Professional Documents
Culture Documents
RINGKASAN
NIKE IRAWATI. Analisis Sikap Dan Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih
Padi (Oryza sativa) Varietas Unggul di Kota Solok, Sumatera Barat (Di bawah
bimbingan JUNIAR ATMAKUSUMA)
Komoditas tanaman pangan utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia
adalah beras. Beras merupakan komoditi yang sangat penting karena lebih dari 90
persen masyarakat Indonesia menjadikan beras sebagai makanan pokok, dan
kemudian diperkuat oleh kebudayaan harus mengkonsumsi beras (nasi) baru
kemudian dapat dikatakan makan. Meningkatnya jumlah penduduk yang di sertai
dengan peningkatan pendidikan dan taraf penghasilan, menyebabkan kebutuhan
beras terus meningkat, baik jumlah maupun mutunya.
Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah untuk memenuhi
permintaan beras masyarakat saat ini adalah dengan memanfaatkan benih padi
varietas unggul. Banyaknya varietas unggul yang dikeluarkan pemerintah serta
pemberian subsidi kepada varietas unggul dalam upaya meningkatkan produksi
beras, tentunya berdampak terhadap perilaku petani dalam pemilihan benih yang
akan ditanam. Mengingat penilaian petani padi terhadap varietas di masingmasing
wilayah tidak sama. Hal ini tentunya akam mempengaruhi tingkat
penggunaan benih itu sendiri tiap tahunnya. Kota Solok merupakan salah satu
sentra produksi beras di Sumatera Barat, memiliki beberapa varietas unggul yang
saat ini banyak di budidayakan oleh petani dan memiliki persentase tingkat
penggunaan yang berbeda tiap tahunnya
Tujuan
proses
Solok.
unggul
besar petani mengetahui tentang benih varietas unggul dari Petugas Penyuluh
Lapang (PPL) setempat. Varietas unggul yang dipertimbangkan untuk dibeli oleh
petani adalah Batang Piaman, Batang Lembang, Cisokan dan Anak Daro, dengan
pertimbangan utama adalah rasa nasi. Varietas yang sering dibeli oleh petani
adalah varietas Cisokan dan Anak Daro. Secara keseluruhan, petani responden
puas terhadap benih yang mereka gunakan dan tetap akan membeli jika benih
tersebut mengalami kenaikan harga. Jika tidak tersedia ditempat biasa membeli,
petani akan mencari ditempat lain.
Petani lebih menyukai varietas Cisokan dan Anak Daro dibanding varietas
Batang Piaman dan Batang Lembang. Masing-masing varietas memiliki kelebihan
dan keunggulan. Secara keseluruhan, varietas Cisokan dan Anak Daro memiliki
keunggulan yang sama yaitu pada rasa nasi yang enak dan harga jual gabah yang
tinggi, namun memiliki kelemahan yang berbeda. Kelemahan varietas Cisokan
terletak pada ketersediaan benih yang sulit dan harga beli benih yang mahal,
sedangkan varietas Anak Daro pada ketersediaan benih yang sulit, harga beli
benih yang mahal serta umur tanaman yang panjang. Batang Piaman dan Batang
Lembang juga memiliki keunggulan yang sama, yaitu ketersedian benih yang
gampang didapat serta harga beli benih yang murah. Namun, kedua varietas ini
memiliki kelemahan yang sama juga yaitu dalam hal rasa nasi yang kurang enak
dan harga jual gabah kurang tinggi.
Hasil analisis kepuasan berdasarkan Importance Performance Analysis
(IPA), diketahui bahwa atrbut-atribut yang memiliki tingkat kinerja tinggi dan
kepentingan tinggi lebih banyak terdapat pada varietas Anak Daro dan Cisokan.
Berdasarkan Costumer Satification Index (CSI), tingkat kepuasan konsumen
terhadap keempat benih varietas unggul berada pada kategori puas.
Saran peneliti bagi penangkar benih, pemerintah maupun pihak terkait
yaitu lebih mensosialisasikan manfaat penggunaan varietas unggul melalui media
massa, media cetak, dan brosur-brosur, membina petani mengenai keuntungan
menjual hasil panen berupa beras dibandingkan menjual hasil panen berupa GKP,
memperbanyak pemberian subsidi kepada varietas Cisokan dan Anak Daro, perlu
terus diupayakan pengembangan varietas yang lebih baik dan dapat diterima
petani maupun konsumen serta perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang
sikap dan kepuasan petani padi di Kota Solok terhadap benih padi varietas unggul
.
Judul Skripsi : Analisis Sikap Dan Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi
(Oryza sativa) Varietas Unggul di Kota Solok, Sumatera Barat
Nama : Nike Irawati
NRP : H34066091
Disetujui,
Pembimbing
Ir. Juniar Atmakusuma, MS
NIP. 130 804 891
Diketahui
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS
NIP. 131 415 082
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skipsi saya yang berjudul Analisis
Sikap dan Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi (Oryza sativa) Varietas
Unggul di Kota Solok, Sumatera Barat adalah karya sendiri dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis l
ain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka
dibagian akhir skripsi ini.
Bogor, Maret 2009
Nike Irawati
H34066091
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 13 Maret 1985 di Kota Solok, Provinsi
Sumatera Barat. Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara pasangan
Bapak Irman dan Ibu Yurhanetty.
Penulis lulus dari SDN 06 Sungai Lasi tahun 1997. Tahun 2000 penulis
menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Kota Solok dan kemudian melanjutkan ke
SMUN 1 Kota Solok dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis
diterima di Program Diploma 3 Teknologi Benih, Institut Pertanian Bogor. Pada
tahun 2007 penulis diterima sebagai mahasiswa pada Program Sarjana Ekstensi
Agribisnis, Institut Pertanian Bogor dan lulus pada tahun 2009
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Sikap dan
Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi (Oryza sativa) Varietas Unggul di
Kota Solok, Sumatera Barat .
Penelitian ini bertujuan menganalisis sikap dan kepuasan petani terhadap
benih padi varietas unggul di Kota Solok. Namun demikian, sangat disadari masih
terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan
pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Maret 2009
Nike Irawati
10. Tim petualang yang tak terlupakan Wiwin, Rosyid, Wahyu, Mamet dan
Fajar N dut.
11. Teman-teman seperjuangan atas semangat dan
sharing selama penelitian
sehingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, terima kasih atas bantuannya.
Bogor, Maret 2009
Nike Irawati
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................
..................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................
.................. v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................
................. vi
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................
....................... 1
Perumusan Masalah ..............................................................
.................. 5
Tujuan Penelitian ..............................................................
...................... 7
Kegunaan Penelitian.............................................................
................... 7
Ruang Lingkup Penelitian .......................................................
................ 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Benih Padi ................................................................
........................ 8
2.2. Benih Padi Varietas Unggul (Bersertifikat) ................................
....... 9
2.2.1. Permohohan Sertifikasi ..................................................
....... 10
2.2.2. Pemeriksaan Lapang ......................................................
....... 10
2.2.3. Pengambilan Contoh Benih ................................................
... 12
2.2.4. Pengawasan Pemasangan Label ............................................
13
2.3. Varietas Unggul Di Kota Solok .............................................
........... 14
2.3.1. Varietas Batang Piaman ..................................................
...... 14
2.3.2. Varietas Batang Lembang .................................................
.... 14
2.3.3. Varietas Anak Daro ......................................................
........ 15
2.3.4. Varietas Cisokan ........................................................
........... 15
2.4. Program P2BN ..............................................................
................... 16
2.5. Hasil Penelitian Terdahulu.................................................
............... 16
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ...............................................
............. 21
3.1.1. Perilaku Konsumen .......................................................
........ 21
3.1.2. Proses Keputusan Pembelian...............................................
.. 21
3.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Keputusan
Pembelian ......................................................................
....... 25
3.1.4. Atribut Produk ..........................................................
............ 30
3.1.5. Sikap Konsumen ..........................................................
......... 31
3.1.6. Konsep dan Pengertian Kepuasan .........................................
32
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ............................................
......... 33
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1 Produksi padi, beras dan permintaan beras tahun 1996-2006............... 2
2 Tingkat Penggunaan Varietas Unggul di Kota Solok .............................
...... 5
3 Negara
Negara Penghasil Padi di Dunia Pada Tahun 2005 .............. 9
4 Standar Lapang Kelulusan Benih Bersertifikat Berdasarkan
Kelas Benih ....................................................................
.......................... 11
Nilai Standar Pengujian laboratorium Berdasarkan Kelas Benih......... 13
6 Warna Label Kelas Benih Bersertifikat ........................................
...... 13
7 Proporsi Responden Pada Setiap Kelurahan. ....................................
. 38
8 Kriteria Nilai Costumer Satisfication Index...................................
........ 46
9 Luas Areal Persawahan di Kota Solok Per Kelurahan Tahun 2007 .... 50
Komposisi Penduduk Kota Solok Tahun 2000-2007 .......................... 51
11 Karakteristik Petani Responden ..............................................
........... 54
12 Karakteristik Petani Responden ..............................................
........... 56
13 Tahapan Pengenalan Kebutuhan ................................................
........ 58
14 Tahapan Pencarian Informasi .................................................
........... 59
Tahapan Evaluasi Alternatif ....................................................
.......... 59
16 Tahapan Keputusan Pembelian .................................................
......... 60
17 Tahapan Evaluasi Pasca Pembelian ............................................
....... 62
18 Tingkat Kepentingan Atribut Varietas Unggul .................................
.. 63
19 Tingkat Kinerja Umur Tanaman ................................................
........ 64
Tingkat Kinerja Produktivitas ..................................................
.......... 65
21 Tingkat Kinerja Kerebahan Tanaman ...........................................
..... 66
22 Tingkat Kinerja Tahan Hama dan Penyakit .....................................
... 68
23 Tingkat Kinerja Rasa Nasi ...................................................
.............. 69
24 Tingkat Kinerja Ketersediaan Benih Dipasaran.................................
. 70
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Tahapan Proses Keputusan Pembelian .............................................
.. 22
Proses Pembelian Konsumen ......................................................
...... 25
Kerangka Pemikiran Operasional .................................................
.... 35
Gambar Diagram Kartesius .......................................................
....... 44
Grafik Scatterplot IPA Benih Varietas Batang Piaman ...................... 77
Grafik Scatterplot IPA Benih Varietas Cisokan ................................ 7
9
Grafik Scatterplot IPA Benih Varietas Anak Daro ............................ 82
Grafik Scatterplot IPA Benih Varietas Batang Lembang ................... 86
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1
Luas Panen, Hasil Perhektar dan Produksi Padi Menurut Pulau
di Indonesia Tahun 2008 ........................................................
........... 98
2
Penyebaran Varietas Unggul di Indonesia Tahun 2005 ...................... 99
3
Informasi Varietas Unggul Cisokan, Anak Daro, Batang Piaman
dan Batang Lembang .............................................................
............ 100
4
Kuisioner Untuk Petani .........................................................
............ 101
5 Rekapitulasi Tingkat Kinerja Benih Varietas Unggul
Batang Piaman dan Cisokan ......................................................
........ 109
6 Rekapitulasi Tingkat Kinerja Benih Varietas Unggul
Anak Daro dan Batang Lembang ...................................................
.... 110
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya
bermata pencarian sebagai petani. Hal ini perlu mendapat perhatian berbagai
pihak, karena sektor pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian
nasional, diantaranya sebagai sumber pendapatan masyarakat dan menyediakan
lapangan pekerjaan. Sektor pertanian memiliki berbagai sub sektor antara lain
tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perkebunan dan perikanan. Sub sektor
tanaman pangan memberikan pertumbuhan sebesar 62,4 persen akibat dari puncak
musim panen padi pada triwulan I/2008.1
Komoditas tanaman pangan utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia
adalah beras. Beras merupakan komoditi yang sangat penting karena lebih dari 90
persen masyarakat Indonesia menjadikan beras sebagai makanan pokok, dan
kemudian diperkuat oleh budaya harus mengkonsumsi beras (nasi) baru kemudian
dapat dikatakan makan. Beras juga komoditi yang strategis secara politis karena
banyak kepentingan umum didalamnya, seperti masalah ketahanan pangan,
kondisi politik, stablitas keamanan, stabilitas ekonomi dan lapangan kerja,
sehingga perlu adanya campur tangan pemerintah didalamnya.
Ketahanan pangan berkaitan dengan ketersediaan di masyarakat dan harga
yang terjangkau. Untuk itu peranan pemerintah sangat diperlukan dalam upaya
peningkatan produksi beras dan stabilitas harga beras yang dituangkan dalam
tujuan utama kebijakan pembangunan pertanian. Maulana et al (2006)
menyatakan bahwa revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan yang
dicanangkan Presiden pada tahun 2005 merupakan hal yang strategis mengingat
vitalitas sektor pertanian saat ini sedang mengalami degradasi yang ditunjukkan
dengan terjadinya penurunan dan deselerasi produksi beberapa komoditas
pertanian, khususnya tanaman pangan.
Meningkatnya jumlah penduduk yang di sertai dengan peningkatan
pendidikan dan taraf penghasilan, menyebabkan kebutuhan beras terus meningkat,
baik jumlah maupun mutunya. Tingkat konsumsi beras nasional rata-rata saat ini
1)BPS.2008.Berita resmi statistik No. 25/05/Th. XI, 15 Mei 2008. www.bps.go.id (
Diakses 20
Oktober 2008)
2.913.251
2.785.180
2.753.889
2.665.251
2.691.651
2.565.270
2.590.629
2.759.478
2.879.035
2.833.339
2.807.447
51.101.506
49.377.054
49.236.692
50.866.387
51.898.852
50.460.782
51.489.694
52.137.604
54.088.468
54.151.097
54.454.937
33.215.979
31.107.544
31.019.116
32.045.824
32.696.277
31.790.293
32.438.507
32.846.691
34.075.735
34.115.191
34.306.610
36.141.080
35.829.435
37.280.550
33.705.980
31.339.420
31.510.790
31.655.680
31.820.475
32.056.045
32.858.985
36.683.493
Sikap dan kepuasan petani terhadap benih yang digunakan sangat erat
kaitannya dengan kegiatan peningkatan swasembada beras. Dengan mengetahui
sikap dan kepuasan petani, pemerintah maupun pihak terkait bisa menerapkan
strategi yang tepat guna mewujudkan tujuan tersebut, seperti strategi dalam
pengadaan benih. Semakin tinggi tingkat kepuasan petani terhadap suatu varietas
unggul, maka petani tersebut akan semakin loyal. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan produktifitas tanaman padi tiap musim panen.
