You are on page 1of 8

PROFIL PINBUK JAWA TIMUR

PINBUK didirikan di Jakarta tanggal 13 Maret 1995 sebagai Badan Pekerja dari Yayasan Inkubasi
Bisnis Usaha Kecil (YINBUK) dengan Akte Notaris Ny. Lely R. Yudo Paripurno, S.H., Nomor 5 / 1995,
Sedang Kepengurusan PINBUK Jawa Timur diresmikan oleh Marie Muhammad di Surabaya pada
tanggal 13 Juli 1996. Kemudian dengan Notaris Yudo Paripurno, S.H. yang berkedudukan di Jalan
Latuharhary No. 17 A, Menteng, Jakarta Pusat, dilakukan perubahan dengan Nomor Akta 6 Tanggal 6
Agustus 1999 sebagai Akta Penyimpanan, dan Nomor Akta 13 Tanggal 18 Pebruari 2000 sebagai Akta
Perubahan Anggaran Dasar.
VISI
Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) Jawa Timur sebagai Lembaga Pengembangan Swadaya
Masyarakat (LPSM) bertekad untuk menjadi lembaga fasilitator dan inkubator usaha mikro dan
kecil, dengan membangun jaringan kerja Balai-usaha Mandiri Terpadu (BMT) dan Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) serta kelembagaan usaha kecil lainnya yang sehat, mandiri dan tangguh.
MISI
Sebagai lembaga fasilitator dan inkubator BMT dan KUBE, PINBUK memiliki misi :
a. Menumbuhkuatkan sumber daya insani dan sumber daya ekonomi mikro dan kecil melalui
BMT dan KUBE serta lembaga-lembaga pendukung pengembangannya berdasarkan prinsip
syariah.
b. Mewujudkan penguasaan dan pengelolaan sumber daya yang adil, merata dan berkelanjutan
sehingga ummat mampu mengejawantahkan fungsinya sebagai rahmatan lil alamin.
c. Membangun lembaga yang mampu sebagai wahana berkarya dan beribadah bagi kaderkadernya sebagai insan kamil.
KEGIATAN YANG TELAH DILAKUKAN
1. SOSIALISASI
Dalam upaya penyebaran informasi dan konsep pengembangan ekonomi kerakyatan melalui
Balai-usaha Mandiri Terpadu (BMT) di lapisan akar-rumput, PINBUK telah melakukan kegiatan
sosialisasi ke berbagai lapisan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari pejabat
pemerintah di tingkat Pusat, tingkat I, tingkat II, sampai ke pedesaan/kelurahan, baik dengan
metode audiensi di tingkat pejabat, metode klasikal maupun melalui media massa. Bahkan
untuk mengefektifkan sosialisasi dan penyebaran informasi, PINBUK telah melakukan sosialisasi
melalui media televisi, khususnya Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) dan menerbitkan majalah
Mitra Usaha Kecil yang kemudian diteruskan dengan situs http://www.bmtlink.wed.id
Hasil kegiatan sosialisasi tersebut sangat tampak jelas, terbukti dengan banyaknya dukungan
dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya
masyarakat, dan kalangan masyarakat sendiri. Hal ini menjadi suatu kekuatan bagi PINBUK
dalam mengembangkan dan merealisasikan program kerjanya.
2. PELATIHAN
Sebagai tindak lanjut sosialisasi, PINBUK berupaya mengakomodir aspirasi yang berkembang di
masyarakat melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengelola
dan mengembangkan BMT. Sampai saat ini PINBUK telah melakukan berbagai jenis pelatihan yang
dilaksanakan di berbagai tempat :
a. Pelatihan untuk menjadi Master Pelatihan (Master Of the Training/MOT) telah
diselenggarakan pertama kali di Cinagara Bogor; kedua dan ketiga di Rancaekek Bandung
serta keempat di Batu Malang; diikuti oleh peserta utusan dari seluruh propinsi di Indonesia
yang nantinya akan menjadi master pelatihan di propinsi masing-masing. MOT ini dilakukan
selama 21 hari dengan modul pelatihan yang dipersiapkan PINBUK untuk menciptakan
master pelatihan.
