatan modern yaitu pengaduk magnet dan pengaduk
mekanik.
Mengocok merupakan cara untuk mempercepat proses suatu zat.
Teknik 13 metodenya antara lain :
a. Bunsen atau pemanas di nyalakan dengan baik
b. Tabung reaksi di jepit dengan penjepit
c. Tabung reaksi di panaskan di atas nyala api. Hadapkan tabung ke arah yang
berlawanan dengan muka kita. Pemanasan di mulai dari bagian permukaan
cairan bukan dari dasar tabung
Bila menggunakan gelas kimia lakukan sebagai berikut :
a. Gelas kimia harus di letakkan di atas kawat kasa berasbes
b. Batang pengaduk di masukkan atau alat bantu didih untuk meratakan panas
c. Nyala api harus di arahkan tepat ke arah batang pengaduk
Proses pemanasan dan penguapan bahan memerlukan keterampilan khusus untuk
keselamatan bekerja. Pengetahuan bahan kimia sangat diperlukan, misalnya
jangan sekali-kali memanaskan atau menguapkan bahan yang mudah terbakar
diatas nyala api langsung, tetapi gunakan penangan air atau penangas uap.
Teknik 14 metodenya antara lain :
Untuk menyaring di lakukan dengan cara berikut:
a. Kertas saring di gunakan sesuai dengan yang di inginkan misal nya kertas
saring what man
b. Kertas saring di bentuk sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ukuran
corong. Bagian bawah kertas saring di sobek di lipat adalah untuk
memberikan udara sehingga proses penyaringan berjalan lancar.
c. Kertas saring di tempatkan pada corong dan basahi kertas saring dengan air
suling sehingga benar-benar melekat

d. Corong di pasang pada statif dan di masukkan ke tempat penampungan filtrat


Campuran yang akan di saring ke atas di tuangkan,hati-hati jangan sampai
melebihi kertas saring.
Teknik 15 metodenya natra lain :
a. Memisahkan dengan nyaring di lakukan dengan cara yang di gambarkan pada
teknik 12
b. tabung di miringkan dan cairan di masukan ke dalam wadah lainnya. Cairan
ini kita sebut spernatant sedangkan sisa pelet nya kita sebut prespitasi. Saat
cairan di tuangkan jangan sampai presipitasi terbawa cairan yang di pisahkan
c. filtrasi dapat di lakukan dengan teknik 11. Ujung corong menyentuh dasar
wadah yang akan di isi cairan. Cairan di biarkan mengalir melalui filter pada
corong sampai semua cairan melalui filter
d. penyemprotan bisa di lakukan dengan campuran colvent dengan botol pencuci
e. filter vakum dapat pula di lakukan dengan cara menggunakan corong buchner.
Corong buchner di hubungkan dengan tabung aspirator yang telah di tutup.
Keran air di hubungkan dan di biarkan air mengalir. Hal ini akan
menimbulkan daya hisap. Campuran di masukkan akan berfilter ke dalam
corong buchner
f. centrifuge di gunakan untuk membentuk presipitasi dari campuran.
Penggunaan centrifuge akan di bahas dalam bahasan peralatan.
F. KESIMPULAN
Jadi, macam-macam teknik laboratorium yang dipelajari di atas, dapat
memudahkan praktikan dalam melakukan kegiatan-kegiatan dalam laboratorium.
Sesuai tujuan, hal itu dapat menghindarkan praktikan dari kecelakaan-kecelakaan
yang terjadi di laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Imam Khasani, S. 1998. Lembar data keselamatan bahan. Bandung : Shugar,
Puslitbang Kimia Terapan,.
Keenan, W.K.1989. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga
Mahan,Bruce. 1987. University Chemistry. Massachusetts : Cumming Publishing
Company
Wirjosoemarto.K, dkk. 2004. Teknik Laboratorium. IMSTEP : Jica

You might also like