1.2 Perumusan Masalah
Salah satu daerah yang menjadi sentra produksi beras di Sumatera Barat
adalah daerah Solok. Kota Solok memiliki luas wilayah sebesar 57,64 km2 dengan
21,75 persen (1.254 ha) digunakan sebagai areal persawahan. Pada tahun 2007
produksi beras Kota Solok sebesar 11.221,08 ton dengan produktivitas sebesar
6,07 ton/ha.
Setiap tahun, persentase penggunaan masing-masing varietas unggul
berubah (Dinas Pertanian Kota Solok, 2007). Hal tersebut menandakan terdapat
perbedaan sikap dan kepuasan petani terhadap varietas unggul yang ada. Semua
ini tidak lepas dari kondisi demografi, ekonomi, sosial, budaya, keluarga,
psikologis dan faktor-faktor lainnya. Kondisi tersebut tentunya akan membentuk
sikap petani dalam penggunaan benih varietas unggul sehingga pada akhirnya
petani mampu mengevaluasi benih tertentu yang dapat memuaskan serta
memenuhi kebutuhan mereka. Persentase perubahan penggunaan benih padi
varietas unggul di Kota Solok dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Tingkat Penggunaan Varietas Unggul Dikota Solok
Varietas Persentase Tingkat Pengunaan Varietas (%)
2005 2006 2007
Anak Daro 35 35 35
Cisokan 30 20 20
Batang Piaman 15 25 25
Batang Lembang 5 5 5
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Solok, 2008
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Benih Padi
Benih adalah sarana produksi yang mampu mengemban misi agronomi,
bahkan sebagai wahana teknologi maju yang harus jelas identitas genetiknya
(Sadjad, 1993). Benih mempunyai pengertian yang berbeda dengan biji dan bibit.
Menurut Wirawan (2002), biji dapat tumbuh menjadi tanaman tanpa campur
tangan manusia. Sedangkan benih merupakan biji tanaman yang telah mengalami
perlakuan sehingga dapat dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman.
Berbeda dengan biji dan benih, bibit adalah benih yang telah berkecambah.
Benih yang banyak di butuhkan manusia adalah benih padi, yang bisa
diolah menjadi beras. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua
serealia setelah jagung dan gandum dan merupakan sumber karbohidrat utama
bagi mayoritas penduduk dunia. Padi (Oryza sativa) berasal dari kelas
Monocotyledoneae dengan ordo oryza. Jason Londo, kandidat doktor bilogi di Art
and Sciences, Washington University dan pembimbingnya, Barbara A. Schaal,
mengungkapkan bahwa awalnya padi Oryza sativa indica ditanam di India,
Myanmar dan Thailand. Sedangkan Oryza sativa japonica berasal dari Cina
selatan. Penemuan ini merupakan hasil dari riset yang telah mereka lakukan
terhadap 300 jenis padi3.
Padi termasuk dalam suku padi-padian atau poceae memiliki ciri-ciri
antara lain, memiliki akar serabut dan bunga majemuk, urat daun sejajar,
berpelepah berbentuk sempit memanjang. Sedangkan buah dan biji sulit
dibedakan karena merupakan bulir. Tanah yang lembab dan becek sangat disukai
padi. Sehingga, padi tersebar diseluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian
dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat. Berikut adalah
klasifikasi ilmiah padi :
Regnum: Plantae
Divisio: Angiospermae
Kelas: Monocotyledoneae
Ordo: Poales
Familia: Poaceae
3)wiki pedia. asal ususl padi www.tempointeraktif.com. (diakses 21 Oktober 2008)
Genus: Oryza
Total produksi padi dunia pada tahun 2005, dari 11 negara sentra produksi
adalah sebesar 700 Juta metrik ton. Negara produsen padi terkemuka adalah China
(31% dari total produksi dunia), India (20%), dan Indonesia (9%). Hal ini bisa
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Negara
dan bentuk gabah ramping. Rata-rata hasil produksi saat panen adalah 3,74 - 7,80
ton/ha GKG dan bobot perseribu butir adalah 25 - 29 gram. Varietas ini tahan
terhadap penyakit Blas daun dan leher. Varietas Batang Lembang dilepas pada
tahun 2003 dan merupakan hasil dari persilangan antara Sintha/IR64//IR64.
2.3.3 Varietas Anak Daro
Varietas Anak Daro sudah lama dikenal dan dibudidayakan oleh petani di
Kota Solok. Beras hasil olahan dari varietas ini memiliki sifat pera, seperti ha
sil
beras pada umumnya di Sumatera Barat. Umur tanam varietas Anak Daro mulai
dari tanam sampai panen lebih lama dibandingkan varietas unggul lainnya yaitu
135
145 hari. Hasil panen varietas anak daro adalah 6.4 ton/ha GKP. Tanaman
padi varietas ini memiliki keunggulan tahan terhadap virus tugro dan agak peka
terhadap penyakit Blas.
Varietas Anak Daro baru dilepas menjadi Varietas Unggul Baru (VUB)
pada tahun 2007, melalui proses pemutihan varietas. Sebelum dilepas, varietas
Anak Daro merupakan varietas unggul lokal yang banyak diminati oleh petani,
karena memiliki banyak keunggulan diantaranya menghasilkan beras dengan rasa
nasi yang enak, harum dan lembut. Melihat potensi yang terdapat pada varietas
ini, akhirnya pemerintah melakukan kegiatan pemutihan varietas terhadap varietas
Anak Daro. Pemutihan varietas adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh
pengakuan secara resmi varietas unggul lokal yang telah tersebar menjadi varieta
s
unggul (Anonim, 2000).
2.3.4 Varietas Cisokan
Varietas Cisokan telah lama dikenal dan di budidayakan oleh petani di
Kota Solok. Beras hasil olahan dari padi varietas Cisokan bersifat pera, dengan
kandungan amilosa 22%. Umur tanaman dari mulai tanam sampai panen adalah
110 - 120 hari, dengan warna gabah kuning bersih dan bentuk gabah ramping.
Rata-rata hasil produksi saat panen adalah 4,5 - 5,0 t/ha dan bobot perseribu bu
tir
adalah 22 g. Varietas ini tahan wereng coklat biotipe 1, 2, 3 dan Sumatera Utara
Peka wereng coklat biotipe 3, Agak tahan bakteri busuk hawar daun
(Xanthomonas oryzae). Varietas Cisokan dilepas pada tahun 1985 dan merupakan
penelitian tentang studi identifikasi dan tingkat komersialisasi benih padi sawa
h
varietas unggul. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis fakt
orfaktor
yang mempengaruhi petani dalam memilih varietas unggul padi sawah
komersial. Penelitian ini menyebutkan bahwa jenis benih yang umum dipakai oleh
petani di Kecamatan Warungkondang Cianjur adalah jenis IR 64.
Berdasarkan penelitian tersebut alasan petani memilih jenis-jenis padi
adalah umur tanaman, produktivitas, tahan kerebahan, tahan hama dan penyakit,
rasa, harga serta mudah atau tidak benih didapatkan. Umur tanaman berperan
penting dalam memprediksi kapan tanaman panen, kapan waktu untuk menanam
dan mengatur keuangan keluarga. Pada umumnya tanaman padi yang berumur
pendek lebih disukai oleh petani.
Yunita (2007) penelitian mengenai Analisis Kepuasan Petani Terhadap
Benih Jagung Hibrida Produksi PT Pertani (Persero) Jakarta di Kecamatan
Tanjung Mendar Kabupaten Sumedang Jawa Barat, dengan menggunakan metode
analisis Important Performance Analysis (IPA) dan Custumers Satisfaction Index
(CSI). Salah satu tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat kepuasan dar
i
petani setelah menggunakan benih jagung hibrida yang diproduksi oleh PT Pertani
(persero). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan petani terhadap
benih jagung hibrida produksi PT Pertani (Persero) berdasarkan alat analisis IPA
,
atribut yang perlu diperbaiki yaitu kuadran I (ketahanan terhadap hama penyakit)
dan atribut yang harus dipertahankan yaitu kuadran II (harga ukuran, tongkol, da
n
produksi panen).
Sugara (2007) melakukan analisis tentang kepuasan konsumen instan
temulawak Taman Sri Rengganis Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis karakteristik konsumen instan temulawak, menganalisis proses
keputusan pembelian konsumen instan temulawak, menganalisis kepuasan
konsumen terhadap atribut-atribut instan temulawak dan untuk menentukan
bauran pemasaran yang sesuai bagi taman Sri Rengganis. Pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan teknihk tabulasi deskriptif, Important
Performance Analysis (IPA) dan Custumers Satisfaction Index (CSI).
Berdasarkan IPA, diketahui bahwa atribut yang perlu dipertahankan adalah
pada kuadran II (khasiat, tanggal kadaluarsa, kandungan bahan alami, efek
samping, kualitas dan izin depkes). Atribut yang perlu diperbaiki yaitu kuadran
I
(kehigienisan, informasi pengunaan, ketersediaan produk dan promosi).
Berdasarkan CSI Taman Sri Rengganis telah mampu memuaskan konsumennya
sebesar 69,88 persen.
Penelitian yang dilakukan oleh Afifi (2007), tentang analisis kepuasan
kosnsumen terhadap atribut sayuran organik dan penerapan personel selling
Benny s Organik Garden. Salah satu tujuan penelitian tersebut adalah untuk
mengetahui kepuasan konsumen terhadap atibut sayuran organik dengan
menggunakan alat analisis Important Performance Analysis (IPA) dan Custumers
Satisfaction Index (CSI). Berdasarkan hasil yang diperoleh dari alat analisis IP
A
yang berkaitan dengan tingkat kepentingan dan kinerja atribut, terdapat beberapa
atribut yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Atribut tersebut terdapat pada
kuadran I yaitu keragaman jenis sayur, kesesuaian antara produk yang diinginkan
konsumen dengan yang ditawarkan perusahaan dan penanganan keluhan.
Berdsarkan CSI diperoleh nilai sebesar 78,3 persen. Hal ini menandakan bahwa
secara keseluruhan konsumen telah merasa puas terhadap atribut sayuran organik.
Ramadhan (2007) mengangkat topik tentang preferensi konsumen
terhadap energy drink sachet. Produk yang diamati dalam penelitian tersebut
adalah Extra Joss, Hemaviton Jreng dan Kuku Bima Ener-G. Tujuan dari
penelitian ini diantaranya adalah menganalisis sikap atau preferensi konsumen
terhadap atribut-atribut minuman berenergi sachet.
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode model multiatribut Fishbein dan Important Performance Analysis (IPA).
Fishbein digunakan untuk mengetahui merek mana yang paling disukai
konsumen, sedangkan IPA digunakan untuk mengetahui atribut mana saja yang
patut dipertahankan. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Kuku Bima
Ener-G merupakan minuman berenergi yang paling disukai responden.
Astuti (2008) juga menganalisis tentang preferensi dan kepuasan
konsumen terhadap beras di Kecamatan Mulyorejo Surabaya. Salah satu tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kepuasan konsumen beras
dikaitkan dengan atribut-atribut beras. Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Important Performance Analysis (IPA), Custumers
Satisfaction Index (CSI). Responden dalam penelitian ini dibagi kedalam tiga
kelas yaitu kelas atas, menengah dan bawah. Secara keseluruhan, kualitas produk
sebaiknya perlu dtingkatkan. Atribut yang perlu ditingkatkan adalah atribut pada
kuadran I dan semakin tinggi kelas sosial, atribut yang masuk kedalam kuadran I
semakin sedikit. Hal ini menandakan semakin tinggi kelas sosial, kepuasan yang
diperoleh dari beras yang dikonsumsi semakin tinggi.
Fahmi (2008) melakukan penelitian tentang sikap dan kepuasan petani
padi terhadap benih padi varietas unggul di Kabupaten Kediri. Salah satu tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis sikap dan kepuasan petani padi terhadap
benih padi varietas unggul di kabupaten Kediri. Alat analisis yang digunakan
untuk menjawab tujuan tersebut adalah Fishbein, Important Performance Analysis
(IPA) dan Custumers Satisfaction Index (CSI). Fishbein digunakan untuk
mengukur sikap sedangkan IPA dan CSI digunakan untuk mengukur kepuasan.
Penelitian dilakukan terhadap tiga varietas benih yaitu, IR 64, Ciherang dan
Membramo. Berdasarkan alat Analisis Fishbein diketahui bahwa petani lebih
menyukai varietas membramo karena produktivitas dan rasa nasi yang enak.
Berdasarkan alat analisis IPA, diketahui bahwa atibut-atribut yang
dirasakan petani memiliki kinerja rendah adalah harga GKP, umur tanaman, tahan
hama penyakit dan tahan rebah sehingga atribut ini perlu diperbaiki. Hasil dari
CSI menunjukkan bahwa petani puas terhadap kinerja atrubut-atribut varietas
unggul dengan nilai CSI sebesar 73,32 persen.
Penelitian kepuasan petani terhadap benih padi juga dilakukan oleh Saheda
(2008) dengan judul analisis preferensi dan kepuasan petani terhadap benih padi
varietas lokal Pandan Wangi di Kabupaten Cianjur. Alat analisis yang digunakan
diantaranya adalah Important Performance Analysis (IPA) dan Custumers
Satisfaction Index (CSI). Berdasarkan hasil IPA menunjukkan bahwa atribut yang
perlu diperbaiki antara lain umur tanaman, harga jual gabah dan hasil produksi,
atribut ini terdapat pada kuadran I. Atribut pada kuadran I ini menjadi priorita
s
utama untuk diperbaiki. Berdasarkan CSI, petani merasa sangat puas terhadap
benih varietas lokal pandan wangi dengan nilai CSI sebesar 81,39 persen.
Melalui penelitian terdahulu, beberapa penelitian yang menjadi acuan
untuk penelitian ini adalah persamaan komoditas dan persamaan alat analisis yait
u
penelitian yang dilakukan oleh Fahmi dan Saheda, dengan perbedan pada lokasi
penelitian dan varietas yang diteliti. Persamaan penelitian ini dengan penelitia
n
yang dilakukan oleh Afifi, Astuti, Ramadhan, Sugara, dan Yunita yaitu dalam
penggunaan topik yaitu kepuasan, sedangkan objek yang diteliti adalah berbeda.
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Haryadi terdapat kesamaan yaitu
kesamaan objek yaitu padi varietas unggul tetapi topik yang dibahas berbeda.
HASIL
Gambar 1. Tahapan Proses Keputusan Pembelian
Sumber : Engel, et al. (1994)
3.1.2.1 Pengenalan Kebutuhan
Pengenalan kebutuhan merupakan tahap awal pengambilan keputusan.
