Professional Documents
Culture Documents
Kasus
BBLR
Rahma Nilasari
09-777-033
Pembimbing: dr. Christina Kolondam,
Sp.A
Kasus
Pemeriksaan fisik
Mata : konjungtiva anemis-/-, sklera ikterik -/Mulut : pucatTelinga :bentuk dan kekerasan sudah baik dan rekoil
langsung
Leher:
KGB : tidak ada pemebesaran
Tiroid : tidak ada pembesaran
Massa lain: tidak ada
Thorax:
Inspeksi : simetris bilateral, tampak retraksi intercosta
Palpasi : gerakan bernafas paru kiri dan kanan simetris
Perkusi : sonor kiri dan kanan
Auskultasi: vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung:
Inspeksi : ictus cordis tampak
Palpasi : ictus cordis teraba pada SIC 5 linea parasternalis
kiri
Perkusi : pekak
Auskultasi: BJI/II +/+, tidak ada bunyi tambahan
Abdomen:
Inspeksi : normal. Tali pusat masih ada. Tidak ada tanda
infeksi.
Auskultasi: peristaltik Perkusi : tympani +
Palpasi : organomegali
Genitalia: penis +, testis sudah turun dalam skrotum, dan
ruga cukup jelas
Pemeriksaan penunjang:
Laboratorium: Radiologi: EKG: Diagnosis utama: BBLR jenis prematuritas murni
(BKB-SMK)
Diagnosis banding: Respiratory distress syndrom
Penatalaksanaan :
Non-medikamentosa:
Perawatan inkubator + pasang lampu
Observasi tanda vital
Pemberian ASI/ susu formula secara oral atau sonde
Medikamentosa :
Pasang oksigen kanul 1,5 lpm
Injeksi vitamin k dan tetes mata kloramfenikol
Data follow-up:
Tgl. 02-12-2013:
Subjek: Objective:RR= 60x/menit, HR= 150x/menit, T=
36,8 0 C. Sesak-, retraksi+. Peristaltik +, muntah-,
bergerak +, sering tidur, akral hangat +/+.
Assesment: BBLR (prematuritas murni)
Planning: Rawat inkubator + observasi tanda vital
Tgl. 03-12-2013:
Subjek: Objective:RR= 66x/menit, HR= 96x/menit,
T= 36,2 0 C. Sesak-, retraksi+. Peristaltik
+, muntah-, bergerak +, sering tidur, akral
dingin +/+.
Assesment: BBLR (prematuritas murni) +
takipnea + hipotermi
Planning: Rawat inkubator + pasang lampu
+ observasi tanda vital
PEMBAHAS
AN
Definisi
Epidemiologi
Angka kejadian bayi prematur di negaranegara maju adalah 6-7% dan meningkat
3 kali lipat di negara-negara berkembang
seperti Indonesia. Angka kejadiannya di
Indonesia belum diketahui, akan tetapi di
RSCM Jakarta didapatkan angka kejadian
22-24% dari semua bayi yang dilahirkan
dalam 1 tahun.
Klasifikasi
Etiologi
Belum diketahui sempurna. Dianggap
berpengaruh dengan hal-hal di bawah ini:
Faktor ibu:
Penyakit: toksemia gravidarum, perdarahan
antepartum, trauma fisis dan psikologis,
nefritis akut, diabetes melitus, infeksi akut
atau tindakan operatif.
Usia: usia ibu dibawah 20 tahun (angka
kejadian terendah pada usia 26-35 tahun)
dan
pada
multigravida
yang
jarak
kehamilannya terlalu dekat.
Gambaran klinik
Prematuritas murni:
Berat badan lahir < 2500 gram
Panjang badan 45 cm
Lingkar dada < 30 cm
Lingkar kepala < 33 cm
Masa kehamilan < 37 minggu
Kepala relatif besar daripada badannya
Kulitnya tipis, transparan, lanugo banyak, dan
lemak subkutan kurang
Osifikasi tengkorak sedikit
Ubun-ubun dan sutura lebar
Dismaturitas:
Pre-term:
gejala
prematuritas
murni
+
retardasi
pertumbuhan dan wasting
Term dan post-term: gejala prematuritas murni + wasting.
Menurut
Gruenwald defisit yang menyebabkan defisit
pertumbuhan biasanya berlangsung kronis dan berakibat
terjadinya fetal distress. Fetal distress terbagi atas:
Acute fetal distress: defisit yang hanya mengakibatkan
perinatal distress.
Subacute
fetal distress: defisit yang menunjukkan
perinatal distress dan wasting.
Chronic fetal distress: defisit yang menunjukkan perinatal
disteress, wasting dan retardasi pertumbuhan
Komplikasi
Prematuritas murni
Sindrom gangguan pernafasan idiopatik: disebut
juga penyakit membran hyalin karena pada stadium
akhir akan terbentuk membra hyalin yang melpisi
alveolus paru.
Pneumonia aspirasi: belum sempurnanya refleks
menelan dan batuk sehingga mudah terjadi aspirasi.
Perdarahan
intraventrikuler:
perdarahan
pada
ventrikel otak lateral yang biasa diakibatkan oleh
anoksia otak.
Fibroplasia
retrolental: terjadi akibat pemberian
oksigen yang berlebihan (> 40%).
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:
pemeriksaan
laboratorium
disesuaikan dengan keadaan dan gejala klinis
yang ditemukan bayi. Jenis pemeriksaan yang
dapat dilakukan adalah darah lengkap, hitung
jenis leukosit, glukosa darah sewaktu (GDS),
bilirubin total, bilirubin direk & indirek, dan
lain-lain.
Radiologi: foto rontgen thorax, Ct-scan kepala,
dan lain-lain.
Penatalaksanaan
Penatalaksanan
pada
BBLR
disesuaikan
dengan keadan klinis yang didapatkan. Yang
pertama dilakukan adalah perawatan di NICU
(neonatal intensive care unit), perawatan di
dalam inkubator, pemantauan terhadap tanda
vital dan kebutuhan nutrisi bayi (pasang
sonde lambung bila refleks mengisap dan
menelan belum matang). Pada bayi dengan
gangguan
pernafasan
dapat
dilakukan
pemasangan oksigen dengan tekanan 0,5-2
lpm.
Diskusi
Terima
Kasih......