Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Peta Topografi Kontur yaitu peta yang menggambarkan relief sebagai garis-garis
kontur.
Untuk melakukan pemetaan dalam praktikum ini, di gunakan kompas
Brunton atau kompas Geologi sebagai alat utama khusunya dalam menenutukan
arah dan slope. Dengan kompas Geologi inilah arah dan slope akhirnya mampu
ditentukan sehingga akan menjadi dasar pembuatan peta khususunya menggambar
garis kontur, dimana garis kontur adalah garis khayal dilapangan yang
menghubungkan titik dengan ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis
kontinyu diatas peta yang memperlihatkan titik-titik diatas peta dengan ketinggian
yang sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis
tinggi horizontal.
Samata sekitar 100 meter dari kampus dengan titik koodinat lokasi LS 5 12 5,4
BT 119 29 45.6, dimana terdapat jejeran bukit dengan ketinggian yang berbeda
pada lokasi tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.PENGENALAN PETA
A. PETA TOPOGRAFI
Pada umumnya peta adalah sarana guna memperoleh gambaran data
ilmiah yang terdapat di atas permukaan bumi dengan cara menggambarkan
berbagai tanda-tanda dan keterangan-keterangan, sehingga mudah dibaca dan
dimengerti. Jadi, peta adalah hasil pengukuran dan penyelidikan yang
dilaksanakan baik langsung maupun tidak langsung mengenai hal-hal yang
bersangkutan dengan permukaan bumi dan didasarkan pada landasan ilmiah.
Sejak dahulu topografi bumi disajikan dengan peta-peta topografi. Dewasa ini
peta-peta topografi ini diturunkan dari berbagai kumpulan data yang dikenal
sebagai data kerangka topografi (topographic frame work data), inti geospasial
(geospatial core) atau data dasar (foundation data) (Groot dan McLaughlin, 2000
dalam Kraak dan Ormelling, 2007). Data ini meliputi kontrol data geodetik
(berdasar pada sistem referensi geospasial), data yang berhubungan dengan daerah
terbangun, hidrografi dan infrastruktur, model elevasi digital, batas administrasi
dan kode pos (penting untuk menghubungkan data sosio-ekonomi dengan data
fisik), dan nama-nama geografi.
Pemetaan topografi merupakan suatu pekerjaan di mana posisi planimetris di
atas permukaan bumi dan bentuk permukaan tanah diukur dan hasilnya
digambarkan di atas kertas dengan simbol-simbol peta pada skala tertentu yang
hasilnya berupa peta topografi.
1. Judul Peta
Adalah identitas yang tergambar pada peta, ditulis nama daerah atau identitas lain
yang menonjol.
2. Keterangan Pembuatan
Adalah angka yang menunjukkan nomor peta. Dicantumkan di bagian kanan atas.
Adalah penjelasan nomor-nomor peta lain yang tergambar di sekitar peta yang
digunakan, bertujuan untuk memudahkan penggolongan peta bila memerlukan
interpretasi suatu daerah yang lebih luas.
5. Sistem Koordinat
Adalah perpotongan antara dua garis sumbu koordinat. Macam koordinat adalah:
a. Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (BB dan BT), yang berpotongan
dengan garis lintang (LU dan LS) atau koordinat yang penyebutannya
menggunakan garis lintang dan bujur. Koordinatnya menggunakan derajat, menit
dan detik. Misal Co 120 32 12 BT 5 17 14 LS.
b. Koordinat Grid
Perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinal (y) pada koordinat grid.
Kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak (meter), sebelah selatan ke
utara dan barat ke timur dari titik acuan.
c. Koordinat Lokal
Untuk memudahkan membaca koordinat pada peta yang tidak ada gridnya, dapat
dibuat garis-garis faring seperti grid pada peta.
Skala bilangan dari sistem koordinat geografis dan grid terletak pada tepi peta.
Kedua sistern koordinat ini adalah sistem yang berlaku secara internasional.
