You are on page 1of 11

BAB III TEORI DASAR

3.1. Supervisory Control and Data Aqcuisition (SCADA)


Supervisory Control and Data Aqcuisition (SCADA) merupakan suatu
sistem teknologi yang terdiri dari fungsi pengawasan, pengendalian, dan
pengambilan data secara jarak jauh (remote area) yang terpusat pada
suatu titik tempat bernama Control Center (Master). Pada Control Center
terdapat sebuah atau beberapa Human Machine Interface (HMI) atau Man
Machine Interface (MMI) berupa monitor maupun layar yang menampilkan
diagram-diagram jaringan kondisi proses di lapangan ataupun keadaan
peralatan penunjang yang terintegrasi dengan sistem SCADA. Seorang
Dispatcher secara dapat melakukan dan memanfaatkan hal-hal sebagai
berikut:

Telemetering (TM)
Dispatcher memanfaatkan TM untuk kebutuhan pemantauan
meter, baik daya nyata dalam MW, daya reaktif dalam Mvar,
tegangan dalam kV, dan arus dalam A. Dengan demikian
Dispatcher dapat memantau meter dari keseluruhan jaringan
hanya dengan berada di suatu titik tertentu dengan didukung

oleh peralatan penunjang lainnya.


Telesinyal (TS)
Dispather dapat memanfaatkan TS untuk mendapatkan indikasi
dari semua alarm dan kondisi peralatan tertentu yang dapat

dibuka (open) dan ditutup (close).


Telekontrol (TC)
Dispatcher dapat melakukan kontrol secara remote, hanya
dengan kontrol satu tombol kendali, untuk membuka dan
menutup sistem tenaga listrik.

Untuk keperluan tersebut, Dispatcher akan dibantu dengan suatu


sistem SCADA yang terintergrasi yang berada di suatu titik ruangan
tertentu,

dan

disebut

sebagai

Control

Center.

Ruangan

tersebut

bergabung dengan Master Station. SCADA yang dioperasikan pada Control


Center mencakup berbagai aplikasi yaitu, sebagai berikut:

Akuisisi Data.

LAPORAN KERJA PRAKTEK


PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Tbk.
Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang
14

Supervisory Data.
Pemantauan data, pemrosesan event (kejadian).
Kalkulasi data.
Tagging (penandaan).
Perekaman data.
Pelaporan.

Di samping kebutuhan akan control center, di sisi lain harus


disiapkan

infrastruktur

pendukung

serta

peralatan

lainnya,

telekomunikasi, Remote Terminal Unite (RTU), tranducer,

yaitu

dan lain

sebagainya. Telekomunikasi digunakan sebagai jalan komunikasai data


maupun suara antara control center dengan site (lokasi). RTU digunakan
sebagai unit termianal untuk mengendalikan, mengakuisisi data, dan
mensupervisi sebuah Gardu Induk, dan selanjutnya mengirimkan data
tersebut ke control center.

3.2. Akuisisi Data Dengan RTU Dan Control Center


3.2.1.
Konfigurasi
Untuk berkomunikasi dengan RTU, di control center
dibutuhkan suatu perangkat interface. Perangkat interface ini
dahulu disebut dengan nama Front End, namun pada
perkembangannya
Komunikasi.

Sub

disebut
sistem

dengan

nama

Sub

Sistem

komunikasi

data

harus

dapat

melakukan polling ke RTU dan control center lain. Pollling


dapat dianalogikan seperti pengabsenan, sehingga sub
sistem komunikasi akan melakukan pengabsenan secara
teratur sesuai waktu yang ditentukan RTU. Sub sistem
komunikasi data dapat mendukung beberapa konfigurasi
point to point, loop, multipoint, dan partyline menggunakan
rute utama dan rute alternatif.
Apabila terjadi gangguan pada komunikasi utama, maka
perangkat lunak dari sub sitem komunikasi secara otomatis
memindahkan link komunikasi alternatif (back up). Sub
sistem komunikasi secara periodik melakukan polling ke RTU
pada link back up yang diberi tugas sebagai link komunikasi
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Tbk.
Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang
15

pengganti.