Menurut Engel, et al. (1995) Pengenalan kebutuhan adalah persepsi atas
perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan dengan situasi aktual yang
memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan. Adanya
kebutuhan disebabkan karena konsumen merasakan ketidaksesuaian antara
keadaan yang dihadapi konsumen sekarang dengan keadaan yang diinginkan
konsumen.
Contoh dari pengenalan kebutuhan adalah, seorang konsumen (petani)
sekarang ini merasa hasil produksinya menurun (keadaan aktual) dan ingin
meningkatkan produksi pada musim tanam selanjutnya (keadaan yang
diinginkan). Konsumen ini akan mengalami pengenalan kebutuhan seandainya
ketidak sesuaian antara kedua keadaan cukup besar. Pengenalan kebutuhan
dipengaruhi oleh tiga faktor penentu, yaitu informasi yang disimpan di dalam
ingatan, perbedaan individual dan pengaruh lingkungan.
d. Keluarga
Setiap anggota keluarga memegang peranan penting yaitu dalam pemberi
pengaruh, pengambilan keputusan, pembelian dan pemakaian. Keluarga
merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku individu. Keluarga terdiri dari dua bagian yaitu (1) keluarga orientasi
yang terdiri dari orang tua dan saudara kandung, (2) keluarga prokreasi yang
terdiri dari pasangan dan anak-anak.
e. Pengaruh Situasi
Perilaku selalu di bentuk oleh pengaruh situasi. Engel, et al. (1995)
mengusulkan bahwa situasi konsumen dapat didefinisikan sebagai lima
karakteristik umum, yaitu (1) lingkungan fisik, yang merupakan sifat nyata dari
situasi konsumen, (2) lingkungan sosial, menyangkut ada tidaknya orang lain
dalam situasi bersangkutan, (3) waktu, (4) tugas, yaitu tujuan dan sasaran terte
ntu
yang dimiliki konsumen dalam situasi dan (5) keadaan antiseden atau suasana hati
sementara. Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari
faktor yang khusus untuk waktu dan tempat spesifik yang lepas dari karakteristik
konsumen dan karakteristik objek.
3.1.3.2 Faktor Perbedaan Individu
Perbedaan yang paling penting di antara individu adalah perbedaan
sumberdaya. Konsumen yang mempunyai pendapatan tinggi akan mempunyai
perilaku pembelian yang berbeda dengan konsumen yang mempunyai pendapatan
rendah. Engel, et al. (1994) menyatakan bahwa ada lima cara dimana konsumen
mungkin berbeda sehingga berpengaruh terhadap perilaku konsumen yaitu :
a. Sumberdaya Konsumen
Keputusan konsumen yang berhubungan dengan produk dan merek sangat
dipengaruhi oleh jumlah sumberdaya ekonomi yang dimiliki sekarang, atau yang
akan dimiliki dimasa yang akan datang. Walaupun pendapatan konsumen
sekarang menentukan apa yang mungkin dibeli, harapan mengenai pendapatan
masa datang sering mempengaruhi apa yang sebenarnya dibeli, misalnya membeli
peralatan tahan lama.
penghemat waktu. Manfaat bisa berupa mafaat langsung dan manfaat tidak
langsung
Kekuatan kepercayaan konsumen terhadap produk merupakan kekuatan
harapan dan keyakinan terhadap atribut yang dimiliki oleh suatu produk.
Kekuatan kepercayaan konsumen terhadap atribut produk dicerminkan oleh
pengetahuan konsumen suatu produk dan manfaat yang diberikan oleh produk
tersebut.
Konsumen dapat melakukan penilaian dengan melakukan evaluasi
terhadap atribut produk dan memberikan kekuatan kepercayaan konsumen
terhadap atribut yang dimiliki oleh suatu produk. Hal penting dalam pengukuran
produk antara lain mengidentifikasi kriteria evaluasi uang mencolok dan
memperkirakan saliensi relatif dari masing-masing produk (Engel, et al. 1994)
3.1.5 Sikap Konsumen
Dipasaran banyak terdapat berbagai produk atau jasa yang ditawarkan
produsen untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Semakin meningkatnya
kebutuhan konsumen dan mengarah ke sesuatu hal yang lebih baru dan berbeda
membuat produsen atau para pengusaha terus menciptakan berbagai macam
produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun demikian tidak
semua produk tersebut sesuai dengan keinginan konsumen.
Sikap mempengaruhi keinginan seseorang untuk membeli. Menurut Engel,
et al (1994) sikap merupakan suatu eveluasi menyeluruh yang memungkinkan
seseorang berespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan
secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang yang diberikan.
Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk memungkinkan timbulnya evaluasi
yang positif terhadap produk tersebut. Sebaliknya, konsumen yang tidak percaya
kepada suatu produk memungkinkan timbulnya evaluasi negatif terhadap produk
tersebut. Salah satu alat analisis yang dapat menganalisis sikap konsumen adalah
model sikap multiatribut Fishbein.
Model sikap multiatribut dapat digunakan untuk mengetahui hubungan
antara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dengan sikap terhadap produk
berkenan dengan ciri atau atribut produk. Salah satu model multiatribut yang bia
sa
dipakai adalah model atribut Fishbein (Enggel, et al 1994).
Model multiatribut Fishbein dipopulerkan oleh Martin Fishbein. Model
multiatribut Fishbein mengidentifikasi bagaimana konsumen mengkombinasikan
keyakinan (belief) mereka mengenai atrbut-atribut produk sehingga akan
membentuk sikap (attitute) mereka terhadap berbagai merek alternatif. Apabila
konsumen memiliki sikap yang memdukung terhadap suatu merek, maka merek
tersebut yang akan dipilih dan dibelinya.
Menurut Engel, et al (1994), terdapat dua sasaran pengukuran yang
penting dalam mengevaluasi atribut produk yaitu (1) mengidentifikasi kriteria
evaluasi yang mencolok (2) memperkirakan saliensi relatif dari masing-masing
atribut produk. Kriteria evaluasi yang mencolok dapat diketahui dengan
menentukan atribut yang menduduki peringkat tertinggi. Saliensi biasanya
diartikan sebagai kepentingan, yaitu konsumen diminta untuk menilai kepentingan
dari berbagai kriteria evaluasi.
3.1.6 Konsep dan Pengertian Kepuasan
Kotler (2000) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil)
produk yang di pikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan, jika kinerja
berada dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan
maka pelenggan puas dan jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan amat
puas atau senang.
Menurut Engel, et al (1995), kepuasan konsumen merupakan evaluasi
purnabeli, dimana alternatif yang dipilih sekurang kurangnya sama atau
melampaui harapan konsumen sedangkan ketidakpuasan konsumen muncul
apabila hasil tidak memenuhi harapan. Kepuasan adalah semacam langkah
perbandingan antara pengalaman dengan hasil evaluasi, dapat menghasikan
sesuatu yang nyaman secara rohani, bukan hanya nyaman karena dibayangkan dan
diharapkan. Puas atau tidak puas bukan merupakan emosi melainkan sesuatu hasil
evaluasi dari emosi. Beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk mengukur
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Solok Sumatera Barat. Pemilihan
lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive), dengan pertimbangan
bahwa Kota Solok merupakan salah satu daerah sentra produksi beras di Sumatera
Barat. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Oktober hingga November
2008.
Kecamatan yang dipilih adalah dua Kecamatan yang terdapat di Kota
Solok yaitu Kecamatan Lubuk Sikarah dan Kecamatan Tanjung Harapan.
Kecamatan ini dipilih secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa
masing-masing kecamatan tersebut merupakan daerah penghasil beras di Kota
Solok. Kelurahan yang yang menjadi tempat penelitian adalah tujuh Kelurahan
yang ada di Kecamatan Lubuk Sikarah yaitu Kelurahan Tanah Garam, IV Suku,
Sinapa Piliang, IX Koto, KTK, Aro IV Korong dan Simpang Rumbio serta lima
Kelurahan yang ada di Kecamatan Tanjung Harapan yaitu Koto PPA, Tanjung
Paku, Nan Balimo, Kampung Jawa, Laing.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh
melalui wawancara lansung dan pengisian kuisioner yang diajukan kepada petani.
Kuisioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab
(Sugiyono, 2007). Kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 4. Selain wawancara
dengan petani, wawancara juga dilakukan dengan petugas Dinas Pertanian
setempat.
Data sekunder yang digunakan merupakan data penunjang penelitian yang
diperoleh melalui instansi-instasi terkait seperti Badan Pusat Statistika, situs
resmi
departemen terkait dan dinas atau instansi pemerintahan setempat. Selain itu, da
ta
tambahan diperoleh melalui buku-buku, majalah, media masa, media komunikasi
dan penelitian terdahulu.
Ao bei
i
i=1
Keterangan :
Ao : Sikap terhadap objek, yaitu benih varietas unggul
bi : Tingkat kepercayaan bahwa benih varietas unggul memiliki atribut ke-i
ei : Evaluasi kepentingan terhadap atribut i
n : Jumlah atribut yang menonjol
Menurut Simammora, (2002) model sikap multiatribut Fishbein adalah
alat yang sangat berguna untuk mempelajari proses pembentukan sikap dan
memperkirakan sikap. Model Fishbein mengemukakan bahwa sikap terhadap
objek tertentu didasarkan pada perangkat kepercayaan yang diringkas mengenai
atribut objek yang bersangkutan yang diberi bobot oleh evaluasi terhadap atribut
ini (Engel, et al.1994). Konsumen cenderung lebih menyukai objek yang
dikaitkan dengan dengan ciri baik dan tidak menyukai objek yang dianggap
memiliki ciri buruk.
Terdapat dua sasaran pengukuran yang penting dalam mengevaluasi
atribut produk, yaitu (1) mengidentifikasi kriteria evaluasi yang mencolok dan (
2)
memperkirakan saliensi relatif dari masing-masing atribut produk (Engel, et
al,1994). Kriteria evaluasi yang mencolok dapat diketahui dengan menentukan
Cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui atribut yang akan
diteliti dengan menggunakan metode focus group (Simamora, 2002). Dengan
metode ini peneliti mengumpulkan ketua-ketua kelompok tani yang dianggap
memahami produk tersebut dalam hal ini varietas unggul di Kota Solok, yang juga
didampingi oleh PPL setempat. Peneliti bersama ketua-ketua kelompok tani serta
PPL, kemudian secara bersama-sama membahas secara mendalam atribut produk
yang patut diteliti, sehingga dihasilkan sembilan atribut dari benih varietas un
ggul
di Kota Solok. Sembilan atribut tersebut adalah umur tanaman padi, produktivitas
,
kerebahan tanaman, tahan hama dan penyakit, rasa nasi, ketersediaan benih, harga
beli benih, harga jual gabah dan pemasaran hasil panen.
4.4.3 Important Performance Analysis (IPA)
Important Performance Analysis adalah suatu metode yang menganalisis
sejauh mana tingkat kepuasan seseorang terhadap kinerja suatu perusahaan.
Important mengacu pada tingkat kepentingan menurut persepsi pelanggan. Dari
berbagai persepsi tingkat kepentingan pelanggan dapat merumuskan tingkat
kepentingan yang paling dominan. Penggunaan konsep tingkat kepentingan ini
dapat menangkap persepsi yang lebih jelas mengenai pentingnya variabel (atribut)
dimata pelanggan. Sedangkan performance mengacu kepada kinerja. Rangkuti
(2002) menjelaskan bahwa inti dari analisis ini adalah tingkat kepentingan
konsumen diukur dalam kaitannya dengan apa yang seharusnya dikerjakan oleh
perusahaan agar menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tinggi.
Sebagai indikator skala ukuran kuantitatif untuk tingkat kepentingan
menurut persepsi pelanggan dan tingkat kinerja secara nyata dari suatu produk,
dinyatakan dalam bentuk tanggapan konsumen terhadap kepuasan digunakan
skala Likert (Simamora, 2002). Skala Likert digunakan untuk mengukur tingkat
kepentingan atau harapan dan tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut
yang ditanyakan. Berikut kelima penilaian dalam skala Likert untuk tingkat
kepentingan :
1. Jawaban sangat penting diberi nilai 5
2. Jawaban penting diberi nilai 4
3. Jawaban cukup penting diberi nilai 3
4.
Jawaban tidak penting diberi nilai 2
5.
Jawaban sangat tidak penting diberi nilai 1
Arti angka dalam Skala Likert untuk tingkat kinerja varietas unggul,
sebagai contoh Rasa nasi :
1.
Jawaban sangat tidak enak diberi nilai 1, yang berarti kinerjanya sangat
buruk/tidak baik, sehingga memberikan tingkat kepuasan sangat tidak puas.
2.
Jawabab tidak enak diberi nilai 2, yang berarti kinerjanya buruk/tidak baik,
sehingga memberikan tingkat kepuasan tidak puas.
3.
Jawaban cukup enak diberi nilai 3, berarti kinerjanya cukup baik, sehingga
memberikan tingkat kepuasan yang cukup puas.
4.
Jawaban enak diberi nilai 4 yang berarti kinerjanya baik, sehingga
memberikan tingkat kepuasan puas.
5.
Jawaban sangat enak diberi nilai 5, yang berarti kinerjanya sangat baik,
sehingga memberikan tingkat kepuasan sangat puas.
Berdasarkan Simamora (2002), untuk membuat skala linier numberik,
pertama-tama kita cari rentang skala (RS) dengan rumus :
Dimana :
Rs = Rentang skala
m = Skor tertinggi
n = Skor terendah
Nilai rata-rata terkecil yang mungkin diperoleh dari jawaban responden
adalah 1 dan nilai terbesar yang mungkin diperoleh adalah 5. Sehingga rentang
skala untuk setiap kelas adalah
. Untuk rentang skala pada tingkat
kepentingan adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
1,00
1,80
2,60
3,40
4,20
1,79
2,59
3,39
4,19
5,00
berarti
berarti
berarti
berarti
berarti
=
i 1
Dimana : P = jumlah atribut kepentingan
i = Atribut ke i
3. Membuat
Weight Score (WS), bobot ini merupakan perkalian antara Weight
Factor (WF) dengan Mean Satification Score (MSS)
WSi = WFi x MSSi
Total dari Weight Score (WS) atribut ke-1 (a-1) hingga atribut terakhir (a-p)
disebut dengan Weight Average Total (WAT).
4.
