Professional Documents
Culture Documents
I.
PENDAHULUAN
Pelapisan pada umumnya merupakan bagian akhir dari proses
produksi dari suatu produk. Proses tersebut dilakukan setelah benda kerja
mencapai bentuk akhir, atau setelah proses pengerjaan mesin serta
penghalusan terhadap permukaan benda kerja dilakukan. Dengan
demikian, proses pelapisan termasuk termasuk dalam kategori pekerjaan
finishing dari suatu benda kerja.
II.
Pelapisan Organik
Pelapisan Inorganik
Pelapisan Metalik
III.
IV.
IV. 1
pelapis, maka logam yang dilapisi akan terekspose kelingkungan dan akan
bersifat anodik, sehingga akan terjadi korosi local yang intensif terhadap
substrate.
V.
V. 1
Cladding
Conversion Coating
Pelapisan listrik
V. 2
dengan
penyemprotan
logam
dilakukan
dengan
Cladding
Proses cladding umumnya dilakukan dengan dua cara yaitu :
Hot Rolling
Exsplosive forming
Dari kedua cara ini pelapisan dengan rolling lebih banyak
Cladding
merupakan
suatu
proses
pelapisan
dengan
V. 4
Plat baja tebal inch, dilapis cladding dengan stainless steel 1/8 inch.
Conversion Coating
Conversion coating merupakan pelapisan logam yang dilakukan
dengan cara mengkorosikan permukaan logam tersebut sehingga
membentuk lapisan yang kuat serta protektif. Beberapa pelapisan konversi
yang sudah luas dikenal saat ini adalah :
a. pelapisan posfat
b. pelapisan kromat, dan
c. anodizing.
Dalam implementasinya, pelapisan konversi memiliki fungsi-fungsi
berikut :
1. menimbulkan lapisan yang melekat kuat pada permukaan
2. bersifat dapat menahan korosi, setidaknya selama proses pengapalan
+
-
4
(+)
(-)
2
3
Mn+ + ne-
M0
Gambar 1
Dengan adanya arus yang mengalir dari sumber maka elektron dipompa
melalui elektroda positip ( anoda ) menuju elektroda negaitf( katoda ). Dan
dengan adanya ion-ion logam yang didapat dari elektrolit maka menghasilkan
logam yang melapisi permukaan logam lain yang dilapisi. Kerena proses ini
adalah proses listrik maka bila terdapat kotoran yang menepel pada permukaan
katoda maka electron dan ion logam yang ada akan terhalang oleh kotoran
tersebut sehingga tidak akan ada pelapisan pada tempat yang kotor tersebut. Adap
pun proses pelapisan yang sering dilaksanakan ada dua macam cara yaitu :
.Cara individual
Cara barrel
VI.3 Elektrolit
Fungsi elektrolit disini adalah sebagai penghantar arus dan penambah ion
logam pelapis. Oleh karena itu larutan elektrolit harus mengandung logam pelapis,
misalnya untuk pelapisan krom maka elektrolit yang digunakan harus
mengandung krom juga.
Dalam pembuatan larutan elektrolit yang harus diperhatikan adalah
perbandingan kandungan masing-masing bahan kimia. Perbandingan tertentu
menurut jenis elektrolitnya. Prosentase yang sudah ditentukan harus dipenuhi
untuk mendapatkan hasil yang baik.
Agar elektrolit dapat menghantarkan listrik dengan baik, maka didalam
larutan tersebut harus mengandung bahan-bahan berlarut yang memiliki satu dari
fungsi ini :
. Membantu pelarutan anoda.
. Mengandung zat pembentuk senyawa kompleks dengan ion-ion yang
mengendap pada permukaan logan.
