Professional Documents
Culture Documents
TEKNIK LABORATORIUM
(TEKNIK LABORATORIUM)
Disusun Oleh :
Nama
NIM
F05112072
Prodi
Kelompok
TEKNIK LABORATORIUM
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Laboratorium dapat merupakan wadah yaitu tempat, gedung, ruang dan
segala macamalat/perlengkapan yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah. Dalam hal
ini laboratorium dilihat sebagai perangkat keras (hardware).Laboratorium dapat
merupakan sarana media di mana dilakukan kegiatan belajar-mengajar. Dalam
pengertian ini laboratorium dilihat sebagai perangkat lunak (software) dalam
kegiatan ilmiah.Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat kegiatan ilmiah untuk
menemukan kebenaran ilmi ... macam alat/perlengkapan yang diperlukan untuk
kegiatan ilmiah. Dalam hal ini laboratorium dilihat sebagai perangkat keras
(hardware).Laboratorium dapat merupakan sarana media di mana dilakukan
kegiatan belajar-mengajar. Dalam pengertian ini laboratorium dilihat sebagai
perangkat lunak (software) dalam kegiatan ilmiah.Laboratorium dapat diartikan
sebagai pusat kegiatan ilmiah untuk menemukan kebenaran ilmiah dan
penerapannya.Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat inovasi. Dengan sarana
dan p ... teknik, dan sebagainya; melainkan juga termasuk tempat aktivitas
ilmiahnya sendiri baik berupa percobaan/eksperimen, penelitian/riset, observasi,
demontrasi yang terkait dalam kegiatan belajar-mengajar. Dengan kata lain
laborary work adalah kegiatan (kerja) ilmiah dalam suatu tempat yang
dilakukan oleh mahasiswa atau guru/dosen atau pihak lain, baik berupa
praktikum, observasi, penelitian, demonstrasi dan pengembangan model-model
pembelajaran yang dilakukan dalam rangka kegiatan
2. Dasar Teori
Bahan gelas mempunyai karakteristik khusus misalnya tahan panas yang ditandai
dengan Pyrex, tanda dagang suatu perusahaan pembuatan alat-alat gelas. Selain
itu
Bahan gelas seperti borosilikat dan soda lime merupakan bahan gelas yang
mempunyai karakteristik tertentu. Gelas boroksilat mempunyai sifat tahan
terhadap kenaikan suhu yang mendadak. Gelas soda lime dapat dipanasi pada api
Bunsen tanpa menjadi kusam. Kedua macam bahan gelas tadi memiliki sifat tahan
senyawa kimia, boroksilat sedikit kurang tahan terhadap senyawa alkali tetapi
lebih tahan terhadap senyawa asam daripada bahan soda lime.
Bahan gelas memiliki sifat yaitu:
Bahan Plastik
PVC (Polyvinyl Klorida) yaitu lebih tahan panas terhadap zay kimia yang
dikenal dengan nama pralon.
Plexiglass (perspex) yaitu bening seperti kaca, dapat digergaji atau dapat
dibor,mudah disambung dengan perekat plastik,larut pada kloroform.
(Keenan, 1989)
Bahan Porselen
Porselen sebagai bahan pembuat alat laboraturium mempunyai keunggulan tahan
(resistant) terhadap suhu tinggi. Pada permukaan alat terbuat dari porselen
biasanya diumpam (glazir)sehingga bahan porselen tidak terhembus sinar.
Selain bahan porselen, masih ada lagi bahan alat laboraturium yang terbuat dari
logam.
Bahan logam
Bahan logam memiliki sifat yang berupa campuran (alloy)
Bahan Anorganik
Bila terjadi kebakaran logam Alumunium, magnesium dan Zinkum (seng) dalam
keadaan murni jangan gunakan pemadam berisi api tetapi gunakanlah serbuk
pemada
Fosfor kuning, akan terbakar bila berhubungan dengan udara. Simpan dalam air
dan control selalu permukaan airnya karena permukaan air akan menurut akibat
penguapan.
Logam K dan Na akan terbakar jika kontak dengan air, simpan didalmminyak
paraffin. Kontrol permukaan minyak paraffin tersebut. Berikut ini adalah beberapa
contoh bahan diantaranya Natrium Clorida (garam dapur), Asam klorida, asam
sulfat, Natrium hidroksida, Kalium hidroksida,dll.