b. Pelatihan untuk Pelatih (Training Of the Trainers/TOT) telah dilakukan sebanyak lebih dari
15 kali yang diselenggarakan di Jakarta, Bogor, Bandung, Medan, Semarang, dan Malang

diikuti oleh peserta utusan dari seluruh propinsi di Indonesia yang nantinya akan menjadi
pelatih di propinsi masing-masing. TOT ini dilakukan selama 21 hari dengan modul pelatihan
yang telah dipersiapkan oleh PINBUK untuk menciptakan pelatih.
c. Pelatihan Tenaga Pengelola BMT telah banyak dilakukan, baik di Jakarta (tingkat pusat), di
propinsi/wilayah tingkat I maupun kabupaten/wilayah tingkat II yang sampai saat ini lebih
dari 100 kali pelatihan yang telah dilakukan. Pelatihan yang dilakukan lebih bersifat
swadaya, swakelola, dan swadana karena lebih merupakan prakarsa masyarakat sendiri di
setiap wilayah atau merupakan hasil kerjasama antara PINBUK dengan instansi/lembaga
pemerintah, BUMN, swasta dan lembaga swadaya masyarakat. Pelatihan pengelola
dilakukan selama 14 hari dengan modul pelatihan yang telah dipersiapkan PINBUK secara
matang.
d. Pelatihan Manajemen Proyek
e. Pelatihan PIKUK (Pusat Informasi dan Konsultasi Usaha Kecil)
3. PEMBINAAN
Tenaga pengelola BMT yang telah dilatih, langsung bekerja di BMT yang telah dipersiapkan
sebelumnya dan dalam perkembangannya BMT-BMT tersebut mendapat pembinaan dari PINBUK
dalam berbagai hal, sehingga BMT dapat beroperasi secara baik, benar dan sehat.
Lebih dari itu PINBUK dapat memberikan Sertifikat Operasi (izin operasi) kepada BMT-BMT yang
secara administratif telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, berdasarkan kerjasama
antara PINBUK dengan Pengembangan Hubungan Bank dengan Kelompok Swadaya Masyarakat
Bank Indonesia (PHBK-BI). Apabila dalam operasionalnya BMT-BMT itu melanggar ketentuanketentuan yang telah ditetapkan maka melalui fungsi pembinaannya PINBUK melakukan
peneguran dan peringatan kepada BMT tersebut, bahkan PINBUK dapat mencabut kembali izin
operasi yang telah diberikannya.
Oleh karena itu untuk menjaga kesehatan operasional BMT, PINBUK menginstruksikan kepada
seluruh BMT binaannya di seluruh wilayah Indonesia untuk memberikan laporan perkembangan
dan kemajuan setiap BMT. Selain itu, untuk mengoptimalkan pembinaan, PINBUK melakukan
pelatihan peningkatan keterampilan para pengelola BMT, di samping itu PINBUK juga membuka
kesempatan berkonsultasi bagi BMT-BMT yang memiliki permasalahan, baik melalui suratmenyurat maupun melalui rubrik konsultasi pada majalah Mitra Usaha Kecil ataupun melakukan
kunjungan langsung ke BMT yang bersangkutan yang dilakukan oleh PINBUK Daerah baik Tingkat I
maupun Tingkat II.
4 KERJASAMA
Sampai saat ini PINBUK telah berhasil menjalin kerjasama kemitraan dengan berbagai pihak
dalam pengembangan ekonomi kerakyatan, antara lain :
1. Bekerjasama dengan Kanwil Depnaker Jawa Timur melaksanakan program TKPMP (Tenaga
Kerja Pemuda Mandiri Profesional) selama tahun anggaran 1996/1997 dan 1997/1998.
2. Bekerjasama dengan Kanwil Depkop Jawa Timur melaksanakan program Pelatihan Pengelola
BMT dan program P2KER dalam tahun anggaran 1997/1998.
3. Bekerjasama dengan PT. Bank BNI Wilayah 06 dalam tahun anggaran 1997/1998.
4. Dengan Kanwil Depnaker Jawa Timur melaksanakan Proyek Penanggulangan Pengangguran
Pekerja Terampil (P3T) dalam tahun anggaran 1998/1999.
5. Dengan Balai Pengembangan Produktivitas Daerah (BPPD) Propinsi Jawa Timur dalam tahun
anggaran 1998/1999.
