Professional Documents
Culture Documents
KEWAJIBAN LANCAR
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I
Dosen Pengampu :
Rr. Indah Mustikawati, M.Si.,Ak.
Adeng Pustikaningsih, M.Si.
Disusun oleh :
1. Nur Rohmah Fithriyaningsih
09403241010
2. Retno Ekosari S.
09403241020
3. Erna Sulistyaningsih
09403241041
09403241052
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kewajiban Lancar. Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah.
Makalah ini kami buat dengan tujuan agar dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi kami maupun mahasiswa yang lain yang akan membaca atau mempelajari
makalah ini. Serta memberi penjelasan yang lebih mendalam mengenai kewajiban lancar.
Tidak lupa pula, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masayarakat dan mahasiswa/mahasisiwi
dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul..i
Kata Pengantar......ii
Daftar Isi...iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ........1
B. Rumusan Masalah...2
C. Tujuan......2
Bab II Pembahasan
A. Definisi dan Klasifikasi Utang....3
B. Macam-macam Hutang Jangka Pendek
1. Hutang Usaha/Hutang Dagang .4
2. Hutang Usaha dengan Wesel ...4
3. Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang.7
4. Kewajiban jangka Pendek yang Diharapkan
Didanai Kembali 8
5. Hutang Deviden..9
6. Uang Muka dari Jaminan dari Pelanggan.10
7. Pendapatan Belum Terhimpun 11
8. Hutang PPN ...11
9. Hutang PPh 13
Bab III Penutup....16
Daftar Pustaka ..iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan pada sisi kewajiban neraca sebuah perusahaan Jerman Beru AG
Corporation, tanggal 31 Maret 2003, memperlihatkan bahwa standar internasional telah
mangubah pelaporan informasi keuangan.
Antisipasi kerugian berarti bahwa kerugian itu belum terjadi, transaksi yang
ditangguhkan berarti bahwa kondisi yang mungkin akan menyebabkan kerugian itu juga
belum terjadi.
GAAP di Amerika Serikat memberikan panduan mengenai subjek ini. Sebuah
perusahaan dapat mengakrualkan sebuah kewajiban untuk sebuah kontijensi hanya jika
terjadi kewajiban yang timbul dari kejadian dimasa lalu, jika dimungkinkan terjadi
pembayaran, dan jika perusahaan dapat dengan layak mengestimasi kewajiban itu.
Singkatnya, di bawah GAAP AS, perusahaan tidak dapat mengakrualkan antisipasi kerugian
dimasa depan pada saat ini.
Karena IFRS mirip dengan GAAP AS, kewajiban seperti Antisipasi kerugian dari
transaksi yang ditangguhkan tidak ada lagi. Jadi ketika kita memeriksa laporan keuangan
Beru tahun 2005, kita akan menemukan catatan bahwa perusahaan hanya melaporkan
kewajiban yang timbul dari transaksi masa lalu yang dapat diperkirakan dengan layak.
Karena itu dalam makalah ini penyusun akan membahas mengenai masalahmasalah
yang terjadi dalam pelaporan keuangan serta cara-cara menghadapi permasalahan itu , dan
juga tidak lupa penyusun membahas mengenai prinsip-prinsip prinsip-prinsip dasar tentang
akuntansi dan pelaporan kewajiban lancar.
Yang diharapkan dari pembahasan ini semua akan terciptanya sebuah pelaporan yang
baik sesuai dengan prinsip-prinsip pelaporan kewajiban lancar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan klasifikasi utang usaha dan non usaha?
2. Apa deskripsi utang usaha non wesel dan utang usaha dengan wesel?
3. Apa deskripsi bagian lancar utang jangka panjang?
4. Apa saja masalah klasifikasi hutang jangka pendek yang diharapkan akan didanai kembali?
4. Apa definisi utang deviden?
5. Apa deskripsi uang muka dari jaminan dari pelanggan?
6. Apa deskripsi pendapatan belum terhimpun?
7. Apa deskripsi utang PPN?
8. Apa deskripsi dari PPh?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dan klasifikasi utang usaha dan non usaha.
