You are on page 1of 18

[Type text]

STATUS PSIKIATRI
SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)

Disusun oleh :
Octiara Gisca Amilia (1102008186)
Pembimbing :
dr. Jonli Indra Sp. KJ
KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT JIWA
RUMAH SAKIT JIWA SOEHARTO HERDJAAN
JAKARTA 2014

STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN

[Type text]

No. Rekam Medik


Ruang Perawatan
Nama Lengkap
Nama Panggilan
Tempat/Tanggal Lahir :
Umur
Jenis Kelamin

:
02-52-50
:
Nuri
:
Tn. Peter
:
Peter
Jakarta 23-02-1983
:
31 tahun
:
Laki-laki

[Type text]

Status Perkawinan
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan
Bangsa/ Suku
Agama
Alamat
Dokter yang Merawat
Tanggal Masuk RSJSH

:
:
:
:
:
:
:
:

Belum menikah
D3
Tidak bekerja
Indonesia, Betawi
Katolik
Jl. Matraman Dalam II
Dr. Arun, Sp.KJ
27 April 2014

Riwayat Perawatan
Tanggal 27 April 2014 dirawat di RSJSH di Nuri Cempaka (saat ini), pasien merupakan pasien
rawat jalan di RSJSH.

II.RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis

Tanggal 8 Mei 2014, pukul 10:00, di ruang Nuri RSJSH.


Tanggal 9 Mei 2014 , pukul 09:00 di ruang Nuri RSJSH.
Tanggal 12 Mei 2014 , pukul 09:00 di ruang Nuri RSJSH.

Alloanamnesis
Tanggal 9 Mei 2013, pukul 13:30 di ruang Nuri RSJSH, dengan Tn. P, 54 tahun,
pekerjaan pedagang.
A. Keluhan Utama
Pasien marah-marah sejak 1 hari SMRS
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Berdasarkan anamnesis secara autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan,
Pasien datang dibawa oleh orangtuanya ke IGD RSJSH dengan keluhan marahmarah yang tidak terkontrol sejak satu hari SMRS. Selain marah-marah pasien juga
berusaha memukul tetangganya tanpa sebab. Menurut pengakuan pasien, hal itu dia
[Type text]

[Type text]

lakukan karena tetangganya telah merebut pacarnya dan menjadikan pacarnya seorang
pekerja seksual. Pasien menyebutkan bahwa ia sudah 9 kali berpacaran dan sebanyak 4
kali pacarnya direbut oleh tetangganya. Pasien mengatakan ia sering beradu mulut dengan
pacarnya yang terakhir yang bernama Mega. Hal ini dikarenakan Mega tidak mau dilarang
untuk ikut berperang di perang dunia. Pasien juga mengatakan tetangganya sering
mengganggunya tidur dengan membuka dan menutup pintu kamarnya terus menerus.
Pasien merasa tetangganya tidak menyukai dirinya sehingga berniat untuk mencelakainya.
Pasien juga mengatakan ayahnya membencinya dan bersekongkol dengan tetangganya
untuk menyakitinya. Kejadian seperti ini bukan kali pertama, pasien pernah mengalami
hal serupa sebanyak 4 kali ( namun tidak berusahai mencelakai orang lain )beberapa tahun
yang lalu tetapi tidak masuk rumah sakit.hanya disuruh ibunya untuk berobat ke seorang
ahli terapi yang biasa dipanggil Pak Haris. Pasien juga datang ke dokter spesialis kejiwaan
dan diberikan obat. Pasien meminum obat tersebut sejak 2 tahun yang lalu. Namun 1
minggu smrs pasien malas memakan obat karena menurutnya itu adalah sebuah racun.
Sejak 3 tahun yang lalu pasien pernah berfikir untuk bunuh diri sebanyak 4 kali. Tapi hal
itu tidak dilakukannya karena takut dimarahi oleh Tuhan. Orang tua pasien tidak pernah
mengetahui keinginan bunuh diri pasien. Tidak ada riwayat kejang, tidak ada riwayat
mengalami penurunan kesadaran, dan tidak ada riwayat kecelakaan yang menyebabkan
trauma kepala.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Gangguan Psikiatrik
Pasien tidak pernah dirawat inap di RSJSH sebelumnya.
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien belum pernah mengalami sakit serius yang

menyebabkan ia harus dirawat.