6. Dengan DEPPERINDAG sebagai Lembaga Pendamping Industi Kecil Menengah (IKM) tahun
anggaran 1999/2000 dan 2000/2001.
7. Dengan Pemda Kodya Surabaya sebagai Lembaga Penilai dan Pendamping Industi Kecil dan
Industri Rumah Tangga (IK-IRT) tahun anggaran 1999/2000.
8. Dengan DEPPERINDAG sebagai Lembaga Penilai dan Pendamping Industi Kecil dan Industri
Rumah Tangga (IK-IRT) dalam proyek pengembangan industri kecil dan menengah tahun
anggaran 1999/2001.
9. Dengan BAPEMAS dalam proyek GARDU TASKIN mulai tahun 2000 sampai sekarang.

10. Sebagai pelatih serta menyediakan software sekaligus pendampingan untuk UKM dan LKM BMT
maupun BPRS dari tahun 2000 sampai sekarang.
11. Dengan Direktorat Jenderal Industri dan Dagang Kecil Menengah (DJIDKM) DEPPERINDAG
dengan memberikan jasa pelatihan dan konsultasi teknis dalam rangka program Technical
Assitance and Training Program (TATP) dengan lokasi di kota madya Surabaya tahun 2001.
12. Dengan Departemen Pekerjaan Umum APBN tahun 2001 melaksanakan program Pelatihan :
Pelatihan KSM Unggulan Proyek Penanggulangan Kemisminan di Perkotaan (P2KP) KMW-SWK 8.
13. Dengan PU Cipta Karya Surabaya melaksanakan program Pemberdayaan Wanita Penganggur
melalui Padat Karya Pengerasan Jalan tahun 2001.
14. Dengan Mercy Corps melaksanakan program Pengembangan Usaha Kecil Sektor Informal
Dengan Menerapkan Program UMMI di Kabupaten Tulungagung dengan sasaran Pengusaha
Kecil, Pedagang Sayur, Kelontong, Warung makan, Katering, Industri Rumah Tangga tahun
2001.
15. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Mojokerto, Bojonegoro, Sampang dan Dinkes
Propinsi Jawa Timur dalam pelatihan Proyek Water Sanitation and Low Income Community
(WSLIC) 2002/2003.
16. Dengan Universitas Brawijaya dalam program Community Leader Program tahun 2003.
17. Dengan Bank Mandiri dalam pendampingan dan pemberian penguatan modal pada UKM
melalui BMT tahun 2003.
18. Dengan PNM BMT dalam pendampingan dan pemberian penguatan modal pada UKM melalui
BMT tahun 2003 sampai sekarang.
19. Dengan DEPSOS dalam program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Kube dan BMT tahun 2004
sampai dengan sekarang.
20. Dengan Dinas Sosial Jawa Timur dalam program Sapordi untuk bakulan bakso dari tahun 2004
sampai dengan sekarang.
21. Dengan Bank Tabungan Negara Syariah dalam pendampingan dan pemberian penguatan modal
pada UKM melalui BMT tahun 2005 sampai sekarang.
22. Dengan Departemen Sosial RI dan LPM Universitas Brawijaya Malang dalam Pelaksananaan
Program Tehnologi Tepat Guna untuk KUBE Fakir Miskin. Mulai tahun 2005 sampai sekarang.
5. BMT SEBAGAI MODEL PENGEMBANGAN KSM PROYEK
BMT sebagai model lembaga perekonomian masyarakat yang mempunyai akar yang kuat
bukanlah hal yang baru sama sekali. Dalam masyarakat sudah lama tumbuh kelompok swadaya
masyarakat (KSM) yang dikelola dan dikembangkan oleh masyarakat. Berbagai proyek yang
dilaksanakan pemerintah baik dengan dana dalam negeri maupun dengan bantuan luar negeri
mengembangkan lembaga keuangan yang sama dengan menumbuhkan kelompok swadaya
masyarakat (KSM). Dengan adanya BMT yang dikembangkan PINBUIK maka KSM yang sudah ada
makin diperkuat baik dari segi keuangan maupun dari segi kelembagaan serta mempunyai akses
yang lebih luas, baik secara horisontal dengan BMT lain maupun secara vertikal dengan BPR dan
bank nasional khususnya Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri.
