You are on page 1of 24

DASAR-DASAR PELAPISAN

I.

PENDAHULUAN
Pelapisan pada umumnya merupakan bagian akhir dari proses
produksi dari suatu produk. Proses tersebut dilakukan setelah benda kerja
mencapai bentuk akhir, atau setelah proses pengerjaan mesin serta
penghalusan terhadap permukaan benda kerja dilakukan. Dengan
demikian, proses pelapisan termasuk termasuk dalam kategori pekerjaan
finishing dari suatu benda kerja.

II.

TUJUAN DAN JENIS PELAPISAN


Secara teknis tujuan pelapisan logam untuk :
-

Memperbaiki tampilan luar permukaan

Mengisolasi permukaan logam dari interaksi dengan lingkungan.

Memberikan sifat khusus pada permukaan logam seperti sifat keras,


tahan aus, tahan suhu tinggi dll.
Dilihat dari jenis material pelapis, maka pelapisan dapat

dikategorikan atas tiga jenis, yaitu :


-

Pelapisan Organik

Pelapisan Inorganik

Pelapisan Metalik

III.

MACAM MACAM PELAPISAN LOGAM


1. Pelapisan Dekoratif
2. Pelapisan Protektif
3. Pelapisan untuk sifat khusus permukaan

IV.

PELAPISAN LOGAM DITINJAU DARI SIFAT ELEKTROKIMIA


BAHAN PELAPIS

IV. 1

Pelapisan Anodik atau Sacrificial Coating


Pelapisan Anodik merupakan pelapisan dimana potensial listrik
logam pelapis lebih anodik terhadap substrate. Keunggulan dari pelapisan
anodic adalah sifat logam pelapis yang bersifat melindungi logam yang
dilapisi, sehingga walaupun terjadi cacat pada permukaan pelapis karena
berbagai sebab seperti seperti tergores, retak, tekelupas dll, sehingga
terjadi exposure terhadap lingkungan sekitarnya, sampai batas tertentu
tetap terproteksi oleh logam pelapis. Sifat seperti ini tidak terdapat pada
logam yang dilapisi dengan logam yang lebih katodik.

IV. 2. Pelapisan Katodik


Pelapisan Katodik dikatakan pada setiap pelapisan dimana logam
pelapis sifat elektrokimianya lebih katodik dibandingkan dengan substrate.
Pelapisan yang dilakukan dengan emas atau perak terhadap tembaga
merupakan contoh pelapisan katodik yang banyak dikenal. Kelemahan dari
pelapisan katodik, adalah kerawanan terhadap korosi lokal tidak terjadi
cacat pada permukaan logam pelapis. Bila terjadi cacat pada logam

pelapis, maka logam yang dilapisi akan terekspose kelingkungan dan akan
bersifat anodik, sehingga akan terjadi korosi local yang intensif terhadap
substrate.

V.

METODE PELAPISAN LOGAM (PELAPISAN METALIK)


Secara teknis, pelapisan metalik dapat dilakukan dengan beberapa
cara, antara lain adalah dengan cara sebagai berikut:

V. 1

Pelapisan dengan celup panas (Hot Dipping)

Pelapisan dengan penyemprotan (Metal Spraying)

Cladding

Conversion Coating

Pelapisan listrik

Pelapisan dengan celup panas (Hot Dipping)


Pelapisan dengan celup panas dilakukan dengan cara mencelupkan
logam yang akan dilapisi kedalam logam pelapis yang berada dalam
keadaan cair. Karena itu titik cair logam yang akan dilapisi harus lebih
tinggi dari titik cair logam pelapis, contohnya pelapisan sheet baja dengan
Zinc pada pembuatan atap seng.

V. 2

Pelapisan dengan penyemprotan logam (Metal Spraying)


Pelapisan

dengan

penyemprotan

logam

dilakukan

dengan

menyemprotkan logam cair dalam bentuk partikel-partikel halus


kepermukaan logam yang akan dilapisi hingga membentuk suatu lapisan.

