You are on page 1of 175

Perpustakaan Unika

LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI


PADA WADUK CACABAN TEGAL

Disusun Oleh:
Bagus Wikandinata

Bramantyo Adinugroho

02.12.0080

02.12.0081

Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

(Ir.Budi Santoso, MT)

(Ir. Agung Suseno, Dipl. HE)


Disahkan Oleh :
Dekan Fakultas Teknik Sipil

(DR. Rr.M.I. Retno Susilorini, ST. MT)

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2007

Perpustakaan Unika

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI . v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... x
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN.. 1
1.1

Latar belakang. 1

1.2

Permasalahan.. 4

1.3

Tujuan Penelitian 4

1.4

Batasan Penelitian... 4

1.5

Sistematika Penyusunan... 5

TINJAUAN PUSTAKA... 7
2.1

Uraian Umum......................................................................7

2.2

Erosi Lahan.....................................................................10

2.3

Sedimentasi.....11
2.3.1 Gambaran Umum Sedimen Transport...12

2.4

Waduk.13

2.5

DAS (Daerah Aliran Sungai) 14

2.6

Analisis Lahan. 16

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

Perpustakaan Unika

DAFTAR ISI

2.7

Analisa Hidrologi... 16

2.8

Memperkirakan Sedimen Waduk...................................... 20


2.8.1 Pendekatan Hidrografik............................................. 20
2.8.2 Pendekatan Hidrologi.................................................21

2.9 Metode USLE ........................................................................22


2.9.1 SDR (Sediment Delivery Ratio).................................23
2.9.2 Faktor Erosivitas Hujan (R)....................................... 26
2.9.3 Faktor Erodibilitas (K)............................................... 32
2.9.4 Faktor Panjang Kemiringan Lereng(LS)....................35
2.9.5 Faktor Penutup Lahan (C)..........................................39
2.9.6 Faktor Konservasi Praktis(P) .................................... 41
2.9.7 Penggunaan Lahan dan Pengolahan Tanah (CP)....... 44
BABIII

METODE PENELITIAN................................................... 47
3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir................................ 47
3.2 Jalannya Penelitian ............................................................... 48

BABIV

PEMBAHASAN..........................................................................49
4.1 Analisis Data......................................................................... 49
4.1.1 Data Hujan..................................................................49
4.1.1.1 Distribusi Curah Hujan Daerah......................51
4.1.1.2 Mencari Rata-rata Hujan 10 Tahunan........... 54
4.1.2 Menentukan Faktor Erodibilitas Tanah ................... 56
4.1.3 Menentukan Faktor Panjang dan Kemiringan
Lereng........................................................................ 56

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

vi

Perpustakaan Unika

DAFTAR ISI

4.1.4 Menentukan Faktor Penggunaan Lahan dan


Pengelolaan Tanah ................................................... 57
4.2 Analisa Sedimentasi............................................................... 58
4.2.1 Menghitung Sedimen dengan USLE........................ 58
4.2.1.1 Prosentase penggunaan lahan pada
DAS Cacaban............................................... 62
4.2.2 Menghitung Sedimen berdasarkan data
Pengukuran Echosounding.........................................64
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 66


5.1 Kesimpulan ........................................................................... 66
5.2 Saran ......................................................................................67

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................68


LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

vii

BAB I - PENDAHULUAN

1
Perpustakaan Unika

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sejumlah besar bendungan di Indonesia saat ini kondisinya tergolong
sangat kritis akibat adanya endapan lumpur (sedimentasi), hal itu dikarenakan
minimnya biaya Operasi dan Pemeliharaan (OP) yang dianggarkan oleh
pemerintah saat ini. Akibat sedimentasi dibeberapa wilayah tersebut, daya
tampung air waduk atau Bendungan pada waktu musim hujan semakin berkurang
dan mengakibatkan banjir. Pemenuhan kebutuhan air baku baik untuk air minum,
industri

maupun

air

untuk

irigasi

tidak

sesuai

yang

diharapkan.

Waduk atau Bendungan di Indonesia yang saat ini kondisinya kritis akibat
sedimentasi sehingga daya tampungan banjirnya berkurang, yakni Bendungan
Wonogiri berkurang sebesar 35 %, Cacaban 16 % dan Karangkates 51 %.
(Soenarno, 2001)
Beberapa waduk di Indonesia saat ini telah dibangun dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan air irigasi, salah satunya adalah Waduk Cacaban. Waduk
cacaban terletak di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Waduk ini mulai di bangun pada tahun 1952 dan mulai dioperasikan pada tahun
1958. Sampai saat ini Waduk Cacaban melayani daerah irigasi seluas 26.713 Ha
dan air baku 350 liter per detik. Ditinjau dari konstruksinya Waduk Cacaban ini

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB I - PENDAHULUAN

2
Perpustakaan Unika

termasuk tipe urugan 600.000 m3. Sejak waduk ini berdiri hingga sekarang
banyak sekali kendala-kendala yang dihadapi. Salah satu masalah terbesar dari
bangunan-bangunan air adalah gejala sedimentasi. Sedimentasi yang terjadi akan
mempengaruhi kinerja waduk dalam memenuhi kebutuhan air bagi penduduk
sekitar. Jika permasalahan tersebut tidak segera diatasi waduk tidak dapat
beroperasi lagi. Masalah sedimentasi ini juga dialami oleh Waduk Cacaban yang
setiap tahunnya bertambah besar.

Berdasarkan penjelasan dari Kasubdin DPU Pengairan Kabuaten Tegal


Harwiyanto pada Suara merdeka 30/11/2001 bahwa tingkat pendangkalan dari
DAS Waduk Cacaban sekitar 8 mm pertahun sangat tinggi, dibandingkan kondisi
normal yang direncanakan hanya 1-2 mm/th. Waduk Cacaban dengan luas
permukaan 65,13 km2, memiliki daya tampung 90 juta meter kubik air terpasang.
Namun saat ini diakui air menyusut drastis, sesuai data tahun 2007 sebesar 62,69
juta m3. Padahal lahan yang harus diberi air sekitar 10.018 ha, 993 ha di antaranya
areal di Kota Tegal. Penyebab sedimentasi di waduk ini terbilang tinggi, karena
erosi akibat penggundulan hutan di daerah hulu atau di subdaerah aliran sungai,
yang berasal dari beberapa sungai yang bermuara ke waduk, antara lain Sungai
Menyawa, Sungai Cacaban Wetan, Sungai Capar, dan Sungai Gamping.
Menurutnya, waduk dengan tinggi dari bangunan pelimpah 77,5 meter
dari permukaan laut dan 80,5 m dari tinggi bendung dari permukaan laut itu,
selama tiga tahun terakhir ini airnya tak pernah melimpah ke recharge (air yang
masuk ke sub-DAS Cacaban).

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB I - PENDAHULUAN

3
Perpustakaan Unika

Cacaban

Gambar 1.1 : Lokasi Waduk Cacaban.


(Sumber : Microsoft Encarta Library, 2005)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB I - PENDAHULUAN

Perpustakaan Unika
4

1.2. Permasalahan
Sedimentasi pada Waduk Cacaban ini berasal dari erosi yang diakibatkan
penggundulan hutan oleh masyarakat sekitar. Dimana hasil dari keruntuhan
lereng-lereng pegunungan memasuki alur sungai dan kemudian akan tertimbun di
dalam alur sungai tersebut. Sedangkan alur sungaipun senantiasa bergerak secara
horizontal dan jalur sungai berpindah-pindah secara terus menerus pula yang
mengakibatkan terjadinya gerakan sedimen dan perpindahan daerah pengendapan
karena terjadinya perubahan muka air. Akibat gerusan aliran sungai, terjadi
gerusan yang juga akan menghasilkan sedimen.

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dilakukan penelitian ini adalah
1. Mengetahui laju erosi dan sedimentasi pada DAS Waduk Cacaban
berdasarkan metode USLE;
2. Mengetahui sedimentasi pada Waduk Cacaban berdasarkan pengukuran
dengan Echosounding.

1.4. Batasan Penelitian


Karena luasnya permasalahan, keterbatasan kemampuan, dan keterbatasan
biaya, maka penelitian ini kami batasi dengan pembatasan-pembatasan sebagai
berikut:
1. Penelitian laju erosi dengan metode estimasi USLE, yang biasa digunakan
dalam memprediksi besarnya laju sedimentasi.
EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB I - PENDAHULUAN

Perpustakaan Unika
5

2. Kondisi riil perubahan volume waduk hasil pengamatan dengan Echosounding


pada tahun 1992 sampai dengan 2001 sebagai adjustment laju sedimentasi
DAS Waduk Cacaban pada lokasi penelitian.
3. Hanya menghitung sedimentasi pada waduk Cacaban
4. Hasil penelitian adalah perbandingan besaran sedimentasi parameter formula
USLE pada tahun 1992 sampai dengan 2001 dan besaran sedimentasi hasil
pengamatan dengan Echosounding yang terjadi pada Waduk Cacaban pada
tahun 1992 sampai dengan 2001.

1.5. Sistematika Penyusunan

Laporan Tugas Akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab yang sistematika
penyusunannya adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, manfaat,


batasan masalah, dan sistematika penyusunan.
Bab II Tinjauan Pustaka menguraikan tentang tinjauan pustaka yang terdiri
dari teori-teori tentang sedimentasi dan perhitungan sedimentasi dengan cara
USLE .
Bab III Metodologi yaitu cara pembuatan tugas akhir.
Bab IV Analisa Metode berisi tentang perhitungan sedimentasi dengan
menggunakan metode USLE untuk mendapatkan besarnya sedimentasi pada
waduk Cacaban.

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB I - PENDAHULUAN

Perpustakaan Unika
6

Bab V Kesimpulan dan Saran menguraikan kesimpulan yang didapat dari


pembahasan dan saran-saran yang kiranya berguna dalam penentuan pola operasi
waduk, terutama Waduk Cacaban.

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

Perpustakaan Unika
7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Umum


Hidrologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang air dalam segala
bentuknya (cairan, gas, maupun padat) di dalam dan di atas permukaan tanah.
Termasuk di dalamnya adalah penyebaran, daur dan perilakunya, sifat-sifat fisik
dan kimianya, serta hubunganya dengan unsure-unsur hidup dalam air itu sendiri.
(Chay Asdak, 1983).
Sedangkan daur hidrologi itu sendiri adalah gerakan air laut ke udara yang
kemudian jatuh ke permukaan tanah yang berupa air hujan dan akhirnya kembali
mengalir ke laut lagi. Air tersebut juga akan tertahan (sementara) di sungai, danau,
waduk dan dalam tanah sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia ataupun
mahkluk lainnya.
Dalam daur hidrologi, energi matahari menyebabkan terjadinya proses
evaporasi di laut atau badan-badan air lainnya. Uap air tersebut akan terbawa oleh
angin melintasin daratan yang bergunung maupun datar. Dan apabila keadaan
atmosfer memungkinkan, sebagian uap air tersebut akan turun menjadi hujan.
Air hujan yang mencapai permukaan tanah sebagian akan masuk ke dalam
tanah (infiltration). Sedangkan air hujan yang tidak terserap ke dalam tanah akan
tertampung sementara

dalam cekungan-cekungan permukaan tanah, untuk

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

8
Perpustakaan Unika

kemudian mengalir ke permukaan yang lebih rendah untuk selanjutnya masuk ke


sungai. Air infiltrasi akan tertahan di dalam tanah oleh gaya kapiler yang
selanjutnya akan membentuk kelembaban tanah. Apabila tingkat kelembaban air
tanah telah cukup jenuh maka air hujan yang masuk ke dalam tanah akan bergerak
secara lateral (horisontal) untuk selanjutnya pada tempat tertentu akan keluar lagi
ke permukaan tanah dan akhirnya mengalir ke sungai. Sedangkan air hujan yang
masuk ke dalam tanah akan bergerak vertikal ke tanah yang lebih dalam menjadi
bagian dari tanah (gound water). Air tanah tersebut terutama pada musim kemarau
akan mengalir pelan-pelan ke sungai, danau atau penampungan air alamiah
lainnya.

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

9
Perpustakaan Unika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Daur hidrologi dapat disajikan secara skematik seperti gambar 2.1 berikut
ini.

2
3

5
4
7

Gambar 2.1 : Siklus Hidrologi.

Keterangan :
1. Evaporasi
2. Awan dan uap air di udara
3. Hujan
4. Infiltrasi
5. Limpasan permukaan
6. Perkulasi
EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

10
Perpustakaan Unika

7. Infiltrasi
8. Aliran air tanah
2.2 Erosi lahan
Penyebab terjadinya lahan kritis pada umumnya akibat adanya erosi di
lahan. Erosi pada dasarnya adalah proses perataan kulit bumi yang meliputi proses
penghancuran, pengangkutan dan pengendapan butir tanah tersebut.
Menurut Arsyad S., 1989, yang dimaksud erosi oleh air adalah merupakan
kombinasi dua sub proses yaitu:
1. Penghancuran struktur tanah menjadi butir-butir primer oleh energi tumbukan
butir-butir hujan yang jatuh menimpa tanah dan peredaman oleh air yang
tergenang (proses dispersi);
2. Pengangkutan butir-butir primer tanah oleh air yang mengalir diatas
permukaan tanah.
Sedang Foster et al (1977), dalam Lane & Shirley (1982), mengemukakan
proses erosi tanah meliputi pelepasan butir-butir tanah akibat pukulan jatuhnya air
hujan dan pengangkutan butir-butir tanah oleh aliran permukaan atau limpasan
permukaan dalam alur dan pengangkutan butir-butir tanah oleh air dalam alur.
Erosi yang disebabkan oleh air dapat berupa :
1. Erosi lempeng (sheet erosion), yaitu butir-butir tanah diangkut lewat
permukaan atas tanah oleh selapis tipis limpasan permukaan yang dihasilkan
oleh intensitas hujan yang merupakan kelebihan dari daya infiltrasi;

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perpustakaan Unika
11

2. Pembentukan polongan (gully), yaitu erosi lempeng terpusat pada polongan


tersebut. Kecepatan airnya jauh lebih besar dibandingkan dengan kecepatan
limpasan permukaan tersebut diatas. Polongan tersebut cenderung menjadi
lebih dalam, yang menyebabkan terjadinya longsoran-longsoran. Polongan
tersebut tumbuh kearah hulu, ini dinamakan erosi ke arah belakang (backward
erosion);
3. Longsoran masa tanah, yaitu berupa longsoran yang terletak diatas batuan
keras atau lapisan tanah liat. Longsoran ini terjadi setelah adanya curah hujan
yang panjang, yang lapisan tanahnya menjadi jenuh oleh lapisan air tanah;
4. Erosi tebing sungai. Erosi ini terutama yang terjadi pada saat banjir, yaitu
tebing tersebut mengalami penggerusan air yang dapat menyebabkan
longsornya tebing-tebing pada belokan-belokan sungai.