2. Untuk mengetahui utang usaha non wesel dan utang usaha dengan wesel.
3. Untuk mengetahui bagian lancer utang jangka pendek.
4. Untuk mengkaji masalah klasifikasi hutang jangka pendek yang diharapkan akan didanai
kembali.
5. Untuk mengetahui definisi utang deviden.
6. Untuk menganalisis pendapatan belum terhimpun.
7. Untuk menganalisis utang PPN.
8. Untuk mengetahui deskripsi dari PPh.
BAB II
PEMBAHASAN
Utang Usaha
Utang usaha (accounts payable), atau hutang dagang (trade accounts payable),
merupakan saldo yang terhutang kepada pihak lain atas barang, perlengkapan, atau jasa yang
dibeli dengan akun terbuka atau secara kredit. Hutang usaha muncul karena adanya
kesenjangan waktu antara penerimaan jasa atau akuisisi hak aktiva dan pembayaran atasnya.
Periode perluasan kredit ini biasanya ditemukan dalam persyaratan penjualan (misalnya,
2/10, n /30 atau 1 /10, E.O.M) dan biasanya adalah 30 hingga 60 hari.
Utang Non Usaha
Utang non usaha adalah utang yang timbul bukan untuk kepentingan operasional
perusahaan.
Kewajiban Lancar
`Kewajiban lancar (current liabilities) adalah kewajiban yang likuidasinya diperkirakan
secara layak memerlukan penggunaan sumber daya yang ada yang diklasifikasikan sebagai
aktiva lancar, atau penciptaan kewajiban lancar lain.
Pembelian
500
Utang Dagang
15/1/2007
Utang Dagang
500
300
Kas
294
Potongan Pembelian
9/2/2007
Utang Dagang
200
Kas
200
500
6
494
bunga. Wesel bayar yang berbunga secara eksplisit menyatakan suatu suku bunga yang
disebut suku bunga ditetapkan. Wesel tanpa bunga tidak menyatakan suatu suku bunga
eksplisit, tetapi secara implisit mencerminkan suku bunga yang disebut suku bunga efektf
atau hasil. Suku bunga efektif adalah suku bunga pasar yang didasarkan atas kas akrual
atau ekuivalen kas yang sebenarnya terhutang. Suku bunga efektif digunakan untuk
mendiskontokan pembayaran kas masa depan atas suatu hutang menjadi ekuivalen kas
yang dipinjam.
a. Wesel dengan Bunga
Wesel berbunga menetapkan suatu suku bunga. Debitor akan menerima kas, aktiva
lain, atau jasa dan membayar kembali jumlah nomial dari wesel tersebut ditambah
bunga pada suku bunga ditetapkan atas satu atau lebih tanggal bunga.
Contoh:
Castle National Bank setuju untuk meminjamkan uang $100.000 kepada Lanscape
Co. pada tanggal 1 Maret 2007, jika Lanscape Co. menandatangani sebuah wesel 4
bulan senilai $100.000 dengan bunga 6%. Jurnal penerimaan kas pada tanggal 1 Maret
adalah:
I Maret
Kas
100.000
Wesel Bayar
100.000
untuk mengakui
sebesar $2000
2000
2.000
100.000
Hutang bunga
2.000
Kas
102.000
(untuk mencatat pembayaran wesel berbunga Castle national Bank dan bunga
akrual pada saat jatuh tempo)
nilai
sekarang wesel. Nilai sekarang sama dengan nilai nominal wesel pada saat jatuh tempo
dikurangi bunga atau diskonto yang dibebankan oleh pemberi pinjaman sesuai dengan
persaraan wesel. Bank mengambil honor jasanya dimuka.
Contoh:
Tanggal 1 Oktober 2009, Lite Company menandatangani sebuah wesel $11.200
tanpa bunga, satu tahun, tetapi hanya menerima tunai $10.000.
Jurnal:
1 Oktober 2009
Kas
10.000
1.200
Wesel bayar
11.200
11.200
1200
10.000
3. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Seluruh atau bagian dari utang obligasi dan utang-utang jangka panjang lainnya yang
akan dilunasi kurang dari satu tahun dilaporkan sebagai utang jangka pendek.
Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode tersebut tetap diakui sebagai
utang jangka panjang apabila:
a. Ditarik atau dilunasi dengan aktiva yang terakumulasi untuk tujuan tersebut secara
tidak terjadi. Oleh karena itu, diklasifikasikan menjadi hutang jangka panjang. Rencana
untuk melikuidasi hutang semacam ini harus diungkapkan baik dalam tanda kurung
maupun dengan catatan atas laporan keuangan. Jika sebagian dari hutang jangka panjang
yang dibayarkan dalam 12 bulan ke depan, perusahaan melaporkan bagian jatuh tempo
dari hutang jangka panjang sebagai kewajiban lancar dan sisanya merupakan kewajiban
jangka panjang.
Kewajiban yang jatuh tempo karena permintaan (ditagih oleh kreditor) atau akan jatuh
tempo atas permintaan dalam jangka satu tahun atau siklus operasi harus diklasifikasikan
menjadi kewajiban lancar. Kewajiban sering kali dapat ditagih oleh kreditor apabila
terdapat pelanggaran atas perjanjian hutang. Jika pelanggaran tersebut dapat diperbaiki
(dilunasi) dalam periode tenggang yang biasanya diberikan dalam perjanjian, hutang
tersebut dapat diklasifikasikan menjadi hutang tidak lancar.
Contoh soal:
Perusahaan Maju menerima kredit 3 tahun sebesar Rp 20.000.000,00. Dari jumlah
tersebut, Rp 5.000.000,00 diantaranya harus dilunasi dalam masa tempo 12 bulan. Info
tersebut tersaji di neraca perusahaan seperti berikut:
Rp 5.000.000,00
Utang kredit
Rp 20.000.000,00
Rp 15.000.000,00
diperkirakan akan didanai kembali dapat direfleksikan sebagai kewajiban jangka panjang
hanya jika debitor benar-benar bermaksud mendanai kembali hal itu atas dasar kewajiban
jangka pendek tertentu dan menunjukkan kemampuan melakukan hal itu baik dengan
benar-benar mandanakan kembali atas dasar jangka panjang sebelum laporan keuangan
dikeluarkan, maupun memasukannya, dengan niat baik, ke dalam perjanjian pendanaan
kembali jangka panjang yang
pinjaman yang mampu. Pendanaan kembali juga dapat dicapai dengan mengeluarkan
instrumen ekuitas.
Menurut SFAS No. 6, kriteria suatu perjanjian pendanaan yang dapat diandalkan untuk
mendukung klasifikasi kewajiban jangka pendek sebagai hutang jangka panjang adalah:
1.
Perjanjian itu tidak dapat dibatalkan oleh semua pihak (kecuali pelanggaran oleh
debitor) dan jangka lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca atau dari awal
siklus operasi, mana yang lebih lama.
2.
Pada tanggal neraca dan tanggal penerbitan, perusahaan tidak boleh melanggar
perjanjian itu (kecuali diperoleh suatu pembebasan hutang)
3.
Kewajiban jangka pendek tidak dapat diklasifikasikan sebagai jangka panjang jika
kreditor mampu membatalkan kewajiban keuangan yang mendasarinya.
Jika kewajiban jangka pendek harus dikeluarkan dari kewajiban lancar menurut
perjanjian, maka pengungkapan catatan kaki akan disyaratkan dan harus mencakup :
a.
b.
c.
$1.200.000 hutang jangka pendek atas wesel bayar yang seharusnya tanggal 2 Februari
2011. Pada 21 Januari 2011, perusahaan menerbitkan 25.000 saham , itu saham biasa
senilai $36 per saham, menerima $900.000 pendapatan sesudah perantara mengeluarkan
uang dan harga lainnya . Pada tanggal 2 Februari 2011, pendapatan dari penjual saham,
ditambah dari kas ekstra $300.000, digunakan untuk menghapuskan hutang $1.200.000 .
Pada tanggal 31 Desember 2010 neraca terbit atas tanggal 23 Februari 2011.
Pembahasan: Menunjukkan bagaimana $1.200.000 dari hutang jangka pendek harus
dipresentasikan pada 31 Des 2010, menunjukkan catatan pengungkapan.