Pasien juga belum pernah mengalami kecelakaan ataupun dioperasi.


3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak pernah merokok, dan pernah minum alcohol sebanyak satu kali, dan tidak
pernah menggunakan narkoba.

[Type text]

[Type text]

4. Riwayat Gangguan Sebelumnya

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir spontan, ditolong bidan, cukup bulan, dengan berat lahir cukup (2,8
kg). riwayat trauma, infeksi, dan kejang selama hamil disangkal. Pasien merupakan
anak ke lima dari enam bersaudara.
2. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien tergolong anak yang sehat dengan proses tumbuh kembang dan tingkah
laku normal dengan anak seusianya. Pasien tidak pernah mengalami trauma maupun
kejang saat kecil.

[Type text]

[Type text]

3. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)


Masa ini dilalui dengan baik, tumbuh kembang baik dan normal seperti anak
seusianya. Pasien memiliki cukup banyak teman dan tidak pernah tinggal kelas,
prestasi belajar pasien rata-rata.
4. Masa Kanak Akhir (Pubertas Remaja)
a. Hubungan Sosial
Hubungan pasien dengan lingkungan baik. Pasien memiliki banyak teman dan
pandai bergaul.

b. Riwayat Pendidikan
Pasien pernah bersekolah di:

SDN Kebon Kelapa(7-12 tahun). Pasien tidak pernah tinggal kelas. Pasien
memiliki banyak teman dan dapat bergaul dengan baik, prestasi belajar pasien
cukup baik.

SMP 4 BADIK, (13-16 tahun)


Pasien tidak pernah tinggal kelas. Pasien memiliki banyak teman dan dapat bergaul
dengan baik, prestasi belajar pasien cukup baik.

SMA Taman Siswa Jakarta (16-18 tahun)


Pasien tidak pernah tinggal kelas. Pasien memiliki banyak teman dan dapat bergaul
dengan baik, prestasi belajar pasien cukup baik. Pasien sering ditawari minum

minuman beralkohol oleh teman temannya namun pasien menolak.


Kuliah Universitas Gunadarma jurusan MI (D3)

c. Riwayat Psikoseksual
Menurut dirinya, pasien termasuk tipe yang sering gonta-ganti pacar. Pasien
mengatakan pacar nya selalu selingkuh sehingga pasien sering merasa sedih yang
mendalam. Pasien mengaku sudah beberapa kali melakukan hubungan suami-istri
walaupun belum menikah.

[Type text]

[Type text]

d. Latar Belakang Agama


Pasien beragama Katolik, dan cukup taat dalam beribadah saat pasien belum sakit.
e. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum, tidak pernah berurusan dengan
aparat penegak hukum, dan tidak pernah terlibat dalam proses peradilan yang terkait
dengan hukum.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak dari pasangan Tn.P dan Ny.S. Pasien merupakan anak kelima dari
enam bersaudara. Dikeluarga pasien merupakan anak yang pendiam. Tidak ada riwayat
anggota keluarga yang mempunyai gejala yang sama seperti pasien.