Bahan Pengoksidasi
Bahan bahan ini dapat menimbulkan reaksi eksotermis yang sangat tinggi jika
kontak langsung dengan bahan lain khususnya dengan bahan mudah terbakar.
Misalnya bahan-bahan pengoksidasi. Contoh : Chlorat,Perchlorat, Khlorin,
Fluorin dan Iodin yang mudah bereaksi dengan Oksigen (dalam kondisi tertentu)
dikelompokkan menjadi bahan pengoksisdasi.
Bahan Mudah Meledak
Peroksida dalam bentuk murni sehingga menimbulkan ledakan tapi karena bahan
ini umumnya tak tersedia kecuali di campurkan dengan bahan inert/netral dalam
persentase kecil maka sering dianggap mudah terbakar .
Asam perchlorat (HCL4) berbahaya karena menimbulkan ledakan jika kontak
dengan bahan organic . Asam perchlorat tak boleh digunakan diatas meja kayu,
botol yang digunakan harus dari gelas dan jika tercemar harus segera dibuang.
Bahan Beracun (toksik)
Bahan beracun yang terhisap dapat mengakibatkan :
Asfiksi (kesulitan bernafas) dan menyebabkan defisiensi O2.
Misalnya : Nitrogen, Hidrogen dan CO2
Iritasi, yang dapat melukai saluran pernapasan dan paru paru
Misalnya : Ammonia, Hidrogen Klorida, glas Klor, gas bromine dan Hidrogen
Sulfida serta uap logam berat seprti Air Raksa dan Timbal
Bahan bahan yang beracun lainnya adalah yaitu Alinin, Benzen, Bromin, chlorine,
Hidrogen peroksida, Iodium, Asam Nitrat, Phenol Sulfur dioksida, logam-logam ,
Mercury perak ,timah dan sebagainya.
(Wirjosoemarto, 2004)
Teknik-Teknik Laboratorium dan Petunjuk-Petunjuk Keselamatan Laboratorium
1. Cara memanaskan cairan
Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan
akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan
batu didih ke dalam gelas kimia.
a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi
Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan baik
diri sendiri maupun orang lain
Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung
Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali
dikocok
Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan
b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer
Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya
digoyangkan perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.
2. Cara membaca volume pada gelas ukur
Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai
skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur
tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan.
Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya
gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.
3.
dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan
yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata. Jangan sampai ada
gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada
gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu
buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.
4. Cara menggunakan neraca analitis
Nolkan terlebih dulu neraca tersebut
Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut
5. Cara menghirup bau zat
Jangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung! Gunakan
tangan dengan mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung.
(Mahan, 1987)
A. Peralatan keselamatan kerja di laboratorium
Peralatan keselamatan kerja di laboratorium, antara lain (Imam, 1998) :
1. Jas Laboratorium
Alat ini untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau menghindari bahaya
yang terjadi akibat percikan zat-zat kimia yang berbahaya.
2. Sarung tangan
Daya tahan sarung tangan terhadap bahan kimia tergantung pada bahan
sarung tangan (misalnya: karet alam; karet neoprene; karet nitrile; dll.),
mutunya dan ketebalannya.Untuk melindungi tangan dari bahan-bahan yang
sangat panas dianjurkan memakai "insulated glove" yang dibuat dari bahan
sintetis.
3. Pelindung mata dan muka
4. Kran pencuci mata
5. Safety shower
6. Alat pernapasan (respirator/masker)
Melindungi dari debu-debu, serat yang kecil yang berbahaya atau dan uap
atau gas yang beracun.
7. Pemadam kebakaran
Ada beberapa jenis pemadam kebakaran, seperti Air (water extinguisher),
tepung (dry powder extinguisher), C02 (Carbon dioxide extinguisher), Halon,
Busa, pasir, dll.
B. Tujuan
Praktikan diharapkan dapat meminimalisir kecelakaan yang terjadi dalam
laboratorium dikarenakan kesalahan dalam melakukan teknik terhadap alat-alat.