Menentukan nilai CSI
p
WSi
MISi
i 1
HS
Dimana : p = Atribut ke p
HS = Skala maksimum yang digunakan
CSI =
x 100%
131 hari, varietas Batang Lembang adalah 97-120 hari, varietas Cisokan
adalah 110-120 hari dan varietas Anak Daro adalah 135-145 hari.
5.
Produktivitas rata-rata hasil panen aktual gabah kereng panen per ha.
Produktivitas varietas Batang Piaman sebesar 6,5-7 ton/ha GKP, varietas
Cisokan sebesar 6 ton/ha GKP, Anak Daro 5,95 ton/ha GKP dan varietas
Batang Lembang 6,5-7,80 ton/ha GKP (Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kota Solok, 2007)
6.
Tahan rebah yaitu kekuatan ketegakan tanaman pada saat fase masak biji
dan diukur dengan melihat posisi ketegakan tanaman. Varietas Batang
Piaman, Batang Lembang dan Cisokan cukup tahan rebah. Varietas Anak
Daro sangat tahan rebah (Departemen Pertanian, 2007).
7.
Tahan Hama dan penyakit yaitu ketahanan tanaman padi varietas unggul
terhadap hama dan penyakit padi seperti keong mas,bakteri hawar daun,
wereng, tugro, blast, dan lain-lain. Varietas Batang Piaman dan Batang
Lembang tahan terhadap penyakit blas daun dan leher. Varietas Cisokan
agak tahan bakteri busuk hawar daun (Xanthomonas oryzae), peka wereng
coklat biotipe 3 dan tahan wereng coklat biotipe 1, 2, 3 dan Sumatera
Utara. Varietas Anak Daro tahan terhadap penyakit virus tugro dan agak
peka terhadap blas (Departemen Pertanian, 2007).
8.
Harga beli benih yaitu harga yang diterima oleh petani pada saat ini
ketika membeli benih (sesuai dengan varietas). Harga varietas Batang
Piaman, Cisokan, Anak Daro dan Batang Lembang adalah sama, baik
untuk benih yang disubsidi maupun yang dijual di kios saprotan umum.
Harga benih bersubsidi berkisar antara Rp.5000 sampai dengan Rp.20.000.
Harga ini tergantung kesepakatan anggota kelompok tani. Sedangkan
harga benih di kios saprotan umum berkisar antara Rp.25.000 sampai
dengan Rp.27.000. Harga ini tergantung persediaan benih dipasaran.
9.
Rasa nasi yaitu rasa nasi dari varietas padi dan lebih tergantung selera
konsumen.
10. Ketersediaan benih yaitu kemudahan petani dalam mendapatkan benih,
baik benih bersubsidi dikios saprotan kelompok tani maupun di Kios
saprotan umum.
11. Harga jual gabah yaitu harga jual Gabah Kering Panen (GKP) yang
diterima petani saat menjual kepemborong. Harga GKP minimal yang
ditetapkan oleh pemerintah Kota Solok adalah Rp.2.035/kg GKP.
12. Pemasaran hasil panen yaitu mudah atau tidaknya menjual hasil panen
baik kepada pemborong maupun kepada pihak lainnya yang membeli
berupa GKP.
berkisar dari 26,1C sampai 28,9C. Dilihat dari jenis tanah, 21,76 persen tanah di
Kota Solok merupakan tanah sawah dan sisanya 78,24 persen berupa tanah kering.
Posisi Kota Solok yang berada disimpul jalan Lintas Sumatera
memberikan kontribusi positif terhadap meningkatnya arus lalu lintas angkutan
umum baik Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) maupun angkutan umum Antar
Kota Antar Propinsi (AKAP). Khusus untuk bus AKAP, lalu lintas kendaraan
tidak hanya ramai disiang hari, tetapi juga pada malam hari.
Wilayah Kota Solok secara administrasi terdiri dari dua kecamatan dengan
tiga belas kelurahan. Kecamatan Lubuk Sikarah yang terdiri dari tujuh kelurahan
yaitu Kelurahan Tanah Garam, Kelurahan VI Suku, Kelurahan Sinapa Piliang,
Kelurahan IX Korong, Kelurahan Kampai Tabu Karambia, Kelurahan Aro IV
Korong dan Kelurahan Simpang Rumbio. Sedangkan Kecamatan Tanjung
Harapan terdiri dari enam kelurahan yaitu : Kelurahan Koto Panjang, Kelurahan
Pasar Pandan Air mati, Kelurahan Tanjung Paku, Kelurahan Nan Balimo,
Kelurahan Kampung Jawa dan Kelurahan Laing.
Kecamatan Lubuk Sikarah memiliki luas areal persawahan sebesar 947 ha,
sedangkan Kecamatan Tanjung Harapan memiliki luas areal persawahan sebesar
307 ha seperti terlihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Luas Areal Persawahan Di Kota Solok Per Kelurahan Tahun 2007
No Kecamatan Lubuk Sikarah Kecamatan Tanjung Harapan
Kelurahan Luas Lahan (Ha) Kelurahan Luas Lahan (Ha)
1 Tanah Garam 340 Koto Panjang 0
2 Simpang Rumbio 161 PPA 5
3 IV Suku 103 Tanjung Paku 119
4 KTK 96 Nan Balimo 116
5 IX Korong 126 Kampung Jawa 15
6 Sinapa Piliang 40 Laing 52
7 Aro IV Korong 81
TOTAL 947 307
Sumber : Kota Solok Dalam Angka 2007, 2007
66
5.2 Penduduk
Penduduk Kota Solok berdasarkan hasil sensus Penduduk pada tahun 2000
berjumlah 48.120 jiwa dengan laju pertumbuhan antar sensus rata-rata 1,24
persen. Jumlah penduduk Kota Solok pada akhir tahun 2007 adalah sebanyak
57.120 jiwa dengan kepadatan 964 jiwa/km. Dari hasil registrasi penduduk tahun
2007 secara keseluruhan penduduk yang datang ke Kota Solok lebih banyak
dibandingkan dengan penduduk yang pindah. Komposisi penduduk Kota Solok
dari tahun 2000 sanpai tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Komposisi Penduduk Kota Solok Tahun 2000-2007
Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Total
Laki-Laki Perempuan
2000 23.702 24.418 48.120
2001 24.934 24.896 49.081
2002 24.701 25.303 50.004
2003 26.722 27.140 53.862
2004 26.691 27.687 54.378
2005 26.753 27.774 54.527
2006 26.784 27.880 54.664
2007 27.988 29.132 57.120
Sumber : Kota Solok Dalam Angka 2007, 2007
Dilihat dari perbandingan penduduk antar Kecamatan, penduduk
Kecamatan Lubuk Sikarah lebih besar dibandingkan dengan Kecamatan Tanjung
Harapan. Akan tetapi kepadatan penduduk justru sebaliknya, penduduk di
Kecamatan Tanjung Harapan lebih padat dibandingkan dengan Kecamatan Lubuk
Sikarah. Berdasarkan persentase penduduk 10 tahun keatas menurut lapangan
pekerjaan, sebanyak 10,04 persen penduduk Kota Solok bermata pencarian
sebagai petani padi sawah.
5.3 Perekonomian
Sektor perdagangan dan jasa-jasa merupakan lapangan usaha yang banyak
digeluti oleh penduduk usia kerja di Kota Solok, yakni masing-masing sebesar
34,94 persen dan 31,25 persen. Lancarnya arus lalu lintas akan sangat menunjang
perkembangan perekonomian daerah. Posisi Kota Solok yang dinilai sangat
strategis karena berada dipersimpangan jalan antar kota Lintas Sumatera, sangat
potensial untuk pengembangan sektor perdagangan. Untuk memacu pertumbuhan
71
sebagai pedagang atau pegawai, tetapi tetap harus mengelola sawah warisan.
Untuk lebih jelasnya, karakteristik petani responden dapat dilihat pada Tabel 11
.
Tabel 11 Karakteristik Petani Responden
No Keterangan Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Jenis Kelamin Laki-Laki 39 41
Perempuan 55 59
Total 94 100
2 Umur .. 40 Tahun 19 20
41-50 Tahun 41 42
51-60 Tahun 24 25
> 60 Tahun 10 13
Total 94 100
3 Jumlah Anggota
Keluarga
..4 Orang 19 20
5 Orang 33 34
6 Orang 28 28
7 Orang 8 10
..8 Orang 6 8
Total 94 100
4 Pendidikan Terakhir Tidak Sekolah 4 5
SD 46 49
SMP 22 23
SLTA 22 23
Total 94 100
5 Rata-Rata Pendapatan
Per Bulan
Tidak Menentu 51 53
< Rp.500.000 7 8
Rp.500.000-999.999 18 19
Rp.1000.0001.999.999
15 16
> Rp.2000.000 3 4
Total 94 100
6 Pekerjaan Sebagai
Petani
Pekerjaan Utama 91 97
Pekerjaan Sampingan 3 3
Total 94 100
Petani responden di Kota Solok telah melakukan usaha budidaya padi
sawah selama lebih dari 21 tahun (32%), dengan status lahan 81 persen milik
sendiri. Lahan tersebut merupakan warisan dari orang tua mereka, khusus bagi
masyarakat Solok asli ataupun lahan yang dibeli sendiri untuk budidaya padi
sawah bagi penduduk pendatang. Petani responden yang menyewa lahan,
melakukan kegiatan sewa menyewa lahan dari petani-petani yang memiliki lahan
yang lebih luas dengan sistem bagi hasil maupun tunai.
72
Luas lahan yang digarap sebagian besar petani (53%) berkisar antara 1 ha 1,9 ha, dengan budidaya dan panen dalam satu tahun sebanyak dua kali (100%).
Hasil panen tergantung dari varietas dan serangan hama penyakit Untuk
meminimalkan serangan hama penyakit, petani di Kota Solok melakukan
penaman padi secara serentak dengan varietas padi yang sesuai dengan
keingginan masing-masing petani tetapi memiliki umur yang tidak berbeda jauh.
Saat sekarang ini sebanyak 36 persen petani di Kota Solok sedang menanam
varietas Anak Daro. Hal ini bisa dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Karakteristik Petani Responden
No Keterangan Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Lama Menanam Padi 1-5 Tahun 1 1
6-10 Tahun 15 16
11-15 Tahun 19 20
16-20 Tahun 28 29
.. 21 Tahun 31 32
Total 94 100
2 Status lahan Milik Sendiri 78 81
Sewa 16 19
Total 94 100
3 Luas Lahan < 1 Ha 16 18
1-1.9 Ha 52 53
2-2.9 Ha 19 21
.. 3 7 8
Total 94 100
4 Budidaya Dan Panen
Dalam satu tahun
1 Kali 0 0
2 Kali 94 100
3 Kali 0 0
Total 94 100
5 Saat ini sedang
menanam varietas
Batang Piaman 10 11
Cisokan 32 34
Anak Daro 35 36
Batang Lembang 17 19
Total 94 100
Tiga perempat dari hasil panen dijual langsung kepada pemborong yang
datang langsung ke lokasi panen, dengan alasan lebih praktis dalam pemasaran
serta petani tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk pengolahan pasca panen.
Tetapi dengan sistem ini petani mengalami kerugian karena mendapat harga
murah karena hanya menjual Gabah Kering Panen (GKP). Harga GKP yang di
terima oleh petani bervariasi antara Rp.4000/sukat padi sampai Rp.5000 per sukat
padi, tergantung varietas dan kesepakatan. Varietas Cisokan dan Anak Daro
biasanya dijual dengan harga yang lebih tinggi dibanding varietas Batang Piaman
dan Batang Lembang.
6.2 Proses Keputusan Pembelian Benih Padi Varietas Unggul
Proses keputusan terdiri dari lima tahapan yaitu pengenalan kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan tahap pasca
pembelian. Berikut merupakan penjelasan tahapan-tahapan proses keputusan
pembelian petani padi terhadap benih varietas unggul di Kota Solok.
6.2.1 Tahapan Pengenalan Kebutuhan
Sebelum melakukan suatu kegiatan, konsumen harus mengetahui motivasi
serta harapan yang diinginkan dari dilaksanakannya kegiatan tersebut, begitu jug
a
halnya dengan bercocok tanam padi sawah. Untuk memotivasi pembelian benih
padi varietas unggul oleh petani, perlu diketahui motivasi apa yang membuatnya
bekerja sebagai petani padi, sejauh mana pentingnya varietas unggul bagi petani
dan apa yang diharapkan dari penggunaan varietas unggul tersebut. Tahapan
pengenalan kebutuhan yang dilakukan oleh petani di Kota Solok bisa dilihat pada
Tabel 13.
Petani responden di Kota Solok termotivasi untuk bertanam padi yaitu
bertujuan untuk memperoleh keuntungan (60%), karena sebagian besar (97%)
diantara mereka menjadikan bertani padi sawah sebagai pekerjaan utama,
disamping mengelola sawah warisan dari orang tua ataupun kakek nenek mereka.
Selain itu, sebanyak 36 persen petani responden termotivasi untuk bertani karena
sudah merupakan pekerjaan turun temurun.
Petani menilai bahwa penggunaan benih varietas unggul dalam budidaya
padi sawah sangat penting (76%), dengan harapan hasil panen akan meningkat
(52%). Petani menilai dengan menggunakan varietas unggul, daya tumbuh benih
akan lebih tinggi, lebih tahan terhadap penyakit serta pertumbuhan malai lebih
panjang sehingga hasil panen bisa meningkat.
jelasnya tahapan pencarian informasi yang dilakukan oleh petani di Kota Solok
bisa dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Tahapan Pencarian Informasi
No Keterangan Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Sumber informasi Diri Sendiri 0 0
Keluarga / Teman 18 19
PPL / Kelompok Tani 68 72
Kios Saprotan 8 9
Media Massa/Elektronik 0 0
Total 94 100
2 Sumber informasi yang
Dipercaya
Diri Sendiri 0 0
Keluarga / Teman 0 0
PPL / Kelompok Tani 94 100
Kios Saprotan 0 0
Total 94 100
6.2.3. Tahapan Evaluasi Alternatif
Berdasarkan Tabel 15 terlihat bahwa hal utama yang dipertimbangkan
petani dalam membeli benih varietas unggul adalah rasa nasi yang enak (76%),
produktifitas (17%) dan umur tanaman yang pendek (7%). Petani beralasan bahwa
varietas yang memiliki rasa nasi yang enak sangat laku dipasaran dan bisa dijual
dengan harga yang lebih tinggi. Selain itu, disamping untuk dijual, hasil panen
juga digunakan untuk konsumsi sendiri. Atribut lain yang dipertimbangkan adalah
tahan terhadap hama penyakit dan umur tanaman padi yang pendek.