Pada umumnya pelapisan ini dilengkapi dengan pelapisan lain, yaitu


pengecatan untuk mengisolasi bahan pelapis yang sudah ada dari proses
oksidasi atmosfer. Dapat dilakukan dengan alat yang mirip alat tembak
(Gun) dengan tiga bentuk logam pengumpan, yaitu : bentuk kawat, bentuk
bubuk, bentuk plasma.
Prinsip kerjanya sama, dimana kebagian dalam chamberatau
ruang pembakar yang ada pada alat penyemprot dialirkan gas campuran
antara acetylene dan oksigen. Gas ini akan terbakar ketika melewati
elektroda panas dalam chamber. Temperature gas panas dalam chamber
berkisar antara 15000 30000 0F. ketika aliran gas ini disemprotkan ke
permukaan substrate , butiran-butiran logam yang halus ini akan
terdampar pada permukaan logam substrate dan tetap disana sebagai
logam pelapis.
V.3

Cladding
Proses cladding umumnya dilakukan dengan dua cara yaitu :

Hot Rolling

Exsplosive forming
Dari kedua cara ini pelapisan dengan rolling lebih banyak

digunakan, karena hasilnya lebih rata kekuatannya dan lebih mudah


dikontrol.

Cladding

merupakan

suatu

proses

pelapisan

dengan

kesenyawaan yang sangat kuat.


Cladding umumnya dilakukan untuk pelapisan logam dengan
logam lain yang tidak bebrbeda jauh beda potensial elektrokimianya.

Cladding merupakan pelapisan logam dengan logam lain dengan ketebalan


yang tinggi. Cladding merupakan suatu cara pelapisan logam untuk
mengendalikan korosi merata dalam jangka waktu relatif panjang misalnya
dilingkungan dengan korosifitas yang tinggi. Tujuan pelapisan dengan
perbedaan potensial elektrokimia yang kecil adalah untuk menghindari
efek korosi galvanik antara keduanya selama masa operasi. Contoh
pelapisan logam yang pernah dilakukan, diantaranya adalah :

V. 4

Plat baja tebal inch, dilapis cladding dengan stainless steel 1/8 inch.

Plat baja 1 inch dilapis dengan plat nikel 1/8 inch.

Paduan aluminium dilapis dengan aluminium murni.

Conversion Coating
Conversion coating merupakan pelapisan logam yang dilakukan
dengan cara mengkorosikan permukaan logam tersebut sehingga
membentuk lapisan yang kuat serta protektif. Beberapa pelapisan konversi
yang sudah luas dikenal saat ini adalah :
a. pelapisan posfat
b. pelapisan kromat, dan
c. anodizing.
Dalam implementasinya, pelapisan konversi memiliki fungsi-fungsi

berikut :
1. menimbulkan lapisan yang melekat kuat pada permukaan
2. bersifat dapat menahan korosi, setidaknya selama proses pengapalan

3. dapat menyerap oil atau wax sehingga membantu ketahanan korosi


permukaan.
4. memberikan warna permukaan yang lebih baik
5. memberikan ketahanan permukaan terhadap abrasi
V. 5

Pelapisan dengan elektroplating


Proses pelapisan dengan elektroplating disebut juga dengan
electrodeposition. Terdapat empat unsur pokok dalam electroplating,
yaitu :
1. sirkuit luar, yang terdiri dari sumber arus DC dengan peralatan seperti
amperemeter, voltmeter serta alat pengatur voltage serta arus.
2. katoda, yaitu elektroda negatif, yang merupakan elektroda yang akan
dilapisi.
3. larutan pelapis diman terdapat ion-ion logam pelapis.
4. anoda, yaitu elektroda positive yang merupakan logam pelapis. Anoda
tersebut merupakan logam inert atau anoda yang tak larut.

VI. PELAPISAN LISTRIK


VI.1 Prinsip dasar Pelapisan
Prinsip dasar dari pelapisan logam secara listrik adalah penempatan
ion logam yang ditambah electron pada logam yang dilapisi, yang mana ion-ion
logam tersebut didapat dari anoda dan elektrolit yang digunakan.