Melihat kesempatan ini, maka beberapa proyek telah mengadopsi dan berinisiatif serta
memfasilitasi penumbuhkembangan BMT. Beberapa KSM yang dikembangkan melalui Kampung
Improvement Program yang dibiayai Bank Dunia di Tangerang di Jawa Barat, telah mengukuhkan
diri menjadi BMT. Proyek Sanitasi dan Water Suplay di NTB yang dibiayai oleh AIDAB (USAID) juga
telah mengadopsi model BMT. Demikian juga proyek P4K (Pembinaan Peningkatan Pendapatan
Petani dan Nelayan Kecil) yang dilaksanakan Departemen Pertanian dengan dana bantuan UNDP
dan IFAD telah merintis kerjasama dengan BMT. Serta Departemen Sosial RI dengan Program
Percontohannya dalam pelaksanaan Bantuan Jaminan Sosial Fakir Miskin mengadopsi sepenuhnya
pada konsep BMT sejak tahun Anggaran 2004 dean akan dikembangkan pada pelaksanaan jenis
bantuan yang lainnya.

KEMAMPUAN PINBUK
Didasari oleh niatan yang tulus dan iklas serta kerja keras Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK)
dalam usia 10 (sepuluh) tahun ini telah memiliki kemampuan yang cukup besar dalam
mengembangkan masyarakat melalui pengembangan ekonomi kerakyatan di tingkat akar rumput.
Kerja keras PINBUK ini didukung sepenuhnya oleh sumber daya profesional yang terbiasa bekerja
dan bekerjasama dengan pihak pemerintah, swasta, organisasi kemasyarakatan dan lembaga
swadaya masyarakat, serta mampu memotivasi dan menggalang masyarakat untuk membangun
perekonomiannya menjadi lebih baik.
a. PENGEMBANGAN MASYARAKAT PINBUK telah berhasil melakukan pengembangan masyarakat,
terutama masyarakat lapisan bawah, baik di pedesaan, perkotaan hingga ke pesisir, melalui
peningkatan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan dalam memanfaatkan dan mengolah
sumberdaya ekonomi yang ada disekitarnya, sehingga terjadi perubahan sikap di masyarakat
untuk mengubah nasib dan kebiasaan hidupnya yang kurang produktif. Fenomena ini dapat
kita lihat dengan semakin meningkatnya minat dan peran serta masyarakat untuk menjadi
anggota BMT, baik anggota penyimpan maupun penerima pembiayaan yang dari hari ke hari
mengalami peningkatan. Hingga saat ini lebih dari tiga juta masyarakat menjadi anggota BMT.
Kisaran pinjaman yang diajukan kepada BMT, yang pada awalnya berkisar antara Rp. 50.000,s/d 200.000,- saat ini menjadi kisaran antara Rp. 200.000,- s/d Rp. 2.000.000,-. Peningkatan
ini sangat erat kaitannya dengan semakin tingginya kesadaran dan semangat masyarakat
untuk maju dan mandiri melalui kegiatan riel yang produktif dan berkelanjutan.
b. PENGEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO Sebagai salah satu wujud dari upaya
pengembangan masyarakat PINBUK melakukan pengembangan Lembaga Keuangan Mikro di
akar rumput yang dimiliki, dikelola, dikuasai oleh masyarakat setempat untuk pengembangan
potensi yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri dengan nama Balai Usaha Mandiri Terpadu
(BMT) padanan nama dari Baitul Maal Wat Tamwil. Hingga saat ini telah berdiri lebih kurang
300 BMT dengan mengelola asset swadaya masyarakat sebesar lebih kurang Rp. 300 milyar
yang tersebar di 30 Kabupaten/Kota se-Jawa Timur. Pengembangan Balai Usaha Mandiri
Terpadu (BMT) atau Baitul Maal Wat Tamwil ini dimaksudkan untuk mengembangkan potensi
ekonomi produktif yang dimiliki oleh masyarakat secara berkelanjutan melalui
pengembangan usaha kecil mikro yang tidak tidak tersentuh oleh prosedur operasional bank.