2.3 Sedimentasi
Sedimentasi adalah hasil dari pengikisan permukaan tanah yang diangkut
kesuatu tempat dan diendapkan. Endapan inilah yang disebut sebagai sedimentasi.
Permasalahan yang ditimbulkan oleh sedimentasi adalah terjadinya pendangkalan
waduk sehingga membatasi umur waduk. Umur waduk ditentukan berdasarkan
kapasitas tampungan mati yang merupakan tampungan maksimum bagi sedimen.
Peningkatan laju sedimentasi yang lebih besar dari rencana akan memperpendek
umur waduk. Proses terjadinya sedimentasi waduk akan dimulai dari daerah hulu
genangan waduk kemudian bergerak ke tengah. Hal ini disebabkan oleh adanya

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

12
Perpustakaan Unika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

perubahan kecepatan aliran menjadi lebih lambat sehingga energi yang


ditimbulkan akan semakin kecil dan sesuai dengan ukuran dan berat butiran
material sedimen akan mengendap karena energi yang ditimbulkan oleh kecepatan
aliran tidak mampu menggerakkan butiran tersebut. Sedangkan untuk material
melayang akan mengendap perlahan sesuai dengan berat butiran dan memerlukan
waktu tertentu mengendap.
2.3.1 Gambaran Umum Sedimen Transport
Sedimen transport secara sederhana terbagi menjadi sedimen
melayang (suspended load) dan endapan dasar (bed load). Suspended load
adalah gerakan partikel yang melayang yang diangkut oleh aliran sungai.
Sedangkan bed load adalah gerakan partikel yang masih berhubungan
dengan dasar alur sungai dengan mengelinding, sliding,atau berloncatloncat.
Bed Load
(muatan dasar)

Angkutan Material
Dasar

Mekanisme
angkutan sedimen

Asal dari angkutan


sedimen

Suspended load
(Muatan melayang)

Wash Load
(Erosi)

Gambar 2.2 Skema Angkutan Sedimen (Sediment Tranport).


Sumber Laporan Pengukuran Sedimentasi PSDA Semarang, 2004
EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

13
Perpustakaan Unika

Pada kebanyakan sungai wash load (erosi) merupakan bagian dari


angkutan sedimen yang terbesar (dari erosi dataran) yang jumlahnya 80-90% dari
total angkutan sedimen yang terbawa dalam suspended load. Dalam penentuan
perencanaan kapasitas waduk yang penting adalah wash load (erosi) atau
suspended load (sediment melayang). Sebagai gambaran, deposite sedimen pada
waduk yang pertama kali mengendap ialah partikel yang lebih besar, kemudian
diikuti oleh silt dan clay dan umunya partikel wash load sangat halus yaitu
diameter < 0.06 mm.

2.4 Waduk
Dalam merencanakan sebuah bendungan/waduk diperlukan penelitianpenelitian yang seksama terhadap problema yang diakibatkan sedimentasi dalam
waduk maupun perubahan-perubahan konfigurasi alur sungai di sekitar waduk
tersebut. Pembangunan sebuah waduk biasanya direncanakan untuk dapat
berfungsi dalam jangka waktu lebih dari 50 tahun dan bahkan ada yang 100 tahun.
Fungsi utama sebuah waduk adalah untuk menstabilkan atau menciptakan
pemerataan aliran sungai baik dengan cara menampung persediaan air sungai
yang berubah sepanjang tahun maupun dengan melepas air tampungan itu secara
terperogram melalui saluran air yang dibuat khusus didalam tubuh bendungan
sesuai kebutuhan.

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perpustakaan Unika
14

2.5 DAS (Daerah Aliran Sungai)


Menurut Sri Br. Harto (1993), ada beberapan pengertian tentang DAS dan
beberapa yang terkait di dalamnya, antara lain :
1. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu daerah tertentu yang bentuk
dan sifatnya sedemikian rupa, sehingga merupakan kesatuan dengan
sungai dan anak-anak sungainya yang melalui daerah tersebut, dalam
fungsinya untuk menampung air yang berasal dari curah hujan dan sumber
air lainnya dan kemudian mengalirkannya melalui sungai utama;
2. Sub DAS
Sub DAS adalah bagian DAS yang menerima air hujan dan
mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai utama;
3. Pengelolaan DAS
Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengendalikan
hubungan timbal balik antara sumber daya alam dengan manusia di dalam
DAS dan segala aktivitasnya. Ini bertujuan untuk membina kelestarian dan
keserasian ekosistem serta meningkatkan kemanfaatan sumber daya alam
bagi manusia secara berkelanjutan;
4. Wilayah Sungai atau Wilayah DAS
Wilayah Sungai atau Wilayah DAS adalah suatu wilayah yang terdiri
dari dua atau lebih DAS yang secara geografi berdekatan dan karakteritik

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

15
Perpustakaan Unika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yang sama serta secara fisik teknis layak digabungkan sebagai unit
perencanaan dalam rangka penyususnan rencana maupun pengelolaannya;
5. Tata Air DAS
Tata Air DAS adalah hubungan kesatuan individual unsur-unsur
hidrologis yang meliputi hujan, aliran permukaan dan aliran sungai,
peresapan, aliran air dan evapotranspirasi dan unsur yang lain.

TUBUH BENDUNGAN CACABAN

DAS WADUK CACABAN 65.14 KM2

WADUK CACABAN
STA. GEGERBUNTU
1

ak
Lay m
K.
5.0
81

1+1
15
1

+70

+112
.5
+112
.5

.0 m

1271

K.
Ra
m
16 ba
81 h
.0
m

+72

22
20
.00
+85
m

1
3263
.40 m

2
1
+70

1
1
+95

1
+73

+62.5

+70 3

+100

1
2

1500
.00 m

1
1

11
55
.0

+125

Cac 0 m
ab
an

45
42
.0

K.

44
19
24
.40
73
.00
m
m

14
28
.85
m

K. Capar

3
1

K.
Me
35 njaw
42
.00 ah
m

1
1

1
2
1

1
1

+287
.5

2
+175

3
1

2
1

+300

1
2

+135

49
37
.8
0

+112
.5

2248.70 m

1
1

+137
.5

+123

2
1

+92.5

4812.00 m

.5
0m

0m

+95.5

.0
1829

+112
.5

1
1

K.
+ 75 Caca
ba
nW
33
eta
87
n

+95

+97.5

3
1

2
+85

2
1

+85.

+80

4
1

g
ihagun

STA. SIRAMPOK

K. Cur

+70

1
1

3638
.18
m

1
+300

STA. JATINEGARA

: Tingkat Sungai

Gambar 2.3 DAS Waduk Cacaban.


Sumber : PT. Adicon, 2006

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

16
Perpustakaan Unika

2.6 Analisis Lahan


Kondisi lahan yang diteliti dalam studi ini adalah besarnya tingkat bahaya
erosi. Pemilihan tersebut didasarkan pada telah ditetapkannya daerah tersebut
sebagai daerah cagar alam, yang baik secara kemampuan lahan maupun
kesesuaian lahan telah sesuai untuk kawasan lindung, yang secara hukum tidak
diperkenankan kegiatan lain selain mendukung pelestarian kawasan tersebut.
Pertimbangan lain adalah mulai adanya kegiatan lain dalam kawasan tersebut,
misalnya kegiatan pertanian, yang dapat meningkatkan erosi yang terjadi. Erosi
sering dijadikan indikator kerusakan lahan di suatu daerah.

2.7 Analisa Hidrologi


Faktor-faktor hidrologi yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya erosi
lahan adalah curah hujan rata-rata. Intensitas hujan merupakan salah satu faktor
yang menentukan besarnya debit banjir (banjir kiriman dan banjir lokal) bagi
daerah tersebut. Semakin besar curah hujan yang ada maka semakin besar pula
banjir yang terjadi sehingga mengakibatkan semakin besar pula jumlah sedimen
yang hanyut dalam aliran air akibat proses erosi. Dengan diketahui besarnya curah
hujan pada suatu daerah maka dapat diketahui pula besarnya intensitas hujan pada
daerah tersebut, yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya debit banjir
pada daerah tersebut.
Untuk mendapatkan besarnya intensitas hujan rencana, perlu dilakukan
perhitungan data curah hujan rata-rata DAS. Dalam perhitungan hujan areal ini

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

17
Perpustakaan Unika

ada beberapa rumus yang dapat digunakan untuk menghitungnya. Metode tersebut
diantaranya adalah metode rata-rata aljabar, metode Thiessen dan metode Isohet.
Metode tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Metode Rata-rata Aljabar
Metode rata-rata aljabar ditentukan dengan cara menjumlahkan tinggi
hujan dari suatu tempat pengukuran selama jangka waktu tertentu, dibagi
dengan jumlah pos pengukuran hujan. Penggunaan metode ini mendapatkan
hasil yang memuaskan apabila dipakai pada daerah datar, serta curah hujan
yang tidak bervariasi banyak dari harga tengahnya dan penempatan alat ukur
yang tersebar merata. Metode ini disajikan dengan rumus :

R=

1 n
R1
n i =1

..................................(2.1)

dimana :
R = Curah hujan rata-rata (mm)
Ri = Curah hujan pada pos yang diamati (mm)
N = Banyaknya pos hujan
2. Metode Polygon Thiessen
Metode Thiessen ditentukan dengan cara membuat polygon antar pos
hujan pada suatu wilayah DAS kemudian tinggi hujan rata-rata dihitung dari
jumlah perkalian antara tiap-tiap luas polygon dan tinggi hujannya dibagi
dengan luas seluruh DAS. Dalam penelitian Tugas Akhir ini menggunakan

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perpustakaan Unika
18

metode polygon Thiesen untuk menghitung curah hujan rata-rata. Luas


masing-masing polygon tersebut diperoleh dengan cara sebagai berikut :
a) Semua stasiun yang terdapat di dalam atau di luar DAS yang berpengaruh
dihubungkan dengan garis sehingga terbentuk jaring-jaring segitiga.
b) Pada masing-masing segitiga ditarik garis sumbu tegak lurus, dan semua
garis sumbu tersebut membentuk polygon.
c) Luas daerah yang hujannya dianggap mewakili oleh salah satu stasiun
yang bersangkutan adalah daerah yang dibatasi oleh polygon tersebut.
Metode ini cocok untuk menentukan tinggi hujan rata-rata, apabila pos
hujannya tidak banyak dan tinggi hujannya tidak merata. Adapun rumus dari
metode tersebut adalah :
R=

A xR
A
i

........................................(2.2)

dimana :
R = Curah hujan rata-rata (mm)
Ri = Curah hujan pada pos yang diamati (mm)
Ai = Luas yang dibatasi garis polygon (km2)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

19
Perpustakaan Unika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A2
1
A3

A4

A1

4
A7
A5

A6

Gambar 2.4 Metode Polygon Thiessen.

3. Metode Rata-Rata Isohyet


Metode isohyet ditentukan dengan cara menggunakan kontur tinggi hujan
suatu daerah dan tinggi hujan rata-rata DAS dihitung dari jumlah perkalian
tinggi hujan rata-rata diantara garis isohyet tersebut dibagi luas seluruh DAS.
Metode ini cocok untuk daerah pegunungan dan yang berbukit-bukit. Adapun
rumus dari metode tersebut adalah :
A
A
A1
A
( R1 + R2 ) + 2 ( R2 + R3 ) + 3 ( R3 + R4 ) + N 1 ( R N + R N +1 )
2
2
2
(2.3)
R= 2
Atotal
dimana :
R

= Curah hujan rata-rata (mm)

A1- An = Luas daerah yang dibatasi oleh garis isohyet (km 2 )


R1- Rn = Tinggi curah hujan pada setiap garis isohyet (mm)
At = Luas total DAS (km 2 )
EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

20
Perpustakaan Unika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

57 mm

A4

10 mm

A2

45 mm

A5

A3
A1

A6

mm
65

d0 =

d0 =

51 mm
40
mm

mm

36 mm

30

mm
20
d0 =

d0

=1
0m
m

20 mm

Gambar 2.5 Metode Rata-rata Isohyet.


2.8 Memperkirakan Sedimen Waduk

Laju sedimentasi waduk dapat diperkirakan dengan 2 (dua) macam


pendekatan : 1. Pendekatan hidrografik
2. Pendekatan hidrologi.
2.8.1 Pendekatan hidrografik

Pendekatan hidrografik dilakukan dengan cara mengukur kapasitas


waduk yang masih tersisa secara langsung, sehingga memberikan hasil
yang

lebih

realistis

dibandingkan

dengan

pendekatan

hidrologi.

Pengukuran kedalaman waduk dilaksanakan dengan menggunakan alat


pengukuran

kedalaman

(echosounder).

pengukuran

kedalaman

(echosounding) dilaksanakan dengan mempersiapkan data-data sebagai


berikut :
-

Peta Waduk/genangan waduk

Kedudukan dan elevasi titik-titik referensi

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Echosouder yang telah dikalibrasi

Sextant

Theodolite

Kapal/perahu

Perpustakaan Unika
21

Pelaksanaan echosounding menggunakan alat theodolite dan sextant


untuk menentukan posisi kapal. Cara penentuan posisi kapal dengan
menempatkan theodolite di dataran (tepi genangan waduk), kapal survey
berada dalam arah garis kalimasi dan sudut untuk 2 titik pengukuran di
darat dan diukur dari kapal dengan menggunakan sextant.
2.8.2 Pendekatan hidrologi

Pendekatan hidrologi dilakukan dengan cara perkiraan akumulasi


volume sedimen tahunan, yang dihitung dengan metode berdasarkan rumus
USLE (universal soil loss equation).

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

22
Perpustakaan Unika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

G erosi
Besarnya
yang terjadi
Hujan

Potensi Erosi Lahan

Energi

Sifat tanah

Kekuatan
perusak hujan

Pengelolaan

Pengelolaan
lahan

LS

Pengelolaan
tanaman

CP

Gambar 2.6 Skema persamaan USLE.