Tabel 15 Tahapan Evaluasi Alternatif
No Keterangan Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Pertimbangan Utama
(Prioritas Utama)
Rasa Nasi 71 76
Produktifitas 16 17
Umur Tanaman 7 7
Total 94 100
6.2.4 Tahapan Keputusan Pembelian
Varietas yang banyak disukai dan sering dibeli oleh petani responden
adalah Cisokan (48%) dan Anak Daro (44%). Sedangkan varietas Batang Piaman
dan Batang Lembang hanya 5 persen dan 3 persen. Selain telah lama dikenal oleh
petani, varietas Cisokan dan Anak Daro juga memiliki rasa nasi yang cocok dan
75
sesuai dengan lidah petani dan masyarakat Sumatera Barat pada umumnya. Petani
membeli benih tersebut secara terencana (96%) dan petani umumnya membeli
benih padi di kios saprotan kelompok tani (52%), dengan alasan kualitas benih
terjamin (89%). Seperti telihat pada Tabel 16.
Tabel 16 Tahapan Keputusan Pembelian
No Keterangan Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Varietas Yang
sering Dibeli
Anak Daro 41 44
Cisokan 45 48
Batang Piaman 5 5
Batang Lembang 3 3
Total 94 100
2 Cara memutuskan
Pembelian
Terencana 90 96
Mendadak 0 0
Tergantung Situasi 4 4
Total 94 100
3 Tempat Pembelian
Benih
Penangkar Benih 2 2
Kios Saprotan 43 46
Kios Saprotan
Kelompok Tani
49 52
Total 94 100
4 Alasan Pemilihan
Tempat Pembelian
Dekat Dengan Rumah 0 0
Sudah Kenal dekat 0 0
Merupakan Anggota
Kelompok
10 11
Kualitas Benih
Terjamin
84 89
Total 94 100
5 Jarak Lokasi
Pembelian
< 1 Km 83 88
1- 5 Km 8 9
> 5 Km 3 3
Total 94 100
6 Harga Beli Benih
(Kemasan 5 kg)
Rp.5000 6 6
Rp.10.000 32 34
Rp.15.000 17 18
Rp.20.000 15 16
Rp.25.000 24 26
Rp.27.000 0 0
Total 94 100
7 Kebutuhan Benih
Per Ha
< 20 kg 0 0
20-25 kg 91 94
> 25 kg 3 6
Total 94 100
Pada Tabel 16 juga terlihat bahwa jarak rumah petani responden dengan
tempat pembelian benih umumnya adalah < 1 km (88%), dengan intensitas
pembelian disesuaikan dengan berapa kali responden menanam padi dalam satu
tahun. Petani di Kota Solok menanam padi dengan waktu penanaman disesuaikan
dengan petani yang mempunyai petak sawah berdekatan. Harga beli benih yang
sekarang di budidayakan oleh petani untuk satu kemasan berisi lima kilogram
adalah Rp.10.000 (34%), harga tersebut adalah harga yang didapat dari kelompok
tani.
Tiap kios saprotan kelompok tani menerapkan harga yang berbeda kepada,
mulai dari Rp.5000
Rp.20.000. Kios saprotan kelompok tani ini juga
menerapkan harga yang berbeda bagi petani anggota kelompok dan petani bukan
kelompok. Bagi petani yang membeli benih diluar kios saprotan kelompok tani,
saat ini membeli benih dengan harga Rp. 25.000 per lima kilogram (26 %). Harga
benih di luar kios saprotan kelompok tani berfluktuatif, sesuai dengan
ketersediaan benih dipasar. Jumlah benih yang dibeli disesuaikan dengan
kebutuhan benih di area, yaitu berdasarkan luas lahan. Umumnya untuk satu
hektar areal tanam, petani membutuhkan 20-25 kg benih (94%).
6.2.4 Tahapan Evaluasi Pasca Pembelian
Setelah memakai produk yang dibeli, petani bisa merasakan manfaat dan
memberikan penilaian terhadap produk tersebut. Petani responden merasa puas
terhadap produk yang digunakannya (90%), dengan berbagai alasan diantaranya,
produktivitas yang tinggi dan rasa nasi yang enak. Jika terjadi kenaikan harga
benih yang biasa dibeli, petani akan terus membeli (98%) karena telah merasakan
manfaat dari benih tersebut. Sedangkan petani yang tidak jadi membeli, akan
menggunakan benih sendiri atau membeli benih lain. Apabila benih yang biasa
dipakai tidak tersedia di tempat biasa membeli, petani akan mencari ditempat lai
n
(96%) seperti terlihat pada Tabel 17. Jika benih tersebut masih tidak ditemukan,
barulah petani mempertimbangkan untuk membeli varietas lain atau
menggunakan benih JABAL atau Jalinan Arus Benih Antar Lapang.
berada pada rentang 3,40-4,19 yang termasuk dalam kategori penting. Nilai
kepentingan atibut-atribut benih varietas unggul di Kota Solok secara lengkap
dapat dilihat pada Tabel 18.
a. Kinerja Umur Tanaman Padi
Varietas Batang Piaman memiliki umur antara 100-131 hari, umur varietas
Batang Lembang adalah 97-120 hari, varietas Cisokan adalah 110-120 hari dan
varietas Anak Daro memiliki umur antara 135-145 hari. Nilai tingkat kinerja umur
tanaman sangat panjang adalah 131-140 hari, tingkat kinerja umur tanaman
panjang adalah 121-130 hari, cukup pendek 111-120 hari, pendek 101-110 hari
dan sangat pendek 90-100 hari.
Umur tanaman varietas unggul yang memiliki kinerja lebih baik diantara
empat varietas unggul yang diteliti adalah varietas Cisokan, dengan nilai total
kinerja sebesar 352 dengan skor rata-rata 3,74 yang termasuk kedalam kriteria
umur tanaman pendek (3,40-4,19). Sedangkan varietas yang memiliki kinerja
umur tanaman rendah adalah varietas Anak Daro, dengan nilai total kinerja
sebesar 219 dengan skor rata-rata 2,32 yang termasuk kedalam kriteria umur
tanaman panjang (1,80-2,59). Hasil kinerja atribut umur tanaman padi lebih
lengkap dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19 Tingkat Kinerja Umur Tanaman
Atribut Kinerja Nilai
Total
Skor Ratarata1
2 3 4 5
Umur Tanaman Batang Piaman 0 0 32 62 0 344 3,66
Umur Tanaman Cisokan 0 0 24 70 0 352 3,74
Umur Tanaman Anak Daro 2 59 33 0 0 219 2,32
Umur Tanaman Batang Lembang 0 0 34 60 0 342 3,64
Keterangan : 1 : Sangat Panjang 2 : Panjang 3 : Cukup Pendek
4 : Pendek 5 : Sangat Pendek
b. Kinerja Produktivitas
Produktivitas rata-rata masing-masing varietas menurut Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan Kota Solok (2007) adalah varietas Batang Piaman sebesar
6,5-7 ton/ha GKP, varietas Cisokan sebesar 6 ton/ha GKP, Anak Daro 5,95 ton/ha
GKP dan varietas Batang Lembang 6,5-7,80 ton/ha GKP. Petani di Kota Solok
biasa menjual hasil panen dalam bentuk Gabah Kering Panen (GKP), sehingga
pengukuran produktivitas dalam penelitian ini dinilai dalam bentuk GKP.
Nilai tingkat kinerja produktivitas sangat rendah menilai bahwa
produktivitas varietas sebesar 3 ton/ha GKP, tingkat kinerja produktivitas renda
h
adalah sebesar 4 ton/ha GKP, tingkat kinerja produktivitas cukup tinggi adalah
sebesar 5 ton/ha GKP, tingkat kinerja produktivitas tinggi adalah sebesar 6 ton/
ha
GKP, tingkat kinerja produktivitas sangat tinggi adalah sebesar 7 ton/ha GKP.
Sebanyak 75 orang petani berpendapat bahwa kinerja produktivtas varietas
Batang Piaman adalah tinggi. Tetapi, nilai total kepuasan petani responden
terhadap tingkat kinerja produktivitas keempat varietas unggul tidak berbeda jau
h,
yaitu Batang Piaman (389), Cisokan (378), Anak Daro (379) dan Batang Lembang
(383). Skor rata-rata keempat varietas unggul tersebut berada pada rentang skala
3,40-4,19 yang termasuk kedalam kriteria produktivitas tinggi. Hasil kinerja
produktivitas varietas unggul lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20 Tingkat Kinerja Produktivitas
Atribut Kinerja Nilai
Total
Skor Ratarata1
2 3 4 5
Prodiktivitas Batang Piaman 0 0 3 75 16 389 4,14
Prodiktivitas Cisokan 0 5 14 52 24 378 4,02
Prodiktivitas Anak Daro 0 2 10 68 15 379 4,03
Prodiktivitas Batang Lembang 0 0 8 71 15 383 4,08
Keterangan : 1 : Sangat Rendah 2 : Rendah 3 : Cukup Tinggi
4 : Tinggi 5 : Sangat Tinggi
c. Kinerja Kerebahan Tanaman
Tahan rebah memiliki peran yang penting dalam budidaya tanaman padi
sawah. Jika tanaman padi tidak tahan rebah maka saat berbuah, batang tanaman
tidak sanggup menyangga butir-butir padi dan menyebabkan tanaman mudah
roboh. Ketahanan batang tanaman akan sangat diperlukan dalam menghadapi
kondisi alam yang tidak bersahabat, seperti hujan lebat, angin kencang dan tanah
yang terlalu berlumpur sehingga tanaman akan mudah roboh. Kondisi tersebut
akan menurunkan produksi karena akan menghilangkan butir-butir padi. Batang
dari tanaman padi yang tidak kokoh juga akan menyebabkan tanaman tersebut
mudah rebah apabila terserang hama dan penyakit, seperti hama keong.
kinerja rasa nasi lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 23. Petani yang kurang
mampu mengaku lebih beruntung menanam varietas Cisokan atau Anak Daro.
Karena selain mudah dijual, hasil panen juga disisihkan untuk di konsumsi. Nasi
yang mudah mengembang, membuat mereka tidak harus banyak menanak beras,
serta aroma nasi yang wangi dan rasa nasi yang lembut membuat mereka bisa
makan dengan enak meskipun tanpa lauk.
Tabel 23 Tingkat Kinerja Rasa Nasi
Atribut Kinerja Nilai
Total
Skor Ratarata1
2 3 4 5
Rasa Nasi Batang Piaman 0 49 35 10 0 243 2,59
Rasa Nasi Cisokan 0 0 0 36 58 434 4,62
Rasa Nasi Anak Daro 0 0 0 28 66 442 4,70
Rasa Nasi Batang Lembang 3 38 39 16 0 254 2,70
Keterangan : 1 : Sangat Tidak Enak 2 : Tidak Enak 3 : Cukup Enak
4 : Enak 5 : Sangat Enak
f. Kinerja Ketersediaan Benih di Pasaran
Ketersediaan benih dipasaran merupakan faktor yang penting dalam
budidaya padi, karena hal ini akan mempengaruhi waktu tanam petani juga
varietas yang akan ditanam. Keserasian waktu tanam dapat mengurangi serangan
hama penyakit yang berarti dapat menurunkan biaya perawatan dan juga
meningkatkan penerimaan.
Varietas Batang Piaman dan Batang Lembang mudah didapatkan oleh
petani, baik benih yang disubsidi oleh pemerintah maupun yang tidak disubsidi.
Berdasarkan penelitian terhadap 94 responden, nilai total tingkat kinerja
ketersediaan benih varietas Batang Piaman dan Batang Lembang di pasaran secara
berturut-turut adalah 394 dan 385 dengan skor rata-rata 4,17 dan 4,10. Nilai rat
arata
tersebut berada pada rentang skala 3,40-4,19 yang termasuk ke dalam kriteria
mudah didapat.
Varietas Cisokan dan Anak Daro sulit ditemukan dipasaran, padahal petani
banyak yang mencari dan mengginginkan varietas tersebut. Nilai total tingkat
kinerja ketersediaan benih di pasaran varietas Cisokan dan Anak Daro secara
berturut-turut adalah 204 dan 213 dengan skor rata-rata 2,17 dan 2,27. Nilai rat
arata
tersebut berada pada rentang skala 1,80-2,59 yang termasuk kedalam kriteria
sulit diperoleh. Hasil lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 24.
dan 3,94 yang termasuk ke dalam kriteria harga yang murah (3,40-4,19). Varietas
Cisokan dan Anak Daro memiliki harga yang mahal dengan nilai total tingkat
kinerja harga beli benih 198 untuk Cisokan dan 215 untuk Anak Daro. Skor ratarat
a
kedua varietas tersebut secara berturut-turut adalah 2,11 dan 2,29 yang
termasuk ke dalam kriteria harga yang mahal (1,80-2,59).
Hal ini dikarenakan, benih varietas Batang Piaman dan Batang Lembang
yang bersubsidi banyak tersedia di kios saprotan kelompok tani. Sedangkan
varietas Cisokan dan Anak Daro bersubsidi sulit tersedia, sehingga petani terpak
sa
membeli benih yang tidak bersubsidi di toko pertanian kios saprotan umum
dengan harga lebih tinggi. Tingkat kinerja harga beli benih varietas unggul lebi
h
lengkap dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25 Tingkat Kinerja Harga Beli Benih
Atribut Kinerja Nilai
Total
Skor Ratarata1
2 3 4 5
Harga Beli Benih Batang Piaman 0 0 19 73 2 359 3,82
Harga Beli Benih Cisokan 12 68 8 4 2 198 2,11
Harga Beli Benih Anak Daro 9 64 10 7 4 215 2,29
Harga Beli Benih Batang Lembang 0 0 15 70 9 370 3,94
Keterangan : 1 : Sangat Mahal 2 : Mahal 3 : Cukup Murah
4 : Murah 5 : Sangat Murah
Petani mengaku, meskipun mempunyai harga yang mahal, petani lebih
menyukai membeli varietas Cisokan atau Anak Daro. Mereka beralasan, harga
beli benih yang mahal ini nantinya bisa tertutupi dengan penghasilan setelah
panen. Selain itu, beberapa petani menegaskan mendapatkan banyak keuntungan
jika menanam varietas Cisokan ataupun varietas Anak Daro seperti rasa nasi yang
enak.
h. Kinerja Harga Jual Gabah
Harga dasar gabah yang ditetapkan pemerintah Kota Solok pada tahun
2007 yaitu Rp.2.600/kg untuk GKG dan Rp.2.035/kg untuk GKP. Petani di Kota
Solok mempunyai kebiasaan menjual hasil panen dalam bentuk GKP dan selalu
menjual hasil panennya dalam satuan sukat yang setara dengan 1,5 kg. Pada
dasarnya varietas Batang Piaman dan Batang Lembang memiliki harga jual yang
sama, yaitu berkisar antara Rp.4000/sukat atau setara Rp.2.600/kg sampai dengan
Rp.4500/sukat atau setara Rp.3.000/kg, begitu pula dengan varietas Cisokan dan
Anak Daro memiliki harga yang sama, minimal harga jual yang diterima petani
adalah Rp.5000/sukat yang setara dengan Rp.3.333/kg.