Namun dalam pembacaan sering membingungkan, karenanya pembacaan
koordinat dibuat sederhana atau tidak dibaca seluruhnya.
6. Skala Peta
Pada peta topografi terdapat tiga arah utara yang harus diperhatikan sebelum
menggunakan peta dan kompas, karena tiga arah utara tersebut tidak berada pada
satu garis.
b. Utara Peta (Grid Nortb/UP/GN) diberi simbol GN, yaitu Utara yang sejajar
dengan garis jala vertikal atau sumbu Y. Hanya ada di peta.
Karena ketiga arah utara tersebut tidak berada pada satu garis, maka akan terjadi
penyimpangan-penyimpangan sudut, antara lain:
US UP UM
Garis kontur adalah garis khayal dilapangan yang menghubungkan titik dengan
ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis kontinyu diatas peta yang
memperlihatkan titik-titik diatas peta dengan ketinggian yang sama. Nama lain
garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis tinggi horizontal. Garis
kontur + 25m, artinya garis kontur ini menghubung kantitik-titik yang mempunyai
ketinggian sama +25 m terhadap tinggi tertentu. Garis kontur disajikan di atas
peta untuk memperlihatkan naik turunnya keadaan permukaan tanah. Aplikasi
lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi slope
(kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang atau melintang permukaan
10
tanah terhadap jalur proyek (bangunan) dan perhitungan galian serta timbunan
(cut and fill) permukaan tanah asli terhadap ketinggian vertikal garis atau
bangunan. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garisgaris perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar
peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka untuk garis kontur
ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta
Sifat-sifat garis kontur, yaitu :
a. Garis kontur merupakan kurva tertutup sejajar yang tidak akan memotong satu
sama lain dan tidak akan bercabang.
b. Garis kontur yang di dalam selalu lebih tinggi dari yang di luar.
e. Semakin rapat jarak antara garis kontur, berarti semakin terjal Jika garis kontur
bergerigi (seperti sisir) maka kemiringannya hampir atau sama dengan 90.
f. Pelana (sadel) terletak antara dua garis kontur yang sama tingginya tetapi
terpisah satu sama lain. Pelana yang terdapat diantara dua gunung besar
dinamakan PASS.
g. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih
11
tinggi.
9. Titik Triangulasi
Selain dari garis-garis kontur dapat pula diketahui tinggi suatu tempat dengan
pertolongan titik ketinggian, yang dinamakan titik triangulasi Titik Triangulasi
adalah suatu titik atau benda yang merupakan pilar atau tonggak yang menyatakan
tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan laut. Macam-macam titik triangulasi
a. Titik Primer, I. 14 , titik ketinggian gol.l, No. 14, tinggi 3120 mdpl. 3120
b. Titik Sekunder, S.45 , titik ketinggian gol.II, No.45, tinggi 2340 rndpl. 2340
c. Titik Tersier, 7: 15 , titik ketinggian gol.III No. 15, tinggi 975 mdpl 975
d. Titik Kuarter, Q.20 , titik ketinggian gol.IV, No.20, tinggi 875 mdpl. 875
e. Titik Antara, TP.23 , titik ketinggian Antara, No.23, tinggi 670 mdpl. 670
12
f. Titik Kedaster, K.131 , titik ketinggian Kedaster, No.l 31, tg 1202 mdpl. 7202
g. Titik Kedaster Kuarter, K.Q 1212, titik ketinggian Kedaster Kuarter, No. 1212,
tinggi 1993 mdpl. 1993
a. Titik ketinggian
b. Jalan setapak
d. Jalan raya
e. Pemukiman
f. Air
g. Kuburan
h. Dan Lain-Lain
13
a. Punggungan Gunung
Punggungan gunung merupakan rangkaian garis kontur berbentuk huruf U,
dimana Ujung dari huruf U menunjukkan ternpat atau daerah yang lebih pendek
dari kontur di atasnya.
a. Carl dua titik ketinggian yang berbeda atau berdekatan. Misal titik A dan B.