Sumber: FT Undip, 2001

2.9 Metode USLE

Perkembangan mengenai perumusan persamaan erosi dimulai sejak tahun


1940-an, diawali dengan prediksi kehilangan tanah di suatu lahan pertanian.
Dalam memperkirakan besarnya erosi pada suatu lahan, perlu diketahui data
mengenai jumlah kehilangan tanah yang ada di suatu tempat. Perkiraan besarnya
erosi terkait oleh faktor-faktor topografi/geologi, vegetasi dan meteorologi.
Persamaan perhitungan erosi tersebut dikembangkan lagi agar memperoleh suatu
metode yang bersifat umum. Universal Soil Loss Equation (USLE) dikembangkan

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

Perpustakaan Unika
23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pertama kali di USDA-SCS (United State Department of Agriculture-Soil


Conversation Services) bekerjasama dengan Universitas Purdue oleh Wischmeier
and smith, 1965 (dalam Morgan, 1988). Metode ini memiliki persamaan yang
sederhana dan bersifat umum untuk suatu lahan, baik lahan pertanian maupun
non-pertanian atau campuran. USLE baik untuk digunakan pada perhitungan erosi
dalam jangka waktu yang lama.
Selain USLE, terdapat beberapa model perhitungan laju erosi yang
kemudian dikembangkan untuk lebih meningkatkan nilai keakuratan serta analisa
pada kondisi lahan yang lebih spesifik. Diantara model-model tersebut adalah
sebagai berikut (dalam Sandra, David, Thomas, 1995):
2.9.1 Sediment Delivery Ratio (SDR)

Pada kasus tertentu seperti terutama unutk daerah tangkapan air yang
belum diketahui besarnya komponen-komponen rumus USLE, perlu dilakukan
perkiraan

nilai

erosi

yang

lebih

sederhana

tetapi

masih

bisa

dipertanggungjawabkan hasilnya. Cara perkiraan besarnya erosi yang dimaksud


adalah dengan memanfaatkan data debit, muatan sedimen, berat jenis tanah dan
nisbah pelepasan sedimen (Sediment Delivery Ratio, SDR). Motede ini kemudian
dikenal sebagai metode SDR. Harga sediment delivery ratio (SDR) yaitu:
Sedimen yang Terangkut
SDR =
Besarnya Erosi

.(2.4)

Besarnya harga SDR (sediment delivery ratio) tergantung dari luas DAS
(Daerah Aliran Sungai), kemiringan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

24
Perpustakaan Unika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

erosi DAS dan pengangkutan sedimen di alur sungai. Untuk DAS data yang
digunakan untuk harga SDR pada tabel 2.1 sebagai berikut :
Tabel 2.1 Harga SDR

Luas DAS (KM2)

SDR (%)

0,1

53,0

0,5

39,0

1,0

35,0

5,0

27,0

10,0

24,0

50,0

15,0

100,0

13,0

200,0

11,0

500,0

8,5

26000,0

4,9
Sumber : DPMA, 1982 (bahan dari tabel USLE, Past, Presen and Future
SSSA Special Publication Number 8, 13-18-1979

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

Perpustakaan Unika
25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teori USLE sendiri dalam aplikasinya memiliki enam variabel.


Berdasarkan analisis statistik terhadap lebih dari 10 tahun data erosi dan aliran
permukaan, parameter fisik dan pengelolaan kemudian dikelompokkan menjadi
variabel-variabel utama yang nilainya untuk setiap tempat dapat dinyatakan secara
numeris.
Kombinasi enam variabel tesebut adalah sebagai berikut :
A = R.K .LS .CP .(2.5)

dimana :
A

= banyaknya tanah tererosi per satuan luas per satuan waktu, yang
dinyatakan sesuai dengan satuan K dan periode R yang dipilih,
dalam praktek dipakai satuan ton/ha/tahun.

= merupakan faktor erosivitas hujan dan aliran permukaan, yaitu


jumlah satuan indeks erosi hujan, yang merupakan perkalian antara
energi hujan total (E) dengan intensitas hujan maksimum 30 menit
(I 30 ) untuk suatu tempat dibagi 100, biasanya diambil energi hujan
tahunan rata-rata sehingga diperoleh perkiraan tanah tahunan
dalam

N/h

dengan

menggunakan

model

matematis

yang

dikembangkan oleh Utomo dan Mahmud (dalam Suresh, 1997).


K

= faktor erodibilitas tanah, yaitu laju erosi per indeks erosi hujan
(R) untuk suatu jenis tanah tetentu dalam kondisi dibajak dan
ditanami terus menerus, yang diperoleh dari petak percobaan yang

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

26
Perpustakaan Unika

panjangnya 22,13 m dengan kemiringan seragam sebesar 9% tanpa


tanaman, dalam satuan ton.h/ ha.N.
LS

= faktor panjang kemiringan lereng (length of slope factor), yaitu


nisbah antara besarnya erosi per indeks erosi dari suatu lahan
dengan panjang dan kemiringan lahan tertentu terhadap besarnya
erosi dari plot lahan dengan panjang 22,13 m dan kemiringan 9%
di bawah keadaan yang identik, tidak berdimensi.

CP

= faktor tanaman penutup lahan dan manajemen tanaman, yaitu


nisbah antara besarnya erosi lahan dengan penutup tanaman dan
manajemen tanaman tertentu terhadap lahan yang identik tanpa
tanaman, tidak berdimensi. faktor konservasi praktis yaitu rasio
kehilangan tanah antara besarnya dari lahan dengan tindakan
konservasi praktis dengan besarnya erosi dari tanah yang diolah
searah lereng dalam keadaan yang identik, tidak berdimensi.

2.9.2 Faktor Erosivitas Hujan ( R )

Sifat-sifat curah hujan yang mempengaruhi erosivitas adalah besarnya


butir-butir hujan, dan kecepatan tumbukannya. Jika dikalikan akan diperoleh :
M = m v .................................(2.6)
E = m v 2 ..(2.7)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

Perpustakaan Unika
27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dimana :
M

= momentum (kg.m/s)

= massa butir hujan (kg)

= kecepatan butir hujan, yang diambil biasanya kecepatan pada


saat terjadi tumbukan, atau dinamakan kecepatan terminal (m/s)
= energi kinetik (joule/m 2 )

Momentum dan energi kinetik, keduanya dapat dihubungkan dengan


tumbukan butir-butir air hujan terhadap tanah, tetapi kebanyakan orang lebih
menyukai menggunakan energi kinetik untuk dihubungkan dengan erosivitas.
Energi kinetik curah hujan dapat diperoleh pertama-tama dengan
menganalisis grafik hubungan intensitas curah hujan dengan waktu (pluviograph).
Grafik tersebut harus dipotong-potong menjadi blok-blok yang intensitas
hujannya hampir konstan selama selang waktu. Besarnya butir-butir air rata-rata
didapat

dari

Grafik

2.7

yang

diambil

dari

bukunya

Hudson,

Soil

Conservation,1971 (dalam Soemarto, C.D.,1999) yang menunjukkan distribusi


statistik butir-butir air yang jatuh ketika hujan dengan intensitas yang berbedabeda. Untuk mencari kecepatan butir-butir air, diambil berdasarkan percobaan
yang dilakukan oleh Laws, 1941 (dalam Soemarto, C.D.,1999) seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.7 Sedangkan untuk energi kinetiknya diperoleh dari
blok-blok hujan tertentu seperti tersebut di atas.

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perpustakaan Unika
28

Gambar 2.7 memperlihatkan hasil studi yang juga dilakukan oleh Laws
dalam mencari hubungan antara energi kinetik curah hujan dengan intensitas
hujan. Masing-masing lengkung yang tertera pada gambar tersebut dibuat di
beberapa negara oleh pelaksananya seperti berikut : Hudson di Rhodesia, Kelkar
di india, Ker di Trinidad, Mihara di Jepang dan Wishmeyer di Amerika Serikat.

Gambar 2.7 Grafik hubungan intensitas hujan dan diameter butir hujan.
(Hudson,Soil Conservation, 1971 dalam Soemarto,C.D., 1999)

Gambar 2.8 Grafik kecepatan vertikal butir hujan berdasarkan diameter


butirnya. (Laws, 1941 dalam Soemarto,C.D., 1999)
EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perpustakaan Unika
29

Gambar 2.9 Grafik hubungan energi kinetik butir dengan intensitas


hujan. (Laws, 1941 dalam Soemarto,C.D., 1999)

Untuk memperoleh energi kinetik total, angka energi kinetik per kejadian
hujan dikalikan dengan ketebalan hujan (mm) yang jatuh selama periode
pengamatan. Selanjutnya, hasil perkalian ini dijumlahkan. Untuk mendapatkan
angka R, energi kinetik total tersebut diatas dikalikan dengan dua kali intensitas
hujan maksimum 30 menit ( I 30 ), yaitu merubah satuan intensitas hujan
maksimum per 30 menit menjadi intensitas hujan maksimum per jam, kemudian
dibagi dengan 100. Periode intensitas curah hujan dan intensitas hujan maksimum
30 menit dapat diperoleh dari hasil pencatatan curah hujan di lapangan.
Pada metode USLE, prakiraan besarnya erosi dalam kurun waktu per
tahun (tahunan), dan dengan demikian, angka rata-rata faktor R dihitung dari data
curah hujan tahunan sebanyak mungkin dengan menggunakan persamaan :
n

R = EI / 100 X ..(2.8)
i =1

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

30
Perpustakaan Unika

dimana :
R

= erosivitas hujan rata-rata tahunan

= jumlah kejadian hujan dalam kurun waktu satu tahun (musim


hujan)

= jumlah tahun atau musim hujan yang digunakan sebagai dasar


perhitungan

Besarnya EI proporsional dengan curah hujan total untuk kejadian hujan


dikalikan dengan intensitas hujan maksimum 30 menit.
Sementara, Bowles (1978) dalam Asdak (2002), dengan menggunakan
data curah hujan bulanan di 47 stasiun penakar hujan di pulau Jawa yang
dikumpulkan selama 38 tahun menentukan bahwa besarnya erosivitas hujan
tahunan rata-rata adalah sebagai berikut :
EI 30 = 6,12( RAIN ) 1, 21 ( DAYS ) 0, 47 ( MAXP) 0,53 ..(2.9)
dimana :
EI 30

= erosivitas hujan rata-rata tahunan

RAIN = curah hujan rata-rata tahunan (cm)


DAYS = jumlah hari hujan rata-rata per tahun (hari)
MAXP = curah hujan maksimum rata-rata dalam 24 jam per bulan untuk
kurun waktu satu tahun (cm)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

Perpustakaan Unika
31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Cara menentukan besarnya indeks erosivitas hujan yang lain adalah


dengan menggunakan metode matematis yang dikembangkan oleh Utomo dan
Mahmud berdasarkan hubungan antara R dengan besarnya hujan tahunan. Rumus
yang digunakan adalah :
R = 237,4 + 2,61 Y ................(2.10)
Dimana :
R = EI 30 (erosivitas hujan rata-rata tahunan) (N/h)
Y = Besarnya curah hujan tahunan (cm)
Cara menentukan besarnya indeks erosivitas hujan yang terakhir ini lebih
sederhana karena hanya memanfaatkan data curah hujan bulanan.
Tabel 2.2. Energi kinetik hujan dalam metrik ton-meter/hektar/cm hujan
Intensitas
0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

121

148

163

175

184

191

197

202

206

210

214

217

220

223

226

228

231

233

235

237

239

241

242

244

246

247

249

250

251

253

254

255

256

258

259

260

261

262

263

264

265

266

267

268

268

269

270

271

272

273

273

274

275

275

276

277

278

278

279

280

280

281

281

282

283

283

284

284

285

286

286

287

287

288

288

289

(cm/jam)

Sumber : Hidrologi dan Pengendalian DAS (Asdak, 2002)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perpustakaan Unika
32

Angka-angka energi kinetik seperti dalam tabel diatas tersebut dihitung


dari persamaan KE = 210 + log i. Untuk intensitas hujan lebih besar dari 7,6
cm/jam nilai energi kinetis tetap 289 metrik ton-meter per ha per cm hujan.
2.9.3 Faktor Erodibilitas ( K )

Faktor erodibilitas tanah (K) menunjukkan resistensi partikel tanah


terhadap pengelupasan dan transportasi partikel-partikel tanah tersebut oleh
adanya energi kinetik air hujan. Besarnya erodibilitas atau resistensi tanah juga
ditentukan oleh karakteristik tanah seperti tekstur tanah, stabilitas agregat tanah,
kapasitas infiltrasi, dan kandungan organik dan kimia tanah. Karakteristik tanah
tersebut bersifat dinamis, selalu berubah, oleh karenanya karakteristik tanah dapat
berubah seiring dengan perubahan waktu dan tata guna lahan atau sistem
pertanaman, dengan demikian angka erodibilitas tanah juga akan berubah.
Perubahan erodibilitas tanah yang signifikan berlangsung ketika terjadi hujan
karena pada waktu tersebut partikel-partikel tanah mengalami perubahan orientasi
dan karakteristik bahan kimia dan fisika tanah.
Tanah yang mempunyai erodibilitas tinggi akan tererosi lebih cepat
dibandingkan dengan tanah yang mempunyai erodibilitas rendah, dengan
intensitas hujan yang sama. Jadi, sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi tanah juga
mempengaruhi besarnya erodibilitas. Pengaruh usaha-usaha pengelolaan tanah
sukar diukur, meskipun lebih penting dari sifat-sifat tanah seperti tersebut di atas.

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

Perpustakaan Unika
33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 2.3 Perhitungan Energi Kinetik Total


Intensitas Besarnya

Energi

Total

Mm/jam

mm

Joule/mm joule/m

-25

37,5

21

788

26 50

25

25

625

50 75

18,5

27

500

> 76

6,5

28

182

Jumlah

2095

Sumber : Hidrologi Teknik (Soemarto,1999)

Sebagai

kelanjutan

terhadap

erosivitasnya,

Wishchmeier

bersama

kelompoknya telah mengembangkan dasar-dasar untuk mencantumkan aspek


erodibilitas yang digunakan untuk perencanaan tataguna tanah yang aman,
meskipun beberapa parameternya tidak dapat diberlakukan secara universal begitu
saja (misalnya dalam penentuan I 30 , yaitu intensitas hujan maksimum selama
periode 30 menit dalam daerah beriklim dingin dan tropik sangat berbeda). Oleh
karena itu lebih tepat kalau rumus tersebut dinamakan rumus peramalan
kehilangan tanah (a predictive soil lost equation) dimana persamaan matematis
yang menghubungkan karakteristik tanah dengan tingkat erodibilitas tanah seperti
dibawah ini :
( P 3)

K = 2.713x10 4 (12 O) M 1.14 + 3.25( S 2) + 2.5


(2.11)
100

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perpustakaan Unika

dimana :
K

= erodibilitas tanah

OM

= persen unsur organik

= kode klasifikasi struktur tanah (granular, platy, massive, dll)

= permeabilitas tanah

= prosentase ukuran partikel (% debu + pasir sangat halus)


(100-% liat)
Tabel 2.4 Nilai M untuk beberapa kelas tekstur tanah

Kelas tekstur tanah

Nilai M

Kelas tekstur tanah

Nilai M

Lempung berat

210

Pasir

3035

Lempung sedang

750

Pasir geluhan

1245

Lempung pasiran

1213

Geluh berlempung

3770

Lempung ringan

1685

Geluh pasiran

4005

Geluh lempug

2160

Geluh

4390

Pasir lempung debuan

2830

Geluh debuan

6330

Geluh lempungan

2830

Debu

8245

Campuran merata

4000
Sumber : RLKT DAS Citarum ,1987 (dalam Asdak, 2002)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

35
Perpustakaan Unika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Faktor erodibilitas tanah didekati menggunakan tekstur tanah. Dalam


penelitian Tugas Akhir ini dalam menentukan Erodibilitas Tanah (K) adalah
dengan Kriteria tekstur tanah dan besarnya nilai K terlihat dalam tabel 2.5 berikut:
Tabel 2.5 Faktor Erodibilitas Tanah (K) Berdasarkan Tekstur Tanah
No

Tekstur tanah

Kriteria

Lempung

Halus

0,02

Geluh Lempungan

Agak Halus

0,04

Geluh Pasiran

Sedang

0,30

Pasir Halus

Agak Kasar

0,20

Pasir

Kasar

0,70

Sumber : RLKT (Rehabilitasi Lahan & Konservasi Tanah), Buku II, 1986

2.9.4 Faktor Panjang Kemiringan Lereng (LS)

Pada prakteknya, variabel S dan L dapat disatukan, karena erosi akan


bertambah besar dengan bertambah besarnya kemiringan permukaan medan (lebih
banyak percikan air yang membawa butir-butir tanah, limpasan bertambah besar
dengan kecepatan yang lebih tinggi), dan dengan bertambah panjangnya
kemiringan (lebih banyak limpasan menyebabkan lebih besarnya kedalaman
aliran permukaan oleh karena itu kecepatannya menjadi lebih tinggi). Gambar
2.10 berikut menunjukkan diagram untuk memperoleh nilai kombinasi L S,
dengan nilai LS = 1 jika L = 22,13 m dan S = 9%.