Secara elektrokimia prosesnya dapat dillihat sebagai berikut :

+
-

4
(+)

(-)

2
3

Mn+ + ne-

M0
Gambar 1

Skema Pelaksanaan Pelapisan Logam Secara Listrik


Keterangan :
(1) Anoda
(3) Elektrolit
(2) Katoda
(4) Sumber arus searah

Dengan adanya arus yang mengalir dari sumber maka elektron dipompa
melalui elektroda positip ( anoda ) menuju elektroda negaitf( katoda ). Dan
dengan adanya ion-ion logam yang didapat dari elektrolit maka menghasilkan
logam yang melapisi permukaan logam lain yang dilapisi. Kerena proses ini
adalah proses listrik maka bila terdapat kotoran yang menepel pada permukaan
katoda maka electron dan ion logam yang ada akan terhalang oleh kotoran
tersebut sehingga tidak akan ada pelapisan pada tempat yang kotor tersebut. Adap
pun proses pelapisan yang sering dilaksanakan ada dua macam cara yaitu :
.Cara individual
Cara barrel

Cara individual diterapkan pada benda-benda kerja yang besar dan


memerlukan kondisi permukaan yang tidak hanya berfungsi protektif tapi juga
dekoratif.
Sedangkan cara yang kedua yaitu cara barrel digunakan pada benda kerja
ukuran kecil dan banyak, seperti mur dan baut. Caranya benda-benda tesebut
ditaruh dalam tabung berlubang yang mempunyai plat-plat logam sebagai
konduktor katoda, kemudian selama proses tabung tersebut berputar. Dengan
pemutaran itu maka benda kerja akan saling bergantian terlapisi.
VI.2. Pengaliran Arus
Arus yang digunakan pada proses pelapisan adalah arus searah ( Direct
Current DC ). Arus ini didapat dari sumber arus yang bermacam-macam, yaitu :
. Batere kering
. Adaptor
Penggunaan sumber arus tergantung dari besar arus yang akan
digunakan selama proses. Dan juga kestabilan besar arus juga harus diperhatikan
karena hal itu berhubungan dengan hasil pelapisan yang terjadi. Ditinjau dari
kestabilan arus yang dibutuhkan maka sumber arus yang paling baik adalah
Adaptor ( daya arus Searah ).
Rapat arus adalah besar arus yang dibutuhkan setiap satuan luas
permukaan benda kerja. Namun perlu diingat adalah bila arus terlalu tinggi maka
hasil lapisan akan jelek atau terkelupas ( permukaanya kasar ) dan bila arus terlalu
rendah maka proses pelapisan akan lambat sekali.

VI.3 Elektrolit
Fungsi elektrolit disini adalah sebagai penghantar arus dan penambah ion
logam pelapis. Oleh karena itu larutan elektrolit harus mengandung logam pelapis,
misalnya untuk pelapisan krom maka elektrolit yang digunakan harus
mengandung krom juga.
Dalam pembuatan larutan elektrolit yang harus diperhatikan adalah
perbandingan kandungan masing-masing bahan kimia. Perbandingan tertentu
menurut jenis elektrolitnya. Prosentase yang sudah ditentukan harus dipenuhi
untuk mendapatkan hasil yang baik.
Agar elektrolit dapat menghantarkan listrik dengan baik, maka didalam
larutan tersebut harus mengandung bahan-bahan berlarut yang memiliki satu dari
fungsi ini :
. Membantu pelarutan anoda.
. Mengandung zat pembentuk senyawa kompleks dengan ion-ion yang
mengendap pada permukaan logan.
. Mengandung cukup ion logam yang akan diendapkan pada permukaan katoda
( benda kerja )
. Menghantarkan arus listrik ( konduktor )
. Bertindak sebagai buffer, pengatur pH
Pada proses eletroplating bahan-bahan tersebut terutama berasal dari
unsure kimia lain yang sengaja ditambahkan untuk mendapatkan lapisan yang
terbaik. Tetapi tidak semua proses pelapisan harus menggunakan larutan dengan
kandungan bahan-bahan untuk melaksanakna fungsi diatas. Ini tergantung pada

