Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 4A :
1. Khadeejah Aswi Akbar 13050394007
2. Joana Bernice Helga 13050394019
KATA PENGANTAR
7 Oktober 2014,
Penulis
I. PENDAHULUAN
Tujuan
1. Menyajikan jenis-jenis teknik non tes
2. Memberikan contoh aplikasi dibidang tata boga
II. PEMBAHASAN
PENGERTIAN
Teknik penilaian non tes jika dilihat dari kata yang menyusunya,
maka non tes dapat kita artikan sebagai teknik penilaian yang dilakukan
tanpa menggunakan tes. Sehingga teknik ini dilakukan lewat pengamatan
secara teliti dan tanpa menguji peserta didik. Non tes biasanya dilakukan
untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama
yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh
peserta didik dari apa yang diketahui atau dipahaminya. Dengan kata lain,
instrument ini berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati dari
pada pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati
dengan Panca indera (Widiyoko, 2009)
Banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi lebih
tepat dengan observasi.
Tidak terikat dengan laporan pribadi.
b. Kekurangan
Kuesioner
1. Definisi
Pada dasarnya, kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang
harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Pada umumnya
d. Menyusun kisi-kisi
e. Menyusun panduan kuesioner
f. Menyusun alat penilaian
6. Contoh operasional dibidang tata boga
Skala Bertingkat
1. Definisi
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap
sesuatu hasil pertimbangan. Seperti Oppenheim mengatakan:
Rating gives anumerical value to some kind of judgement, maka
suatu skala selalu disajikan dalam bentuk angka.
Biasanya angka-angka yang digunakan diterakan pada skala dengan
jarak yang sama, meletakkan secara bertingkat dari yang rendah ke
yang tinggi, maka skala ini dinamakan skala bertingkat.
Kita dapat menilai hampir segala sesuatu dengan skala. Dengan
maksud agar pencatatannya dapat objektif maka penilaian terhadap
penampilan atau penggambaran kepribadian seseorang disajikan
dalam bentuk skala.
2. Kelebihan dan kekurangan skala bertingkat
a. Kelebihan
Lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja
tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap
fenomena lainya, seperti skala untuk mengukur status
sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan,
proses kegiatan dan lain-lain.
Lebih memudahkan peneliti untuk mengetahui pendapat
responden lebih mendalam tentang variabel yang diteliti.
Cocok digunakan untuk memperoleh data kualitatif tentang
objek yang bersifat heterogen.
b. Kelemahan
Halo effects, yaitu efek dari kesan atau penilaian umum.
Generosity effects yaitu keinginan untuk berbuat baik
dengan memberi nilai tinggi.
Carry over effects yaitu pengamat tidak dapat
membedakan antara fenomena satu dengan fenomena
yang lain.
3. Langkah menyusun skala bertingkat
a. Menentukan topik
b. Menentukan indikator
c. Menyusun instrumen pertanyaan
d. Menentukan angka interval jawaban
4. Contoh operasional dibidang tata boga
Daftar Cocok
1. Definisi
Yang dimaksud dengan daftar cocok adalah deretan pertanyaan
(yang biasanya singkat-singkat), dimana responden yang dievaluasi
tinggal membubuhkan tanda cocok () di tempat yang sudah
disediakan.
Menurut Sobry Sutikno (2009:134) Check List adalah suatu daftar
yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati. Ada
bermacam-macam aspek perbuatan yang biasanya dicantumkan
dalam daftar cek, kemudian observer tinggal memberikan tanda cek
pada tiap-tiap aspek tersebut sesuai dengan hasil pengamatannya.
2. Langkah menyusun daftar cocok
3. Contoh operasional dibidang tata boga
Riwayat Hidup
1. Definisi
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama
dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup,
maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang
kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek yang dinilai.
Evaluasi cara ini mengenai kemajuan, perkembangan atau
keberhasilan belajar peserta didik tanpa menguji (teknik non-tes)
juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan cara melakukan
pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen, misalnya: dokumen yang
menganut informasi mengenai riwayat hidup (auto biografi), seperti
kapan kapan dan dimana peserta didik dilahirkan, agama yang
dianut, kedudukan anak didalam keluarga dan sebagainya. Selain
itu juga dokumen yang memuat informasi tentang orang tua peserta
didik, dokumen yang memuat tentang orang tua peserta didik,
dokumen yang memuat tentang lingkungan non-sosial, seperti
kondisi bangunan rumah, ruang belajar, lampu penerangan dan
sebagainya (Sudijono : 2009).
Beberapa informasi, baik mengenai peserta didik, orang tua dan
lingkungannya itu bukan tidak mungkin pada saat-saat tertentu
sangat diperlukan sebagai bahan pelengkap bagi pendidik dalam
melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta
III. PENUTUP
Simpulan
Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran
terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian siswa yang tidak
dapat dinilai secara kuantitatif seperti dalam teknik tes. Dengan kata lain
penilaian non test behubungan dengan penampilan yang dapat diamati
dibandingkan dengan pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak
dapat diamati oleh indera.
Teknik non tes dapat digolongkan menjadi 5 jenis yaitu:
1. Observasi
2. Kuesioner
3. Skala Bertingkat
4. Daftar Cocok
5. Riwayat Hidup
Saran
Diharapkan para pendidik dan calon pendidik memahami bahwa evaluasi
non tes juga sangat penting disamping evaluasi tes. Karena dapat
digunakan untuk nilai sikap, afektif dan psikomotorik dari peserta didik
sehingga dapat dijadikan panduan untuk meningkatkan kualitas
kependidikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://robiatulfazriah.blogspot.com/2011/05/jenis-jenis-alat-evaluasi-instrumennon.html
https://id.scribd.com/doc/87746486/INSTRUMEN-PENILAIAN
https://id.scribd.com/doc/133747965/Modul-Penilaian-Non-Tes
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/MODUL%20PENILAIAN%20NON
%20TES.pdf