[Type text]

[Type text]

[Type text]

[Type text]

F. Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang


Pasien tinggal bersama kedua orangtua dan 2 saudaranya . Luas rumah kira-kira
30m2.Dengan dua kamar kecil, satu ruang tamu, satu dapur berbarengan dengan kamar
mandi. Lantai rumah terbuat dari semen berkeramik. Pasien merupakan pasien KJS. Kesan
kondisi social ekonomi pasien adalah menengah kebawah

G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya


Pasien menyadari dirinya sering mengalami ketidak tenangan dan gelisah namun pasien
masih ragu tentang penyakit pasien. Pasien mau meminum obat jika di rawat inap. Pasien
merasa lebih baik saat dirawat inap karena dapat bercerita dan mengeluarkan keluh kesah
tentang kehidupannya dengan dokter muda. Pasien mengaku tidak minum obat teratur jika
dirumah karena menganggap obat tersebut adalah racun.

III. STATUS MENTAL(tanggal 27 April 2014, pukul 10:00 WIB)


A. Deskripsi Umum
Kesadaran Neurologis: Compos Mentis
Kesadaran Psikiatri : Tidak tampak terganggu (perilaku,sikap dan gerak gerik pasien
tampak tenang)
Tanda Vital
[Type text]

[Type text]

Tekanan Darah
Nadi
Suhu
Pernafasan

: 130/80 mmHg
: 80x/ menit
: 36,9oC
: 20x/ menit

1. Penampilan Umum
Pasien seorang laki-laki, berusia 31 tahun, berpenampilan fisik sesuai usianya, postur
tubuh berisi, berkulit putih, berambut hitam , pada saat wawancara pasien mengenakan
baju kaos berwarna merah dengan celana pendek berwarna hitam bertulisan RSJSH,
memakai sandal. Pasien duduk dengan tenang, kontak mata baik dan konsentrasinya
baik.
2. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Sebelum Wawancara
:
Pasien sedang berdiri sambil berbicara dengan pasien
Selama Wawancara

: lain di ruang Nuri.


Pasien duduk dengan sangat tenang di samping
pemeriksa, pasien mau melakukan kontak mata.
Perhatian pasien sangat baik. Pasien dapat menjawab

Sesudah Wawancara

pertanyaan, dengan jawaban sesuai dengan yang

ditanyakan terutama sering membicarakan orangPasien kembali berkumpul dengan temannya sesama
orang yang pasien fikir tidak suka dengan dirinya.
pasien.
3. Sikap Terhadap Pemeriksa
Kooperatif dan bersahabat,dapat menjawab semua pertanyaan dengan baik dan luas.
4. Pembicaraan
Lancar, pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan, kuantitas cukup. Bicara
pasien spontan intonasi cukup jelas dan nada suara cukup. Jawaban pasien konsisten
pada tiap wawancara. Pasien suka tiba-tiba bercerita tentang orang-orang yang pasien
anggap tidak suka dan membenci dirinya. Tidak terdapat hendaya atau gangguan
berbicara.
B. Alam Perasaan (Emosi)
1. Suasana Perasaan (mood) : euthimia
2. Afek / Ekspresi Afektif : Serasi
o Arus
: Cepat
o Stabilitas
: Stabil
[Type text]

[Type text]

o
o
o
o
o
o

Kedalaman
Skala diferensiasi
Keserasian
Pengendalian
Dramatisasi
Empati

: Dangkal (Saat menceritakan)


: Luas
: Serasi
: Cukup
: Tidak ada
: Tidak dapat diraba rasakan

3. Keserasian : appropriate

C. Gangguan Persepsi
a) Halusinasi
b) Ilusi
c) Depersonalisasi
d) Derealisasi

: Ada (halusinasi auditorik)


: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada

D. Fungsi Intelektual
1.
2.

Taraf Pendidikan
Pengetahuan Umum

Sesuai dengan tingkat pendidikan tamatan D3


Baik, sesuai dengan tingkat pendidikan

3.
4.

Kecerdasan
Konsentrasi dan

Rata-rata
Konsentrasi baik,

Perhatian

Perhatian baik (pasien dapat mengikuti selama proses


wawancara).

5.

Orientasi
-

Waktu

Baik (Pasien dapat menyebutkan hari, tanggal, bulan dan

Tempat

tahun saat itu dengan benar).