kondisi-kondisi yang ingin dicapai. Misalnya, pelapisan untuk tujuan teknis akan
mengutamakan pembentukan senyawa ion kompleks yang pada umunya lebih
kuat dari pada pelapisan dengan ion tunggal. Pelapisan dekoratif akan
mengutamakan sifat halus, rata dan mengkilap sehingga unsure kerataan harus dan
brightener lebih diperhatikan
VI.4 Anoda
Anoda yang digunakan pada proses pelapisan logam, yaitu :
. Anoda dapat larut ( soluble )
. Anoda tak dapat larut ( insoluble )
Maksud anoda dapat larut adalah anoda yang selama proses pelapisan
memberikan ion-ion logamnya kepada katoda, sehiongga anoda jenis ini makin
lama makin habis terkikis, contoh anoda jenis ini adalah :
a. Tembaga
b. Seng
c. Nikel
d. Timah putih
e. Cadmium
f. Perak, dam lain-lain
Sedangkan anoda tak dapat larut adalah anoda yang selama proses
pelapisan tidak terkikis. Contoh anoda jenis ini adalah :
a. Karbon
b. Platina
c. Timah hitam, Dan lain-lain

10

Anoda yang digunakan dalam proses lapis listrik harus dapat


mengalirkan arus listrik dan juga harus berfungsi sebagai pengisi kekukrangan
logam dalam larutan yang mengendap pada permukaan katoda.
VI.5. Pendinginan dan Pemanasan Elektrolit
Pelapisan logam dilaksanakan tidak selalu pada suhu ruangan, tapi
kadang-kadang harus pada suhu yang lebih panas. Hal ini berhubungan dengan
jenis elektrolit yang digunakan. Tiap jenis elektrolit mempunyai suhu operasi
yang berlainan. Mungkin pada satu jenis elektrolit harus bekerja pada suhu 50 0C,
tapi pada jenis lain justru tidak boleh bekerja pada suhu panas, dengan kata lain
harus pada suhu dingin.
Karena keadaan-keadaan itulah maka dibutuhkan pemanasan atau
pendigninan elektrolit. Untuk pemanasan eletrolit biasanya digunakan pemanas
celup ( immersion heater ) yang dapat diatur suhunya. Agar aman dalam
pemakainya maka pada batang pemanas diberi jeruji pelindung supaya tidak
terbentur benda keras lainnya.
Biasanya pendinginan cairan elektrolit lebih jarang dilaksanakan dari
pada pemanasan, sebabnya adalah operasi electroplating lebih sering dilaksanakan
pada suhu panas dari pada dalam suhu ruangan.
VI.6. Penyaringan
Pada saat pencampuran bahan kimia untuk membuat elektrolit mungkin
saja masih ada sisa bahan kimia yang tidak larut dan mengendap atau mengapung
dalam cairan elektrolit.

11

Karena wujudnya yang padat maka bahan-bahan tersebut akan


menghalangi terjadinya porses pelapisan. Juga selama proses electroplating
mungkin sekali terjadi endapan-endapan bahan kimia atau kotoran yang timbul
akibat proses tersebut. Hal-hal tersebut juga akan menimbulkan masalah dalam
proses pelapisan. Karena itu sebelum maupun selama peoses electroplating
seringkali harus dilaksanakan penyaringan. Penyarignan pada tahap pertama
( sebelum proses pelapisan ) dilakukan dengan dua macam prosedur, yaitu :
a. Penyaringan dengan kain penyaring
b. Penyaringan dengan mesin penyaring
Cara pertama dilakukan untuk proses pelapisan pada tangnki kecil
prosedurnya sebagai berikut :
Pencampuran bahan kimia dilakukan di tangki lain kemudian tuangkan
elektrolit yang sudah jadi tersebut ke tangki elektrolit utama dengan melalui kain
penyaring. Sedanngkan cara kedua dilakukan untuk proses pelapisan pada tangki
besar. Prosedurnya dilakukan pencampuran bahan kimia langsung pada tangki
elektrolit utama. Setelah itu masukan slang-slang pengisap kedalam larutan.
Kemudian operasikan mesin penyaring selam kurang lebih setengah jam.
. Logam yang akan dilapisi ; suasana pelapisan ( kondisi elektrolit )
harus sesuai dengan benda yang akan dilapisi.
. Bentuk dan ukuran yang akan dilapisi, desain bak, rak, dan anoda yang
akan digunakan untuk pelapisan harus sesuai dengan bentuk dan
ukuran dari benda yang akan dilapisi.