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

36
Perpustakaan Unika

Gambar 2.10 Diagram untuk memperoleh nilai kombinasi LS.


(Sumber : Soemarto,C.D.,1999)

Faktor panjang lereng (L) didefinisikan secara matematik sebagai berikut


(Schwab et al.,1981 dalam Asdak,2002) :
L = (l/22,1) m ..(2.12)
dimana :
l

= panjang kemiringan lereng (m)

= angka eksponen yang dipengaruhi oleh interaksi antara panjang


lereng dan keemiringan lereng dan dapat juga oleh karakteristik
tanah, tipe vegetasi. Angka ekssponen tersebut bervariasi dari
0,3 untuk lereng yang panjang dengan kemiringan lereng kurang
dari 0,5 % sampai 0,6 untuk lereng lebih pendek dengan
kemiringan lereng lebih dari 10 %. Angka eksponen rata-rata
yang umumnya dipakai adalah 0,5

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perpustakaan Unika
37

Faktor kemiringan lereng S didefinisikan secara matematis sebagai


berikut:
S = (0,43 + 0,30s + 0,04s 2 ) / 6,61 (2.13)
dimana :
S

= kemiringan lereng aktual (%)

Seringkali dalam prakiraan erosi menggunakan persamaan USLE komponen


panjang dan kemiringan lereng (L dan S) diintegrasikan menjadi faktor LS dan
dihitung dengan rumus :
LS = L1 / 2 (0,00138S 2 + 0,00965S + 0,0138) ..(2.14)
dimana :
L

= panjang lereng (m)

= kemiringan lereng (%)

Rumus diatas diperoleh dari percobaan dengan menggunakan plot erosi


pada lereng 3 18 %, sehingga kurang memadai untuk topografi dengan
kemiringan lereng yang terjal. Harper, 1988 (dalam Asdak, 2002) menunjukkan
bahwa pada lahan dengan kemiringan lereng lebih besar dari 20 %, pemakaian
persamaan LS = L1 / 2 (0,00138S 2 + 0,00965S + 0,0138) akan diperoleh hasil yang
over estimate.
Untuk lahan berlereng terjal disarankan untuk menggunakan rumus berikut
ini (Foster and Wischmeier, 1973 dalam Asdak, 2002):
EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

38
Perpustakaan Unika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LS = (l / 22) m C (cos ) 1,50 [0,5(sin ) 1, 25 + (sin ) 2, 25 ] ..(2.15)


dimana :
m

= 0,5 untuk lereng 5 % atau lebih


= 0,4 untuk lereng 3,5 4,9 %
= 0,3 untuk lereeng 3,5 %

= 34,71

= sudut lereng

= panjang lereng (m)

Faktor ini didekati menggunakan kemiringan lereng. Dalam penelitian


Tugas Akhir ini dalam menentukan Kemiringan Lereng (LS) adalah dengan
Kriteria klas lereng dan besarnya nilai LS terlihat dalam berikut.
Tabel 2.6 Faktor LS Berdasarkan Kemiringan Lereng
No

Kemiringan Lereng (%)

Faktor LS

0-5

0,25

5 15

1,20

15 35

4,25

35 50

7,50

> 50

12,00

Sumber : RLKT (Rehabilitasi Lahan & Konservasi Tanah), Buku II 1986

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perpustakaan Unika
39

2.9.5 Faktor Penutup Lahan (C)

Faktor C merupakan faktor yang menunjukan keseluruhan pengaruh dari


faktor vegetasi, seresah, kondisi permukaan tanah, dan pengelolaan lahan terhadap
besarnya tanah yang hilang (erosi). Faktor C yang merupakan salah satu
parameter dalam rumus USLE saat ini telah dimodifikasi untuk dapat
dimanfaatkan dalam menentukan besarnya erosi di daerah berhutan atau lahan
dengan dominasi vegetasi berkayu. Sembilan parameter telah ditentukan sebagai
faktor yang berpengaruh dalam menentukan besarnya erosi di daerah bervegetasi
berkayu tersebut. Kesembilan unsur tersebut adalah konsolidasi tanah, sisa-sisa
tanaman, tajuk vegetasi, sistem perakaran, efek sisa perakaran dari kegiatan
pengelolaan lahan, faktor kontur, kekasaran permukaan tanah, gulma dan rumputrumputan.
Penentuan yang paling sulit adalah faktor C, karena banyaknya ragam cara
bercocok tanam untuk suatu jenis tanaman tertentu dalam lokasi tertentu.
Berhubung berbagai lokasi tersebut mempunyai iklim yang berbeda-beda, dengan
berbagai ragam cara bercocok tanam, maka menentukan faktor C guna diterapkan
pada suatu lahan tertentu, diperlukan banyak data.
Besar nilai C pada penelitian ini diambil dengan melakukan perhitungan
prosentase luas dari tiap jenis pengelolaan tanaman. Nilai C yang diambil adalah
nilai C rata - rata dari berbagi jenis pengelolaan tanaman dalam satu grid,
dikaitkan dengan prosentase luasannya. Adapun bentuk matematis dari
perhitungan nilai C rata-rata tiap grid adalah :
EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

40
Perpustakaan Unika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


n

C grid =

(A
i =1

Ci )

A
i =1

..(2.16)

Untuk suatu grid yang memiliki komposisi tata guna lahan/ vegetasi tanaman
yang cenderung homogen, maka nilai C dari tata guna lahan/ vegetasi yang
dominan tersebut akan diambil sebagai nilai C rata rata.
Tabel 2.7 Nilai C untuk jenis dan pengelolaan tanaman
Jenis tanaman/ tataguna lahan

Nilai C

1.

Tanaman rumput

0,290

2.

Tanaman kacang jogo

0,161

3.

Tanaman gandum

0,242

4.

Tanaman ubi kayu

0,363

5.

Tanaman kedelai

0,399

6.

Tanaman serai wangi

0,434

7.

Tanaman padi lahan kering

0,560

8.

Tanaman padi lahan basah

0,010

9.

Tanaman jagung

0,637

10. Tanaman jahe, cabe

0,900

11. Tanaman kentang ditanam searah lereng

1,000

12. Tanaman kentang ditanam searah kontur

0,350

13. Pola tanam tumpang gilir + mulsa jerami (6 ton/ha/th)

0,079

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

41
Perpustakaan Unika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jenis tanaman/ tataguna lahan

Nilai C

14. Pola tanam berurutan + mulsa sisa tanam

0,347

15. Pola tanam berurutan

0,398

16. Pola tanam tumpang gilir + mulsa sisa tanaman

0,357

17. Kebun campuran

0,200

18. Ladang berpindah

0,400

19. Tanah kosong diolah

1,000

20. Tanah kosong tidak diolah

0,950

21. Hutan tidak terganggu

0,001

22. Semak tidak terganggu

0,010

23. Alang-alang permanen

0,020

24. Alang-alang dibakar

0,700

25. Sengon disertai semak

0,012

26. Sengon tidak disertai semak dan tanpa seresah

1,000

27. Pohon tanpa semak

0,320

Lanjutan Tabel 2.5 nilai c untuk jenis pengelolaan tanaman


Sumber : Abdurachman,1984 (dalam Asdak 2002)

2.9.6 Faktor Konservasi Praktis (P)

Pengaruh aktivitas pengelolaan dan konservasi tanah (P) terhadap


besarnya erosi dianggap berbeda dari pengaruh yang ditimbulkan oleh aktivitas
pengelolaan tanaman (C), sehingga dalam rumus USLE kedua variable tersebut
dipisahkan. Faktor P adalah nisbah antara tanah tererosi rata-rata dari lahan yang

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

42
Perpustakaan Unika

mendapat perlakuan konservasi tertentu terhadap tanah tererosi rata-rata dari lahan
yang diolah tanpa tindakan konservasi, dengan catatan faktor-faktor penyebab
erosi yang lain diasumsikan tidak berubah.
Tabel 2.8 Faktor pengelolaan dan konservasi tanah di Jawa

Teknik Konservasi Tanah

Nilai P

1. Teras Bangku :
a) Baik

0,20

b) Jelek

0,35

2. Teras bangku : jagung-ubi kayu/ kedelai

0,06

3. Teras bangku : sorghum - sorghum

0,02

4. Teras Tradisional

0,40

5. Teras gulud : padi jagung

0,01

6. Teras gulud : ketela pohon

0,06

7. Teras gulud : jagung-kacang + mulsa sisa tanaman

0,01

8. Teras gulud : kacang kedelai

0,11

9. Tanaman dalam kontur :


a) Kemiringan 0-8 %

0,50

b) Kemiringan 9-20 %

0,75

c) Kemiringan >20 %

0,90

10. Tanaman dalam jalur-jalur : Jagung-kacang tanah + mulsa

0,05

11. Mulsa limbah jerami :


a) 6 ton/ha/tahun

0,30

b) 3 ton/ha/tahun

0,50

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

43
Perpustakaan Unika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

0,80

c) 1 ton/ha/tahun
12. Tanaman perkebunan :
a) Disertai penutup tanah rapat

0,10

b) Disertai penutup tanah sedang

0,50

13. Padang rumput :


a) Baik

0,04

b) Jelek

0,40

Lanjutan Tabel2.8 Faktor pengelolaan dan konservasi tanah di Jawa


Sumber : Abdurachman,1984 (dalam Asdak, 2002)

Dengan variabel sebanyak yang tersebut diatas, maka tidaklah mudah


memecahkannya dengan cara kuantitatif, kecuali jika terdapat banyak data.
Rumus tersebut mempunyai dua buah kegunaan yaitu :
1. Meramalkan kehilangan tanah.
Jika medannya diketahui, cara pengelolaannya diketahui, maka kehilangan
tanahnya dapat diramalkan dari pola hujan tertentu yang tercurah selama
waktu tertentu (biasanya diambil curah hujan tahunan). Kehilangan tersebut
merupakan nilai yang diperkirakan (expected value), bukannya kehilangan
yang bakal terjadi, dan tidak merupakan nilai kehilangan yang bakal terjadi,
misalnya tahun berikutnya, karena intensitas curah hujannya tidak dapat
ditentukan sebelum terjadi.

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

44

Perpustakaan Unika

2. Memilih cara bertani


Dalam penggunaan rumus tersebut, nilai A dipilih sebesar nilai yang
dipandang dapat diterima, karena menghentikan erosi sama sekali tidaklah
mungkin. Beberapa faktor seperti R, K, dan S untuk medan tertentu tidak dapat
segera diubah. Untuk faktor-faktor lainnya mungkin dapat dilakukan dengan
memilih cara bertani, sedemikian rupa sehingga misalnya kalau C diberi nilai
yang tinggi, maka P harus diperkecil.
Seperti cara penentuan nilai C diatas, penentuan nilai P tiap grid juga
diambil dengan melakukan perhitungan prosentase luasan dari tiap jenis
konservasi tanah/ pengendalia erosi. Nilai P yang diambil adalah nilai P rata
rata atau nilai P yang dominan jika jenis konservasi tanah cenderung homogen
dalam satu grid.
2.9.7 Penggunaan Lahan dan Pengolahan Tanah (CP)

Faktor CP didekati dengan penggunaan lahan, dan ditimbang


terhadap luas tiap satuan medan. Dalam penelitian Tugas Akhir ini dalam
menentukan Penggunaan Lahan dan Pengolahan Tanah (CP) Kriteria
penggunaan lahan dan besarnya nilai CP dapat dilihat dalam berikut:

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

45
Perpustakaan Unika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 2.9 Faktor Penggunaan Lahan dan Pengolahan Tanah (CP)


No

Penggunaan Lahan

Faktor CP

Pemukiman

0,60

Kebun Campuran

0,30

Sawah

0,05

Tegalan

0,75

Pekebunan

0,40

Hutan

0,03

Sumber:RLKT (Rehabilitasi Lahan & Konservasi Tanah), Buku II, 1986

Dengan menggunakan rumus USLE:


A = R x K x LS x CP

dimana :
A = erosi (ton/ha/tahun)
R = erosivitas hujan
K = erodibilitas tanah
LS = faktor lereng
CP = faktor penggunaan dan pengolahan tanah

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

46
Perpustakaan Unika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dengan menggunakan kriteria erosi dapat diketahui tingkat bahaya erosi yang
terjadi di daerah studi.
Tabel 2.10 Kriteria Erosi
No

Erosi (ton/Ha/th)

Kelas

Kriteria

0 - 20

I. Sangat rendah

Sangat baik

20 - 50

II. Rendah

Baik

50 - 250

III. Sedang

Sedang

250 - 1000

IV. Tinggi

Jelek

> 1000

V. Sangat tinggi

Sangat Jelek

Sumber:RLKT (Rehabilitasi Lahan & Konservasi Tanah), Buku II, 1986

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

47
Perpustakaan Unika

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir


Mulai

Pengumpulan data:
Data Hujan, Jenis
Tanah, Topografi, Tata
Guna lahan.

Pengumpulan data:
Data Echosounding th
1980-2006.