3. UTARA PETA
Setiap kali menghadapi peta topografi, pertama-tama carilah arah utara peta
tersebut. Selanjutnya lihat Judul Peta (judul peta selalu berada pada bagian utara,
bagian atas dari peta). Atau lihat tulisan nama gunung atau desa di kolom peta,
utara peta adalah bagian atas dari tulisan tersebut.
Selain tanda pengenal yang terdapat pada legenda peta, untuk keperluan orientasi
harus juga digunakan bentuk-bentuk bentang alam yang mencolok di lapangan
dan mudah dikenal di peta, disebut Tanda Medan. Beberapa tanda medan yang
dapat dibaca pada peta sebelum berangkat ke lapangan, yaitu:
15
1. Persimpangan jalan
C. MENGGUNAKAN PETA
16
+ Kita harus tahu titik awal keberangkatan kita, balk di medan maupun di peta.
+ Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita, apakah sudah sesuai
dengan tanda medan yang kita gunakan sebagai patokan, atau belum.
+ Perkirakan berapa jarak lintasan. Misal medan datar 5 krn ditempuh selama 60
menit dan medan mendaki ditempuh selama 10 menit.
+ Perhatikan dan selalu waspada terhadap adanya perubahan kondisi medan dan
perubahan arah perjalanan. Misalnya dari pnggungan curam menjadi punggungan
landai, berpindah punggungan, menyeberangi sungai, ujung lembah dan lainlainnya.
+ Panjang lintasan sebenarnya dapat dibuat dengan cara, pada peta dibuat lintasan
dengan jalan membuat garis (skala vertikal dan horisontal) yang disesuaikan
dengan skala peta. Gambar garis lintasan tersebut (pada peta) memperlihatkan
17
kemiringan lintasan juga penampang dan bentuk peta. Panjang lintasan diukur
dengan mengalikannya dengan skala peta, maka akan didapatkan panjang lintasan
sebenarnya.
Plotting adalah menggambar atau membuat titik, membuat garis dan tandatanda
tertentu di peta. Plotting berguna bagi kita dalam membaca peta. Misalnya Tim
Bum berada pada koordinat titik A (3986 : 6360) + 1400 m dpl. SMC
memerintahkan Tim Buni agar menuju koordinat titik T (4020 : 6268) + 1301
mdpl. Maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
b. Plotting sudut peta dari A ke T, dengan cara tank garis dari A ke T, kemudian
dengan busur derajat/kompas orientasi ukur besar sudut A T dari titik A ke arah
garis AT. Pembacaan sudut menggunakan Sistem Azimuth (0 -360) searah
putaran jarum Jain. Sudut ini berguna untuk mengorientasi arah dari A ke T.
18
+ Keadaan dan kondisi medan (misal hutan lebat, semak berduri atau gurun pasir).
E. MEMBACA KOORDINAT
Untuk Indonesia sebagai patokan perhitungan adalah Jakarta yang dianggap 0 atau
106 4$ 27,79. Sehingga di wilayah Indonesia awal perhitungan adalah kota
Jakarta. Bila di sebelah barat kota Jakarta akan berlaku pengurangan dan
sebaliknya. Sebagai patokan letak lintang adalah garis ekuator (sebagai 0). Untuk
koordinat geografis yang perlu diperhatikan adalah petunjuk letak peta.