12

VI.7. Sistenm Sel Lapisan Listrik


Pada dasarnya bend akerja dihubungkan dengan kutub negative
sehingga berfungsi sebagai katoda, sedangkan sebagai anoda dapat digunakan
anoda tidak larut, sehingga logam pelapis berasal dari ion-ion dalam larutan
eletrolit. Sebagai anoda dapat juga digunakan logam pelapis murni yang dapat
terlarutkan

dengan

larutan

elektrolit

tetap

mengandung

logam

pelapis

bersangkutan.
Sebagai sumber arus listrik searah (DC) dapat digunakan penyearah
arus (rectifier) atau berasal dari suatu akumularor konvensional untuk skala
relative kecil.
Larutan elektrolit dapat terdiri dari bahan-bahan :
a) Sumber logam pelapis
b) Pengatur pH (buffer)
c) Pengatur daya hantar listrik
d) Pengatur karakteristik endapan logam
Dalam hal tertentu sering diperlukan pemanasan, pendinginan atau
pengaturan temperature elektrolit dengan penutup (cover) dari minyak atau bahan
lain.
1.

Berbagai konsep dasar dalam PL

Dalam PL sering dikenal konsep convering power, throwing power dan


leveling, sehingga secara khusus pemahaman tentang hal ini akan diuraikan
disini.
1.1.

Covering Power (CP)


CP didefinisakan sebagai kemampuan larutan untuk mengendapkan

logam pada seluruh bagian permukaan katoda tanpa perlu memperhatikan

13

distribusi ketebalan dan penampilanya. CP sangat dipengaruhi oleh sifat dasar


logam, perlakuan awal dan kondosis permukaan logam kerja.
1.2. Throwing Power (TP)
TP biasanya dibagai menjadi TP-makro dan TP-mikro, yang disebabkan oleh
sifat-sifat elektrokimia yang berbeda. Makro-TP biasanya diartikan sebagai
kemampuan suatu larutan elektrolit untuik electroplating dan electroforming
dalam mengendapkan logam pada logam sedemikian rupa sehingga untuk
permukaan yang berbeeda dapat dihasilkan endapan lapisan dengan ketebalan
yang relatif sama. Makro-TP biasanya diukur dengan alat dan metode tertentu
yang sudah baku dimana digunakan suatu anoda diantara dua katoda yang
jaraknya berbanding 5 : 1, sehingga TP dapat dihitung dengan persamaan :

TP

P M

P M 2

x100%

dimana :
TP

= Makro throwing power (%), dimana -100 % < TP < 100 %

= Distribusi arus perimeter, yang sebanding dengan perbandingan jarak


antara katoda yang jauh dengan katoda yang dekat (5 : 1)

= Perbandingan berat yang logam yang diendapkan pada kedua katoda

Pengujian makro-TP biasanya dilakukan sel Haring-Blum atau Hull. Mikoro-TP


biasanya

diartikan

sebagai

kemapuan

suatu

larutan

elektrolit

dalamn

mengendapkan logam pada logam kerja pada setiap titik pada permukaan logam
kerja. Semua faktor yang menurunkan overpotensial konsentrasi seperti
pengadukan, naiknya temperatur dan meningkatnya konsentrasi ion akan
memperbaiki mikro-TP tetapi kurang baik terhadap makro-TP.
1.3. Levelling

14

Biasanya

diartikan

sebagai

kemampuan

larutan

elektrolit

untuk

dapat

mengendapkan logam pada daerah lekukan lebih dibanding terhadap permukaan


rata.sehingga benda kerja yang terdapat goresan-goresan dapat terlihat mengkilap
karena efek leveling ini. Hal ini sangat penting terutama dalam electroplating
untuk tujuan dekoratif.
2. Pelapisa Listrik Logam Nikel (Vernikel)
Nikel, meskipun termasuk logam dengan harga potensial reduksi relatif negatif
tetapi dalam oksidanya dapat membentuk lapisan pasif, sehingga biasanya cocok
dipakai untuk dipakai sebagai logam pelindung anti korosi. Selain itu

endapan

nikel mempunyai kekerasan relatif baik dan mampu melapisi permukaan tidak
rata, pada kondisi operasi relative sederhana. Keberhasilan pelapisan listrik logam
nikel selain sangat tergantung pada proses pelapisan listrik itu sendiri juga sangat
ditentukan oleh tahap

pembersihan permukaan logam kerja, yang mencakup

beberapa tahap.
1)