Kinerja atribut harga jual gabah varietas unggul sangat rendah berada pada
rentang harga <Rp.3.600/sukat, rendah Rp.3.600-Rp.4.000/ sukat, cukup tinggi
Rp.4.100-Rp.4.500/ sukat, tinggi Rp.4.600-Rp.5.000/ sukat dan sangat tinggi
>Rp.5.000 per sukat. Kinerja harga jual gabah varietas Batang Piaman dan Batang
Lembang dinilai oleh petani responden cukup tinggi, yaitu dengan skor rata-rata
masih berada pada rentang skala 2,60-3,39 yang termasuk kedalam kriteria cukup
tinggi. Varietas Cisokan dan Anak Daro dinilai oleh petani responden memiliki
tingkat kinerja harga jual gabah yang sangat tinggi, yang berada pada rentang
skala 4,20-5,00. Hasil kinerja atribut harga jual gabah lebih lengkap dapat dili
hat
pada Tabel 26.
Tabel 26 Tingkat Kinerja Harga Jual Gabah
Atribut Kinerja Nilai
Total
Skor
Rata-rata 1 2 3 4 5
Harga Jual Gabah Batang Piaman 0 27 62 5 0 260 2,77
Harga Jual Gabah Cisokan 0 0 2 16 76 450 4,79
Harga Jual Gabah Anak Daro 0 0 1 14 79 454 4,83
Harga Jual Gabah Batang Lembang 0 35 51 8 0 244 2,71
Keterangan : 1 : Sangat Rendah 2 : Rendah 3 : Cukup Tinggi
4 : Tinggi 5 : Sangat Tinggi
Tinggi atau rendahnya harga jual gabah yang diterima petani tergantung
pada varietas yang dijual dan kesepakatan antara petani dan pemborong. Rata-rata
harga jual gabah Batang Piaman dan Batang Lembang lebih murah Rp.1000/sukat
GKP dibanding varietas Anak Daro dan Cisokan. Sebelumnya melakukan
penjualan, petani dan pemborong terlebih dahulu melakukan kesepakatan harga
jual gabah. Pemborong menjemput hasil panen secara langsung ke area panen,
dengan biaya transportasi ditanggung pemborong. Dengan sistem ini, petani
mengaku lebih praktis dan langsung menerima uang hasil panen tanpa
mengeluarkan biaya untuk pengolahan pasca panen.
Jumlah panen yang biasa dijual petani kepada pemborong adalah tiga
perempat dari hasil panen, sedangkan seperempat lagi disisihkan untuk
dikonsumsi sendiri. Tetapi, juga terdapat petani yang menjual seluruh hasil
panennya, petani ini umumnya adalah petani yang menanam varietas Batang
Piaman dan Batang Lembang. Selanjutnya mereka akan membeli beras varietas
Cisokan atau Anak Daro untuk di konsumsi sendiri. Meskipun petani Kota Solok
memiliki kebiasaan menjual hasil panen langsung kepada pemborong dalam
bentuk gabah, namun masih terdapat beberapa petani yang menjual hasil panen
setelah diolah menjadi beras. Walaupun prosesnya lebih panjang, mereka
mengaku mendapatkan untung lebih dibanding jika menjual dalam bentuk gabah.
i. Kinerja Pemasaran Hasil Panen
Petani di Kota Solok memiliki kebiasaan menjual gabah langsung di
tempat panen kepada pemborong yang telah ditetapkan, dalam bentuk gabah
kering panen (GKP). Sehingga dalam memasarkan hasil panen, petani mengaku
tidak mengalami kesulitan karena setelah panen, hasil panen langsung terjual
dilokasi panen. Meskipun demikian, pemasaran hasil panen masing-masing
varietas tidak sama. Pemborong lebih banyak mencari varietas unggul Cisokan
dan Anak Daro karena banyaknya permintaan konsumen, sehingga cepat laku di
pasaran serta memiliki harga jual yang tinggi.
Nilai total tingkat kinerja atribut pemasaran hasil panen varietas Batang
Piaman Cisokan, Anak Daro dan Batang Lembang secara berturut-turut adalah
403, 463, 462, dan 397. Nilai rata-rata keempat varietas unggul yang ada di Kota
Solok termasuk kedalam kriteria sangat mudah yaitu berada pada rentang skala
4,20-5,00. Selengkapnya, hasil perhitungan tingkat kinerja pemasaran hasil panen
varietas unggul dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27 Tingkat Kinerja Pemasaran Hasil Panen
Atribut Kinerja
Total
Skor
Rata-rata 1 2 3
Pemasaran Hasil
Pemasaran Hasil
Pemasaran Hasil
Pemasaran Hasil
Nilai
4 5
Panen
Panen
Panen
Panen
Cisokan dan Anak Daro. Meskipun beras dari varietas Batang Piaman dan Batang
Lembang kurang disukai oleh sebagian besar konsumen beras di Sumatera Barat,
tetapi beberapa pemborong telah memiliki pasar sasaran untuk penjualan, seperti
daerah Riau, Jambi, Bengkulu atau daerah transmigrasi yang ada di Provinsi
Sumatera Barat. Rekapitulasi kinerja varietas unggul varietas unggul dapat dilih
at
pada Lampiran 5 dan Lampiran 6.
7.1.2 Diagram Kartesius Serta Costumer Satification Index (CSI) Benih Padi
Varietas Unggul
7.1.2.1 Varietas Batang Piaman
a. Diagram Kartesius Varietas Batang Piaman
Langkah selanjutnya adalah memplotkan nilai-nilai kinerja dan
kepentingan kedalam diagram kartesius. Skor rata-rata tingkat kepentingan akan
menjadi ordinat pada sumbu Y dan tingkat kinerja yang akan menjadi ordinat
pada sumbu X. Sebelum memplotkan koordinat atribut, perlu dicari sumbu
pembagi kuadran. Pada akhirnya akan terbentuk diagram kartesius yang
menunjukkan posisi setiap atribut pada kuadran tertentu.
Tabel 28 Tingkat Kepentingan dan Kinerja Varietas Batang Piaman
Atribut Kepentingan Kinerja
Umur tanaman padi 4,27 3,66
Produktivitas 4,37 4,14
Kerebahan tanaman 4,14 3,96
Tahan hama penyakit 4,31 3,55
Rasa nasi 4,43 2,59
Ketersediaan benih 4,23 4,17
Harga beli benih 3,45 3,82
Harga Jual Gabah 4,44 2,77
Pemasaran hasil panen 4,25 4,29
Total 37,89 32,92
Sumbu Y 4,21
Sumbu X 3,66
Tabel 28 menunjukkan koordinat masing-masing atribut varietas Batang
Piaman, nilai sumbu X dan nilai sumbu Y . Hasil tabel tersebut kemudian
dikembangkan dalam diagram kartesius yang akan menunjukkan posisi atribut
yang terbagi dalam empat kuadran. Hasil dari Importance Performance Analysis
terhadap varietas Batang Piaman dapat dilihat pada Gambar 5.
Tingkat Kinerja
Tingkat
Kepent
ingan
4.5 4.0 3.5 3.0 2.5
4.50
4.25
4.00
3.75
3.50
3.66
4.21
Pemasaran Hasil Panen
Harga Jual Gabah
Harga Beli Benih
Ketersediaan Benih
Rasa Nasi
Tahan Hama Penyakit
Kerebahan Tanaman
Produktivitas
Umur Tanaman Padi
Matrix Plot of Tingkat Kepentingan vs Tingkat Kinerja
Gambar 5. Grafik Scatterplot IPA Benih Varietas Batang Piaman
Berdasarkan Gambar 5, terlihat pemetaan atribut-atribut benih varietas
Batang Piaman. Posisi atribut-atribut pada setiap kuadran memiliki makna yang
berbeda, terkait dengan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah maupun
lembaga-lembaga yang terkait dengan pertanian tanaman pangan. Penjelasan
mengenai kuadran-kuadran tersebut sebagai berikut :
- Kuadran I
Atribut-atribut pada kuadran I dianggap penting oleh petani tetapi pada
kenyataannya atribut-atribut ini kinerjanya belum sesuai dengan apa yang
diharapkan petani (tingkat kinerja rendah). Pada kuadran I tingkat kinerja berad
a
dibawah rata-rata tetapi tingkat kepentingannya tinggi, sehingga kinerja pada
kuadran ini merupakan prioritas utama untuk diperbaiki guna meningkatkan
kepuasan konsumen. Pada kuadran ini kinerja atribut perlu di tingkatkan, agar
atribut tersebut dapat masuk pada kuadran II.
dipasaran petani bisa dengan mudah menemukan varietas Batang Piaman yang di
subsidi maupun yang tidak di subsidi.
- Kuadran III
Atribut yang berada pada kuadran III merupakan atribut dengan tingkat
kepentingan rendah dan kinerja rendah. Tidak ada atribut varietas Batang Piaman
yang terdapat pada kuadran ini.
- Kuadran IV
Atribut-atribut dalam kuadran ini adalah atribut yang memiliki tingkat
kepentingan rendah namun memiliki kinerja yang baik. Atribut tersebut adalah
kerebahan tanaman dan harga beli benih. Menurut petani penggunaan varietas
unggul disertai dengan perawatan yang tepat dapat menggurangi kerebahan
tanaman sehingga petani menganggap kerebahan tanaman kurang begitu penting.
Harga beli benih varietas Batang Piaman sudah memiliki kinerja yang baik karena
varietas Batang Piaman banyak yang disubsidi, tapi bagi petani mutu dan kuaitas
benih lebih penting dibandingkan harga beli benih.
b. Costumer Satification Index (CSI) Varietas Batang Piaman
Dengan menggunakan CSI, dapat diketahui persentase kepuasan petani
terhadap atribut-atribut varietas Batang Piaman secara keseluruhan. Berikut
adalah Tabel perhitungan CSI.
Tabel 29 Perhitungan Costumer Satification Index Varietas Batang Piaman
Atribut
Mean
Importance
Score
(MIS)
Mean
Satification
Score
(MSS)
Weighting
Factors
(WF)
Weight
Score
(WS)
Umur tanaman padi 4,27 3,66 0,112 0,409
Produktivitas 4,37 4,14 0,115 0,476
Kerebahan tanaman 4,14 3,96 0,109 0,431
Tahan hama penyakit 4,31 3,55 0,113 0,401
Rasa nasi 4,43 2,59 0,117 0,303
Ketersediaan benih 4,23 4,17 0,112 0,467
Harga beli benih 3,45 3,82 0,091 0,348
Harga Jual Gabah 4,44 2,77 0,117 0,324
Pemasaran hasil panen 4,25 4,29 0,112 0,480
Total 37,89 Weight Average Total (WAT) 3,639
CSI 72,78%
banyak tanaman yang dengan mudah terserang hama penyakit seperti wereng.
Menurut petani salah satu yang menyebabkan hal ini adalah rasa batang padi
varietas Cisokan yang lebih manis dibanding ketiga varietas lainnya yang ditelit
i.
Dengan adanya penyuluhan terhadap cara pemberantasan hama penyakit yang
tepat, petani berharap hal ini bisa diatasi.
- Kuadran II
Atribut-atribut varietas Cisokan yang ada dalam kuadran ini adalah harga
jual gabah, produktivitas, rasa nasi serta pemasaran hasil panen merupakan atrib
ut
yang penting bagi petani serta telah memiliki kenerja yang baik. Petani
menganggap harga jual gabah sudah memuaskan karena berada diatas harga dasar
gabah yang ditetapkan oleh pemerintah, serta selalu lebih mahal Rp.1000,00
bibanding harga jual gabah varietas Batang Piaman dan Batang Lembang.
Produktivitas varietas Cisokan bagi petani sudah tinggi meskipun masih
berada dibawah tingkat produktivitas varietas Batang Piaman. Pemasaran hasil
panen dirasakan sangat mudah dan praktis oleh petani. Hal ini juga didukung oleh
banyaknya permntaan konsumen terhadap varietas Cisokan.
Rasa nasi merupakan atribut andalan dari varietas Cisokan. Menurut petani
dan sebagian besar konsumen, rasa nasi varietas Cisokan sangat enak dibanding
varietas Batang Piaman dan varieta Batang Lembang.
- Kuadran III
Atribut yang terdapat pada kuadran ini adalah harga beli benih. Petani
menganggap kualitas benih lebih penting dibandingkan harga beli benih. Petani
mengaku kesulitan mendapatkan benih varietas Cisokan bersubsidi di kios
saprotan kelompok tani. selain itu, saat sekarang ini petani juga mulai kesulita
n
menemukan benih varieta Cisokan yang dijual di kios saprotan umum.
Meskipun membeli benih varietas Cisokan dengan harga tinggi, petani
tetap loyal dengan varietas Cisokan karena hasil panennya memuaskan. Saat ini
petani berharap bisa mendapatkan benih varietas Cisokan dengan mudah dan
dengan harga yang terjangkau. Sehingga biaya input produksi bisa berkurang.
- Kuadran IV
Pada kuadran ini kerebahan tanaman adalah atribut bagi petani yang
memiliki tingkat kepentingan rendah namun memiliki kinerja yang baik. Ukuran
varietas Cisokan yang tidak terlalu tinggi membuat varietas ini tidak mudah reba
h
pada saat hujan maupun angin kencang.
b. Costumer Satification Index (CSI) Varietas Cisokan
Dari Tabel 31 diperoleh nilai indeks kepuasan petani terhadap varietas
Cisokan sebesar 79,14 persen (0,7914). Nilai tersebut berada pada rentang indeks
kepuasan 0.60-0.80 yang berarti petani puas terhadap kinerja atribut-atribut yan
g
terdapat pada varietas Cisokan. Hasil perhitungan CSI menunjukkan bahwa
persentase kepuasan petani terhadap varietas Cisokan adalah sebesar 79,14 persen
.