Baik (Pasien tahu pasien dirawat dirumah sakit namun
pasien tidak tahu nama RSJSH, pasien mengatakan di

Orang

rawat di rumah sakit jiwa grogol.


Baik (Pasien mengenali temannya dengan benar dan
mengetahui sedang diwawancara oleh dokter muda).

Situasi

Baik (Pasien mengetahui situasi sekitar, saat wawancara


berlangsung).

[Type text]

[Type text]

9.

Daya Ingat
-

Jangka Panjang

Baik (Pasien dapat mengingat sekolah SD nya, namun


dapat mengingat beberapa nama teman semasa kecilnya).

Jangka Pendek

Baik (Pasien dapat menyebutkan nama pasien lain yang


sudah dikenal 2 hari lalu).

Segera

Baik (Pasien dapat menyebutkan angka 9,1,1,9,0 saat saya


memintanya untuk mengulang).

12.

Pikiran Abstrak

Baik (dapat mengartikan peribahasa buah jatuh tidak jauh

13.

Visuospasial

dari pohonnya")
Baik (dapat menggambar jam dan menggambar seperti
contoh)

14.
15.

Bakat dan kreativitas


Kemampuan Menolong

Baik (dapat menulis, menyanyi)


Baik (pasien makan, mandi, dan berpakaian sendiri dengan

Diri

rapih).

E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktifitas
b. Kontinuitas
c. Hendaya Berbahasa
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Isi Pikir
Preokupasi
Waham
Obsesi
Fobia
Gagasan Rujukan
Gagasan Pengaruh

F. Pengendalian Impuls

: bicara secara spontan


: koheren
: Tidak ada
: Tidak ada
: Waham kejar
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Baik (Saat pemeriksaan, pasien mampu mengendalikan diri

dan bersikap sopan selama wawancara, pasien juga tidak marah saat sesi wawancara
diinterupsi oleh pasien lain).

G. Daya Nilai
Daya Nilai Sosial

[Type text]

[Type text]

Baik (pasien mengenali perilaku yang dapat merugikan orang lain seperti tahu bahwa
mencuri itu tidak baik).

Uji Daya Nilai


Baik (apabila pasien mencium bau asap didalam rumah pasien berfikir tentang sesuatu
yang terbakar dan harus disiram dengan air).

Daya Nilai Realita


Terganggu (adanya waham dan halusinasi)

H. Tilikan
Derajat 2 ( menyadari bahwa dirinya sakit dan membutuhkan bantuan tapi dalam waktu
yang bersamaan menyangkal penyakitnya).
I. Reliabilitas

: Taraf dapat dipercaya

IV. STATUS FISIK(pemeriksaan dilakukan pada 8 Mei 2014 pukul 09:30 WIB)
A. Status Internus
Keadaan Umum
Kesadaran
Tanda Vital
Tekanan Darah
[Type text]

: Baik, tampak tidak sakit


: Compos Mentis
: 130/80 mmHg

[Type text]

Nadi
Suhu
Pernafasan
TB/BB
Kulit

: 80x/ menit
: 36,9oC
: 20x/ menit
: 163cm / 65kg
: Putih, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kelembaban

Kepala

...normal,.efloresensi primer/sekunder (-)


: Normocephali, rambut warna hitam,, distribusi merata, tidak mudah

Mata

..dicabut.
: Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak

Hidung
Telinga
Mulut

...langsung +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, oedem -/-.
: Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-), sekret -/-.
: Normotia, membran timpani intak +/+, nyeri tarik -/-.
: Bibir merah kecoklatan, agak kering, sianosis (-), sariawan (-), trismus (-)

..halitosis (-), candidiasis(-).