Sub

sistem

komunikasi

dapat

mendukung

konfigurasi komunikasi sebagai berikut:

Konfigurasi

Titik

Ke

Titik

(Point

to

Point)
Konfigurasi ini menghubungkan dua terminal
telekontrol dan merupakan tipe yang paling
sederhana.
Konfigurasi Banyak Titik Ke Satu Titik

(Multipoint to Point)
Control

center

dihubungkan
terminal

luar

dengan

satu

terminal

hubung

ke
setiap

terminal luar. Pada setiap saat, semua terminal luar


diijinkan mengirimkan data ke pusat pengatur, dan
control center dapat mengirimkan pesan ke
satu

atau lebih terminal-terminal luar secara


bersamaan.
Konfigurasi Banyak Titik-Bintang

(Multipoint-Star)
Control center dihubungkan ke lebih dari satu terminal
luar dengan terminal hubung yang sama. Pada setiap
saat, hanya satu terminal luar yang diijinkan mengirimkan
data ke control center. Peralatan
telekontrol

pusat

dapat

mengirimkan data ke satu atau


lebih terminal-terminal luar yang dipilih

atau secara bersamaan.


Konfigurasi
Banyak

Titik-Saluran

Bersamaan (Partyline)
Control center dihubungkan ke lebih dari
satu terminal luar oleh suatu jalur sama.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Tbk.
Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang
16

Batasan-batasan

yang

terjadi

pada

saat

pertukaran

antara pusat dan terminal-terminal luar sama dengan


pada konfigurasi banyak titik-bintang.

Konfigurasi Banyak Titik-Cincin (Loop)


Jalur komunikasi antara semua terminal

membentuk suatu cincin.


Ini

merupakan

suatu

metode yang lebih sering digunakan untuk memperbaiki


kehandalan dari jalur komunikasi. Jika jalur terpotong
pada beberapa lokasi, komunikasi yang normal masih
dapat

dipertahankan,

karena

setiap

terminal

dapat

dijangkau dari dua sisi cincin


Konfigurasi Gabungan

Konfigurasi-konfigurasi yang disebutkan pada sebelumnya


dapat dikombinasikan menjadi bermacam variasi dari
konfigurasi-konfigurasi gabungan. Variasi yang paling
penting adalah konfigurasi jala (mesh) di mana diperlukan
komunikasi antara beberapa pasangan terminal-terminal.

LAPORAN KERJA PRAKTEK


PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Tbk.
Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang
17

Gambar 3.1. Konfigurasi Sistem SCADA

3.2.2.

Pemantauan Sub Sistem Komunikasi Data


Sub sistem komunikasi data bertugas memantau link

komunikasi dengan RTU. Dispatcher dapat menampilkan


informasi-informasi berikut ini pada tampilan. Tampilan ini
dapat dilihat pada monitor kerja Dispather yang disebut
Video Display Unit (VDU);
Status aliran komunikasi dengan setiap RTU.
Status dari setiap link komunikasi, misalnya; in service,
out service, and faulty.
Statitik komunikasi untuk setiap RTU, misal; jumlah data
yang

baik,

jumlah

data

yang

buruk,

dan

jumlah

penggulangan polling/jam (communication error).


Statistik komunikasi untuk setiap link komunikasi atau
kombinasi RTU.

LAPORAN KERJA PRAKTEK


PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Tbk.
Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang
18

3.3. Master Stasion


Dalam

sistem

SCADA,

Master

Station

mempunyai

fungsi

melaksanakan telekontrol (telemetering, telesinyal, dan remote control)


terhadap remote station. Remote Station adalah stasiun yang dipantau,
atau diperintah dan dipantau oleh master station, yang terdiri dari
gateway, IED, local HMI, RTU, dan meter energi. Master station yang
dibangun harus mempunyai kapasitas minimum Input/ Output (I/O)
sebanyak 3 kali dari jumlah I/O yang terpasang. Kinerja master station
dapat diukur dengan menguji kapasitas maksimum sesuai spesifikasi
dimana peak-nya tidak boleh melebihi 50% dari RAM, tidak boleh melebihi
50% dari kemampuan CPU, dan tidak boleh melebihi 40% dari kapasitas
LAN [1]. Response time SCADA paling lambat adalah telesignaling 3 detik,
telemetering 10 detik, remote control 6 detik mulai dari eksekusi remote
sampai dengan perubahan status di master station, remote tap changer
20 detik, dan remote LFC 4 detik