. Mengandung cukup ion logam yang akan diendapkan pada permukaan katoda
( benda kerja )
. Menghantarkan arus listrik ( konduktor )
. Bertindak sebagai buffer, pengatur pH
Pada proses eletroplating bahan-bahan tersebut terutama berasal dari
unsure kimia lain yang sengaja ditambahkan untuk mendapatkan lapisan yang
terbaik. Tetapi tidak semua proses pelapisan harus menggunakan larutan dengan
kandungan bahan-bahan untuk melaksanakna fungsi diatas. Ini tergantung pada
kondisi-kondisi yang ingin dicapai. Misalnya, pelapisan untuk tujuan teknis akan
mengutamakan pembentukan senyawa ion kompleks yang pada umunya lebih
kuat dari pada pelapisan dengan ion tunggal. Pelapisan dekoratif akan
mengutamakan sifat halus, rata dan mengkilap sehingga unsure kerataan harus dan
brightener lebih diperhatikan
VI.4 Anoda
Anoda yang digunakan pada proses pelapisan logam, yaitu :
. Anoda dapat larut ( soluble )
. Anoda tak dapat larut ( insoluble )
Maksud anoda dapat larut adalah anoda yang selama proses pelapisan
memberikan ion-ion logamnya kepada katoda, sehiongga anoda jenis ini makin
lama makin habis terkikis, contoh anoda jenis ini adalah :
a. Tembaga
b. Seng
c. Nikel
d. Timah putih
e. Cadmium
f. Perak, dam lain-lain
Sedangkan anoda tak dapat larut adalah anoda yang selama proses
pelapisan tidak terkikis. Contoh anoda jenis ini adalah :
a. Karbon
b. Platina
c. Timah hitam, Dan lain-lain
10
11
12
dengan
larutan
elektrolit
tetap
mengandung
logam
pelapis
bersangkutan.
Sebagai sumber arus listrik searah (DC) dapat digunakan penyearah
arus (rectifier) atau berasal dari suatu akumularor konvensional untuk skala
relative kecil.
Larutan elektrolit dapat terdiri dari bahan-bahan :
a) Sumber logam pelapis
b) Pengatur pH (buffer)
c) Pengatur daya hantar listrik
d) Pengatur karakteristik endapan logam
Dalam hal tertentu sering diperlukan pemanasan, pendinginan atau
pengaturan temperature elektrolit dengan penutup (cover) dari minyak atau bahan
lain.
1.
13
TP
P M
P M 2
x100%
dimana :
TP
diartikan
sebagai
kemapuan
suatu
larutan
elektrolit
dalamn
mengendapkan logam pada logam kerja pada setiap titik pada permukaan logam
kerja. Semua faktor yang menurunkan overpotensial konsentrasi seperti
pengadukan, naiknya temperatur dan meningkatnya konsentrasi ion akan
memperbaiki mikro-TP tetapi kurang baik terhadap makro-TP.
1.3. Levelling
14
Biasanya
diartikan
sebagai
kemampuan
larutan
elektrolit
untuk
dapat
endapan
nikel mempunyai kekerasan relatif baik dan mampu melapisi permukaan tidak
rata, pada kondisi operasi relative sederhana. Keberhasilan pelapisan listrik logam
nikel selain sangat tergantung pada proses pelapisan listrik itu sendiri juga sangat
ditentukan oleh tahap
beberapa tahap.
1)
2)
15
3)
Tahap Pembilasan
dalam tahap ini sebenarnya merupakan tahap dimana bahan-bahan sisa dari
proses sebelumnya secara fisik dihilangkan dengan air pembilas atau dengan
penyemprotan dalam beberpa bak pembilas. Perlu diperhatikan agar
pembilasan dilakukan secara efektif dan efisien, terutama dengan pengaturan
sirkulasi air pembilas dengan baik.
4)
Tahap Pemolesan
tahap ini dimaksudjkan terutama selain pembersihan tahap akhir juga
memberikan kondisi agar permukaan logam benda kerja halus dan merata.
Biasanya dipakai bahan abrasive yang terbuat dari korundum Al 2O3 yang
sangat keras atau silicon karbida.
mesh sampai 250 mesh atau lebih halus lagi tergantunng berbagai faktor.
5)
16
20-30
Na3PO4
25-30
Na2SiO3
3-10
Temperatur larutan
: 70 90 0C
Degrasing
: 10 30 menit
Untuk Seng, Aluminium dan Paduan Aluminium
Na3PO4
50
Na2CO3
50
Na2SiO3
30
Temperatur larutan : 60 70 0C
Degrasing
: 15 menit
17
Komposisi larutan watts dapat dilihat dari tabel III, sedangkan untuk
electroforming pada tabel IV. Khusus untuk memperoleh lapisan dengan
kekerasan yang lebih tinggi dapat digunakan larutan elektrolit seperti pada tabel V.