Pengolahan Data
R = fungsi (hujan)
K = fungsi (jenis tanah)
LS = fungsi (kemiringan lahan)
CP = fungsi ( penggunaan lahan)

Pengolahan Data
Rata-rata volume tampungan
DAS th 1992-2006 berdasar
data Echosounding

USLE
A = R.K.LS.CP

rata-rata vol. tampungan th 1992-2006


SD =
Luas DAS

SD = A.SDR

Perbandingan SD pada USLE


dengan SD pada Echosounding

Selesai

Keterangan :
A
= Kehilangan tanah pucuk
akibat erosi
R
= Erosivitas hujan
K
= Erodibilitas tanah
LS = Panjang Equivalen lereng
dan Kemiringan Lahan
CP = Faktor penggunaan lahan
dan pengolahan tanah
SD = Sedimentasi
SDR = Sediment delivery ratio

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI ADA WADUK CACABAN TEGAL

48
Perpustakaan Unika

BAB III METODE PENELITIAN

3.2 Jalannya Penelitian


Di dalam pembuatan tugas akhir, langkah-langkah yang dikerjakan antara
lain: Mulai, yaitu dengan berkonsultasi dengan dosen pembimbing mengenai
materi yang akan diambil. Mengumpulkan data-data, yaitu dengan mencari data
echosounding, data-data hujan, jenis tanah , Peta Topograpi dan tata guna lahan.
Setelah itu, data-data tersebut diolah menjadi parameter-parameter USLE menjadi
R (erosivitas hujan), K (erodibilitas tanah), LS (Panjang Equivalen lereng dan
Kemiringan Lahan), CP (faktor penggunaan lahan dan pengolahan tanah) dan
kemudian menghitung kehilangan tanah pucuk akibat erosi dengan rumus sebagai
berikut :
A = R x K x LS x CP
Setelah mendapatkan nilai A (kehilangan tanah pucuk akibat erosi) maka
sedimentasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
SD = A x SDR

Dari perhitungan di atas didapatkan nilai sedimentasi dari metode USLE


yang akan dibandingkan dengan nilai sedimentasi waduk hasil pengukuran
echosounding. Proses pengerjaan Tugas Akhir ini dalam melakukan perhitungan
menggunakan bantuan program computer Microsoft Excel.

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI ADA WADUK CACABAN TEGAL

49

BAB IV - PEMBAHASAN

Perpustakaan Unika

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Anilisis Data


Untuk mengetahui laju erosi dan sedimentasi pada waduk, maka terlebih
dahulu diperlukan data yang mencukupi untuk melakukan perhitungan dalam
menentukan laju erosi dan sedimentasi pada waduk pertama yang dilakukan
adalah pengumpulan data. Data tersebut diambil dari berbagai sumber, yakni data
sekunder. Adapun data yang diperlukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini antara
lain, berupa data hujan, peta topografi, tata guna lahan, data pengukuran
echosounding pada waduk cacaban yang akan diolah menjadi data sedimen.
4.1.1 Data Hujan
Untuk mengetahui laju erosi dan sedimentasi pada waduk langkah pertama
yang dilakukan adalah mengetahui data hujan. Adapun data hujan yang
digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah data curah hujan bulanan yang
ditangkap oleh DAS Cacaban selama tahun 1992 sampai tahun 2001. Data curah
hujan yang dipakai, berasal dari stasiun hujan Jatinegara, Gegerbuntu dan
Sirampok. Tabel 4.1, 4.2, 4.3, berikut ini menunjukkan curah hujan yang terjadi
pada masing-masing stasiun hujan, serta curah hujan maksimum yang terjadi
pada masing-masing bulan, pada angka-angka yang dicetak tebal.

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

50

BAB IV - PEMBAHASAN

Perpustakaan Unika

Tabel 4.1. Curah hujan stasiun Gegerbuntu ( mm)


TAHUN

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEPT

OKT

NOV

DES

1992

282

225

284

96

123

75

214

171

66

285

338

1993

311

298

176

121

96

73

54

11

40

224

229

1994

325

139

355

103

95

47

116

305

1995

321

286

245

136

114

82

66

21

136

387

200

1996

296

335

340

86

78

90

94

163

17

203

218

386

1997

372

130

251

165

65

17

11

13

146

294

1998

207

325

252

131

87

123

92

62

135

131

294

308

1999

403

327

190

112

42

37

31

29

207

257

185

2000

328

340

220

96

107

118

22

22

17

214

143

146

2001

214

121

380

136

86

46

46

34

148

381

261

(Sumber : PT ADICCON MULYA,2006 )

Tabel 4.2. Curah hujan stasiun Jati Negara (mm)


TAHUN

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEPT

OKT

NOV

DES

1992

223

258

267

106

137

64

188

156

49

294

313

1993

318

309

109

137

106

93

35

24

36

262

312

1994

367

212

388

186

87

58

147

321

1995

219

289

236

159

92

73

20

15

14

164

317

153

1996

246

311

346

98

57

74

72

154

19

237

206

320

1997

434

123

236

128

84

21

22

53

132

399

1998

356

327

268

151

63

116

89

106

120

118

345

364

1999

458

310

200

90

58

33

59

15

10

211

89

176

2000

226

364

264

113

124

195

90

30

252

159

139

2001

404

188

356

144

78

42

63

42

143

411

265

(Sumber : PT ADICCON MULYA,2006 )

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

51

BAB IV - PEMBAHASAN

Perpustakaan Unika

Tabel 4.3. Curah hujan stasiun Sirampok (mm)


TAHUN

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEPT

OKT

NOV

DES

1992

335

287

241

120

134

84

203

165

58

238

315

1993

369

277

135

165

124

81

52

26

30

222

218

1994

492

243

362

177

81

53

119

315

1995

312

313

233

149

116

85

66

26

173

396

178

1996

250

302

399

104

63

95

163

179

35

247

205

254

1997

389

145

254

135

97

20

10

98

114

313

1998

357

326

298

150

80

147

68

89

135

133

284

332

1999

469

320

225

114

37

61

214

242

162

2000

310

390

202

124

131

182

20

20

27

277

184

116

2001

261

154

369

131

41

52

54

35

151

390

225

(Sumber : PT ADICCON MULYA,2006 )

4.1.1.1. Distribusi curah hujan daerah


Kurva - kurva aliran (curve rating) pada suatu daerah dapat
diperkirakan dari limpasan hujan dengan menggunakan data curah hujan.
Adapun data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan yang
dapat mewakili Daerah Aliran Sungai (DAS). Oleh karena data hujan yang
diperoleh merupakan hujan titik dari stasiun hujan maka harus dianalisa
untuk menjadi hujan daerah dengan mempertimbangkan data dari ketiga
stasiun hujan tersebut luas daerah tangkapan yang dipengaruhi oleh
masing-masing stasiun hujan. Analisa dilakukan dengan menggunakan
metode Poligon Thiesen. Gambar 4.1 berikut ini menunjukkan pembagian
luasan Daerah Aliran Sungai Waduk Cacaban dengan menggunakan
metode poligon Thiesen. Sedangkan tabel 4.4 dan 4.5 menunjukkan
EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

52

BAB IV - PEMBAHASAN

Perpustakaan Unika

pembagian luasan daerah tangkapan dengan metode poligon Thiesen serta


perhitungan koefisien Thiesen.

TUBUH BENDUNGAN CACABAN

DAS WADUK CACABAN 65.14 KM2


WADUK CACABAN
STA. GEGERBUNTU
1

+70

1271
.0 m

+72

1+1
15 +112.5
+112.5
1
1

1
2
2

+70 3

22
20
.00 +8
m 5

2
1

+70

+73

K. 2.00
Ca
cab m
an

45
4
+95.5

1
1

1
1

1
1

2
1
1

1
+287.5

2
1

+300

1
1

49
37
.8
0m

+135

1
1

+112.5

2248.70 m

1
1

2
+137.5

+123

4812.00 m

K.
Me
35 njaw
42
.00 ah
m

2
1

+92.5

K. Capar

3
1

0m

m
.00
1829

+112.5

K.
C
+ 75 acab
an
We
33
tan
87
.5

+97.5

+95

2
1

2
1

+85.

gung

441
247
9.4
3.0
0m
0m

+80

+85

K. Curiha

142
8.8
5m

4
1

1
+95

1
1

+70

STA. SIRAMPOK

+62.5

+100

1
3263
.40 m

1500
.00 m

k
Laya m
K.
.0
815

K.
Ra
16 mba
81 h
.0
m

11
55
.0

+125

1
1

+175

363
8.18
m

+300

STA. JATINEGARA

: Tingkat Sungai

Gambar 4.1. Pembagian DAS Cacaban dengan Poligon Thiesen


dan Stasiun hujan.
(Sumber : PT ADICCON MULYA,2006 )

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

53

BAB IV - PEMBAHASAN

Perpustakaan Unika

Tabel 4.4.
Pembagian luas daerah tangkapan dengan metode poligon Thiesen
Stasiun Pos Hujan

Luas Daerah Tangkapan

No.
Catchment Area (A = km2)
1

Gegerbuntu

17.55

Sirampok

21.88

Jatinegara

25.70

Jumlah

65.13
(Sumber : PT ADICCON MULYA,2006 )

Tabel 4.5. Perhitungan Koefisien Thiesen


Stasiun Pos Hujan

Koefisien
A (km2)

No.

Theissen C (%)
1

Gegerbuntu

17.55

26.95

Sirampok

21.88

33.59

Jatinegara

25.70

39.46

Ai

65.13

100.00

(Sumber : PT ADICCON MULYA,2006 )

Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode


poligon Thiesen maka didapatkan distribusi curah hujan pada masingmasing daerah yang telah mempertimbangkan faktor-faktor yang terdapat
pada poligon Thiesen, seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

54

BAB IV - PEMBAHASAN

Perpustakaan Unika

Tabel 4.6 berikut ini adalah data tabel distribusi curah hujan yang telah
menggunakan metode Thiesen, dengan curah hujan maksimum pada
masing-masing bulan, pada angka-angka yang dicetak tebal.
Tabel 4.6. Curah hujan menggunakan Poligon Thiesen (mm)
TAHUN

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEPT

OKT

NOV

DES

1992

276.5

258.8

262.8

108.0

132.2

73.7

3.6

200.0

163.1

56.6

272.8

320.4

1993

333.2

295.3

135.8

142.1

109.4

83.6

5.5

45.8

21.2

35.1

238.3

258.1

1994

397.7

202.7

370.4

160.6

87.1

1.3

0.0

0.0

0.0

53.4

129.2

314.7

1995

277.7

296.3

237.4

149.4

106.0

79.5

47.8

20.3

9.9

159.5

362.4

174.1

1996

260.8

314.4

362.2

96.8

64.7

85.4

108.5

164.8

23.8

231.2

208.9

315.6

1997

402.2

132.3

246.1

140.3

83.2

19.6

15.0

0.0

0.0

57.3

129.7

341.8

1998

316.2

326.1

273.8

145.3

75.2

128.3

82.8

88.4

129.1

126.5

310.8

338.2

1999

446.9

317.9

205.7

104.0

46.6

26.0

52.1

9.7

14.4

210.9

185.7

173.7

2000

281.7

366.3

231.3

112.1

121.8

169.9

48.2

12.6

25.5

250.2

163.1

133.2

2001

304.8

158.5

366.8

137.5

67.7

46.4

55.4

0.0

37.5

147.0

395.9

250.5

(Sumber : PT ADICCON MULYA,2006 )

4.1.1.2. Mencari rata-rata hujan 10 tahunan (Y)


Setelah data curah hujan terdistribusi dengan poligon Thiesen
selanjutnya data tersebut dianalisa kembali dengan cara mencari rata-rata
hujan tahunan seperti dijelaskan pada tabel 4.7 di bawah ini:

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

55

BAB IV - PEMBAHASAN

Perpustakaan Unika

Tabel 4.7. Hujan rata-rata tahunan (mm)


TAHUN

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEPT

OKT

NOV

DES

Jumlah

1992

276.5

366.3

489.8

376.6

263.8

83.1

3.6

361.9

248.7

81.5

426.7

347.4

3325.85

1993

860.5

354.1

241.8

162.3

182.4

83.6

5.5

45.8

11.7

32.6

238.3

337.0

2555.47

1994

833.0

364.0

549.3

212.2

95.3

1.3

0.0

0.0

0.0

71.9

129.2

347.8

2604.04

1995

572.6

539.7

276.9

269.5

116.1

200.5

47.8

20.3

10.1

173.7

422.9

187.5

2837.66

1996

291.5

346.4

401.6

175.4

64.7

85.4

138.9

164.8

21.1

268.2

208.9

382.8

2549.73

1997

702.2

398.7

298.0

213.2

163.6

19.6

8.7

0.0

0.0

30.5

129.7

341.8

2305.92

1998

355.6

453.1

286.4

366.0

286.4

197.4

82.8

88.4

153.0

158.3

310.8

438.2

3176.35

1999

607.4

536.3

205.7

101.8

51.4

26.0

52.1

34.1

14.4

210.9

185.7

189.1

2215.09

2000

226.1

283.2

221.3

75.9

148.6

269.9

48.2

12.6

45.2

250.2

215.2

190.9

1987.21

2001

365.3

158.5

433.8

288.0

87.1

143.1

40.3

0.0

88.8

226.0

680.7

265.1

2776.50

Jumlah

2633,83

Dari data diatas kemudian kita hitung rata-rata hujan 10 tahunan hasilnya
dicetak tebal dan dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8. Hujan rata-rata 10 tahunan (mm)
TAHUN
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999

rata-rata hujan tahunan


3325.85

2555.47

2604.04

2837.66

2549.73

2305.92

3176.35

2215.09

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

56

BAB IV - PEMBAHASAN

TAHUN

Perpustakaan Unika

rata-rata hujan tahunan

2000

1987.21

2001

2776.50

Rata-rata 10 tahunan (Y)

2633.38

Setelah perhitungan rata-rata hujan 10 tahunan maka erosivitas


hujan (R) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.10
4.1.2 Menentukan Faktor Erodibilitas Tanah (K)
Setelah hasil Erosivitas hujan dihitung kemudian menentukan faktor erodibilitas
tanah (K) yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.9. Faktor Erodibilitas Tanah
No

Penggunaan Lahan

Pemukiman

0,4

Kebun Campuran

0,10

Sawah

0,02

Tegalan

0,3

Perkebunan

0,15

Hutan

0,04

(Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tegal

4.1.3 Menentukan Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng (LS)


Dalam menentukan faktor Panjang dan Kemiringan Lereng (LS) data yang
digunakan adalah peta topografi waduk cacaban yaitu dengan mengetahui peil
EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

57

BAB IV - PEMBAHASAN

Perpustakaan Unika

atau ketinggian tertinggi dan terendah pada suatu wilayah dan kemudian
menentukan jaraknya dengan menghubungkan kedua peil atau ketinggian tertinggi
dan terendah tersebut, dimana hasil/faktor LS dapat diketahiu melalui tabel 2.6,
yaitu seperti pada tabel di bawah ini:
Faktor LS Berdasarkan Kemiringan Lereng
No

Kemiringan Lereng (%)

Faktor LS

0-5

0,25

5 15

1,20

15 35

4,25

35 50

7,50

> 50

12,00

Sumber : RLKT (Rehabilitasi Lahan & Konservasi Tanah), Buku II 1986

4.1.4 Menentukan Faktor Penggunaan Lahan dan Pengelolaan Tanah (CP)


Dalam menentukan Faktor Penggunaan Lahan dan Pengelolaan Tanah
(CP) yaitu dengan tata guna lahan yang didapat dari pengambilan gambar dari
foto satelit, dan ditimbang terhadap luas tiap medannya, sehingga kriteria
penggunaan lahan dan besarnya nilai CP dapat dilihat dalam tabel 2.9 :
Faktor Penggunaan Lahan dan Pengolahan Tanah (CP)
No

Penggunaan Lahan

Faktor CP

Pemukiman

0,60

Kebun Campuran

0,30

Sawah

0,05

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

58

BAB IV - PEMBAHASAN

Perpustakaan Unika

No

Penggunaan Lahan

Faktor CP

Tegalan

0,75

Pekebunan

0,40

Hutan

0,03

Lanjutan Tabel Faktor Penggunaan Lahan dan Pengolahan Tanah (CP)


Sumber:RLKT (Rehabilitasi Lahan & Konservasi Tanah), Buku II, 1986

4.2 Analisa Perhitungan Sedimentasi


4.2.1 Menghitung Sedimen dengan USLE
Sebelum menghitung sedimentasi, sebelumnya harus ditentukan nilai A
(Laju Erosi) terlebih dahulu dengan menggunakan persamaan .................2.5,
yaitu sebagai berikut:
A = RxKxCPxLS, dimana :
R = fungsi hujan
K = fungsi jenis tanah
LS = fungsi kemiringan lahan
CP = fungsi pengolahan tanah
Kemudian untuk menentukan hasil sedimentasi, yaitu hasil nilai laju erosi
(A) dikalikan dengan faktor SDR (Sediment Delivery Ratio) , yang dapat dilihat
pada lampiran. Dari semua data di atas data yang belum diketahui adalah
kemiringan lereng (LS), untuk itu kita dapat mencari jarak kemiringan melalui
situs Google Earth yang berupa photo udara DAS Cacaban yang di bagi menjadi
Sub kawasan-kawasan kecil seperti pada lampiran. Berikut adalah contoh
perhitungan sub kawasan pada DAS Cacaban Tegal.