Gambar 3.2. (a) Konfigurasi Point to Point, (b) Konfigurasi Multipoint to Point, (c)
Konfigurasi Multipoint - Star, (d) Konfigurasi Partyline, (e) Konfigurasi Loop, (f) Konfigurasi
Gabungan

LAPORAN KERJA PRAKTEK


PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Tbk.
Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang
19

3.4. Remote Station


Remote Station adalah stasiun yang dipantau, atau diperintah dan
dipantau oleh master station, yang terdiri dari gateway, IED, local HMI,
dan RTU. Remote Station dapat berfungsi sebagai :

GI Otomasi yang terdiri dari: Gateway, IED Bay Control Unit (BCU),

IED Bay Proteksi, dan LAN.


Remote Terminal Unit (RTU)
3.4.1 Peralatan Remote Station
Mengacu pada SPLN S3.001:2008 butir 7.2, peralatan remote station terbagi atas
beberapa, antara lain:

LAPORAN KERJA PRAKTEK


PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Tbk.
Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang
20

a. Gateway Gateway dapat berkomunikasi dengan RTU, IED, dan relay


proteksi. Gateway mampu berkomunikasi secara bersamaan dengan minimal
dua control center dengan protokol yang berbeda dan dapat dihubungkan
dengan Local HMI di gardu induk sebagai pengganti control panel.
b. Intelligent Electronic Device (IED) IED berfungsi untuk melakukan remote
control, telemetering, telesignal, dan proteksi, yang terpasang pada bay
controller dan dapat berkomunikasi dengan RTU atau Gateway menggunakan
c.

protokol standar.
Digital Meter Digital meter merupakan alat yang dipasang pada panel
sebagai pengganti transducer konvensional dan terhubung dengan remote
station. Protokol yang digunakan adalah IEC 60870-5-104, DNP3, atau
Modbus. Parameter yang ditampilkan oleh digital meter antara lain adalah
phase amp, phase volts, line volts, per phase PF, per phase kW, per phase
kVAr, per phase kVA, 3 phase PF, 3 phase kW, 3 phase kVAr, 3 phase kVA,

frequency, amps puncak, phase volts puncak, arus netral.


d. Local HMI Local HMI berfungsi sebagai pengganti control panel, terdiri dari
satu buah komputer dilengkapi dengan aplikasi HMI. Komunikasi antara
local HMI dengan gateway menggunakan protokol standar melalui TCP/IP,
yaitu IEC 60870-5-104, IEC 61850, dan DNP 3.0.
e. Remote Terminal Unit (RTU) RTU dapat mengakuisisi digital input, digital
output, analog input, dan analog output. RTU dapat berkomunikasi dengan 3
sub-RTU yang dinamakan RTU Konsentrator. RTU harus memiliki port
komunikasi redundant yang mampu berkomunikasi secara bersamaan dengan
minimal dua control center dengan protokol yang berbeda dan dapat
dihubungkan dengan Local HMI di gardu induk sebagai pengganti control
panel. RTU harus dilengkapi dengan fasilitas dummy breaker yang berfungsi
untuk melakukan simulasi remote control.

3.4.2. Bagian Remote Station


Berikut ini adalah bagian utama dari remote station :
1. Modul Mikroprosessor

LAPORAN KERJA PRAKTEK


PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Tbk.
Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang
21

Fungsi

Modul

Mikroprosessor

adalah

organisasi

aliran

data.