C. Metodelogi
Pada praktikum kali ini alat alat dan bahan yang digunakan pada praktikum
tersebut bermacam-macam sesuai dengan tekniknya masing-masing. Pada teknik
1 alat yang diperlukan adalah tabung/ pipa gelas, lubang penutup karet, dan
serbet. Bahannya adalah gliserol. Pada teknik 2 alat yang diperlukan adalah
tabung reaksi, pipet tetes, dan biuret. Bahannya adalah sabun dan air mengalir.
Pada teknik 3 dan 4 alat yang diperlukan adalah botol bahan kimia. Pada teknik 5
alat yang diperlukan adalah tabung volumetric. Bahannya air dan bahan solid.
Pada teknik 6 alat yang diperlukan adalah kertas dan neraca ohauss. Pada teknik 7
alat yang diperlukan adalah mikropipet. Pada teknik 8 alat yang diperlukan adalah
gelas ukur dan bulb. Bahanya adalah air suling. Pada teknik 9 alat yang digunakan
adalah spatula, botol bahan dan gelas kimia. Pada teknik 10 alat yang diperlukan
adalah botol bahan, batang pengaduk, dan gelas kimia. Bahannya adalah bahan
cair. Pada teknik 11 alat yang diperlukan adalah Erlenmeyer. Bahannya adalah zat
cair. Teknik 12 alat yang diperlukan adalah labu ukur. Bahannya adalah zat cair.
Pada teknik 13 alat yang diperlukan adalah Bunsen, kawat kassa, dan kaki tiga.
Pada teknik 14 alat yang diperlukan adalah kertas saring, corong dan gelas kimia.
Bahannya adalah zat cair. Pada teknik 14 alat yang diperlukan adalah corong
Buchner.
D. Hasil dan Pembahasan
No
.
Teknik
Metode
1.
Memasukkan
tabung/pipa gelas
ke dalam penutup
karet
(rubber
stopper)
2.
Membersihkan
peralatan
(glassware)
karet.
Cuci sisa gliserol pada tabung dengan air.
Bersihkan semua alat dengan sabun dan air
bersih
Hilangkan kotoran kasar
Jika didalam alat berisi larutan pekat maka
gelas
dibuang
isinya
terlebih
dahulu
sambil
3.
Penanganan
gelas
jika
menggunakan
kawat
pembersih
Putar tabung, pipet, buret atau tabung lainnya
sulung
Semprotkan air suling secara perlahan-
bahan kimia
setidaknya
dua
kali
sebelum
membuka
kemasannya.
Hindari penggunaan yang berlebihan dari
regen
Jangan memegang, mencium, atau merasakan
bahan kimia jika tidak ada spesifikasi dari
4.
Membuang
limbah
petunjuknya
Jika terkena bahan kimia, segera bersihkan
dengan air
Buang limbah kimia sesuai dengan petunjuk
atau instruktur
Mengencekan larutan yang pekat sebelum
dibuang
Mengecek ulang label sebelum dibuang
Pembuangan limbah harus benar, jelas dan
mudah dilihat
Masukkan air
bahan
kimia
5.
Mempersiapkan
larutan
atau
larutan
dengan
dari tanda.
Tambahkan bahan solid yang akan dilarutkan
(atau larutan yang lebih pekat) kedalam
6.
Menimbang
diinginkan
Selalu berhati-hati, harga timbangan tidak
prosedur
Masukkan
bahan
yang
akan
ditimbang
7.
Menggunakan
mikropipet
mikroskala
8.
Mengukur
volume
atau
ke posisi zero
Bersihkan timbangan dan tempat disekitarnya
Siapkan alat yang dibutuhkan
Atur skala yang diinginkan
Pasang pipet penghisap pada alat
Ambil larutan yang diinginkan dengan
diukur volumenya
Pada saat membaca skala harus lurus dengan
yang diinginkan
Letakkan balon penghisap (bulb) pada ujung
pipet
Tekan sisi bertulisan A(air) sambil balon
diremas untuk memompa udara keluar dari
balon, lalu masukkan pipet ke dalam botol
sambil
memperhatikan
gerakan
9.
Mengambil
balon perlahan-lahan
Bersihkan pipet setelah dipakai
dan Cara 1
menuangkan
telapak tangan
Miringkan botol sehingga sedikit bahan
bahan
Cara 2
spatula
atau
sendok
11.
Mengambil
dan
menuangkan
bahan cair
diambil
Pegang botol sedemikian rupa sehingga label
pengaduk
Tempatkan bahan yang akan dibaui agak jauh
Membaui
suatu
bahan
12.