Tahap Pembersihan Lemak


Tujuan utama tahapan ini adalah untuk menghilangkan lemak atau bahan lain
yang menggangu pada permukaan benda kerja yang dapat melindung kontak
elektrolit dengan katoda. Proses dikenal dengan dua macam : pada tempertaur
kamar dan dengan pemanasam. Tergantung pada logam kerja maka pelarut
yang dapat digunakan dapat dilihat pada table II yang dikelompokan untuk
baja, tembaga dan paduan tembaga serta seng, aluminium dan paduan
aluminium.

2)

Tahap Pembersihan Karat


Besi baja serta logam lain dialam dalam keadaan tertentu dipermukaanya
dapat dikotori oleh permukaan karat yang utama biasanya adalah oksida
garam bersangkutan. Larutan untuk proses pickling biasanya digunakan asam
seperti asam sulfat, asam klorida dan campuran asama lainya.

15

3)

Tahap Pembilasan
dalam tahap ini sebenarnya merupakan tahap dimana bahan-bahan sisa dari
proses sebelumnya secara fisik dihilangkan dengan air pembilas atau dengan
penyemprotan dalam beberpa bak pembilas. Perlu diperhatikan agar
pembilasan dilakukan secara efektif dan efisien, terutama dengan pengaturan
sirkulasi air pembilas dengan baik.

4)

Tahap Pemolesan
tahap ini dimaksudjkan terutama selain pembersihan tahap akhir juga
memberikan kondisi agar permukaan logam benda kerja halus dan merata.
Biasanya dipakai bahan abrasive yang terbuat dari korundum Al 2O3 yang
sangat keras atau silicon karbida.

(SiC) dengan ukuran bervariasi antara 30

mesh sampai 250 mesh atau lebih halus lagi tergantunng berbagai faktor.
5)

Tahap Pelapisan Lisrtrik


Telah dijelaskan bahwa pada dasrnya pelapisan listrik adalah pengendapan
logam yang tereduksi pada katoda karena lairan arus searah dalam sistems sel.
Ternyata keberhasilan proses ini selain ditentukan oleh rapat arus dan
temperature juga sangat ditentukan oleh jenis dan komposisi elektrolit yang
digunakan jenis elektrolit untuk vernickel ini biasanya adalah larutan watts
(campuran sulfat dan klorida), khlorida tinggi, sulfamat, fluoborat, dan
pyrophosphate.
Untuk memperoleh pelapisan dengan ketahana korosi yang lebih baik
biasanya proses pelapisan dilakukan dua kali (duplex). Lapisan pertama
disebut dull-nickel, yang dibuat relative lebih tebal dibandibngkan dengan
lapisan kedua bright-nickel. Lapisan pertama dilakukan tanpa pengadukan
sedangkan lapisan kedua dicegah

terjadinya overpotensial konsentrasai

dengan cara diberikan pengadukan elektrolit.

16

Tabel II Komposisi Larutan Pembersih (G/L)


Untuk Baja, Tembaga dan Paduan Tembaga
Na OH

20-30

Na3PO4

25-30

Na2SiO3

3-10

Temperatur larutan

: 70 90 0C

Degrasing

: 10 30 menit
Untuk Seng, Aluminium dan Paduan Aluminium

Na3PO4

50

Na2CO3

50

Na2SiO3

30

Temperatur larutan : 60 70 0C
Degrasing

: 15 menit

Menurut pengalaman untuk pelapisan listrik maupun electroforming yang sering


dipakai adalah larutan Watts. Hal ini teruutama didasarkan pada kenyataan bahwa
larutan watts ini lebih murah, aman dan mudah diperoleh bahan-bahan kimia
utamanya.

17

Komposisi larutan watts dapat dilihat dari tabel III, sedangkan untuk
electroforming pada tabel IV. Khusus untuk memperoleh lapisan dengan
kekerasan yang lebih tinggi dapat digunakan larutan elektrolit seperti pada tabel V.

