Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
ARYONO
(59461224)
Biologi.C / VII
bidang
fisika
di
Universitas
Teheran,
ia
mellanjutkan
ke
Universitas
jika dibandingkan dengan filsafat sains dalam pengertian yang lebih umum, sebagai
suatu cabang filsafat yang baru berkembang pesat diawal abad ke-20. Namun tak
berlebihn kiranya jika dikatakan bahwa buku inimampu menjawab pertanyanpertanyaan mendasar yang kerap diajukan mengenai sikap muslim terhadap sains
modern.
3. Latar belakang buku
Ketika buku ini diterbitkan, persoalan Islam dan sains didiskusikan terutama
dalam rangka pembicaraan tentang islamisasi ilmu. Tokoh yang membicarakan hal ini
diantaranya adalah Ziauddin Sardar yang bergiat melalui jurnalnya. Kesemuanya
berbagi kritik tentang sains modern, yaitu secara ringkas sains modern dianggap tidk
sepenuhnya memuaskan lahir dan batin umat Islam. Jalan keluar yang mereka usulkan
adalah pembentukan suatu sistem sains yang didasari oleh pemikiran-pemikiran islam.
Oleh sebab itulah, penulis yaitu Dr. Mehdi Golshani mengarang buku yang berjudul
Filsafat Sains Menurut Al-Quran.
B. POKOK PIKIRAN PENTING TENTANG ISI BUKU
1. Sains dan umat islam
a. Konsepsi islam tentang ilmu
Al-Ghajali mengklasifikasikan ilmu agama dalam dua kelompok yaitu
terpuji (mahmud) da tercela (madzmum). Yang dimaksud dengan ilmu agaa yang
tercela adalah yang tampaknya terarahkan pada syariah. Tetapi nyatanya menyimpang
dari ajaran-ajarannya. Selanjutnya ilmu agama yang terpuji diklasifikasikan dala
empat kelompok:
1) Ushul (dasar-dasar:Al-Quran, Asunah, ijma atau konsesus atau kebiasaan
para sahabat nabi)
2) Furu (masalah-masalah cabang atau sekunder : masalah fiqih, etika, dan
pengalaman mistik)
3) Studi-studi pengantar (qaidah, bahasa arab)
4) Studi-studi pelengkap (membaca dan
menerjemahkan
Al-Quran,
dan mengajarkan kepada mereka kalian Al-Kitab (Al-Quran) dan AlHikmah (kearifan) serta menyucikan mereka. (QS.2:129)
e. Al-Quran menyebutkan para pengikut Islam sebagai pengikut yang memiliki
keseimbangan yang adil:
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian (umat Islam) umat yang
adil. (QS. 2:143)
Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akherat dan
peliharalah kami dari sikada neraka. (QS.2:201)
Dan carilah pada apa yang dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan bagianmua dari kenikmatan
dunia..(QS.28:27)
Sekarang kita menghadapi dua relitas. Pada satu sisi kita melihat Barat telah
maju dalam berbagai lapangan sains dan teknologi yang mengagumkan, dan di sisi
lain kemajuan matril ini tidak memberikan kepuasan kepada manusia barat. Dalam
keadaan semacam ini, kewajiban seorang muslim adalah mengisi ketimpanganketimpanganmereka dalam bidang sains dan teknologi dengan cara membanggakan
ajaran-ajaran Islam dan pandangan Islam yang luhur menuju kebahagiaan yang sejati.
3. Dimensi keilmuan Al-Quran
a. Al-Quran sebagai sumber pengetahuan ilmiah
Pandangan yang menganggap al-Quran sebagai sumber segala ilmu adalah bukan
hal yang baru, banyak ulama Muslim terdahulu pun yang berpandangan demikian.
Diantaranya Al-ghazali dalam bukunya Ihya Ulum Al-Din beliau mengutip kata-kata Ibnu
Masud.
jika seseorang ingin memiliki pengetahuan masa lampau dan pengetahuan modern,
selayaknya dia merenungkan Al-Quran.
Selanjutnya beliau menambakan:
Ringkasnya seluruh ilmu tercakup dalam karya-karya dan sifat-sifat Allah dan
Al-Quran adalah penjelasan esensi,sifat-sifat dan perbuatan-Nya. Tidak ada batas
terhadap ilmu-ilmu ini dan didalam Al-quran terdapat esensi pertemuannya (AlQuran dan ilmu-ilmu).
Al-Suyuthi juga memiliki pandangan yang sama. Didalam bukunya Al-ithqan fi
Ulumul Al-Quran. Beliau berpendapat bahwa Al-Quran mencakup seluruh ilmu:
Kami tidak melalaikan sesuatu apapun didalam kitab ini. (QS.6;38)
Dan dalam hadis Rasullah :
Rasullah bersabda : Akan terjadi kejahatan-kejahatan. Beliau ditanya, Apa
yang dapat menyelamatkan kita darinya?Beliau menjawab, Kitab Allah
didalamnya terdapat berita-berita tentang apa yang terjadi sebelum kalian dan
berita-berita yang akan terjadi setelah kalian.
b.
c.
d. Dalam buku ini pula belum terlalu dibahas secara mendalam tentang
pertentangan umat Islam dalam mengintegrasikan Islam dan sains, disini
penulis hanya memaparkan masalah tersebut secara sederhana.
e. Dalam buku ini juga tidak dibahas perjalanan sains Islam dari masa ke masa,
sehingga pembaca sedikit mengalami kesulitan dalam memaknai kisah-kisah
yang dikutip penulis dari ulama-ulama terdahulu.
2. Kelebihan Buku
a. Bahasa yang digunakan penulis cukup berfariasi, namun mudah untuk
difahami sehingga pembaca dengan mudah mampu untuk mendalami isi buku.
b. Buku ini sangat bagus karena mampu mengaitkan sains modern dengan
sumber hukum Islam yaitu Al-Quran dan sunah, sehingga mampu
mempertebal keimanan bagi pembacanya.
c. Setiap sumber rujukan yang digunakan oleh penulis tertulis dengan jelas,
sehingga pembaca tidak merasa rancu dalam mendalami isi buku.
d. Buku ini secara sistematis membahas konsep Islam tentang ilmu dan secara
langsung meletakannya dalam konteks sains modern yang digeluti penulis,
yaitu tentang filsafat sains.
e. Buku ini memberikan landasan normatif kepada para penulis selanjutnya yang
akan membahas tentang Islam dan Sains.
f. Dalam buku ini pengarang berusaha keras untuk menunjukan bahwa ilmuilmu alam yang saat ini dunia Muslim hanya menjadi konsumennya adalah
semata-mata adalah tugas penting, sedemikian penting hingga menggeluti
sains adalah tugas keagamaan Muslim yang merupakan suatu bentuk ibadah.
g. Buku ini memaparkan fungsi sains bukan hanya dalam hal praktisnya, dalam
membangun Dunia Muslim yang sebagian besarnya masih amat terbelakang,
juga peranannya membawa sang ilmuan kepada Penciptanya.
h. Sikap inklusif Golsani yaitu sikap yang tak menolak sains modern, yang
dianggapnya cukup Islami untuk digeluti. Penegasan ini penting, terutama
ketika sebagian uslim memahami gagasan islamisasi sains yang melibatkan
upaya penolakan sains modern,sebagai penolakan dari imperialisme budaya
barat di dunia Islam.
i. Dalam buku ini penulis mencoba memberikan pendapatnya sebagai jalan
keluar dari perbedaan faham diantara umat Islam tentang islamisasi sains
islam.