Indeks kepuasan ini perlu ditingkatkan, dengan memperbaiki atribut-atribut yang
ada pada kuadran I dan III sehingga Indeks Kepuasan Petani bisa mendekati 100
persen.
Tabel 31 Perhitungan Costumer Satification Index Varietas Cisokan
Atribut
Mean
Importance
Score
(MIS)
Mean
Satification
Score
(MSS)
Weighting
Factors
(WF)
Weight
Score
(WS)
Umur tanaman padi 4,27 3,74 0,112 0,419
Produktivitas 4,37 4,02 0,115 0,623
Kerebahan tanaman 4,14 3,93 0,109 0,428
Tahan hama penyakit 4,31 3,53 0,113 0,399
Rasa nasi 4,43 4,62 0,117 0,541
Ketersediaan benih 4,23 2,17 0,112 0,243
Harga beli benih 3,45 2,11 0,091 0,192
Harga Jual Gabah 4,44 4,79 0,117 0,560
Pemasaran hasil panen 4,25 4,93 0,112 0,552
Total 37,89 Weight Average Total (WAT) 3,957
CSI 79,14%
7.1.2.3 Varietas Anak Daro
a. Diagram Kartesius Varietas Anak Daro
Sama halnya dengan varietas Batang Piaman dan Cisokan, setelah
diperoleh rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kinerja masing-masing atribu
t
varietas Anak Daro, kemudian dicari nilai total dari kepentingan dan kinerja
varietas Anak Anak Daro. Nilai rata-rata dari nilai total kepentingan dan kinerj
a
ini akan dijadikan sumbu pembagi bagi kuadran kartesius, untuk melihat penilaian
petani terhadap kinerja dan kepentingan atribut-atribut varietas Anak Daro. Nila
i
rata-rata tersebut bida dilihat pad Tabel 32.
Tabel 32 Tingkat Kepentingan dan Kinerja Varietas Anak Daro
Atribut Kepentingan Kinerja
Umur tanaman padi 4,27 2,32
Produktivitas 4,37 4,03
Kerebahan tanaman 4,14 4,00
Tahan hama penyakit 4,31 3,98
Rasa nasi 4,43 4,70
Ketersediaan benih 4,23 2,27
Harga beli benih 3,45 2,29
Harga Jual Gabah 4,44 4,83
Pemasaran hasil panen 4,25 4,92
Total 37,89 33,34
Sumbu Y 4,21
Sumbu X 3,70
Hasil dari Tabel 32 dapat dikembangkan dalam diagram kartesius seperti
pada Gambar 7. Diagram katesius ini menunjukkan titik koordinat masing-masing
atribut varietas Anak Daro pada empat kuadran, dengan membandingkan tingkat
kinerja dan kepentingan atribut-atribut ini bagi petani.
Matrix Plot of Tingkat Kepentingan vs Tingkat Kinerja
3.7
Tingkat
Kepent
ingan
4.50
4.25
Harga Jual Gabah Rasa Nasi
Produktivitas
Ketersediaan Benih
Umur Tanaman Padi
Tahan Hama Peny akit
Pemasaran Hasil Panen
Harga Beli Benih
Kerebahan Tanaman
4.21
4.00
3.75
3.50
2.0
2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0
Tingkat Kinerja
- Kuadran I
Pada kuadran ini kinerja atribut perlu di tingkatkan, agar atribut tersebut
dapat masuk pada kuadran II. Dalam kuadran ini umur tanaman padi dan
ketersediaan benih adalah hal yang penting namaun kinerjanya belum baik. Sama
halnya dengan varietas Cisokan, ketersediaan benih varietas Anak Daro masih
kurang, baik yang untuk benih bersubsidi maupun yang tidak bersubsidi.
Diharapkan pemerintah perlu memperhatikan hal ini seksama, mengingat
tingginya minat petani terhadap benih ini.
Menurut petani kinerja atribut umur tanaman padi tidak terlalu banyak
berubah dari tahun ke tahun, terutama untuk varietas Anak Daro yang mencapai
125 hari. Diantara empat varietas yang diteliti, varietas Anak Daro merupakan
varietas yang memiliki umur paling panjang. Hal ini sangat mempengaruhi pola
tanam petani, disisi lain petani juga harus menyamakan waktu pertanaman mereka
dengan lahan yang tidak jauh dari mereka, untuk menghindari dari serangan hama
dan penyalit.
- Kuadran II
Pada kuadran ini produktivitas, ketahanan terhadap hama penyakit,
pemasaran hasil panen, harga jual gabah dan rasa nasi adalah atibut yang memilik
i
tingkat kepentingan tinggi dan diikuti dengan tingkat kinerja yang baik. Atribut
atribut
ini memuaskan bagi petani sehingga perlu dipertahankan.
Produktivitas varietas Anak Daro masih dibawah produktivitas Batang
Piaman dan Batang Lembang tapi hal tersebut tidak menjadi kendala bagi petani.
Varietas Anak Daro lebih tahan terhadap hama penyakit dibanding tiga varietas
lain yang diteliti. Batang yang kokoh dan kuat membantu varieta ini bertahan dar
i
serangan hama penyakit, terutama dariserangan hama seperti keong dan tikus.
Sama halnya dengan varietas Cisokan, harga jual gabah varietas Anak
Daro selalu lebih tinggi Rp.1000,- diatas harga jual gabah varietas Batang Piama
n
dan Batang Lembang. Pemasaran hasil panen varietas Anak Daro juga lebih
mudah dibanding kedua varietas tersebut. Semua hal ini sangat dipengaruhi oleh
rasa nasi varietas Anak Daro yang banyak peminatnya. Selama ini varietas Anak
Daro dan Cisokan dikenal sebagai sebutan Beras Solok yang membuat Kota Solok
terkenal sebagai kota beras.
- Kuadran III
Atribut varietas Anak Daro yang berada pada kuadran III adalah harga beli
benih. Kualitas varietas Anak Daro yang tinggi membuat petani tidak
mementingkan harga beli benih yang mahal. Petani menganggap kualitas benih
lebih penting dibandingkan harga beli benih. Mahalnya harga beli benih varietas
Anak Daro disebabkan oleh sedikitnya varietas Anak Daro yang bersubsidi oleh
pemerintah. Meskipun demikian, petani di Kota Solok sangat mengharapkan
pemberian subsidi yang lebih banyak kepada varietas Anak Daro dibanding
varietas Batang Piaman dan Batang Lembang.
- Kuadran IV
Atribut dalam kuadran ini adalah kerebahan tanaman. Atribut ini adalah
yang memiliki tingkat kepentingan rendah namun memiliki kinerja yang baik.
Ukuran varietas Anak Daro yang rendah serta tekstur batang yang kuat dan tebal
membuat varietas ini tahan terhadap rebah terutama dalam keadaan yang tidak
menguntungkan seperti angin kencang maupun hujan deras. Pemberian pupuk
dengan dosis yang tepat disertai dengan pemeliharaan tanaman yang teratur
membuat tanaman padi lebih tahan terhadap kerebahan.
b. Costumer Satification Index (CSI) Varietas Anak Daro
Persentase kepuasan petani terhadap atribut-atribut varietas Anak Daro
secara keseluruhan dapat diketahui dengan menggunakan CSI. Berikut adalah
Tabel perhitungan CSI. Dari Tabel 33 diperoleh nilai indeks kepuasan petani
terhadap varietas Anak Daro sebesar 74,74 persen (0,7474). Nilai tersebut berada
pada rentang indeks kepuasan 0.60-0.80 yang berarti petani puas terhadap kinerja
atribut-atribut yang terdapat pada varietas Anak Daro.
Hasil perhitungan CSI menunjukkan bahwa persentase kepuasan petani
terhadap varietas Batang Piaman adalah sebesar 74,74 persen. Indeks kepuasan ini
perlu ditingkatkan, dengan memperbaiki atribut-atribut yang ada pada kuadran I
dan III sehingga Indeks Kepuasan Petani bisa mendekati 100 persen.
7.2 Analisis Sikap Petani Padi Terhadap Benih Padi Varietas Unggul
Model multiatribut Fishbein digunakan untuk mengetahui sikap petani
terhadap benih varietas unggul. Model ini memberi gambaran tentang produk
yang dinilai lebih baik atau buruk oleh konsumen dengan mempertimbangkan
atribut-atribut yang dimiliki oleh produk. Hasil dari proses keputusan, pembelia
n
menunjukkan bahwa pembelian terdapat empat varietas unggul yang biasa dibeli.
Ketiga varietas tersebut yaitu varietas Batang Piaman, Cisokan, Anak Daro dan
Batang Lembang. Setiap varietas memiliki atribut-atribut yang dinilai berbeda
oleh setiap petani. Atribut-atribut yang dimiliki setiap varietas adalah umur
tanaman, produktivitas, kerebahan tanaman, tahan hama dan penyakit, rasa nasi,
ketersediaan benih, harga beli benih, harga jual gabah dan pemasaran hasil panen
.
Hasil perhitungan analisis multiatribut Fishbein dapat dilihat pada Tabel 37.
Tabel 37 Hasil Perhitungan Model sikap Multiatribut Fishbein
Atribut
ei Batang Piaman Cisokan Anak Daro Batang Lembang
bi bi . ei bi bi . ei bi bi . ei bi bi . ei
Umur tanaman padi 4,27 3,66 15,62 3,74 15,97 2,32 09,91 3,64 15,52
Produktivitas 4,37 4,14 15,48 4,02 17,57 4,03 17,61 4,08 17,82
Kerebahan tanaman 4,14 3,96 16,39 3,93 16,27 4,00 16,56 3,98 16,47
Tahan hama penyakit 4,31 3,55 15,30 3,53 15,21 3,98 17,15 3,69 15,90
Rasa nasi 4,43 2,59 11,47 4,62 20,47 4,70 20,82 2,70 11,96
Ketersediaan benih 4,23 4,17 17,63 2,17 09,18 2,27 09,60 4,10 17,34
Harga beli benih 3,45 3,82 13,17 2,11 07,28 2,29 07,90 3,94 13,59
Harga Jual Gabah 4,44 2,77 12,29 4,79 21,27 4,83 21,45 2,71 12,03
Pemasaran hasil panen 4,25 4,29 18,23 4,93 20,95 4,92 20,91 4,22 17,93
Total 135,58 144,17 141,91 138,56
Pada Tabel 37 terlihat bahwa varietas Cisokan lebih disukai daripada Anak
Daro, Batang Piaman maupun Batang Lembang. Skor keempat varietas secara
berturut-turut adalah Batang Piaman (135,58), Cisokan (144,17), Anak Daro
(141,91), dan Batang Lembang (138,56). Nilai varietas Cisokan dan Anak Daro
tidak berbeda jauh, hal ini menandakan bahwa kesukaan petani terhadap dua
varietas tersebut sebenarnya tidak berbeda jauh.
Atribut yang dinilai paling penting oleh petani adalah harga jual gabah
(4,44). Pada atribut ini varietas Anak Daro (21,45) lebih disukai karena petani
menilai harga jual gabahnya lebih tinggi dari pada Cisokan (21,27), Batang
Piaman (12,29) dan Batang Lembang (12,03). Tetapi sikap konsumen terhadap
harga jual gabah varietas Anak Daro dan Cisokan hampir sama, hal ini terlihat
105
dari skor sikap yang tidak jauh berbeda. Sedangkan atribut yang dinilai tidak
terlalu penting (berdasarkan nilai terendah tingkat kepentingan) adalah harga be
li
benih (3,45). Petani lebih mementingkan kualitas benih dibandingkan harga beli
benih itu sendiri. Meskipun memiliki harga yang mahal tetapi kualitasnya bagus,
petani akan mengusahakan untuk tetap membeli benih tersebut. Petani
memberikan penilaian berbeda terhadap harga beli masing-masing varietas.
Penilaian terendah kepada varietas Cisokan (7,28), Anak Daro (7,90) dan tertingg
i
kepada varietas Batang Lembang (13,59) dan Batang Piaman (13,17).
Atribut terpenting kedua yang dinilai oleh petani adalah rasa nasi (4,43).
Pada atribut ini, rasa nasi varietas Anak Daro (20,82) dinilai jauh lebih enak
dibanding varietas Batang Lembang (11,96) dan varietas Batang Piaman (11,47).
Sedangkan sikap petani terhadap varietas Cisokan (20,47) tidak berbeda jauh.
Produktivitas (4,37) merupakan atribut terpenting ke tiga. Petani mengganggap
produktivitas keempat varietas tidak berbeda jauh yaitu Batang Piaman (15,48),
Cisokan (17,57), Anak Daro (17,61) dan Batang Lembang (17,82).
Atribut terpenting keempat adalah tahan hama dan penyakit (4,91).
Varietas Anak Daro (17,15) lebih tahan penyakit daripada tiga varietas lainnya,
yaitu Batang Piaman (15,30), Cisokan (15,21), dan Batang Lembang (15,90). Bagi
petani, varietas apapun tak pernah lepas dari serangan hama penyakit, meskipun
varietas tersebut merupakan varietas unggul. Atribut umur tanaman padi (4,27)
merupakan atribut kelima yang dianggap penting oleh petani. Umur varietas Anak
Daro (9,91) dinilai lebih panjang dibanding tiga varietas lainnya yaitu Batang
Piaman (15,62), Cisokan (15,97) dan Batang Lembang (15,52).
Petani menilai pemasaran hasil panen (4,25) merupakan atribut terpenting
keenam. Pemasaran Cisokan (20,95) dan Anak Daro (20,91) lebih mudah
dibanding varietas Batang Piaman (18,23) dan Batang Lembang (17,93). Atribut
terpenting ketujuh adalah ketersediaan benih (4,23). Petani menilai varietas
Cisokan (9,18) dan Anak Daro (9,60) sulit ditemukan dipasaran dibanding dengan
varietas Batang Piaman (17,63) dan Batang Lembang (17,34). Kerebahan tanaman
(4,14) merupakan atribut terpenting kedelapan. Petani menilai kerebahan tanaman
varietas Batang Piaman (16,39), Cisokan (16,27), Anak Daro ( 16,56) dan Batang
Lembang (16,47) tidak jauh berbeda yaitu sama-sama tahan terhadap kerebahan.
4.
Perlu terus diupayakan pengembangan varietas yang lebih baik dan dapat
diterima petani maupun konsumen, seperti varietas yang memiliki
produktivitas yang tinggi, memiliki umur pendek, rasa nasi yang enak
serta tahan terhadap hama dan penyakit.
5.