Bagian Neraca
Hutang Lancar:
Wesel bayar
$300.000
$900.000
Total kewajiban
$1.200.000
5. Utang Deviden
Utang dividen yang termasuk dalam utang jangka pendek adalah:
a. Dividen yang dibagikan dalam bentuk kas atau aktiva (jika belum dibayar) yang segera
akan dilunasi
b. Utang dividen skrip yang segera akan dilunasi
Contoh soal:
Pada tanggal 31 Desember 2010 PT SGM mengumunkan pembagian deviden tunai
sebesar Rp 10,00 untuk per lembar saham. Deviden akan dibayar tanggal 15 Januari 2011.
Dengan anggapan bahwa
Rp 1.500.000,00
Rp 1.500.000,00
15 Januari 2011
Utang deviden
Rp 1.500.000,00
Kas
Rp 1.500.000,00
Dividen untuk saham prioritas, walaupun jumlahnya sudah pasti, tetapi sebelum
tanggal pengumuman belum merupakan kewajiban karena deviden saham preveren yang
tertunggak (prefered dividens in arrears) bukan merupakan kewajiban hingga tindakan
normal diambil
deviden kumulatif yang belum dibayarkan harus diungkapkan dalam suatu catatan atau
diugkapkan dalam tanda kurung pada kelompok modal saham.
Dividen yang dibagi dalam bentuk saham merupakan elemen modal.
lainnya,atas hak istimewa loker,dan atas keanggotaan klub. Deposito tersebut harus
dilaporkan sebagai kewajiban lancar atau jangka panjang tergantung pada waktu yang
terlipat antara tanggal deposito dan pengakhiran yang diharapkan dari hubungan itu.
Jika uang muka atau deposito itu terkena bunga,suatu ayat jurnal penyesuaian tahunan
akan diperlukan untuk mengakrualkan beban bunga dan meninkatkan kewajiban yang
berkaitan.
7. Pendapatan Belum Terhimpun (Unlearned Revenue) (Retno)
Perusahaan memperhitungkan pendapatan diterima di muka yang diterima sebelum
barang dikirimkan atau jasa dilakukan sebagai berikut :
1. Ketika uang muka diterima, Kas didebet dan akun Kewajiban Lancar yang
mengidentifikasi sumber pendapatan diterima di muka dikredit
2. Ketika pendapatan diterima, akun Pendapatan Diterima di Muka didebet dan akun
Pendapatan yang Diterima dikredit
Untuk mencatat penjualan 10.000 tiket bola @ $ 50 untuk 5 jadwal pertandingan
Kas
500.000
Pendapatan Tiket Bola Diterima di Muka
500.000
100.000
100.000
d) Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean;
e) Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; atau
f) Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.
g) Ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
h) Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.
Siapapun yang membeli barang kena pajak harus membayar PPN yang disebut PPN
masukan (persekot pajak/pajak dibayar dimuka) dan pengusaha kena pajak adalah pihak
yang wajib memungut PPN. Dari sudut Pengusaha kena pajak, jumlah yang dipungutnya
dinamai PPN keluaran yang merupakan titipan pihak ketiga yang harus dibayar ke negara.
Jumlah yang harus disetor ke negara adalah selisih PPN Keluaran dan PPN masukan.
Dan saat belum dibayarkan, maka jumlah tersebut merupakan utang.
Contoh :
Pada tanggal 10 November 2010, PT Melati membeli tunai barang kena pajak dengan
harga beli $90.000 belum termasuk PPN masukan. Tarif PPN adalah 10% dari harga beli.
Jadi, jumlah yang harus dibayar PT. Melati adalah sebagai berikut:
Harga
................... ..........
............ .....
$90.000
$9.000
$99.000
Jurnal:
10/11/2010
Pembelian
PPN Masukan
90.000
9.000
Kas
99.000
Pada tanggal 20 November 2010 PT Melati menjual barang tersebut dengan harga jual
belum termasuk PPN $135.000. Tarif PPN 10 % dari harga jual sebelum diperhitunghkan
dengan PPN. Jadi harga termasuk PPN adalah $135.000 + (10% x $135.000)= $148.500.