Tabel III Komposisi Larutan Watts


Komponen

Komposisi Pada
pH tinggi

pH rendah

Nikel Sulfat

240 g/l

330 g/l

Nikel Khlorida

45 g/l

45 g/l

Asam borat

30 g/l

37,5 g/l

pH

4,5

1,5 4,5 g/l

Temperature

46-71 0C

46-60 0C

Rapat araus

2,2 10,8 A./dm2

2,7 10,8 A/dm2

Table IV Komposisis Larutan Watts Untuk Electroforming


Nikel sulfat

195 240 g/l

Nikel khlorida

45 75 g/l

Asam Borat

22 30 g/l

pH

4,8 5,4

Temperatur

40 45 0C

Rapat Arus

0,8 4,4 A/dm2

Table V Larutan Yang Digunakan Untuk Memperoleh Derajat Kekerasan


Komponen
Nikel Sulfat

Komposisi Untuk Kekerasan


Lunak
Keras
330 g/l
-

Nikel Khlorida

30 g/l

18

300 g/l

Asam borat

30 g/l

30 g/l

pH

2,0
60 0C

Temperature

60 0C

Rapat araus
2,5 5,0 A/dm2

- Tanpa Agitasi

2,0 5,0 A/dm2

10 A/dm2

- Dengan Aitasi
Kekerasan (Vickers)

140 160

230 260

36 kg/mm2

70 kg/mm2

Tensile Streht

60 m/hari

Kecepatan pengendapan pada 5 A/dm

30 %

21 %

Elongasi
Banyak variasi dilakukan sehingga dicapai kekhususan lain. Selain itu
beberapa komposisi elektrolit khlorida tinggi, sulfamat, fluoborat dapat dilihat
pada tabel VI.
Selain logam nikel maka beberapa logam lain dapat juga pelapisan seperti :
chrom, antimony, aluminium, arsen, bismuth, cadmium, emas, tembaga,
cobalt, indium, besi, timbal, mangan, palladium, platina, rhenium, rhodium,
perak, timah putih, seng dan lain sebagainya. Beberapa data dapat dilihat pada
tabel VII.
Beberapa paduan yang dapat diperoleh sebagai lapis pelindung adalah Cu-Zn,
Ni-Co, Ni-Zn, Ni-Cd, Cu-Sn, Zn-Mo dan lain sebagainya.
3.

Pelapisan Listrik Paduan Kuningan (Cu-Zn)


Selain logam, pada permukaan benda kerja dapat pula dipaliskan paduan.
Sebagai suatu ilustrasi akan diuraikan dan dibahas langsung dalam penataran

19

tentang pelapisan kuningan, yang merupakan paduan logam tembaga (Cu) dan
Logam seng (Zn).

LOGAM-LOGAM PELAPIS
1

Logam pelapis anodik


Termasuk dalam kategori logam pelapis anodik adalah zinc,
aluminium, cadmium.

Logam pelapis katodik


Yang termasuk kedalam logam pelapisan yang katodik adalah
logam-logam kromium, tembaga, nikel, perak dan emas.

VII.

PELAPISAN DENGAN CAT


Pelapisan logam dengan bahan cat merupakan cara pengendalian
korosi yang sudah lama dikenal masyarakat. Cat bukan hanya dikenal
untuk mengendalikan korosi pada logam tetapi juga untuk memberikan
efek dekoratif pada permukaan lain seperti kayu, plastik, kaca dan lainlainnya.
Sehubungan dengan fungsinya sebagai bahan pelapis, maka cat
harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. cat harus memiliki daya adhesi yang kuat terhadap benda dan
sifat ini harus stabil terhadap waktu.
2. cat harus mudah dilapiskan dengan cara-cara yang dianjurkan
dalam proses pengecatan, misalnya dengan kuas, rol dan
semprot.

20

3. lapisan cat yang disapukan kepermukaan harus bersifat dapat


menutupi permukaan dengan merata dan sempurna.
4. kualitas cat seperti warna dan viskositasnya harus tetap
5. memiliki sifat khusus untuk kegunaan yang khusus pula,
misalnya tahan air untuk cat bawah air, tahan suhu tinggi dan
anti korosi.
Untuk memenuhi sifat-sifat diatas maka pada cat harus terkandung
komponen-komponen seperti pigmen, zat pengikat, zat filler (pengisi),
pelarut dan zat aditif.