Melarutkan
dan
mengocok
Menggunakan
bahan
pengaduk
yang
gerakan memutar
Bila bahan didalam dilarutkan kemudia bahan
pengaduk digerakkan
tabung reaksi, tutuplah tabung reaksi dengan
ibu jari, kemudian gerakkan kedepan dan
kebelakang dengan hati-hati,jangan sampai
13.
dengan muka
Pemanasan dimulai dari bagian permukaan
selama
pemanasan
Menggunakan gelas kimia
kasa berasbes
Masukkan batang pengaduk atau alat bantu
14.
Menyaring
yang diinginkan
Dibentuk kertas saring sedemikian rupa
15.
Pemisahan bahan
keatas corong
memisahkan dengan menyaring dilakukan
dipisahkan
filtrasi gravitasi dapat dilakukan dengan
teknik 11, ujung dari corong menyentuh dasar
wadah yang akan diisi oleh cairan , biarkan
cairan mengalir melalui filter pada corong
dengan
membentuk
Pada teknik 1 menggukan kain serbet dalam pemegangan pipet tetes agar tidak
pecak dan tidak langsung kontak dengan tangan.
Teknik 2 metodenya antara lain :
a. Semua alat di bersihkan dengan sabun atau air biasa. Kotoran kasar di
hilangkan. Jika di dalam alat berisi larutan pekat maka di bunag isi nya
terlebih dahulu dengan cara mengencerkan nya dengan air.
b. kotoran yang sudah di encerkan menggunakan air di buang ke saluran
pembuangan limbah.
c. sikat yang di gunakan di seusaikan dengan peralatan gelas yang akan di
bersihkan. Jangan sampai membuat goresan pada gelas tersebut.
d. tabung,pipet,buret di putar pada saat di bilas. Alat di bilas sebanyak 2 kali
dengan air dan terakhir dengan air suling. Air di sulingkan di semprotkan
secara perlahan ke seluruh permukaan bagian dalam alat.
Kebersihan gelas sangat penting untuk mencegah kontaminasi. Gelas yang tidak
bersih berakibat fatal pada percobaan mikrobiologi atau percobaan yang
memerlukan
sterilisasi
tinggi.
Kontaminasi
dapat
berakibat
fatal
pada
perhitungannya yang keliru. Sabun yang digunakan haruslah sabun cair agar lebih
mudah dalam memcucinya dan sisa-sisa sabun pun bersih juga. Air yang
digunakan dalam membersihkan alat haruslah air yang mengalir.
Teknik 2 metodenya antara lain :
a. Label pada botol atau kemasan di baca setidak nya 2 kali sebelum kemasan
nya di buka.kesalahan dalam membaca bisa mengakibatkan problem serius
dalam percobaan atau sesuatu yang tidak dapat di jelaskan dalam hasil suatu
penelitian.
b. penggunaan yang berlebihan dari regen di hindari. Hanya sesuai kebutuhan
yang di keluarkan. Sisa regen jangan di masukan kembali ke botol regen. Jika
di perlukan penyimpanan botol harus berlabel sesuai dengan asli nya dan di
beri tanggal.
c. Bahan kimia jangan di pegang,di cium atau di rasakan jika tidak ada
spesifikasi dari petunjuknya. Hal ini untuk menghindari iritasi pada
kulit,hidung atau mata. Google,sarung tangan, dan jas lab di gunakan jika di
perlukan.
d. jika terkena bahan kimia segera di bersihkan dengan air.
Jika kita dapat menghendel bahan kimia dengan baik maka, tingkat kecelakaan
dapat dihindari. Menghendel bahan kimia biasanya termasuk peraturan dalam
keselamatan kerja di laboratorium. Pahami masing-masing keterangan pada label
bahan dan juga tanda-tanda tambahan dalam mengidentifikasi kemungkinan
bahaya dari suatu bahan kimia tersebut baik itu dalam bentuk solid, gas atau cair.
Teknik 4 matodenya antara lain :
a. Limbah kimia di bunag sesuai dengan petunjuk dalam prosedur eksperimen
atau instruktur.
b. larutan pekat selalu di encerkan sebelum di buang.
c. label selalu di cek sebelum di buang . pembuangan limbah harus benar,jelas
dan mudah di lihat. Pembuangan limbah yang tidak benar bisa berakibat pada
diri sendiri,orang lain dan peralatan yang ada.