Dengan BMT ini diharapkan bahwa usah kecil mikro yang berkembang dimasyarakat dapat
mengatasi permasalahan yang dihadapinya, terutama masalah permodalan, sehingga akan
dapat bersaing dalam menghadapi tantangan jaman.
c. PELATIHAN Dalam penumbuhkembangan BMT yang bertitik tolak pada keswadayaan
masyarakat, membutuhkan semberdaya manusia yang handal, penuh dedikasi dengan
ketrampilan yang tinggi. Untuk itu PINBUK menyelenggarakan pelatihan-pelatihan dalam
rangka mengembangkan dan memperkuat sumberdaya manusia baik bagi pengelola BMT,
pelaksana PINBUK, pengusaha kecil dan masyarakat luas pada umumnya. Pelatihan yang
diselenggarakan PINBUK meliputi: pelatihan kepemimpinan, pelatihan kewirausahaan,
pelatihan kesadaran dan analisa gender, pelatihan pengembangan kepribadian, pelatihan
pengembangan usaha, pelatihan teknologi dan pengembangan pangsa pasar dan lain-lain.
Peserta pelatihan berasal dari BMT (pengelola dan pengurus), pengusaha kecil, tokoh
masyarakat, aktivis LSM, pimpinan organisasi massa, perguruan tinggi dan pegawai
pemerintah. Pelatihan dilaksanakan oleh PINBUK Kabupaten/Kota, PINBUK Propinsi dan
PINBUK Pusat secara berjenjang sehingga dapat menyediakan dan menciptakan sumberdaya
manusia yang handal sesuai dengan yang diharapkan.
d. KONSULTASI Untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat dalam pengembangan
usahanya, PINBUK memberikan jasa konsultasi kepada usaha kecil mikro maupun BMT. Jasa
konsultasi ini tercermin pada kegiatan pendampingan kepada BMT maupun usaha kecil mikro
yang dilakukan secara intensif.
e. PENELITIAN PINBUK mengembangkan penelitian pengembangan potensi yang dimiliki di suatu
daerah guna peningkatan pendapatan masyarakat tersebut. Penelitian difokuskan pada
penelitian sumber daya manusia dan alam dengan tidak mengesampingkan efek pelestarian
alam dan lingkungan. f. KEMITRAAN Dalam mengembangkan dan menjalankan program
kerjanya, PINBUK menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik instansi-instansi
pemerintah, swasta, LSM baik dalam maupun luar negeri.

STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN


PINBUK sebagai Lembaga Pengembangan Swadaya Masyarakat (LPSM) berfungsi sebagai fasilitator
seluruh potensi masyarakat. Oleh karena itu, strategi pencapaian tujuan dilaksanakan dengan
prinsip pendekatan :
a. Fungsionalisasi, yaitu peranan PINBUK sebagai driving force (pendorong) atau dinamisator
untuk memfungsikan dan memanfaatkan potensi lembaga masyarakat yang telah ada
(termasuk lembaga pemerintah).
b. Institusionalisasi, yaitu memperkuat lembaga-lembaga masyarakat bagi rakyat banyak,
khususnya lembaga ekonomi keuangan yang berprinsip syariah di lapisan grass root.
c. Integrasi, yaitu peran PINBUK sebagai katalisator atau penjembatan untuk memperkuat
dan memadukan mekanisme sesuai kesamaan tujuan dan target dari berbagai potensi
masyarakat.
d. Ukhuwah Muamalah, yaitu landasan gerakan dari bawah sehingga berakar kuat atas dasar
solideritas masyarakat setempat.
e. Pengembangan SDM, yaitu landasan gerakan yang diarahkan melalui peningkatan kualitas
SDM pada setiap kebijakan dan kegiatan.
f. Barisan Semut, yaitu walaupun gerakan dimulai dari sesuatu yang kecil tetapi dengan
komitmen kegotongroyongan yang sangat efektif, penuh pengertian, secara istiqomah akan
mampu membuat karya besar untuk masyarakat sebagai implementasi ibadah kepada
Allah SWT.
PROGRAM KERJA
1. POLA DASAR PROGRAM KERJA PINBUK
a. Pola Pertama, menetaskan dan mengembangkan BMT sebagai lembaga keuangan
masyarakat dengan pertahapan:
1. Menggalang persamaan komitmen dan persepsi pada seluruh potensi masyarakat
tentang pola pengembangan usaha mikro.