VII. 1 Pigmen
Pigmen pada cat umumnya berbentuk serbuk yang berfungsi
sebagai bahan pelindung yang memberikan efek dekoratif pada tampilan
cat, berupa warna yang cerah. Pigmen dapat juga berupa racun pada cat
bawah air. Pigmen dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu ; pigmen aktif,
pigmen pasif, dan pigmen racun.
VII.1.a Pigmen Aktif
Pigmen aktif merupakan pigmen yang memberikan efek dekoratif dan
mampu memberikan perlindungan terhadap logam dengan cara bereaksi
terhadap lingkungan. Lingkungan tersebut dapat diartikan sebagai unsur
diluar logam yamg dilapisi dan dapat juga unsur logam yang dilapisi itu
sendiri. Karena unsur bereaksi dengan lingkungan ini maka pigmen-

21

pigmen ini dikatakan aktif. Contoh pigmen aktif : serbuk seng, Zn kromat,
Ca2PbO4.
VII.1.b Pigmen pasif
Pigmen pasif merupakan pigmen yang tidak memberikan reaksi terhadap
lingkungan. Umumnya pigmen-pigmen ini berupa oksidasi-oksidasi yang
tidak memiliki kemauan untuk bereaksi lagi seperti TiO2 dan Fe2O3. kurang
baik digunakan pada lingkungan yang terekspose lingkungan yang variatif,
misalnya hujan dan panas serta temperatur yang berubah-ubah. Cat seperti
ini lebih baik digunakan pada interior dimana lingkungan sekitarnya
hampir selalu tetap.

VII.1.c Pigmen racun


Pigmen racun merupakan pigmen yang disamping dapat melindungi, juga
dapat meracuni mahkluk hidup yang menempel pada permukaan.
Umumnya pigmen ini digunakan pada cat bawah air. Cat seperti ini
misalnya digunakan pada lunas kapal, tiang dermaga dan lain-lain.
VII.2 Zat pengikat (Binder)
Bahan pengikat pada cat berfungsi untuk memberikan sifat fisik
dan sifat kimiawi tertentu dari cat. Kegunaan cat bahkan dapat dilihat dari
jenis pengikat yang digunakannya. Komponen pengikat ini dapat
menentukan sifat adhesi cat, elastisitas lapisan cat, ketahanan terhadap
cuaca, ketahanan terhadap atmosfer, ketahana terhadap intrusi air dan
senyawa kimia lainnya. Cat dengan komponen pengikatan yang kurang

22

baiak akan mudah terkelupas, tidak tahan akan perubahan cuaca, tidak
elastis sehingga mudah retak, mudah diresapi air dan embun sehingga
tidak kedap air.
Diantara jenis bahan pengikat adalah : alkyd resin, bitumen,
khlorinated rubber, vinyl, epoxy.
VII.3. Zat Pelarut
Zat pelarut merupakan zat yang berguna untuk menjaga viskositas
cat agar mudah disapukan kepermukaan logam dengan kuas, rol ataupun
semprot. Pelarut dapat mengatur cepat lambatnya kering suatu lapisan cat.
Cat yang baik selalu mempunyai waktu pengeringan yang tertentu.
Diantara

zat-zat

pelarut

yang

dikenal

adalah

senyawa-senyawa

hidrokarbon, alkohol, ester, keton dan alifatik.


VII.4. Pengisi (filler)
Zat pengisi berguna terutama untuk membuat cat menjadi suatu
lapisan yang padat. Zat pengisi akan berfungsi mengisi rongga-rongga dan
porositas yang mungkin terbentuk dalam cat bila dikeringkan. Dengan
adanya pengisi, maka lapisan cat akan kuat, padat dan tidak mudah
diresapi cairan apapun dari luar. Diantara zat-zat pengisi yang dikenal
adalah CaCO3, talc, china clay dan mica.

VII.5. Zat Tambahan (additif)


Bahan additif biasanya ditambahkan dalam jumlah yang sedikit
dengan maksud untuk memperbaiki sifat-sifat cat seperti :

23

mencegah terjadinya pemisahan warna

mencegah timbulnya jamur pada permukaan benda yang dicat.

Mencegah terjadinya pengendapan pigmen.

24

You might also like