Pembuangan limbah menjadi perhatian khusus agar tidak mencemari lingkungan.
Sekalipun banyak bahan kimia yang dikategorikan aman namun pembuangannya
tidak boleh sembarangan. Pada saat akan membuang bahan kimia haruslah
diencerkan terlebih dahulu dwngan air suling, agar tidak merusak mahluk hidup
lain. Selalu mengecek ulang label sebelum dibuang karena akan berakibat fatal
pada diri sendiri, orang lain bahkan peralatan yang ada.
Teknik 5 metodenya antara lain :
a. Air di masukan (larutan yang konsentrasinya lebih rendah) ke dalam labu
ukur sampai sepertiga atau setengah tanda.
b. Bahan solid yang akan di larutkan di tambahkan ke dalam labu ukur secara
perlahan. Tabung gelas di gunakan agar cairan mengalir teratur dan perlahanlahan. Jangan di masukan secara mendadak.
c. air di tambahkan sampai batas kalibrasi yang di inginkan. Di tutup dan di
goyangkan perlahan.
Dalam pembuatan larutan, jangan memasukan pipet atau spatula kedalam botol
regen. Pindahkan sedikit / sejumlah Reagan pada botol berlabel untuk pembuatan
larutan yang akan digunakan. Pengetahuan mengenai pengenceran, perhitungan
mol merupakan keharusan yang dimiliki para pengguna laboratorium.
Teknik 6 metodenya antara lain :
a. Selalu berhati-hati harga timbangan tidak murah apalagi timbangan analitik.
b. kertas alas,beaker,gelas arloji atau alas lain nya di gunakan pada saat
menimbang. Bahan jangan di timbang langsung ke timbangan.
c. jangan ada yang di jatuhkan atau di tumpahkan pada pan timbangan. Jika
terjadi segera bersihkan dengan benar.
d. neraca di bersihkan terutama pada piringan nya jangan ada sisa bahan.
e. jika timbangan tidak seimbang, teralah sesuai prosedur. Timbangan jangan di
betulkan tanpa petunjuk.
f. bahan yang akan di timbang di masukan ke dalam tempat atau wadah yang
telah di letakkan pada piring neraca,di catat sesuai dengan akurasi yang di
inginkan
g. setelah selesai menimbang timbangan di kembalikan ke posisi zero (nol)
h. Timbangan dan tempat di sekitar nya di bersihkan
dari percikan atau
tumpahan bahan kimia.
Timbangan merupakan alat yang paling sering digunakan dalam praktikum di
laboratorium. Sebelum menggunakan timbngan haruslah di akurasikan terlebih
dahulu agar hasilnya akurat dan saat penimbangan timbangan harus dialas dengan
kertas agar penggunaannya dapat terjaga / tidak mudah kotor.
Teknik 7 metodenya antara lain :
a. Asisten menjelaskan tentang cara penggunaan mikropipet.
Penggunaan jumlah yang sedikit dalam suatu reaksi atau eksperimen memberikan
tambahan nilai bagi keselamatan kerja. Penggunaan mikropipet adalah untuk
mengambil bahan kimia dalam jumlah tertentu atau sedikit.
Teknik 8 metodenya antara lain :
a.
b.
c.
d.
di gunakan gelas ukur yang sesuai dengan volume bahan yang diukur
digunakan skala pada gelas ukur
diisikan gelas ukur dengan bahan yang diukur volumenya
disaat membaca skala harus lurus dengan pandangan mata. Dihindari
kesalahan paralaks
e. jika volumenya sudah sesuai di inginkan lalau tuangkan isinya pada wadah
lainnya. Jangan lupa untuk membersihkangelas ukur
Bila mengukur volume dengan mengunakan pipet ukur lakukan sebagai berikut:
a. Pilih pipet ukur bersih sesuai dengan volume yang diinginkan
b. diletakkan balon penghisap (bulb) pada ujung pipet.( jangan menggunakan
mulut untuk menghisap bahan kimia melalui pipet)
c. ditekan sisi bertulisan A (air) sambil balon diremas untuk memompa udara
keluar dari balon. Lalu masukkan pipet ke dalam botol atau wadah larutan
yang akan diambil