You are on page 1of 14

BANTUAN DOKTER

PADA PERADILAN
Agus Moch Algozi
Departemen / Instalasi Ilmu
Kedokteran Forensik dan
Medikolegal
FK. Unair RSU.Dr.Soetomo
Surabaya

Menurut KUHAP siapa saja yang dapat minta


bantuan kepada dokter
1.
Tersangka / Terdakwa
2.
Penyidik
3.
Jaksa
4.
Hakim

Bantuan ahli / dokter kepada tersangka / terdakwa


1.
Tersangka / terdakwa yang dikenakan penahanan
berhak menghubungi dan menerima kunjungan
dokter pribadinya untuk kepentingan kesehatan baik
yang ada hubungannya dengan proses perkara
maupun tidak (KUHAP 58)
2.
Tersangka / terdakwa berhak untuk mengusahakan
dan mengajukan saksi dan atau seseorang yang
memiliki keahlian khusus guna memberikan
keterangan yang menguntungkan dirinya (KUHAP
65)

Bantuan ahli / dokter yang dapat diberikan pada penyidik


(KUHAP Pasal 1 butir 28, 7 (1h), 133, 134, 135)
1. Melakukan pemeriksaan TKP
2. Melakukan pemeriksaan pada korban yang hidup
3. Melakukan pemeriksaan pada korban yang meninggal
4. Melakukan penggalian mayat
5. Melakukan pemeriksaan umur seorang terdakwa / korban
6. Melakukan pemeriksaan jiwa seorang terdakwa
7. Melakukan pemeriksaan barang bukti lain: darah,
sperma, rambut, dsb
Hasil laporan dokter bila diberikan secara tertulis disebut:
Visum et Repertum

Pemeriksaan Di Tempat Kejadian Perkara


KUHAP 7 (1) H: Penyidik mempunyai
wewenang mendatangkan orang ahli yang
diperlukan dalam hubungan dengan
pemeriksaan perkara
KUHAP 120 (1): Dalam hal penyidik
menganggap perlu, ia dapat minta pendapat
orang ahli atau orang yang memiliki keahlian
khusus.

1.
2.

3.

KEGUNAAN TKP
Menentukan perkiraan saat kematian
Menduga cara kematian:
- Mati wajar
- Mati tidak wajar (pembunuhan, bunuh diri,
kecelakaan)
Mengumpulkan barang bukti

Pemeriksaan atas korban luka, keracunan yang diduga


karena peristiwa tindak pidana
Hasil pemeriksaan dokter bila dilaporkan secara tertulis:
Visum et Repertum

Kasus-kasus yang dapat dimintakan Visum et Repertum:


1. KUHP 44 45 tentang hal yang menghapuskan, mengu
rangi atau memberatkan pidana.
2. KUHP 284 290 / 292 295 tentang Kejahatan Kesusilaan
3. KUHP 338 348 tentang Kejahatan terhadap nyawa
4. KUHP 351 355 tentang Penganiayaan
5. KUHP 359 360 tentang Luka yang menyebabkan ma
ti atau luka karena kealpaan

Pemeriksaan atas korban mati yang diduga karena


perbuatan tindak pidana (KUHAP 133 ayat 2)
Dapat dengan otopsi atau
Pemeriksaan luar

PENGGALIAN MAYAT (KUHAP 135)


Permintaan harus tertulis
Penggalian mayat karena:
Terdakwa mengubur mayat secara tersembunyi
Penyidik
Dokter

PEMERIKSAAN BARANG BUKTI


A.

B.

Pemeriksaan Darah / Golongan Darah


- Pemeriksaan Mikroskopik
- Percobaan Benzidine
- Percobaan Teichman
- Percobaan Spektroskopik
- Percobaan Precipitine
- Penentuan Golongan Darah
Pemeriksaan Rambut

C.

Pemeriksaan Sperma
- Pemeriksaan Mikroskopik
- Pemeriksaan Florence : Cholinf
- Pemeriksaan Enzyme Acid Phosphatase
- Test adanya Zinc

Bantuan dokter kepada Jaksa


Dalam perkara pidana umum jaksa tidak
berwenang minta Visum et Repertum, tetapi jaksa
berwenang minta Visum et Repertum
Psychiatricum.
Atas perintah hakim, jaksa dapat memanggil dokter
di sidang pengadilan

Bantuan dokter kepada Hakim


(KUHAP 179, 180, 238, 253)
Disamping hakim pengadilan negeri juga hakim
pengadilan tinggi dan hakim mahkamah agung
mempunyai hak untuk meminta bantuan dokter

You might also like