You are on page 1of 3

Metode Test Tzank (Tzank Smear)

Pendahuluan
Sitologi adalah salah satu metode diagnostik -> karakter sebuah sel
secara individual. Karakter morfologis sel akan berubah bila terdapat
suatu penyakit. Pemeriksaan sitologi untuk melihat perubahan sel
sebagai alat diagnostik awal. Pemeriksaan sitologi pada penyakit kulit ->
dokter spesialis kulit (Perancis) bernama Arnault Tzanck (1947).
Pemeriksaan hapusan Tzanck atau Tzanck smear pada penyakit kulit lebih
sering digunakan sebagai alat diagnostik penyakit:
- herpes simpleks/zoster
- varisela zoster atau cacar air.
Pada kondisi sebenarnya, hapusan Tzanck dapat digunakan untuk
membantu mendiagnosis penyakit-penyakit:
- vesikobulosaerosiva
- popular
- pustular
- nodular, dan
- lesi tumoral dari etiologi yang berbeda-beda.

Anatomi
kerokan dasar erosi bulla sampai dengan stratum korneum,
vesikel terletak pada intraepidermal,
epidermal yang terpengaruh dan inflamasi
dermis menjadi infiltrate dengan leukosit dan eksudat serous yang
merupakan kumpulan sel yang terakumulasi dalam stratum korneum
membentuk vesikel.
Metode Pemeriksaan
3 cara :
scraping
slit-skin, atau
teknik imprint
*Cara yang dipilih dipengaruhi oleh lokasi serta tipe lesi.

Vesikobulosaerosiva
mengikis/gesekan.

atau

pustular

scraping

atau

dengan

Vesikel, bullae, atau pustul (paling terakhir timbul) :


- lesi kulit dibersihkan oleh alkohol 70%
- lalu atap dari vesikel, bullae, atau pustul diinsisi menggunakan
skalpel
- isi cairannya dibersihkan dari lesi menggunakan kapas tanpa
menyentuh dasar lesi
*Isi cairan dari lesi ini dapat mengganggu pemeriksaan mikroskopik
karena sel yang ingin diteliti dapat terdilusi dan tertutup.
- dasar lesi dikikis secara hati-hati dengan sisi tajam dari skalpel atau
spatula jika pada lesi mukosa, lalu dihapuskan pada kaca objek
- pada lesi yang berkrusta, dapat dilakukan pengangkatan krusta
dengan forseps steril, kemudian baru dilakukan pengikisan sampel.

1
2
3

Pemeriksaan ini biasanya digunakan untuk Herpes Zoster, Herpes Simplex,


dan Varicella.
Pecahkan bulla, lalu dikerok kulit luarnya.
Kerokan di fiksasi pada preparat dengan cara dilewatkan di atas api 3x.
Rendam di alkohol 96% selama 5 menit, lalu bilas.
4 Tetesi larutan giemsa (1:10) selama 30 menit. Bilas dengan air mengalir,
lalu keringkan.
Periksa di mikroskop dengan 100x perbesaran.
Hasil (+) jika ditemukan sel datia berinti banyak.
Cara
-

pemeriksaan tersebut diatas dapat mengidentifikasi:


sel epidermis
sel achantolytic (Tzank)
sel inflamasi
multinucleated giant cell (sel raksasa berinti banyak)

- sel mast.
Sel epidermis
Sel ini mempunyai ukuran 2-3 kali lebih besar dari PMN. Biasanya
polygonal , inti di tengah, mengandung granula halus dan sering melekat
satu dengan yang lainnya, membentuk kelompok.
Sel- sel achantolytic (Tzank)
Sel-sel ini adalah epidermis yang terbentuk bulat dengan pengecatan
berwarna gelap. Cytoplasma di bagian tepi yang tampak padat dan sel ini
hampir tidak pernah dijumpai berkelompok, biasanya soliter, intinya
terlihat gelap dibagian tepinya dan intinya relative berukuran besar
dibandingkan dengan kelompok cytoplasma.
Immunofluorescence is a technique used for light microscopy with a fluorescence
microscope and is used primarily on microbiological samples. This technique uses
the specificity of antibodies to their antigen to target fluorescent dyes to specific
biomolecule targets within a cell, and therefore allows visualisation of the distribution
of the target molecule through the sample. Immunofluorescence is a widely used
example of immunostaining and is a specific example of immunohistochemistry that
makes use of fluorophores to visualise the location of the antibodies.

You might also like