Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penyakit kanker mulut rahim sampai saat ini masih merupakan
setelah
di
kanker
payudara,
negara-negara
sedang
kolorektum,
dan
endometrium.
berkembang
menempati
urutan
pertama.
Oleh karena itu, penulis tertarik membahas mengenai penyakit
Karsinoma Serviks dalam makalah ini.
1.2
Batasan Masalah
Makalah ini membahas tentang epidemiologi, etiologi, factor resiko,
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan tentang
1.4
Metode Penulisan
Metode yang digunakan adalah tinjauan kepustakaan yang merujuk kepada
berbagai literature.
Bab 2
KARSINOMA SERVIKS UTERI
2.1
EPIDEMIOLOGI
Kanker
serviks
adalah
tumor
ganas
primer
yang
berasal
dari
laten dan fase prainvasif untuk menjadi invasif memakan waktu sekitar 10
tahun.
2.2
berbagai
penelitian
menunjukan
bahwa
kanker
serviks
mempunyai
seksual.
Beberapa
tipe
HPV
virus
risiko
rendah
jarang
menimbulkan kanker, sedangkan tipe yang lain bersifat virus risiko tinggi.
Baik tipe risiko tinggi maupun tipe risiko rendah dapat menyebabkan
pertumbuhan abnormal pada sel tetapi pada umumnya hanya HPV tipe risiko
tinggi yang dapat memicu kanker. Virus HPV risiko tinggi yang dapat
ditularkan melalui hubungan seksual adalah tipe 7,16, 18, 31, 33, 35, 39, 45,
51, 52, 56, 58, 59, 68, 69, dan mungkin masih terdapat beberapa tipe yang
lain. Yang membedakan antara HPV risiko tinggi dengan HPV risiko rendah
adalah satu asam amino saja. Asam amino tersebut adalah aspartat pada
HPV risiko tinggi dan glisin pada HPV risiko rendah dan sedang. Beberapa
penelitian mengemukakan bahwa lebih dari 90% kanker leher rahim
disebabkan oleh tipe 16 dan 18. HPV-16 berhubungan dengan skuamous cell
carcinoma serviks sedangkan HPV-18 berhubungan dengan adenocarcinoma
serviks.
Prognosis
dari
adenocarcinoma
kanker
serviks
lebih
buruk
Insiden lebih tinggi pada wanita yang kawin, jarang ditemukan pada
wanita yang virgo ( perawan )
pasangan.
Bergantiganti
pasangan
akan
memungkinkan
2.3
PATOGENESIS
Karsinoma serviks timbul antara batas antara epitel yang melapisi
Endofitik : mulai dari SCJ tubuh didalam stroma servik dan cenderung
untuk mengadakan infiltrasi menjadi ulkus.
PENYEBARAN
Penyebaran pada umumnya secara limfogen melalui pembuluh limfe
2.5
Korpus uteri
KLASIFIKASI
Tingkat keganasan klinis dibagi menurut FIGO 1995 dan AJCC
AJCC
Tx
To
KLINIS
Tumor primer tidak dapat dinilai
Tidak ditemukan tumor primer
Tis
Karsinoma in situ
TI
T1a
IA
T1a1
T1a2
FIGO
IA1
IA2
IB
T1b1
T1b2
IB1
IB2
T2
II
T2a
IIA
T1b
T2b
IIB
T3
III
Penyebaran vagina telah mengenai
paramerium tetapi belum sampai
pintu panggul.
T3a
IIIa
T3b
IIIB
T4
IVA
M1
IVB
Nx
N0
N1
Mx
IVB
M1
3.
4.
5.
6.
7.
2.6
Endometroid (adenocanthoma)
Clear cell - paramesonephric
Clear cell - mesonephric
Serous
Intestinal
Mixed carcinoma
Adenosquamous
Mucoepidermoid
Glossy cell
Adenoid cystic
Undifferentiated carcinoma
Carcinoma tumor
Malignant melanoma
Maliganant non-epithelial tumors
Sarcoma : mixed mullerian, leiomysarcoma, rhabdomyosarcoma
Lymphoma
Pada pemeriksaan fisik yang penting adalah terlihatnya lessi pada serviks.
Lesi mungkin eksofitik, ulseratif, atau mempunyai plak. Beberapa lesi bisa
saja tidak terlihat pada kanalis servukalis tapi bisa diaprisiasikan pada
pemeriksaan bimanual.
Pemeriksaan harus bisa memperkirakan besarnya lesi ada atau tidaknya
ruang antara tumor dengan rongga pelvis. Disamping itu perlu dievaluasi
kelenjar limfe regional panggul dan fossa suprakavikull. Membuat diagnosis
karsinoma serviks uteri yang lebih lanjut tidak sulit, yang menjadi masalah
bagai mana mediagnosis dalam tingkat yang sangat dini misalnya pada
prainvasif.
Mempertimbangkan
keterbatasan
yang
ada,
maka
dibuat
pemeriksaan
histopatologi
jaringan
yang
diperoleh
dengan
pemeriksaan biopsi .