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB IV - PEMBAHASAN

59

Perpustakaan Unika

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB IV - PEMBAHASAN

60

Perpustakaan Unika

SUB KAWASAN 1
Pemukiman
R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)
= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh pasiran = 0,4.................(Lihat Tabel 4.8)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 91 m
Titik terendah = + 87 m
Jarak

= 358 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 91 87


=
x100% = 1,11%
jarak
358

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,6........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,4 x 0,25 x 0,6
= 55,483 Ton/Ha/th
Kebun campuran
R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)
= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,10....................(lihat tabel 4.8)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

61

BAB IV - PEMBAHASAN

Perpustakaan Unika

LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 117m
Titik terendah = + 104m
Jarak

= 1331 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 117 104


=
x100% = 0,97%
jarak
1331

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,3..........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 0,25 x 0,3
= 6,935 Ton/Ha/th
Untuk keseluruhan perhitungan sub kawasan penggunaan lahan pada DAS
Cacaban lihat pada lampiran 1.
Setelah perhitungan sub kawasan-kawasan penggunaan lahan pada DAS
Cacaban, dapat dihitung jumlah erosi total ( A ) penggunaan lahan pada DAS
Cacaban dalam tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10 Laju erosi total ( A) pada DAS Cacaban
Penggunaan Lahan

A (Ton/Ha/th)

Pemukiman

3129,587

Tegalan

2288,661

Sawah

33,196

Perkebunan

344,002

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

62

BAB IV - PEMBAHASAN

Perpustakaan Unika

Penggunaan Lahan

A (Ton/Ha/th)

Kebun Campuran

717,105

Hutan

36,952

A total

6549,503

4.2.1.1 Prosentase penggunaan lahan pada DAS Cacaban


Tabel 4.11 Prosentase Penggunaan Lahan DAS Cacaban
Penggunaan Lahan

Prosentase (%)

Waduk

5,486

Pemukiman

6,494

Tegalan

30,586

Sawah

27,049

Perkebunan

0,259

Kebun Campuran

1,605

Hutan

25,945

Sungai

2,165

Jumlah

100

Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tegal

Setelah mendapatkan nilai laju erosi pada masing-masing lahan,


langkah selanjutnya yaitu mengalikan laju erosi (A) masing-masing lahan
terhadap besarnya prosentase lahan tersebut pada DAS Cacaban seperti
dalam tabel 4.12 berikut:

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

63

BAB IV - PEMBAHASAN

Perpustakaan Unika

Tabel 4.12
Laju erosi total ( A) berdasar prosentase pada DAS Cacaban
Penggunaan Lahan

A x Prosentase lahan
Ton/Ha/th

Pemukiman

203,235

Tegalan

700,01

Sawah

8,98

Perkebunan

0,891

Kebun Campuran

11,51

Hutan

9,587

A total

934,213

Langkah

selanjutnya

untuk

menghitung

sedimentasi

harus

menentukan angka / nilai SDR melalui tabel 2.1.


Untuk harga SDR DAS Cacaban seluas 65,13 km2 dapat
diinterpolasikan seperti pada lampiran 1, sehingga dapat diketahui harga
SDR pada DAS Cacaban yaitu 14,394 %.
Setelah mendapatkan angka SDR maka Sedimentasi dapat dihitung
menggunakan rumus :
SD

= A x SDR
= 934,213 ton / ha / th x 14, 394 %
= 134,471 ton / ha / th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

64

BAB IV - PEMBAHASAN

Perpustakaan Unika

Berat jenis lempung = 1,5 ton/m3


SD

134,471 ton/ ha/ th


1,5 ton/m 3

= 0,008964 m / th
= 8,964 mm / th

4.2.2 Menghitung Sedimen berdasarkan data Pengukuran Echosounding


Berdasarkan data pengukuran yang telah ada yaitu volume tampungan
waduk pada tahun 1980 sampai tahun 2003 kita dapat mencari volume
taampungan waduk selama kurun waktu 10 tahun yaitu pada tahun 1992 sampai
tahun 2001 yang kemudian dapat dicari nilai sedimentasinya dengan cara meratarata volume tampungan waduk cacaban selama kurun waktu 10 tahun tersebut
dibagi dengan luas DAS Cacaban yang dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini
adalah hasil perhitungan sedimentasi berdasarkan data pengukuran Echosounding.

SD th 1992 th 2001 =

63.614.965,45 m3/th - 57.886.203,74 m3/th


10 th

= 572.876,1712 m3/th
SD

572.876,1712 m3/th
65,13 km 2

572.876,1712 m 3 /th
65130000 m 2

= 0,00879 m/th
= 8,79 mm/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

65

BAB IV - PEMBAHASAN

Perpustakaan Unika

Dari data di atas dapat diketahui perbandingan sedimentasi tahun 1992 tahun
2001 sebagai berikut :
Perbandingan Sedimentasi

SD (mm/th)

SD dengan metode USLE

8,964

SD dengan pengkuran Echosounding

8,79

Dapat dilihat pula hasil sedimentasi berdasarkan data Echosounding tahun 2006,
sebagai berikut:
57.886.203 ,74 m 3 /th - 54.703.558 ,35 m 3 /th
SD th 2001 th 2006 =
6 th

= 530440,898 m3/th
SD

530440,898 m 3 /th
65,13 km 2

530440,898 m 3 /th
65130000 m 2

= 0,008144 m/th
= 8,14 mm/th
Sehingga

didapatkan

hasil

sedimentasi

tahun

2006

berdasarkan

data

Echosounding yaitu sebesar 8,14 mm/th.

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Perpustakaan Unika

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari laporan Tugas Akhir ini dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode USLE pada
DAS Waduk Cacaban ini laju erosi sebesar 934,213 Ton/Ha/Th, dan
laju sedimentasi yang diperoleh yaitu sebesar 8,964 mm/th.
2. Berdasarkan data pengukuran Echosounding pada tahun 1992 sampai
dengan tahun 2001 pada Waduk Cacaban laju sedimentasi yang
diperoleh 8,79 mm/th, dan hingga sampai tahun 2006 laju sedimentasi
sebesar 8,14 mm/th.
3. Pada penelitian dengan menggunakan metode USLE ini sungai
dianggap nol (atau tidak terdeteksi pada parameter USLE), sedangkan
sungai merupakan faktor erosi yang cukup tinggi. Ini berpedoman
bahwa di lokasi waduk cacaban, intensitas hujan yang tergolong tinggi
dalam kurun waktu yang berbeda-beda dapat mengakibatkan Rapid
Ground Down (Penurunan muka air sungai terlalu cepat). Dengan
penurunan muka air sungai terlalu extrim atau cepat ini mengakibatan
muka tebing sungai longsor dan mengakibatkan sungai menjadi
dangkal tetapi lebar.

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL
66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Perpustakaan Unika

5.2. Saran
Peningkatan laju sedimentasi yang lebih besar dari rencana akan
memperpendek umur waduk. Sedimentasi pada Waduk Cacaban
berdasarkan penelitian menggunakan metode USLE ini berasal dari erosi
yang cukup besar pada lahan tegalan dan pemukiman. Sehingga pada
lereng-lereng pemukiman dan tegalan yang landai/terjal perlu dibuatkan
terasering

dengan

tanaman-tanaman

penutup

lahan

untuk

menekan/mengurangi laju erosi yang cukup besar. Selain itu juga perlu
diadakan penanaman kembali/reboisasi pada hutan karena penggundulan
hutan oleh masyarakat sekitar.

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL
66

Perpustakaan Unika

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Pengelolaan Sumber Daya Air, 2004, Pengukuran Sedimen Transport pada 6


Sungai Di Jawa Tengah, Semarang.

Pengelolaan Sumber Daya Air, 2004, Pedoman Operasi Waduk Cacaban, Balai
Pengelolaan Sumber Daya Air Pemali Comal, Tegal.

Pengelolaan Sumber Daya Air,

2002, Pemetaan Tingkat Bahaya Erosi

Berdasarkan Perkiraan Laju Erosi dan Kedalaman Solum Tanah serta


Sedimentasi DAS Bengawan Solo, Semarang.

Pengelolaan Sumber Daya Air, 2003, Laporan Sedimentasi Waduk Sempor,


Semarang.

Sosrodarsono. S, Takeda. K, 1989, Bendungan Typa Urugan, PT. Pradya


Paramita, Jakarta.

Nippon Koei Co.,Ltd , Yachiyo Engineering Co.,Ltd, 2005, Studi Penanganan


Sedimentasi di Waduk Wonogiri, Japan International Cooperation Agency,
Surakarta

Jajat Jatnika Holil, MM, dkk, 2006, Upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Melalui Gerhan pada DAS CacabanKabupaten Tegal, BP-DAS Pemalijratun
Gerhan, Semarang

PT Adyccon Mulya, 2006, Laporan Akhir Study Detail Design Perbaikan Waduk
Cacaban, Semarang

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

68

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

SUB KAWASAN 1
Pemukiman
R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)
= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh pasiran = 0,4........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 91 m
Titik terendah = + 87 m
Jarak

= 358 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 91 87


=
x100% = 1,11%
jarak
358

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,6........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,4 x 0,25 x 0,6
= 55,483 Ton/Ha/th
Kebun campuran
R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)
= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 117m
Titik terendah = + 104m
Jarak

= 1331 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 117 104


=
x100% = 0,97%
jarak
1331

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,3..........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 0,25 x 0,3
= 6,935 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 2
Perkebunan
R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)
= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,15........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 114 m
Titik terendah = + 82 m
Jarak

= 935 m

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 114 82


=
x100% = 3,4%
jarak
935

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,4..........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,15 x 0,25 x 0,4
= 13,871 Ton/Ha/th
Hutan
R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)
= 237,4 + 2,61 x 263,338cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 135 m
Titik terendah = + 95 m
Jarak

= 630 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 135 95


=
x100% = 6,34%
jarak
630

Faktor LS = 1,20...........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03......................................................(lihat tabel 2.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,04 x 1,20 x 0,03
= 1,332 Ton/Ha/th
Sawah 1
R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)
= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 86 m
Titik terendah = + 78 m
Jarak

= 373 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 86 78


=
x100% = 2,14%
jarak
373

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Sawah 2

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 90 m
Titik terendah = + 81 m
Jarak

= 298 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 90 81


=
x100% = 3,02%
jarak
298

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th
Sawah 3

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 96 m
Titik terendah = + 81 m
Jarak

= 976 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 96 81


=
x100% = 1,53%
jarak
976

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 3
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 175 m
Titik terendah = + 95 m
Jarak

= 1710 m

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 175 95


=
x100% = 4,67%
jarak
1710

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 0,25 x 0,03
= 0,277 Ton/Ha/th
Kebun Campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempung = 0,1........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 106 m
Titik terendah = + 90 m
Jarak

= 609 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 106 90


=
x100% = 4,26%
jarak
609

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,3..........................................................(lihat tabel 2.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,1 x 0,25 x 0,3
= 6,935 Ton/Ha/th
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 154 m
Titik terendah = + 86 m
Jarak

=400 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 114 82


=
x100% = 17%
jarak
935

Faktor LS = 4,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 4,25 x 0,03
= 4,716 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

SUB KAWASAN 4
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 175 m
Titik terendah = + 115 m
Jarak

= 1521 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 175 115


=
x100% = 3,74%
jarak
1521

Faktor LS = 0,25..................................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03.............................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 0,25 x 0,03
= 0,277 Ton/Ha/th
Tegalan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh pasiran = 0,3........................(lihat tabel 4.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 172 m
Titik terendah = + 134 m
Jarak

= 474 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 172 134


=
x100% = 8,01%
jarak
474

Faktor LS = 1,20.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,75........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,3 x 1,20 x 0,75
= 249,672 Ton/Ha/th
Kebun Campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempung = 0,1........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 136 m
Titik terendah = + 95 m
Jarak

= 655 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 136 95


=
x100% = 6,25%
jarak
655

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Faktor LS = 1,20.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,3..........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,1 x 1,20 x 0,3
= 33,289 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 5
Kebun Campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempung = 0,1........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 141 m
Titik terendah = + 124 m
Jarak

= 451 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 141 124


=
x100% = 3,76%
jarak
451

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,3..........................................................(lihat tabel 2.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,1 x 0,25 x 0,3
= 6,935 Ton/Ha/th
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 183 m
Titik terendah = + 120 m
Jarak

= 655 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 183 120


=
x100% = 9,61%
jarak
655

Faktor LS = 1,20.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 1,20 x 0,03
= 1,332 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Tegalan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh pasiran = 0,3........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 175 m
Titik terendah = + 128 m
Jarak

= 811 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 175 128


=
x100% = 5,7%
jarak
811

Faktor LS = 1,20.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,75........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,3 x 1,20 x 0,75
= 249,712 Ton/Ha/th
Perkebunan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,15........................(lihat tabel 4.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 143 m
Titik terendah = + 107 m
Jarak