F. SUDUT PETA
Sudut peta dihitung dari utara peta ke arah garis sasaran searah jarum jam. Sistem
pembacaan sudut dipakai Sistem Azimuth (0 360). Sistem Azimuth adalah
sistem yang menggunakan sudut-sudut mendatar yang besarnya dihitung atau
diukur sesuai dengan arah jalannya jarum jam dari suatu garis yang tetap (arah
utara). Bertujuan untuk menentukan arah-arah di medan atau di peta serta untuk
melakukan pengecekan arah perjalanan, karena garis yang membentuk sudut
kompas tersebut adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan akhir
perjalanan. Sistem penghitungan sudut dibagi menjadi dua, berdasar sudut
kompasnya
20
Dalam membuat peta topografi ini, tentu dibutuhkan beberapa alat dan
bahan. Namun, salah satu alat utama yang dipakai dalam percobaan kali ini adalah
kompas geologi atau kompas Brunton.
Valve yang dilengkapi dengan Cermin dan jendela intip (Sighting windows)
dan axial line, Folding sight,
21
a. Jarum maget,
Jarum magnet pada kompas adalah sebuah batangan besi yang disatukan
dengan batangan magnit bagian tengahnya terletak diatas jarum tegak,
apabila dalam keadaan setimbang, jarum akan bergerak dengan bebas
diaatas jarum tegak (Pivot Needle), ujung jarum akan diam searah dengan
kutub utara magnet bumi, ujung jarum utara ditandai dengan noktah
kuning, dilengkapi pula dengan cincin penyeimbang berat yang dapat
digeser-geser untuk mengimbangi penyimpangan arah inklinasi, agar
22
supaya jarum kompas dapat bergerak bebas tanpa menyentuh kaca penutup
kompas
b. Pembagian skala derajat pada kompas,
adalah bagian kompas berupa lempengan lingkaran diluar ujung jarum
kompas, terdiri dari :
Pembagian
skala 00
900,
Skala
00
system
Pembagian
900,
mempunyai
pembacaan
23
c. Clinometers
Sebuah kompas geologi, harus selalu dilengkapi dengan seperangkat alat
clinometer, yang mengukur besarnya sudut kemiringan (sudut vertical), untuk
mengukur kedudukan sudut vertical suatu garis atau bidang, yang dilengkapi
dengan gelembung penyeimbang (nivo tabung) diletakkan sedemikian rupa
sehingga kedudukan garis horizontal clinometer sejajar dengan arah garis
memanjang kompas, titik pembacaan tegak lurus garis tersebut, skala pembacaan
kemiringan dengan satuan derajat (..o), alat penyetel manual klinometer terletak
pada bagian belakang kompas. Beberapa jenis kompas, memiliki alat klinometer
yang dapat berputar sendiri yang dikontrol oleh gaya berat.
24
d. pengarah
Pengarah pada kompas, terdiri dari pengarah depan dan pengarah
belakang, Pengarah depan berupa lengan yang dapat ditekuk muka-belakang
secara bebas yang dilengkapi pada ujungnya dengan Peep Sight.
Pengarah belakang, berupa lempengan cermin yang juga berfungsi sebagai
penutup kompas, yang dilengkapi dengan Sighting windows, axial line dan
folding sight.
3. MENENTUKAN ARAH DENGAN KOMPAS
Pada dasarnya penentuan arah dengan memakai kompas, dapat dilakukan
dengan memakai semua jenis kompas, dalam hal ini akan dibahas pemakaian
kompas yang mempunyai pembagian derajat 0o 360o. Tata cara pemakaian
dengan baik agar supaya diperoleh suatu nilai pengukuran yang bermutu tinggi,
dan anjuran agar supaya mengikuti tata tertib pemakaian kompas sebagai berikut :
1.
3.
4.
Sighting
arm (lengan pengarah) dibuka horizontal dan peep sight
ditegakkan dan diarahkan ke objek, dalam keadaan kompas tetap
seimbang.
5.
7.
8.
27
28
4.
5.
Tetapkan
pembacaan
lepaskan
tangan
pada
alat
penyetel
Catat hasil pembacaan angka / nilai pada table tersedia (lihat table
dibawah).
29
BAB III
PENGOLAHAN DATA
30
BAB IV
PENUTUP
31
DAFTAR PUSTAKA
32