2. Mendorong pendirian dan pengembangan BMT di akar rumput melalui jamaah masjid,
pesantren, kelompok masyarakat dan lain sebagainya.
3. Pelatihan sumber daya insani yang berkelanjutan dan pengembangan sistem untuk
menunjang pengembangan BMT
4. Pendampingan dan kemitraan secara terarah sehingga BMT berkembang menjadi
lembaga keuangan yang mandiri dan sehat dalam sebuah jaringan yang solid.
5. Advokasi pemeliharaan citra BMT sebagai lembaga keuangan syariah yang sehat dan
amanah.
a. Pola Kedua, melalui jaringan BMT yang solid menetaskan dan mengembangkan pengusahapengusaha mikro dan mengembangkan POKUSMA.
b. Pola Ketiga, mengembangkan anggota BMT sektor riel (baik perdagangan, maupun jasa dan
produksi) secara terpisah setelah memantapkan usaha bidang keuangan.
c. Pola Keempat, pengembangan sistem pemasaran, teknologi produksi dan informasi serta
sistem manajemen untuk menguatkan usaha kcil mikro dalam persaingan bisnis.
2. PROGRAM JANGKA PANJANG
a. Menjadikan BMT menjadi lembaga yang berperan dalam pengembangan ekonomi
masyarakat bawah dan dimiliki serta dikuasai oleh masyarakat setempat, sehingga menjadi
lembaga yang berkemampuan mengembangkan jaringan vertikal dan horizontal dengan
lembaga-lembaga keuangan syariah dalam bentuk seperti di bawah ini :
a.1. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)
a.2. Balai Usaha Mandiri Terpadu (BMT)
a.3. Koperasi Serba Usaha (KSU)

b. Menjadikan usaha kecil sebagai sarana pemerataan asset nasional yang berkeadilan dan
efektif dalam mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.
c. Menjadikan usaha kecil sebagai kekuatan pembangunan struktur masyarakat pedesaan yang
maju dan berkelanjutan.
d. Meningkatkan peranan usaha kecil dalam menentukan arah kebijakan pembangunan
ekonomi di berbagai tingkatan penentuan keputusan.
3. PROGRAM JANGKA MENENGAH
a. Mengembangkan model-model pengembangan BMT secara operasional menjadi lembaga
yang berkemampuan seperti yang dirumuskan dalam program jangka panjang untuk
kemudian disebarluaskan bersama-sama dengan berbagai potensi masyarakat lainnya.
b. Mengembangkan dan membina usaha kecil, sehingga memiliki pangsa pasar yang makin
besar dalam sektor pertanian, perindustrian dan jasa-jasa.
c. Meningkatkan kemampuan pengusaha kecil dalam penguasaan dan pemanfaatan
teknologi secara lebih cepat.
d. Mengusahakan agar BMT menjadi gerakan nasional pengembangan usaha kecil.
e. Mengembangkan kelembagaan dan fungsi PINBUK sebagai alat/fasilitator dan
dinamisator pengembangan usaha kecil dan BMT
PARADIGMA PINBUK
Paradigma Baru PINBUK adalah suatu landasan berpikir, bersikap dan bertindak baru dari PINBUK
dengan arah, visi, misi, strategi, tujuan dn program PINBUK yang lebih efektif, inovatif dan
kompetitif sebagai panduan dan haluan organisasi dalam menyongsong era baru dengan semangat
baru serta ruhul jihad yang lebih bermakna. Pokok-pokok Paradigma Baru PINBUK mencakup
landasan dasar, upaya revitalisasi, redefinisi dan refungsionalisasi organisasi PINBUK sebagai upaya
mengantisipasi kemajuan dam perubahan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
lingkungan.