Komposisi Pada
pH tinggi
pH rendah
Nikel Sulfat
240 g/l
330 g/l
Nikel Khlorida
45 g/l
45 g/l
Asam borat
30 g/l
37,5 g/l
pH
4,5
Temperature
46-71 0C
46-60 0C
Rapat araus
Nikel khlorida
45 75 g/l
Asam Borat
22 30 g/l
pH
4,8 5,4
Temperatur
40 45 0C
Rapat Arus
Nikel Khlorida
30 g/l
18
300 g/l
Asam borat
30 g/l
30 g/l
pH
2,0
60 0C
Temperature
60 0C
Rapat araus
2,5 5,0 A/dm2
- Tanpa Agitasi
10 A/dm2
- Dengan Aitasi
Kekerasan (Vickers)
140 160
230 260
36 kg/mm2
70 kg/mm2
Tensile Streht
60 m/hari
30 %
21 %
Elongasi
Banyak variasi dilakukan sehingga dicapai kekhususan lain. Selain itu
beberapa komposisi elektrolit khlorida tinggi, sulfamat, fluoborat dapat dilihat
pada tabel VI.
Selain logam nikel maka beberapa logam lain dapat juga pelapisan seperti :
chrom, antimony, aluminium, arsen, bismuth, cadmium, emas, tembaga,
cobalt, indium, besi, timbal, mangan, palladium, platina, rhenium, rhodium,
perak, timah putih, seng dan lain sebagainya. Beberapa data dapat dilihat pada
tabel VII.
Beberapa paduan yang dapat diperoleh sebagai lapis pelindung adalah Cu-Zn,
Ni-Co, Ni-Zn, Ni-Cd, Cu-Sn, Zn-Mo dan lain sebagainya.
3.
19
tentang pelapisan kuningan, yang merupakan paduan logam tembaga (Cu) dan
Logam seng (Zn).
LOGAM-LOGAM PELAPIS
1
VII.
20
VII. 1 Pigmen
Pigmen pada cat umumnya berbentuk serbuk yang berfungsi
sebagai bahan pelindung yang memberikan efek dekoratif pada tampilan
cat, berupa warna yang cerah. Pigmen dapat juga berupa racun pada cat
bawah air. Pigmen dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu ; pigmen aktif,
pigmen pasif, dan pigmen racun.
VII.1.a Pigmen Aktif
Pigmen aktif merupakan pigmen yang memberikan efek dekoratif dan
mampu memberikan perlindungan terhadap logam dengan cara bereaksi
terhadap lingkungan. Lingkungan tersebut dapat diartikan sebagai unsur
diluar logam yamg dilapisi dan dapat juga unsur logam yang dilapisi itu
sendiri. Karena unsur bereaksi dengan lingkungan ini maka pigmen-
21
pigmen ini dikatakan aktif. Contoh pigmen aktif : serbuk seng, Zn kromat,
Ca2PbO4.
VII.1.b Pigmen pasif
Pigmen pasif merupakan pigmen yang tidak memberikan reaksi terhadap
lingkungan. Umumnya pigmen-pigmen ini berupa oksidasi-oksidasi yang
tidak memiliki kemauan untuk bereaksi lagi seperti TiO2 dan Fe2O3. kurang
baik digunakan pada lingkungan yang terekspose lingkungan yang variatif,
misalnya hujan dan panas serta temperatur yang berubah-ubah. Cat seperti
ini lebih baik digunakan pada interior dimana lingkungan sekitarnya
hampir selalu tetap.
22
baiak akan mudah terkelupas, tidak tahan akan perubahan cuaca, tidak
elastis sehingga mudah retak, mudah diresapi air dan embun sehingga
tidak kedap air.
Diantara jenis bahan pengikat adalah : alkyd resin, bitumen,
khlorinated rubber, vinyl, epoxy.
VII.3. Zat Pelarut
Zat pelarut merupakan zat yang berguna untuk menjaga viskositas
cat agar mudah disapukan kepermukaan logam dengan kuas, rol ataupun
semprot. Pelarut dapat mengatur cepat lambatnya kering suatu lapisan cat.
Cat yang baik selalu mempunyai waktu pengeringan yang tertentu.
Diantara
zat-zat
pelarut
yang
dikenal
adalah
senyawa-senyawa
23
24