Jurnal:
20/11/2010 Kas
148.500
PPN Keluaran
13.500
Penjualan
135.000
13.500
PPN Masukan
9.000
Jumlah disetor
4.500
Pada akhr bulan, PT Melati akan mengkui utang kepada negara dengan menjurnal:
30/11/2010 PPN Keluaran
13.500
PPN Masukan
9.000
Utang PPN
4.500
4.500
Kas
4.500
9. Utang PPh
a. Utang PPH Badan
Perusahaan berkewajiban membayar
Mudahnya, yang dikenakan pajak adalah laba perusahaan selama satu tahun.
Perhitungan yang dilakukan selalu dilakukan atas dasar laba menurut undang-undang
perpajakan, bukan atas dasar laba akuntansi.
Perbedaan antara laba kena pajak menurut peraturan pajak dan laba akuntansi
menurut prinsip-prinsip akuntansi yang di terima umum kadang-kadang terjadi. Karena
perbedaan tersebut maka jumlah utang pajak penghasilan kepada pemerintah dalam
tahun tertentu dapat sangat berbeda dari beban pajak penghasilan seperti yang di
laporkan pada laporan keuangan. Peraturan pajak dan prinsip akuntansi yang berlaku
umum yang di terapkan perusahaan tidak selalu sama dalam mengakui pendapatan dan
biaya. Perbedaan pengakuan pendapatan dan biaya tersebut berupa perbedaan yang
bersifat sementara dan perbedaan yang bersifat permanen.
Perbedaan sementara adalah pendapatan dan biaya yang di akui oleh peraturan
pajak pada suatu periode tetapi diakui oleh prinsip akuntansi pada periode yang lain.
Misalnya depresiasi aktiva tetap menurut peraturan pajak harus di perhitungkan untuk
jangka waktu 2 tahun tetapi menurut prinsip akuntansi yang diterapkan perusahaan yang
bersangkutan diperhitungkan untuk jangka waktu 4 tahun. Perbedaan pengakuan biaya
depresiasi ini mengakibatkan adanya perbedaan yang bersifat sementara, yaitu pada dua
tahun pertama biaya menurut peraturan pajak lebih besar, sehingga laba menurut
peraturan pajak lebih rendah. Sebaliknya untuk dua periode terakhir, biaya menurut
pajak lebih rendah dan laba menurut pajak lebih tinggi. Perbedaan ini mengakibatkan
perlunya alokasi beban pajak antar periodr untuk menyasuaikan biaya pajak yang di
akuai dengan jumlah yang di bayar.
Beberapa contoh perbedaan sementara antara lain adalah:
1.
2.
3.
dan biaya yang diakui oleh prinsip akuntansi, tetapi tidak diakui oleh peraturan pajak.
Misalnya sumbangan yang melebihi jumlah tertentu yang tidak diperbolehkan oleh
peraturan pajak untuk dikurangkan pada pendapatan, mengakibatkan jumlah laba suatu
periode menurut akuntansi lebih besar daripada jumlah laba menurut pajak. Perbedaan
ini bersifat permanen, yang berarti tidak akan tereliminasi pada periode yang akan
datang. Sehingga menimbulkan perlunya alokasi beban pajak pada periode yang
bersangkutan.
Beberapa contoh perbedaan permanen adalah :
1.
2.
3.
Contoh soal:
Pada akhir tahun 2010 PT 507, melaporkan laba sebelum PPH Rp 500.000. tariff
PPH adalah 15%, maka pajaknya Rp 75.000. Jurnal yang dibuat perusahan pada akhir
h\tahun adalah:
31/12/2010 PPH
75.000
Utang PPH
75.000
75.000
75.000
BAB III
PENUTUP
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediete Accounting.BPFE. Yogyakarta
Kieso, Donald E., dkk.2007. Akuntansi Intermediate jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Na`im, Ainun. 1992. Akuntansi Keuangan II. BPFE. Yogyakarta
Sugiri, Slamet. 2009. Akuntansi Pengantar II. Unit Penerbitan dan Percetakan Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN.Yogyakarta