Landasan dasar Paradigma Baru mencakup pengembangan pemikiran-pemikiran sebagai berikut:
1. MODAL UTAMA : INTELEKTUALITAS BERLANDASKAN IMAN
Mengantisipasi ke masa depan dengan bertolak pada kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi global dewasa ini, maka modal utama dalam memantapkan dan menjalankan
Paradigma Baru PINBUK, bukan rupiah, bukan materi, benda bahkan sumber daya alam
karunia Tuhan yang melimpah ini, bukan sistem manajemen yang konvensional, tetapi
adalah intelektualitas belandaskan Iman. Bukan sembarang intelektualitas, tetapi
intelektualitas berlandaskan Iman pada Allah SWT. Intelektualitas bukan hanya kemampuan
intelektual menghasilkan produk-produk kepakaran, namun adalah kemampuan akal dan
hati nurani manusia untuk menghasilkan produk akal yang tertuju pada kesempurnaan Iman
dan Taqwa manusia pada Allah SWT untuk mewujudkan manusia dan masyarakat
berkeadilan dan berkemakmuran.
2. KEKAYAAN UTAMA : INFORMASI, PENGETAHUAN DAN HIKMAH
Kekayaan utama kita dalam Pardigma Baru ini bukan lagi materi, bukan kekayaan benda,
bukan juga rupiah tetapi harus kita alihkan kepada kekayaan informasi, kekayaan
pengetahuan, dan kekayaan hikmah. Asal muasal berperannya manusia di muka bumi ini
adalah informasi dan pengetahuan. Ketinggian derajat manusia itu adalah karena ia mampu
menguasai informasi dan pengetahuan. Informasi dan pengetahuan harus dipadukan dengan
hikmah, karena dengan hikmah maka informasi dan pengetahuan itu akan terarah pada
perbuatan-perbuatan dan akhirnya peradaban yang membuat kebajikan dan perbaikan yang
terus menurus di dalam masyarakat, disebabkan hikmah memiliki ketajaman pembedaan
(furqan).
3. SARANA JUANG UTAMA : PEMBERDAYAAN DAN PENGUATAN JARINGAN
Dengan modal utama: intelektualitas berlandaskan Iman dan kekayaan utama: informasi,
pengetahuan dan hikmah seperti yang kita maksudkan di atas, maka sarana juang utama
harus mengalami penyesuaian. Kita tidak bisa mengandalkan lagi kekuasaan organisasi
vertikal yang birokratis, tetapi kita harus berpaling seratus delapanpuluh derajat pada
Pemberdayaan dan Penguatan Jaringan. Sarana juang utama kita kini adalah pemberdayaan
di setiap lini alat-alat perjuangan kita, dimulai dari Pokusma, BMT Desa, BMT Kecamatan,

Asosiasi BMT, BMT Inti, PINBUK Kabupaten dan Kota, PINBUK Propinsi dan PINBUK Pusat,
semua dalam kedudukan horizontal yang dijaring dan dipadu berdasar kejasama jaringan.
Setiap unit harus berdaya. Setiap unit membentuk kekuatan dahsyat dengan apa yang ada
pada dirinya.
Penguatan jaringan adalah bagian dari kegiatan pemberdayaan itu. Setiap unit-unit
organisasi haruslah mampu kita hubungkan dalam sistem jaringan yang lancar, fungsional
dan efektif. Untuk itu pemanfaatan teknologi informasi adalah suatu keharusan sesuai
dengan perkembangan kemampuan setiap unit.
4. KEMAMPUAN MANAJEMEN : MANAJEMEN BERDASARKAN ILMU, INFORMASI DAN HIKMAH
Sebagai konsekuensi dari modal utama: intelektualitas berlandaskan Iman dan kekayaan
utama: informasi, pengetahuan dan hikmah, serta sarana juang utama: pemberdayaan dan
penguatan jaringan, maka kemampuan manejemen yang kita kembangkan harus juga
mengalami penyesuaian, yaitu suatu sistem manajemen yang berlandaskan pada ilmu,
informasi dan hikmah. Kerenanya, kita sebutkan knowleddge and wisdom based
management atau K-W based Management. Karena itu pula, secara terus menerus kita
dituntut untuk mengembangkan tidak saja suatu sistem manajemen yang scientific,
knowledge, and information based management, sesuai dengan kemajuan teknologi
informasi (TI) dan komunikasi serta ilmu manajemen, tetapi juga suatu seni management
yang berlandaskan pada hikmah, dan dengan demikian haruslah diwarnai secara intensif
dengan nilai-nilai al-Quran.