Lidah
: Normoglossia, warna merah muda, lidah kotor (-).
Gigi geligi
: Baik
Uvula
: Letak di tengah, hiperemis (-)
Tonsil
:T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokan :Faring tidak hiperemis
Leher
:KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba .membesar, trakea
.letak normal

Thorax
Paru
Inspeksi
Bentuk dada

normal,

simetris

dalam

keadaan

statis

maupun

dinamis,

efloresensiprimer/sekunder dinding dada (-), pulsasi abnormal (-), gerak napas


simetris, irama teratur, retraksi suprasternal (-)
Palpasi
: Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris
Perkusi
:Sonor di semua lapangan paru
Auskultasi
: Tidak dilakukan
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas
[Type text]

Atas

: Ictus cordis tidak tampak


: Tidak dilakukan.
: Tidak dilakukan
:Tidak dilakukan
: Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), edema (-)

[Type text]

- Bawah : Akral hangat, sianosis (-), edema (-), deformitas (-).


Genitalia
: Tidak diperiksa
B. Status Neurologis
1. Saraf kranial (I-XII)
2. Tanda rangsang meningeal
3. Refleks fisiologis
4. Refleks patologis
5. Motorik
6. Sensorik
7. Fungsi luhur
8. Gangguan khusus
9. Gejala EPS

: Baik
: Tidak dilakukan
: (+) normal
: Tidak ada
: Baik
: Baik
: Baik
: Tidak ada
: akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), tonus otot

.........................................................(N), resting tremor (-), distonia (-).

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi: cor dan pulmonal dalam batas normal.
Laboratorium hematologi,elektrolit,kimia klinik,urine: dalam batas normal.

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien seorang laki-laki, berusia 31 tahun, berpenampilan fisik sesuai usianya, postur
tubuh berisi, berkulit putih, berambut hitam. Pada saat wawancara pasien mengenakan baju kaos
berwarna merah dengan celana pendek berwarna hitam bertulisan RSJSH dan memakai sandal.
Pasien duduk tenang di samping pewawancara kontak mata baik konsentrasinya baik.
Paien mulai sakit sejak tahun 2005 namun pasien hanya diantar keluarganya ke ahli
therapy. Pasien baru pertama kali masuk RSJSH 1 minggu SMRS pasien mulai jarang minum
obat karena merasa obat tersebut adalah racun. 2hari sebelum kerumah sakit keadaan pasien
tampak gelisah.. dan kemudian sehari smrs pasien marah-marah dan hendak memukul
tetangganya.Pasien merasa sering diganggu tidurnya dengan suara pintu yang dibuka tutup terus
menerus dan pasien merasa tetangga dan ayahnya membencinya sehingga ingin melukainya.
Paien juga mengatakan bahwa mantan pacarnya hendak ikut perang dunia dan sekarang dijadikan
pekerja seks oleh tetangganya.

[Type text]

[Type text]

Selama dirawat di ruang nuri, pasien merasa bahwa dirinya lebih tenang. Pasien sudah
tidak mendengar suara pintu namun masih merasa tetangganya akan melukainya. Namun pasien
merasa tenang karena dapat mengeluarkan keluhkesahnya kepada dokter muda.
Dari pemeriksaan psikiatri didapatkan : Kesadaran neurologisnya compos mentis. Isi fikir
preokupasi tidak ada.Pembicaraan koheren Daya nilai realitanya tidak terganggu (waham dan
halusinasi). Tilikannya derajat 2..
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan ke dalam :
Pasien Tn. Peter umur 31 tahun mengalami distress yang disebabkan hendaya pada :

Isi pikir

: waham kejar dan halusinasi

auditorik

Dari adanya 2 gejala tersebut, menurut PPDGJ III termasuk ke dalam diagnosis penyakit
skizofrenia paranoid karena memenuhi kriteria diagnostik :

Memenuhi kriteria umum skrizofrenia: waham kejar, halusinasii auditorik

Onset lebih dari 1 bulan

Maka oleh sebab itu pasien ini didiagnosis oleh Schizophrenia Paranoid
Gangguan jiwa ini sebagai GMNO karena tidak adanya :
-