= 1152 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 143 107


=
x100% = 3,12%
jarak
1152

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,4..........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,15 x 0,25 x 0,4
= 13,871 Ton/Ha/th
Pemukiman

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh pasiran = 0,4........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 151 m
Titik terendah = + 146 m
Jarak

= 543 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 151 146


=
x100% = 0,92%
jarak
543

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,6.........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,4 x 0,25 x 0,6
= 55,483 Ton/Ha/th
Sawah 1

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 125 m
Titik terendah = + 99 m
Jarak

= 555 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 125 99


=
x100% = 4,68%
jarak
555

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Sawah 2

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 157m
Titik terendah = + 129m
Jarak

= 434 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 157 129


=
x100% = 6,54%
jarak
434

Faktor LS = 1,20.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 1,20 x 0,05
= 1,109 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 6
Pemukiman

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

K = Geluh pasiran = 0,4........................(lihat tabel 4.9)


LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 154 m
Titik terendah = + 144 m
Jarak

= 238 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 154 144


=
x100% = 4,20%
jarak
238

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,6..........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,4 x 0,25 x 0,6
= 55,483 Ton/Ha/th
Kebun Campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempung = 0,1........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 175 m
Titik terendah = + 88 m
Jarak

= 623 m

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 175 88


=
x100% = 13,96%
jarak
623

Faktor LS = 1,20.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,3..........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,1 x 1,20 x 0,3
= 33,289 Ton/Ha/th
Perkebunan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,15........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 141 m
Titik terendah = + 123 m
Jarak

= 272 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 141 123


=
x100% = 6,61%
jarak
272

Faktor LS = 1,20.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,4..........................................................(lihat tabel 2.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,15 x 1,20 x 0,4
= 66,579 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 7
Kebun campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 148m
Titik terendah = + 97m
Jarak

= 1727 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 148 97


=
x100% = 2,95%
jarak
1727

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,3..........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 0,25 x 0,3
= 6,935 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Sawah 1

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 123 m
Titik terendah = + 103 m
Jarak

= 283 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 123 103


=
x100% = 7,06%
jarak
283

Faktor LS = 1,20.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 1,20 x 0,05
= 1,110 Ton/Ha/th
Sawah 2

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 100 m
Titik terendah = + 91 m
Jarak

= 506 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 100 91


=
x100% = 1,77%
jarak
506

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05.......................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 8
Pemukiman

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh pasiran = 0,4........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 108 m
Titik terendah = + 88 m
Jarak

= 659 m

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 108 88


=
x100% = 3,03%
jarak
659

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,6..........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,4 x 0,25 x 0,6
= 55,483 Ton/Ha/th
Sawah

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 168 m
Titik terendah = + 122 m
Jarak

= 316 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 168 122


=
x100% = 14,5%
jarak
316

Faktor LS = 1,20.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,02 x 1,20 x 0,05
= 1,110 Ton/Ha/th
Tegalan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh pasiran = 0,3........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 110 m
Titik terendah = + 92 m
Jarak

= 312 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 110 92


=
x100% = 5,76%
jarak
312

Faktor LS = 1,20.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,75.......................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,3 x 1,20 x 0,75
= 249,672 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Sawah

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 187 m
Titik terendah = + 100 m
Jarak

= 451 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 187 100


=
x100% = 19,29%
jarak
451

Faktor LS = 4,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 4,25 x 0,05
= 3,930 Ton/Ha/th
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Titik tertinggi = + 139 m


Titik terendah = + 88 m
Jarak

= 571 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 139 88


=
x100% = 8,93%
jarak
571

Faktor LS = 1,20.............................................(lihat tabel 2.6.)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 1,20 x 0,03
= 0,277 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 9
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 175 m
Titik terendah = + 139 m
Jarak

= 1017 m

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 175 139


=
x100% = 3,53%
jarak
1017

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6.)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 0,25 x 0,03
= 0,277 Ton/Ha/th
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempung = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 150 m
Titik terendah = + 103 m
Jarak

= 1039 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 150 103


=
x100% = 4,52%
jarak
1039

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6.)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,04 x 0,25 x 0,03
= 0,277 Ton/Ha/th
Kebun campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 127 m
Titik terendah = + 109 m
Jarak

= 379 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 127 109


=
x100% = 4,74%
jarak
379

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6.)


CP = 0,3..........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 0,25 x 0,3
= 6,935 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

SUB KAWASAN 10
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 214 m
Titik terendah = + 138 m
Jarak

= 1178 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 214 138


=
x100% = 6,45%
jarak
1178

Faktor LS = 1,20.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 1 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 1,20 x 0,03
= 1,332 Ton/Ha/th
Tegalan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh pasiran = 0,3........................(lihat tabel 4.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 211 m
Titik terendah = + 163 m
Jarak

= 460 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 211 163


=
x100% = 10,43%
jarak
460

Faktor LS = 1,20.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,75........................................................(lihat tabel 2,9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,3 x 1,20 x 0,75
= 249,672 Ton/Ha/th
Sawah

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 244 m
Titik terendah = + 115 m
Jarak

= 996 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 244 115


=
x100% = 12,95%
jarak
996

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Faktor LS = 1,20.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05.......................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 1,20 x 0,05
= 1,110 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 11
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 256 m
Titik terendah = + 163 m
Jarak

= 1202 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 256 163


=
x100% = 7,73%
jarak
1202

Faktor LS = 1,20..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03.....................................................(lihat tabel 2.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,04 x 1,20 x 0,03
= 1,332 Ton/Ha/th
Kebun campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 276m
Titik terendah = + 158m
Jarak

= 960 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 276 158


=
x100% = 12,29%
jarak
960

Faktor LS = 1,2..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,3.....................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 1,2 x 0,3
= 33,289 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

SUB KAWASAN 12
Tegalan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh pasiran = 0,3........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 261 m
Titik terendah = + 160 m
Jarak

= 1300 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 261 160


=
x100% = 7,769%
jarak
1300

Faktor LS = 1,20..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,75.....................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,3 x 1,20 x 0,75
= 249,672 Ton/Ha/th
Sawah

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 185 m
Titik terendah = + 133 m
Jarak

= 295 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 185 133


=
x100% = 17,62%
jarak
295

Faktor LS = 4,25..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05.....................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 4,25 x 0,05
= 3,930 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 13
Kebun campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 248m
Titik terendah = + 119m
Jarak

= 1085 m

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 248 119


=
x100% = 11,152%
jarak
1085

Faktor LS = 1,2..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,3.....................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 1,2 x 0,3
= 33,289 Ton/Ha/th
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 295 m
Titik terendah = + 240 m
Jarak

= 165 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 295 240


=
x100% = 33,33%
jarak
165

Faktor LS = 4,25..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03.....................................................(lihat tabel 2.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,04 x 4,25 x 0,03
= 33,289 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 14
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 283 m
Titik terendah = + 217 m
Jarak

= 515 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 283 217


=
x100% = 12,8%
jarak
515

Faktor LS = 1,20..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03.....................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 1,20 x 0,03
= 1,332 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Kebun campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 267 m
Titik terendah = + 144 m
Jarak

= 605

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 267 144


=
x100% = 20,33%
jarak
605

Faktor LS = 4,25..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,3.....................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 4,25 x 0,3
= 117,901 Ton/Ha/th
Pemukiman

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh pasir = 0,4........................(lihat tabel 4.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 198m
Titik terendah = + 170m
Jarak

= 402 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 198 170


=
x100% = 6,96%
jarak
402

Faktor LS = 1,2..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,6.....................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,4 x 1,2 x 0,6
= 266,317 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 15
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 272 m
Titik terendah = + 114 m
Jarak

= 1400 m

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 272 114


=
x100% = 11,28%
jarak
1400

Faktor LS = 1,20..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03.....................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 1,20 x 0,03
= 1,332 Ton/Ha/th
Kebun campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 266m
Titik terendah = + 140m
Jarak

= 990 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 266 140


=
x100% = 12,72%
jarak
990

Faktor LS = 1,2..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,3.....................................................(lihat tabel 2.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,10 x 1,2 x 0,3
= 33,289 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 16
Sawah

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 148 m
Titik terendah = + 124 m
Jarak

= 737 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 148 124


=
x100% = 3,256%
jarak
737

Faktor LS = 0,25..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05.....................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Kebun campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 303m
Titik terendah = + 124m
Jarak

= 1515 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 303 124


=
x100% = 11,81%
jarak
1515

Faktor LS = 1,2..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,3.....................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 1,2 x 0,3
= 33,289 Ton/Ha/th
Hutan 1

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 293 m
Titik terendah = + 150 m
Jarak

= 514 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 293 150


=
x100% = 27,82%
jarak
514

Faktor LS = 4,25..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03.....................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 4,25 x 0,03
= 4,716 Ton/Ha/th
Hutan 2

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 312 m
Titik terendah = + 282 m
Jarak

= 1300 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 312 282


=
x100% = 2,3%
jarak
1300

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Faktor LS = 0,25..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03.....................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 0,25 x 0,03
= 0,277 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 17
Pemukiman 1

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh pasir = 0,4........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 330m
Titik terendah = + 305m
Jarak

= 946 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 330 305


=
x100% = 2,642%
jarak
946

Faktor LS = 0,25..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,6.....................................................(lihat tabel 2.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,4 x 0,25 x 0,6
= 55,483 Ton/Ha/th
Pemukiman 2

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh pasir = 0,4........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 306m
Titik terendah = + 302m
Jarak

= 248 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 306 302


=
x100% = 1,61%
jarak
248

Faktor LS = 0,25..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,6........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,4 x 0,25 x 0,6
= 55,483 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Sawah

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 336 m
Titik terendah = + 282 m
Jarak

= 1127 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 336 282


=
x100% = 4,791%
jarak
1127

Faktor LS = 0,25..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 319 m
Titik terendah = + 244 m
Jarak

= 1300 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 319 244


=
x100% = 5,77%
jarak
1300

Faktor LS = 1,20..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 1,20 x 0,03
= 1,332 Ton/Ha/th
Pemukiman 3

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh pasir = 0,4........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 336m
Titik terendah = + 299m
Jarak

= 475 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 336 299


=
x100% = 7,789%
jarak
475

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Faktor LS = 1,2..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,6........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,4 x 1,2 x 0,6
= 266,317 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 18
Sawah 1

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 121 m
Titik terendah = + 75 m
Jarak

= 660 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 121 75


=
x100% = 6,97%
jarak
660

Faktor LS = 1,2...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,02 x 1,2 x 0,05
= 1,110 Ton/Ha/th
Sawah 2

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 89 m
Titik terendah = + 80 m
Jarak

= 470 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 89 80


=
x100% = 1,9%
jarak
470

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Tegalan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh pasiran = 0,3........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 110 m
Titik terendah = + 82 m
Jarak

= 1048 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 110 82


=
x100% = 2,67%
jarak
1048

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,75........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,3 x 0,25 x 0,75
= 52,015 Ton/Ha/th
Kebun campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 148m
Titik terendah = + 121m
Jarak

= 979 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 148 121


=
x100% = 2,76%
jarak
979

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,3........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 0,25 x 0,3
= 6,935 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 19
Sawah 1

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 95 m
Titik terendah = + 78 m
Jarak

= 578 m

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 95 78


=
x100% = 2,94%
jarak
578

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th
Tegalan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh pasiran = 0,3........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 82 m
Titik terendah = + 78 m
Jarak

= 613 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 82 78


=
x100% = 0,65%
jarak
613

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,75........................................................(lihat tabel 2.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,3 x 0,25 x 0,75
= 52,015 Ton/Ha/th
Sawah 2

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 96 m
Titik terendah = + 82 m
Jarak

= 1050 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 96 82


=
x100% = 1,3%
jarak
1050

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

SUB KAWASAN 20
Sawah

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 117 m
Titik terendah = + 83 m
Jarak

= 515 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 117 83


=
x100% = 6,6%
jarak
515

Faktor LS = 1,2...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 1,2 x 0,05
= 1,110 Ton/Ha/th
Tegalan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh pasiran = 0,3........................(lihat tabel 4.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 120 m
Titik terendah = + 80 m
Jarak

= 1217 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 120 80


=
x100% = 3,286%
jarak
1217

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,75........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,3 x 0,25 x 0,75
= 52,015 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 21
Kebun campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 101m
Titik terendah = + 87m
Jarak

= 687 m

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 101 87


=
x100% = 2,03%
jarak
687

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,3........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 0,25 x 0,3
= 6,935 Ton/Ha/th
Sawah 1

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 90 m
Titik terendah = + 80 m
Jarak

= 923 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 90 80


=
x100% = 1,08%
jarak
923

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th
Sawah 2

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 94 m
Titik terendah = + 81 m
Jarak

= 1205 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 94 81


=
x100% = 1,078%
jarak
1205

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

SUB KAWASAN 22
Perkebunan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempung = 0,15........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 120 m
Titik terendah = + 88 m
Jarak

= 1035 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 120 88


=
x100% = 3,091%
jarak
1035

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,4........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,15 x 0,25 x 0,4
= 13,871 Ton/Ha/th
Sawah 1

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 128 m
Titik terendah = + 101 m
Jarak

= 482 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 94 81


=
x100% = 5,6%
jarak
1205

Faktor LS = 1,2...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 1,2 x 0,05
= 1,110 Ton/Ha/th
Sawah 2

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 123 m
Titik terendah = + 87 m
Jarak

= 562 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 123 87


=
x100% = 6,2%
jarak
562

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Faktor LS = 1,2...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 1,2 x 0,05
= 1,110 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 23
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 101 m
Titik terendah = + 88 m
Jarak

= 744 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 101 88


=
x100% = 1,74%
jarak
744

Faktor LS = 0,25..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,04 x 0,25 x 0,03
= 0,278 Ton/Ha/th
Sawah

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 123 m
Titik terendah = + 87 m
Jarak

= 562 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 126 92


=
x100% = 5,79%
jarak
587

Faktor LS = 1,2...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 1,2 x 0,05
= 1,110 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

SUB KAWASAN 24
Sawah

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 97 m
Titik terendah = + 90 m
Jarak

= 265 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 97 90


=
x100% = 2,64%
jarak
265

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 113 m
Titik terendah = + 90 m
Jarak

= 330 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 113 90


=
x100% = 6,97%
jarak
330

Faktor LS = 1,2..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 1,2 x 0,03
= 1,332 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 25
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 111 m
Titik terendah = + 93 m
Jarak

= 1159 m

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 111 93


=
x100% = 1,56%
jarak
1159

Faktor LS = 0,25..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 0,25 x 0,03
= 0,277 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 26
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 125 m
Titik terendah = + 87 m
Jarak

= 1055 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 125 87


=
x100% = 3,6%
jarak
1055

Faktor LS = 0,25..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)
EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,04 x 0,25 x 0,03
= 0,277 Ton/Ha/th
Sawah

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 97 m
Titik terendah = + 90 m
Jarak

= 302 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 97 90


=
x100% = 2,32%
jarak
302

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

SUB KAWASAN 27
Tegalan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh pasiran = 0,3.........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 125 m
Titik terendah = + 106 m
Jarak

= 345 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 125 106


=
x100% = 5,51%
jarak
345

Faktor LS = 1,20...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,75........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,3 x 1,20 x 0,75
= 249,672 Ton/Ha/th
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 125 m
Titik terendah = + 90 m
Jarak

= 666 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 125 90


=
x100% = 5,25%
jarak
666

Faktor LS = 1,20..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 1,20 x 0,03
= 1,332 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 28
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 126 m
Titik terendah = + 105 m
Jarak

= 780 m

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 126 105


=
x100% = 2,69%
jarak
780

Faktor LS = 0,25..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 0,25 x 0,03
= 0,277 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 29
Sawah

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 91 m
Titik terendah = + 87 m
Jarak

= 192 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 91 87


=
x100% = 2,1%
jarak
192

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 30
Kebun campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 87 m
Titik terendah = + 81 m
Jarak

= 932 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 87 81


=
x100% = 0,644%
jarak
932

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6.)