Prosedur diagnostik :
PAP SMEAR
alternatif
maka
pemeriksaan
secara
IVA
memiliki
peningkatan
ekstraseluler
yang
osmolaritas
hipertonik
cairan
akan
ekstra
menarik
seluler.
cairan
Cairan
intraseluler
sehingga membran akan kolaps. Dan jarak sel semakin dekat. Kalau
permukaan
epitel
mendapat
sinar,
maka
sinar
tersebut
tidak
HPV Test
Saat ini terdapat berbagai jenis pemeriksaan untuk menentukan tipe
DNA HPV dari prosedur yang sulit sampai yang mudah.
Penentuan jenis HPV untuk golongan risiko rendah dan tinggi juga
tersedia tapi harga pemeriksaan cukup mahal sebagai pemeriksaan
rutin penapis kanker servik.
Berdasarkan kemampuan untuk berintegrasi dengan DNA sel penjamu
maka HPV digolongkan ke dalam HPV risiko rendah yaitu tipe 6 dan 11,
jarang berkembang jadi keganasan, serta risiko tinggi yaitu tipe 16 dan
18 yang diduga kuat sebagai pemula dari kanker serviks. Lebih dari
85% dari seluruh karsinoma servik berhubungan dengan kejadian HPV
risiko tinggi.
Dengan demikian maka pencegahan kausal dapat diarahkan kepada:
1.
2.
Kolposkopi
Kolposkopi dilakukan untuk melihat daerah yang terkena proses
metaplasia. Pemeriksaan ini kurang efisien dibandingkan dengan pap
smear, karena kolposkopi memerlukan keterampilan dan kemampuan
kolposkopis dalam mengetes darah yang abnormal.
Biopsi konisasi
Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu
pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika hasil pemeriksaan pap
smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker. Biopsi ini
dilakukan untuk melengkapi hasil pap smear. Teknik yang biasa
dilakukan adalah punch biopsy yang tidak memerlukan anestesi dan
teknik cone biopsy yang menggunakan anestesi. Biopsi dilakukan
untuk mengetahui kelainan yang ada pada serviks. Jaringan yang
diambil
dari
daerah
bawah
kanal
servikal.
Hasil
biopsi
akan
memperjelas apakah yang terjadi itu kanker invasif atau hanya tumor
saja.
Foto thorax
IVP ( barium enema untuk stadium II, IV A dan stadium 0 awal jika ada
gejala
yang
berhubungan
dengan
kolon
dan
rektum
),
dapat
Limfangiografi
Darah lengkap
Kimia darah
Urenalisis
2.7
PENATALAKSANAAN
melibatkan
pembuluh
limfe,
dan
pembuluh
darah
maka
tahun penangana, maka dilakukan operasi jika terapi yang terdahulu adalah
radiasi dan prosesnya terbatas pada panggul. Bila proses sudah jauh dan
operasi tidak mungkin dilakukan maka dipilih kemoterapi.
2.8 PENCEGAHAN
Sebagian besar kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat dan
menghindari faktor-faktor penyebab kanker meliputi :
maka
tes
Pap
dapat
dilakukan
sekali
setahun.
Jika
rahim.
Vaksin HPV
Vaksin HPV saat ini sudah digunakan untuk mencegah kanker leher
rahim dan kutil kelamin karena HPV. Vaksin tersebut bekerja dengan
cara melindungi dari 4 tipe HPV yang paling sering menyebabkan
penyakit, yaitu tipe 6, 11, 16, dan 18, tipe yang menyebabkan 70%
kanker leher rahim dan 90% kutil kelamin. Vaksin tersebut
dikeluarkan oleh U.S.Foods and Drugs Administration (FDA) pada
tahun2006 dan sudah dinyatakan aman untuk wanita berusia 9 26
tahun.
Vaksin diberikan dalam 3 dosis dalam periode 6 bulan yaitu
pemberian awal, 2, dan 6 bulan berikutnya. Belum diketahui
keefektifannya pada wanita yang hanya menerima 1 atau 2 dosis
saja. Karena ini sangat penting diberikan 3 dosis penuh untuk para
wanita. Keefektifan vaksin HPV menurut penelitian diperkirakan
selama 5 tahun, seberapa lama vaksin ini dapat memberikan efek
perlindungan
masih belum
jelas. Sebaiknya
vaksin
diberikan
2.9 PROGNOSIS
Prognosis ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya :
Umur pasien
Keadaan umum
Bab 3
KESIMPULAN
cenderung
menurunkan
angka
kejadian
kanker
invasif.
pemeriksaan IVA.
Luasnya daerah Indonesia dengan bermacam kendala , tampaknya
skrining massal baik dengan tes pap atau IVA sulit dilaksanakan. Untuk itu
pemberian vaksin HPV (16,18) pada usia yang rawan terpapar HPV (usia 1014 tahun) perlu dipertimbangkan walaupun biaya sangat mahal. Selain itu
pencegahan faktor risiko sangat signifikan menurunkan angka kejadian
kanker serviks.
Daftar Pustaka
Daftar Isi
Contents
Bab 1......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
1.1
Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2
Batasan Masalah........................................................................................ 1
1.3
Tujuan Penulisan........................................................................................ 1
1.4
Metode Penulisan....................................................................................... 1
Bab 2......................................................................................................................... 2
KARSINOMA SERVIKS UTERI.................................................................................. 2
Bab 3....................................................................................................................... 17
KESIMPULAN.......................................................................................................... 17