Penurunan kesadaran patologis

Gangguan sensorium atau gangguan neurologik

Gangguan fungsi kognitif (memori, intelektual, dan belajar)

Faktor organik spesifik

Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan kedalam:

[Type text]

[Type text]

1. Gangguan kejiwaan Skizofrenia Paranoid (F20.0) karena adanya:

Waham kejar

Halusinasi auditorik

Onset lebih dari satu bulan


Menurut PPDGJ III, gangguan psikosis ini adalah skizofrenia paranoid

Aksis II: Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental


Tidak ada diagnosis
Aksis III:Kondisi Medis Umum
Tidak ada diagnosis.
Aksis IV: Problem Psikososisal dan Lingkungan
Problem dengan tetangga
Pasien merasa tidak disukai oleh tetangganya dan berpikiran tetangganya akan
menyakitinya karena masalah wanita.

Problem dalam percintaan


Pasien menjalin hubungan namun pacarnya memutuskan hubungan tersebut tanpa
sebab.
Problem dengan keluarga
Hubungan pasien yang tidak akrab dengan ayah kandungnya karena pasien merasa

ayahnya membencinya.
Aksis V: Penilaian Fungsi Secara Global
Global Assesment of Functioning (GAF) Scale

HPLY : 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik.

Current :70 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik.

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I

: F20.0 Skizofrenia Paranoid

Aksis II : Tidak ada diagnosis


[Type text]

[Type text]

Aksis III : Tidak ada diagnosis


Aksis IV : Masalah dengan primary support group (keluarga)
Aksis V : GAF Scale
GAF current
GAF saat masuk RS
GAF HLPY

: 60-51
: 30-21
: 80-71

IX. DAFTAR MASALAH


1. Organobiologik

: Tidak itemukan kelainan organik dan


didapatkan faktor herediter

2. Psikologik
3. Sosiobudaya

: Waham Kejar
: Hendaya dalam fungsi sosial

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam

:Ad bonam(pasien tidak pernah membahayakan diri sendiri atau orang


..lain selama sakit dan tidak ada tanda-tanda pasien menderita
..gangguan mental organik atau penggunaan zat)

Quo ad functionam

:Dubia ad bonam(pasien masih dapat melanjalankan kegiatan


sehari-..hari, dan fungsi sosialnya masih baik selama gejala-gejala
psikotiknya ..tidak ada)

Quo ad sanationam

:Dubia ad bonam(karena pasien baru pertama kali masuk RSJ)

Faktor-faktor yang mempengaruhi


a. Faktor Yang Memperingan:
Dukungan keluarga
Pernah bersekolah
Tidak ada riwayat penggunaan NAPZA
Keinginan untuk sembuh

[Type text]

[Type text]

b. Faktor Yang Memperberat:


Tidak teratur minum obat
Pernah terfikir untuk bunuh diri

XI. PENATALAKSANAAN
1. Rawat Inap
Dengan indikasi:
- Untuk tujuan diagnostik.
- Untuk menstabilkan medikasi.
- Perilaku yang kacau dan emosi yang tidak stabil.
- Keluarga tidak sanggup menangani pasien dirumah.
2. Psikofarmaka
Risperidone 2 x 2 mg per hari
THP 2 x 2 mg per hari
3. Psikoterapi
Dilakukan melalui:
a)
b)

Psikoterapi suportif
Psikoterapi reedukatif
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan
masalahnya dan meyakinkan pasien bahwa ia sanggup mengatasi
masalah yang dihadapinya.

Memotivasi pasien agar selalu berpikir positif

Memberikan pujian jika pasien mampu melaksanakan tugas yang diberikan

Memotivasi pasien agar rajin minum obat dengan teratur

4. Sosioterapi
a) Social Skills Training

[Type text]

You might also like