CP = 0,3..........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 0,25 x 0,3
= 6,935 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Sawah

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 84 m
Titik terendah = + 80 m
Jarak

= 579 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 84 80


=
x100% = 0,691%
jarak
579

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 31
Kebun campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)


LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 84 m
Titik terendah = + 78 m
Jarak

= 545 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 84 78


=
x100% = 1,101%
jarak
545

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6.)


CP = 0,3..........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 0,25 x 0,3
= 6,935 Ton/Ha/th
Sawah

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 84 m
Titik terendah = + 82 m
Jarak

= 290 m

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 84 82


=
x100% = 0,69%
jarak
290

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 32
Sawah 1

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 95 m
Titik terendah = + 79 m
Jarak

= 555 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 95 79


=
x100% = 2,88%
jarak
555

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th
Kebun campuran 1

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 87 m
Titik terendah = + 81 m
Jarak

= 850 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 87 81


=
x100% = 0,71%
jarak
850

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6.)


CP = 0,3..........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 0,25 x 0,3
= 6,935 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Kebun campuran 2

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 84 m
Titik terendah = + 80 m
Jarak

= 624 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 84 80


=
x100% = 0,64%
jarak
624

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6.)


CP = 0,3..........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 0,25 x 0,3
= 6,935 Ton/Ha/th
Sawah 2

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 84 m
Titik terendah = + 81 m
Jarak

= 268 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 84 81


=
x100% = 1,12%
jarak
268

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 33
Sawah 1

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 92 m
Titik terendah = + 86 m
Jarak

= 596 m

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 92 86


=
x100% = 1,01%
jarak
596

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 99 m
Titik terendah = + 88 m
Jarak

= 805 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 99 88


=
x100% = 1,366%
jarak
805

Faktor LS = 0,25..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,04 x 0,25 x 0,03
= 0,277 Ton/Ha/th
Sawah 2

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 86 m
Titik terendah = + 80 m
Jarak

= 908 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 86 80


=
x100% = 0,66%
jarak
908

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

SUB KAWASAN 34
Sawah 1

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 87 m
Titik terendah = + 81 m
Jarak

= 666 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 87 81


=
x100% = 0,91%
jarak
666

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th
Sawah 2

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 92 m
Titik terendah = + 77 m
Jarak

= 430 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 92 77


=
x100% = 3,48%
jarak
430

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,231 Ton/Ha/th
Hutan 1

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 104 m
Titik terendah = + 82 m
Jarak

= 640 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 104 82


=
x100% = 3,44%
jarak
640

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Faktor LS = 0,25..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 0,25 x 0,03
= 0,277 Ton/Ha/th
Hutan 2

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 118 m
Titik terendah = + 88 m
Jarak

= 1076 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 118 88


=
x100% = 2,79%
jarak
1076

Faktor LS = 0,25..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 0,25 x 0,03
= 0,277 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

SUB KAWASAN 35
Kebun campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 146 m
Titik terendah = + 138 m
Jarak

= 632 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 146 138


=
x100% = 1,266%
jarak
632

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6.)


CP = 0,3..........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 0,25 x 0,3
= 6,935 Ton/Ha/th
SUB KAWASAN 36
Pemukiman 1

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

K = Geluh pasiran = 0,4........................(lihat tabel 4.9)


LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 226 m
Titik terendah = + 158 m
Jarak

= 452 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 226 158


=
x100% = 15,04%
jarak
452

Faktor LS = 4,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,6........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,4 x 4,25 x 0,6
= 943,206 Ton/Ha/th
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 250 m
Titik terendah = + 192 m
Jarak

= 606 m

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 250 192


=
x100% = 9,57%
jarak
606

Faktor LS = 1,20..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 1,20 x 0,03
= 1,332 Ton/Ha/th
Pemukiman 2

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh pasiran = 0,4........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 210 m
Titik terendah = + 190 m
Jarak

= 269 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 210 190


=
x100% = 7,43%
jarak
269

Faktor LS = 1,20.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,6........................................................(lihat tabel 2.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,4 x 1,20 x 0,6
= 266,317 Ton/Ha/th
Kebun campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 160 m
Titik terendah = + 148 m
Jarak

= 520 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 160 148


=
x100% = 2,31%
jarak
520

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6.)


CP = 0,3..........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 0,25 x 0,3
= 6,935 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

SUB KAWASAN 37
Kebun campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 232 m
Titik terendah = + 140 m
Jarak

= 1202 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 232 140


=
x100% = 7,65%
jarak
1202

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6.)


CP = 0,3..........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 0,25 x 0,3
= 6,935 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

SUB KAWASAN 38
Kebun campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 303 m
Titik terendah = + 173 m
Jarak

= 565 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 303 173


=
x100% = 23,01%
jarak
565

Faktor LS = 4,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,3.....................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 4,25 x 0,3
= 117,901 Ton/Ha/th
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 351 m
Titik terendah = + 313 m
Jarak

= 933 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 351 313


=
x100% = 4,07%
jarak
933

Faktor LS = 0,25..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 0,25 x 0,03
= 0,277 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 39
Perkebunan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,15........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 396 m
Titik terendah = + 316 m
Jarak

= 373 m

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 396 316


=
x100% = 21,44%
jarak
373

Faktor LS = 4,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,4..........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,15 x 4,25 x 0,4
= 235,81 Ton/Ha/th
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 324 m
Titik terendah = + 247 m
Jarak

= 950 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 324 247


=
x100% = 8,10%
jarak
950

Faktor LS = 1,20..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,04 x 1,20 x 0,03
= 1,332 Ton/Ha/th
Kebun campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 357 m
Titik terendah = + 310 m
Jarak

= 693 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 357 310


=
x100% = 6,78%
jarak
693

Faktor LS = 1,20..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,3.....................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 1,2 x 0,3
= 33,289 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

SUB KAWASAN 40
Pemukiman

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh pasiran = 0,4........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 409 m
Titik terendah = + 314 m
Jarak

= 587 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 409 314


=
x100% = 16,18%
jarak
587

Faktor LS = 4,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,6........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,4 x 4,25 x 0,6
= 943,206 Ton/Ha/th
Sawah

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 441 m
Titik terendah = + 312 m
Jarak

= 661 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 441 312


=
x100% = 19,52%
jarak
661

Faktor LS = 4,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 4,25 x 0,05
= 3,93 Ton/Ha/th
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 340 m
Titik terendah = + 274 m
Jarak

= 602 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 340 274


=
x100% = 10,96%
jarak
602

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Faktor LS = 1,20..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 1,20 x 0,03
= 1,332 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 41
Sawah 1

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 348 m
Titik terendah = + 261 m
Jarak

= 561 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 348 261


=
x100% = 15,51%
jarak
561

Faktor LS = 4,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,02 x 4,25 x 0,05
= 3,93 Ton/Ha/th
Kebun campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 373 m
Titik terendah = + 264 m
Jarak

= 599 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 373 264


=
x100% = 18,197%
jarak
599

Faktor LS = 4,25..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,3.....................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 4,25 x 0,3
= 117,901 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Sawah 2

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 371 m
Titik terendah = + 268 m
Jarak

= 555 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 371 268


=
x100% = 18,56%
jarak
555

Faktor LS = 4,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 4,25 x 0,05
= 3,93 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 42
Kebun campuran

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

K = Geluh lempungan = 0,10........................(lihat tabel 4.9)


LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 279 m
Titik terendah = + 171 m
Jarak

= 1129 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 279 171


=
x100% = 9,566%
jarak
1129

Faktor LS = 1,20..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,3.....................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,10 x 1,2 x 0,3
= 33,289 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 43
Sawah

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 322 m
Titik terendah = + 306 m

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Jarak

= 582 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 322 306


=
x100% = 2,79%
jarak
582

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,232 Ton/Ha/th
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 310 m
Titik terendah = + 294 m
Jarak

= 348 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 310 294


=
x100% = 4,6%
jarak
348

Faktor LS = 0,25..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,04 x 0,25 x 0,03
= 0,277 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 44
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 336 m
Titik terendah = + 299 m
Jarak

= 609 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 336 299


=
x100% = 6,07%
jarak
609

Faktor LS = 1,20..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,04 x 1,20 x 0,03
= 1,332 Ton/Ha/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Pemukiman

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh pasiran = 0,4........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 306 m
Titik terendah = + 294 m
Jarak

= 406 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 306 294


=
x100% = 2,96%
jarak
406

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,6........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,4 x 0,25 x 0,6
= 55,483 Ton/Ha/th

SUB KAWASAN 45
Pemukiman

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

K = Geluh pasiran = 0,4........................(lihat tabel 4.9)


LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 316 m
Titik terendah = + 304 m
Jarak

= 509 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 316 304


=
x100% = 2,36%
jarak
509

Faktor LS = 0,25.............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,6........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,4 x 0,25 x 0,6
= 55,483 Ton/Ha/th
Sawah

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = lempung = 0,02........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 304 m
Titik terendah = + 288 m
Jarak

= 567 m

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 304 288


=
x100% = 2,82%
jarak
567

Faktor LS = 0,25...............................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,05........................................................(lihat tabel 2.9)
Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP
= 924,712 N/h x 0,02 x 0,25 x 0,05
= 0,232 Ton/Ha/th
Hutan

R = 237,4 + 2,61 x (curah hujan rata-rata tahunan)


= 237,4 + 2,61 x 263,338 cm
= 924,712 N/h
K = Geluh lempungan = 0,04........................(lihat tabel 4.9)
LS (Kemiringan Lereng %) :
Titik tertinggi = + 295 m
Titik terendah = + 292 m
Jarak

= 443 m

Kemiringan lereng (%)


=

Titik tertinggi titik terendah 295 292


=
x100% = 0,677%
jarak
443

Faktor LS = 0,25..........................................(lihat tabel 2.6)


CP = 0,03........................................................(lihat tabel 2.9)

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Laju Erosi (A) = R x K x LS x CP


= 924,712 N/h x 0,04 x 0,25 x 0,03
= 0,277 Ton/Ha/th
Tabel 4.10 Laju Erosi Total ( A) pada DAS Cacaban
Penggunaan Lahan

A (Ton/Ha/th)

Pemukiman

3129,587

Tegalan

2288,661

Sawah

33,196

Perkebunan

344,002

Kebun Campuran

717,105

Hutan

36,952

A total

6549,503

Prosentase penggunaan lahan pada DAS Cacaban


Tabel 4.11 Prosentase Penggunaan Lahan DAS Cacaban
Penggunaan Lahan

Prosentase (%)

Waduk

5,486

Pemukiman

6,494

Tegalan

30,586

Sawah

27,049

Perkebunan

0,259

Kebun Campuran

1,605

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Penggunaan Lahan

Prosentase (%)

Hutan

25,945

Sungai

2,165

Jumlah

100

Tabel 4.12 Laju erosi total ( A) berdasar prosentase pada DAS Cacaban
Penggunaan Lahan

A x Prosentase lahan
Ton/Ha/th

Pemukiman

203,235

Tegalan

700,01

Sawah

8,98

Perkebunan

0,891

Kebun Campuran

11,51

Hutan

9,587

A total

934,213

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

Perpustakaan Unika

Pengukuran Sedimentasi menggunakan metode USLE


SD

= A x SDR

Luas DAS (KM2)

SDR (%)

0,1

53,0

0,5

39,0

1,0

35,0

5,0

27,0

10,0

24,0

50,0

15,0

100,0

13,0

200,0

11,0

500,0

8,5

26000,0

4,9

Interpolasi :
Luas Das Cacaban = 65,13 km2
=

(65,13 50)
x(13 15)
(100 50)

= - 0,606 %
SDR

= 15- 0,606

SDR

= 14,394 %

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

SD

Perpustakaan Unika

= A x SDR

= 934,213 ton / ha / th x 14, 394 %


= 134,471 ton / ha / th
Berat jenis lempung = 1,5 ton/m3
SD

134,471 ton/ ha/ th


1,5 ton/m 3

= 0,008964 m / th
= 8,964 mm / th

Perhitungan Sedimen dengan Hasil Pengukuran Echosounding

Hasil pengukuran pada tahun 1980 volume tampungan 71.253.314,40 m3


Hasil pengukuran pada tahun 2003 volume tampungan 56.613.145,80 m3
=

71.253.314,40 m3 - 56.613.145,80 m3
(2003 1980)

= 636.529,079 m3/th

Th 1992 vol. tampungan = 71.253.314,40 - (636.529,079 m3/th x 12 th)


= 63.614.965,45 m3/th

Th 2001 vol.tampungan = 71.253.314,40 - (636.529,079 m3/th x 21 th)


= 57.886.203,74 m3/th

SD th 1992 th 2001 =

63.614.965,45 m3/th - 57.886.203,74 m3/th


10 th

= 572.876,1712 m3/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

PERHITUNGAN

SD

Perpustakaan Unika

572.876,1712 m3/th
65,13 km 2

572.876,1712 m 3 /th
65130000 m 2

= 0,00879 m/th
= 8,79 mm/th

Perbandingan Sedimentasi

SD (mm/th)

SD dengan metode USLE

8,964

SD dengan pengkuran Echosounding

8,79

Th 2006 vol.tampungan = 71.253.314,40 - (636.529,079 m3/th x 26 th)


= 54.703.558,35 m3/th

SD th 2001 th 2006 =

57.886.203 ,74 m 3 /th - 54.703.558 ,35 m 3 /th


6 th

= 530440,898 m3/th
SD

530440,898 m 3 /th
65,13 km 2

530440,898 m 3 /th
65130000 m 2

= 0,008144 m/th
= 8,14 mm/th

EVALUASI LAJU EROSI DAN LAJU SEDIMENTASI PADA WADUK CACABAN TEGAL

You might also like