Sinkronisasi waktu dengan GPS lokal atau GPS di control center,


Sinkronisasi komunikasi serial atau field bus.
2. Modul Komunikasi
Fungsi modul komunikasi yaitu dapat berkomunikasi menggunakan
protokol sesuai dengan standar, memiliki fungsi http dan ftp (optional),
dapat melakukan switch secara otomatis.
3. Modul Input/Output (I/O)
Jenis I/O pada remote station terdiri dari 4, yaitu Analog Input, Analog
Output, Digital Input, Digital Output.
4. Modul Pulse Counter
Modul pulse counter berfungsi sebagai akumulator dari sinyal kontrol
status peralatan.
5. Modul Catu Daya
Catu daya mempunyai protokol komunikasi Modbus. Besaran nominal
toleransi dan sistem pentanahan untuk peralatan catu daya 48 VDC
mengacu pada SNI 04- 7021.2.1-2004: 2004
6. HMI (Human Machine Interface)
Human Machine Interface atau Man Machine Interface adalah
perangkat yang sangat penting dalam Pusat Pengatur Beban. HMI
digunakan sebagai media komunikasi antara Operator/Dispatcher
dengan komputer. Modul Local HMI berfungsi sebagai panel display
operator terhadap seluruh peralatan Gardu Induk. Operator tersebut
dapat melaksanakan eksekusi/perintah maupun monitoring peralatan di
gardu Induk yang masuk ke dalam sistem SCADA. Selain itu, HMI
juga menyimpan data dan informasi sistem secara real time untuk
dijadikan bahan analisa selanjutnya. Jumlah operator yang bekerja
dalam ruangan pusat pengatur menentukan banyaknya workstation/
terminal yang diperlukan. Sistem HMI tersebut meliputi semua
peralatan yang dipergunakan untuk menyampaikan informasi kepada
operator/dispatcher dan dapat dipakai oleh operator/ dispatcher untuk
mengoperasikan sistem.
7. FMEA (Failure Mode And Effect Analysis)
Remote Station yang sedang beroperasi kemungkinan terjadi gangguan
hardwar atau software pada salah satu komponen. Untuk mengetahui
gangguan salah satu modul dari Remote Station diperlukan pemahaman
alternatif jenis gangguan maka digunakan metode Failure Mode And
Effect Analysis (FMEA)
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Tbk.
Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang
22

3.5.

Media Komunikasi
Media komunikasi ini adalah menghubungkan antara Master Station dan Remote

Terminal Unit, biasanya menggunakan PLC (Power Line Carrier) dan FO (Fiber Optik). PLC
ini dihubungkan melalui jaringan kabel transmisi 150 kV dan 500 kV.

Gambar 3.3 peralatan PLC

3.5.1.

Sistem PLC
Sistem telekomunikasi yang menggunakan SUTT dan SUTET sebagai

saluran, biasa disebut Power Line Carrier (PLC) dan hanya dipakai di
lingkungan perusahaan listrik. Dalam sistem PLC, SUTT atau SUTET selain
menyalurkan

energi

listrik

juga

mengirimkan

sinyal

komunikasi

telekomunikasi. Sinyal telekomunikasi yang disalurkan adalah untuk


pembicaraan dan juga untuk data. Untuk keperluan ini harus ada peralatan
khusus yang berfungsi memasukkan (mencampur) dan mengeluarkan
(memisahkan) sinyal telekomunikasi di ujungujung saluran transmisi dari
frekuensi 50 Hz yaitu frekuensi energi listrik yang disalurkan melalui saluran
transmisi.
3.5.2.

Sistem Fiber Optik


Dengan adanya teknologi fiber optik (FO), perusahaan listrik

menggunakan saluran FO untuk keperluan operasinya, karena bisa dipasang


dalam kawat tanah pelindung sambaran petir dari saluran transmisi. Pada
saluran transmisi yang sudah beroperasi tetapi belum ada saluran FO-nya,
saluran FO bisa diberikan pada kawat tanah dalam keadaan operasi atau
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Tbk.
Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang
23

dipasang di bawah kawat fasa. Kelebihan dari FO ini bila dibandingkan


dengan PLC atau radio adalah sinyal yang dikirim bisa lebih banyak dan
lebih tahan dari interferensi sinyal lain karena media pengirimannya berupa
cahaya.
3.6. Remote Terminal Unit(RTU)
RTU (Remote Terminal Unit) adalah salah satu komponen dari suatu
sistem pengendali tenaga listrik yang merupakan perangkat elektronik
yang dapat diklasifikasikan sebagai perangkat pintar. RTU biasanya
ditempatkan di gardu induk, gardu hubung, gardu distribusi, maupun
pusat pusat pembangkit sebagai perangkat yang diperlukan oleh control
centre untuk mengakuisisi datadata rangkaian proses dalam melakukan
remote control, teleindikasi dan telemetering. RTU merupakan komponen
yang sangat penting dalam sistem pengendalian, sehingga 4 RTU ini harus
mempunyai tingkat keandalan dan ketepatan (akurasi) yang tinggi, dan
tidak boleh terpengaruh oleh gangguan - gangguan, misalnya noise,
guncangan tegangan catu, dsb

LAPORAN KERJA PRAKTEK


PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Tbk.
Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang
24

You might also like