Meskipun atribut produktivitas dan kerebahan tanaman varietas unggul
telah memiliki kinerja yang baik, tetapi menurut petani tetap perlu
dikembangkan. Hal ini karena motivasi utama petani melakukan budidaya
padi sawah adalah guna memperoleh keuntungan. Dengan menggunakan
varietas unggul petani berharap produksi mereka dapat meningkat.
6.
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang sikap dan kepuasan petani
padi di Kota Solok terhadap benih padi varietas unggul.
110
DAFTAR PUSTAKA
Afifi MF. 2007. Analisis Kepuasan Kosnsumen Terhadap Atribut Sayuran
Organik Dan Penerapan Personel Selling Benny..s Organik Garden
[Skipsi]. Bogor: Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Astuti EP. 2008. Analisis Preferensi dan Kepuasan Konsumen terhadap Beras di
Kecamatan Mulyorejo surabaya Jawa Timur [Skripsi]. Bogor: Program
Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor.
Anonim. 2000. Bahan Pembinaan dan Penyuluhan Pengawasan Mutu dan
Sertifikasi Benih. Solo: Tim Penyusun BPSB Jawa Tengah.
[BAPPEDA, BPS] Badan Perencana Pembangunan Daerah, Badan Pusat Statistik
Kota Solok. 2007. Kota Solok Dalam Angka 2007. Solok: BAPPEDA
dan BPS Kota Solok.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2007. Statistik Indonesia, Statistic Yearbook of
Indonesia Dari Berbagai Tahun. Jakarta: BPS.
[DISPERTA] Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pangan Kota Solok. 2007.
Laporan Tahunan Pertanian Kota Solok. Solok :
[DEPTAN] Departemen Pertanian. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan
Agribisnis Padi. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Departemen Pertanian.
[DEPTAN] Departemen Pertanian. 2007. Pedoman Gerakan Peningkatan
Produksi Beras Nasional. Jakarta: Direktorat Jendral Tanaman Pangan.
Departemen Pertanian
Engel JF, et al. 1994. Perilaku Konsumen Jilid I. Jakarta: Bina Aksara.
1995. Perilaku Konsumen Jilid II. Jakarta: Bina Aksara.
Fahmi D. 2008. Analisis Sikap Dan Kepuasan Petani Padi terhadap Benih Padi
Varietas Unggul Di Kabupaten Kediri, Jawa Timur [Skripsi]. Bogor:
Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.
Haryadi. 2004. Studi Identifikasi Dan Tingkat Komersialisasi Benih Padi Sawah
Varietas Unggul [Skripsi]. Bogor: Departemen Budidaya Pertanian.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Irawati,
N. 2006. Pengawasan Mutu Benih Padi (Oryza sativa) Di Balai
Pengawasan Dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah [Laporan
Praktek Lapang]. Bogor: Program Studi Teknologi Benih. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran Jilid II. Teguh H, penerjemah; Jakarta:
Prenhallindo. Terjemahan dari: Marketing management II.
2000. Manajemen Pemasaran Jilid I. Teguh H, penerjemah; Jakarta:
Prenhallindo. Terjemahan dari: Marketing management I.
Maulana M, Nizwa S dan Pantjar S. Analisis Kendala Penawaran dan Kebijakan
Revitalisasi Produksi Padi. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 24 Nomor 2,
Oktober 2006 : 207-230. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sosial
Ekonomi Pertanian, badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian
Departemen Pertanian. Bogor
Mugnisjah, Q. W. dan Asep, S. 1991. Produksi Benih. Jakarta: Bumi Aksara.
Nazir M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ramadhan M. 2007. Analisis Preferensi Konsumen Energy Drink Sachet Extra
Merek Jos dan Implikasinya Terhadap Strategi Pemasaran [Skripsi].
Bogor: Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor.
Rangkuti F, 2006. Measuring Costumers Satisfaction. Teknik Mengukur dan
strategi meningkatkan Kepuasan pelanggan plus Analisis Kasus PLN-PJ.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sadjad S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Jakarta: Rasindo.
Saheda AA. 2008. Preferensi dan Kepuasan Petani Terhadap Benih Padi
Varietas Lokal Pandan wangi di Kabupaten Cianjur [Skripsi]. Bogor:
Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Pertanian Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Simamora B. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Sumarwan U. 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Peranannya Dalam
Pemasaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Lampiran 1 Luas Panen, Hasil Perhektar dan Produksi Padi Menurut Pulau
di Indonesia Tahun 2008)*
No Provinsi Luas panen
Area (Ha)
Hasil/ha
(Ton/Ha)
Produksi
(Ton)
1 Nanggroe Aceh D 362.489 42,47 1.539.620
2 Sumatera Utara 748.448 43,74 3.274.061
3 Sumatera Barat 435.778 46,30 2.017.582
4 R i a u 140.592 33,31 468.283
J a m b i 150.043 39,58 593.839
6 Sumatera Selatan 684.455 42,14 2.883.991
7 Bengkulu 120.781 38,80 468.665
8 Lampung 511.159 45,81 2.341.418
9 Bangka Belitung 9.554 25,70 24.550
Riau Kepulauan 131 30,92 405
11 D.K.I. Jakarta 1.433 49,23 7.054
12 Jawa Barat 1.855.584 54,31 10.077.625
13 Jawa Tengah 1.659.965 54,62 9.066.180
14 D.I. Yogyakarta 142.122 54,81 778.976
Jawa Timur 1.796.185 57,66 10.357.203
16 Banten 370.652 50,19 1.860.290
17 Bali 141.815 58,42 828.504
18 Nusa Tenggara Barat 353.364 48,79 1.723.991
19 Nusa Tenggara Timur 187.835 30,58 574.412
Kalimantan Barat 425.044 31,47 1.337.528
21 Kalimantan Tengah 202.505 25,20 510.248
22 Kalimantan Selatan 506.580 39,03 1.976.966
23 Kalimantan Timur 159.974 37,67 602.588
24 Sulawesi Utara 111.143 47,73 530.466
Sulawesi Tengah 218.401 43,94 959.736
26 Sulawesi Selatan 802.128 48,30 3.874.266
27 Sulawesi Tenggara 110.323 39,02 430.534
28 Gorontalo 44.646 47,86 213.683
29 Sulawesi Barat 66.887 48,25 322.748
Maluku 18.353 37,56 68.934
31 Maluku Utara 13.164 34,13 44.931
32 Papua Barat 9.089 34,71 31.548
33 Papua 24.620 35,09 86.394
Indonesia 12.385.242 48,35 59.877.219
Sumber : Badan Pusat Statistik 2008)*
*) Data sementara
Lampiran 4
PROGRAM SARJANA EKSTENSI AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
No Kuisioner :
Responden yang terhormat,
Saya, Nike Irawati adalah mahasiswa Ekstensi Agribisnis Institut Pertanian
Bogor (IPB) yang sedang melakukan penelitian tentang Analisis Sikap dan
Kepuasan Petani Padi (Oryza Sativa) Terhadap Benih Padi Varietas Unggul
Di Kota Solok . Penelitian ini merupakan bagian dari skripsi yang akan saya
kerjakan. Demi tercapainya hasil yang di inginkan, mohon kesediaan anda untuk
ikut berpartisipasi dalam mengisi kuisoner ini secara lengkap dan benar. Informa
si
yang diterima dari kuisoner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk
kepentingan akademis. Atas bantuanya saya ucapankan terimakasih
Screening
1.
Apakah anda merupakan pengambil keputusan dalam penggunaan benih yang
akan ditanam?
a. Ya b. Tidak
Jika Ya, lanjut ke pertanyaan selanjutnya; jika Tidak, Anda tidak perlu
melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya, terima kasih !
2.
Bagaimana cara anda memenuhi kebutuhan benih padi?
a. Membeli benih bersertifikat
Alasan :...........................
b. Sendiri (dari hasil panen sebelumnya)
Alasan :...........................
Jika Membeli, lanjut ke pertanyaan selanjutnya; jika Sendiri, Anda tidak
perlu melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya, terima kasih !
3.
Apakah anda pernah menggunakan benih Batang Lembang, Batang Piaman,
Cisokan dan Anak Daro?
a. Ya b. Tidak
Jika Ya, lanjut ke pertanyaan selanjutnya; jika Tidak, Anda tidak perlu
melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya, terima kasih !
Identitas Responden
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih
1.
Nama :
.
2.
Jenis Kelamin :
.
3.
Umur :
..Tahun
4.
Alamat :
.
5.
Jumlah Anggota Keluarga (Suami, Istri dan Anak) : .......... Orang
6.
Status Pernikahan : ( ) sudah menikah ( ) belum menikah
5.
Sumber informasi manakah yang paling anda percaya dalam menentukan
keputusan pembelian?
a.
Diri sendiri
b.
Keluarga
c.
Teman
d.
Kelompok tani
e.
Penangkar benih
f.
Penyuluh pertanian lapang
g.
Kios saprotan
h.
Media masa cetak dan elektronik
i.
Lainnya
..
Evaluasi Alternatif
6.
Hal apakah yang Anda pertimbangkan dalam memilih benih padi? (urutkan
sesuai prioritas anda)
( )Umur tanaman padi yang pendek ( )Mudah didapat (ketersediaan benih)
( )Produktifitas (hasil panena) yang tinggi ( )Harga padi yang terjangku
( )Tahan rebah ( )Responsif terhadap pemupukan
( )Tahan terhadap hama penyakit ( )Gabah mudah rontok saat
pemanenan
( )Rasa nasi yang enak ( )Lainnya, sebutkan..............................
Keputusan Pembelian
7.
Dari pertanyaan point 6, varietas manakah yang sering Anda beli?................
.....
8.
Bagaimana anda memutuskan untuk menggunakan benih padi tersebut?
a. Terencana (sudah direncanakan untuk membeli)
b. Mendadak
c. Tergantung situasi
d. Lainnya
........
9. Dimana anda membeli benih padi?
a. Penangkar benih
b. Kios saprotan
c. Kios Saprotan kelompok tani
d. Lainnya,
10. Apakan alasan anda memilih tempat pembelian tersebut?
a. Dekat dengan rumah
b. Sudah kenal dekat
c. Merupakan angota kelompok
d. Kualitas benih terjamin
11. Jarak tempat tinggal anda dengan tempat penjualan benih ?
a. < 1 km b. 1-5 km c. > 5 km
12. Berapa kali Anda membeli benih padi dalam satu tahun?
a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali
13. Berapa harga benih yang anda beli sekarang? Rp ../kemasan (5kg)
14.
Berapa kebutuhan pembelian benih padi varietas unggul perhektar?
a. < 20 Kg
b. 20-25 Kg c. > 25 Kg
Pasca Pembelian
15. Apakah anda merasa puas terhadap hasil dari benih padi yang biasa anda
gunakan?
a.Ya
Alasannya
b.Tidak
Alasannya
16. Apabila harga benih padi yang biasa Anda pakai mengalami kenaikan, maka
apa yang akan anda lakukan?
a. Tetap membeli
b. Tidak jadi membeli
c. Lainnya
17. Apabila dilapang benih yang biasa anda pakai tidak tersedia apa yang akan
anda lakukan?
a.Menggunakan benih sendiri
b.Membeli varietas lain
c.Mencari ditempat lain
d.Lainnya,
.
Petunjuk pengisian kuisioner: Berilah tanda silang (X) pada tabel di bawah ini s
esuai dengan pilihan anda
Menurut Anda bagaimana tingkat pelaksanaan atribut benih padi Cisokan?
No Atribut Penilaian
1 2 3 4 5
1 Umur tanaman padi Sangat Panjang Panjang Cukup Pendek Pendek Sangat Pendek
2 Produktivitas (hasil panen) Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Tinggi Sangat Ti
nggi
3 Kerebahan tanaman Sangat Rentan Rentan Cukup Tahan Tahan Sangat Tahan
4 Tahan hama dan penyakit Sangat Rentan Rentan Cukup Tahan Tahan Sangat Tahan
5 Rasa nasi Sangat Tidak Enak Tidak Enak Cukup Enak Enak Sangat Enak
6 Ketersediaan benih/mudah diperoleh Sangat Sulit Sulit Cukup Mudah Mudah Sangat
Mudah
7 Harga beli benih Sangat Mahal Mahal Cukup Murah Murah Sangat Murah
8 Harga Jual Gabah (GKP) Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
9 Pemasaran hasil panen Sangat Sulit Sulit Cukup Mudah Mudah Sangat Mudah
Menurut Anda bagaimana tingkat pelaksanaan atribut benih padi Anak Daro?
No Atribut Penilaian
1 2 3 4 5
1 Umur tanaman padi Sangat Panjang Panjang Cukup Pendek Pendek Sangat Pendek
2 Produktivitas (hasil panen) Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Tinggi Sangat Ti
nggi
3 Kerebahan tanaman Sangat Rentan Rentan Cukup Tahan Tahan Sangat Tahan
4 Tahan hama dan penyakit Sangat Rentan Rentan Cukup Tahan Tahan Sangat Tahan
5 Rasa nasi Sangat Tidak Enak Tidak Enak Cukup Enak Enak Sangat Enak
6 Ketersediaan benih/mudah diperoleh Sangat Sulit Sulit Cukup Mudah Mudah Sangat
Mudah
7 Harga beli benih Sangat Mahal Mahal Cukup Murah Murah Sangat Murah
8 Harga Jual Gabah (GKP) Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
9 Pemasaran hasil panen Sangat Sulit Sulit Cukup Mudah Mudah Sangat Mudah
106
Petunjuk pengisian kuisioner: Berilah tanda silang (X) pada tabel di bawah ini s
esuai dengan pilihan anda
Menurut Anda bagaimana tingkat pelaksanaan atribut benih padi Batang Lembang?
No Atribut Penilaian
1 2 3 4 5
1 Umur tanaman padi Sangat Panjang Panjang Cukup Pendek Pendek Sangat Pendek
2 Produktivitas (hasil panen) Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Tinggi Sangat Ti
nggi
3 Kerebahan tanaman Sangat Rentan Rentan Cukup Tahan Tahan Sangat Tahan
4 Tahan hama dan penyakit Sangat Rentan Rentan Cukup Tahan Tahan Sangat Tahan
5 Rasa nasi Sangat Tidak Enak Tidak Enak Cukup Enak Enak Sangat Enak
6 Ketersediaan benih/mudah diperoleh Sangat Sulit Sulit Cukup Mudah Mudah Sangat
Mudah
7 Harga beli benih Sangat Mahal Mahal Cukup Murah Murah Sangat Murah
8 Harga Jual Gabah (GKP) Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
9 Pemasaran hasil panen Sangat Sulit Sulit Cukup Mudah Mudah Sangat Mudah
107
111