Unsur-unsur yang mendukung K-W. Management adalah:
a. Berfikir dalam sistem jaringan teknologi informasi. Pelaku-pelaku manajemen kita
haruslah bepikir dalam sistem jaringan teknologi informasi, jika tidak kita akan dilindas
oleh kemajuan teknologi dan globalisasi.
b. Peningkatan kualitas setiap pribadi belandaskan keterpaduan sistem fikir, dzikir dan
ilkhtiar tiada henti (continuing process of self-development).
c. Pengembangan sikap mental kewiraswastaan berlandaskan kemandirian, sidiq, amanah,
tabligh, fathanah, sabar, dan istiqomah.
d. Berbagi kesamaan visi (shared vision).
e. Mengembangkan budaya kerja taaawanu dan ukhuwwah (team-work and solidarity
learning).
5. KEPEMIMPINAN
Dalam mengisi paradigma baru PINBUK, untuk memenuhi unsur-unsur yang dibicarakan di
atas diperlukan pengembangan gaya kepemimpinan dengan landasan-landasan :
a. JI3 (Jihad, Iman, Ikhlas dan Istiqomah) centerred Leadership.
Yaitu kepemimpinan yang didorong oleh semangat jihad yang membaja, oleh landasan
iman yang semakin sempurna, oleh sikap ikhlas dan perilaku serta tindakan yang
istiqomah dalam perjuangan tiada hendi melaksanakan visi dan misi PINBUK.
b. Ahsanu amala based Leadership.
Yaitu kepemimpinan dimana pemimpin merupakan penggembala pengikutnya dalam
setiap unit kepemimpinan untuk selalu mengarah dan menuntun pada peningkatan
kualitas kinerja-kinerja ibadah kelompoknya dengan selalu melakukan perbaikanperbaikan strategi, manajemen, taktik, cara dan metoda kerja yang terus menerus.
c. Akhlaqul Karimah Based Leadership.
Yaitu kepemimpinan yang secara maksimal mencontoh dan meneladani akhlak alQuran. Untuk itu dituntut agar secara terus menerus mengkaji, memengertikan,
memahami dan menghayati secara intensif ajaran-ajaran al-Quran dan perilaku Nabi
Muhammad SAW.
KODE ETIK DAN PROFESI
A. KODE ETIK
1. Berorientasi pemberdayaan umat sesuai dengan visi dan misi lembaga PINBUK
2. Menjaga citra PINBUK
3. Terikat pada komitmen/kesepakatan jaringan
4. Menghindari penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan pribadi serta menghindari
keputusan yang menimbulkan pertentangan kepentingan

5. Melindungi kepentingan dan kerahasiaan lembaga yang menjadi mitra PINBUK


6. Taat pada peraturan dan kesepakatan yang berlaku pada organisasi PINBUK
7. Melaksanakan sekuat kemampuan ikrar yang telah diucapkan.
B. KODE PROFESI
1. Hasna Amala
Senantiasa mengembangkan kemampuan profesi sehingga mampu memberikan layanan yang
lebih bermutu
2. Al Falah
Dengan landasan dzikir dan penguasaan iptek melahirkan pribadi yang berakhlaq tinggi
untuk mewujudkan karya besar yang ditujukan untuk membangun kemulyaan ummat
C. IKRAR
1. Bahwa akan senantiasa menginfaqkan perhatian, pemikiran, waktu dan tenaga kami untuk
meningkatkan kualitas dan derajat hidup bangsa Indonesia khususnya kaum dhuafa,
pengusaha kecil dan lemah dengan mengembangkan dan memberdayakan lembaga-lembaga
perekonomian rakyat yang mandiri dan terpadu serta ikhtiar-ikhtiar lainnya untuk maksud
itu semata-mata sebagai ibadah kami kepada Allah SWT yang ikhlas.
2. Bahwa kami akan berusaha menginfaqkan sebagian harta kami dengan tulus ikhlas sesuai
dengan kemampuan kami.
3. Bahwa kami akan secara terus-menerus melaksanakan ihktiar dan usaha-usaha tersebut
secara konsisten, istiqamah, cerdas dan penuh kesabarang

Sumber :
https://pinbukjatim.wordpress.com/2008/09/03/visi/
https://pinbukjatim.wordpress.com/category/pinbuk-jatim/

You might also like