Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Indonesia
10
Sumber daya manusia dalam sebuah organisasi merupakan asset penting yang
sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi, Untuk menghasilkan
sumber daya manusia yang efektif dan tepat guna, maka diperlukan satuan kerja yang
mempunyai fungsi khusus dalam melakukan berbagai kerja dan mengambil berbagai
langkah dalam manajemen sumber daya manusia, namun hal ini tidak menutup fungsi
pejabat pimpinan untuk mengambil peran dalam manajemen sumber daya manusia.
Flippo (1996) menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, kegiatan-kegiatan
pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan
dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu,
organisasi dan manyarakat. Sedangkan Handoko (1996) mendefinisikan manajemen
sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan
penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan individu maupun
organisasi.
Dari definisi-definisi diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa manajemen
sumber daya manusia memiliki tujuan meningkatkan efektivitas sumber daya
manusia dalam mencapai tujuan organisasi.
Universitas Indonesia
11
tepat, kesemuanya dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai sasaran yang telah
ditetapkan dan akan ditetapkan.
Sebuah organisasi harus mengidentifikasikan permintaan dan suplai tenaga
kerja di waktu yang akan datang secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Idealnya kegiatan perencanaan dilakukan terus menerus, mulai dari perencanaan
jangka pendek yang dapat menunjukan kebutuhan tenaga kerja yang harus dipenuhi
selama satu tahun yang akan datang, dan perencanaan jangka panjang dan menengah
yang berfungsi mengestimasi situasi sumber daya manusia untuk dua, lima atau
terkadang kebutuhan sepuluh tahun mendatang.
Perencanaan sumber daya manusia yang baik sedikitnya akan memberikan
enam manfaat bagi organisasi yaitu, pertama, organisasi dapat memanfaatkan sumber
daya manusia yang sudah ada dalam organisasi secara lebih baik. Kedua,
meningkatkan produktivitas kerja tenaga yang ada, ketiga, penentuan kebutuhan akan
tenaga kerja dimasa depan, baik jumlah dan kualifikasinya, keempat, menangani
informasi ketenagakerjaan, kelima. Menimbulkan pemahaman yang tepat tentang
situasi pasar kerja, Keenam, rencana sumber daya manusia merupakan dasar bagi
penyusunan program kerja bagi satuan kerja yang dapat menangani sumber daya
manusia dalam organisasi.
2.2.1. Perencanaan adalah berfikir ke depan
Jika kita bicara perencanaan maka kita akan mendiskusikan hal-hal yang
terjadi di masa depan. Oleh karena itu trend demografi, ekonomi, epidemiologi
menjadi sangat penting. Kejelasan akan kecenderungan tersebut akan mempengaruhi
Universitas Indonesia
12
tingkat permintaan akan pelayanan rumah sakit, sehingga kita dapat memperkirakan
jumlah dan jenis SDM yang dibutuhkan dimasa depan.
2.2.2. Perencanaan adalah mengontrol masa depan
Perencanaan akan dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa depan
sehingga dengan perencanaan yang baik maka dapat mengontrol masa depan.
2.2.3. Perencanaan adalah proses peramalan
Data demografi, BOR, Angka hari rawat, angka kunjungan rawat jalan dan
data lainnya merupakan modal awal bagi tim perencana untuk meramalkan kebutuhan
sumber daya manusia di masa akan datang.
2.2.4. Perencanaan adalah pengambilan keputusan terpadu
Perencanaan merupakan suatu proses yang dilalui manajemen secara bersama,
sehingga perencanaan yang baik adalah merupakan keputusan bersama.
2.2.5. Perencanaan adalah prosedur formal
Perencanaan merupakan suatu prosedur formal yaitu proses pengambilan
keputusan bersama yang dituangkan dalam dokumen formal.
2.3.Perencanaan Strategik
Perencanaan
strategik
merupakan
suatu
proses
sistematik
yang
Universitas Indonesia
13
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
dengan
kebutuhan
masyarakat.
Pendayagunaan
SDM
Universitas Indonesia
14
2.5.Manajemen Keperawatan
2.5.1. Definisi
2.5.1.1.Perawat
Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan formal
keperawatan dan diberikan kewenangan untuk melaksanakan peran dan fungsinya.
Sebagai tenaga kesehatan perawat adalah orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan. (UU Nomor 23 tahun 1992)
2.5.1.2.Keperawatan
Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
Universitas Indonesia
15
individu, keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat, yang mencakup seluruh
siklus hidup manusia (Kelompok keperawatan CHS, 1989;Potter;1993)
Keperawatan berupa bantuan hidup yang diberikan karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri, pencegahan penyakit,
penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada
upaya kesehatan utama, untuk memungkinkan setiap individu mencapai kemampuan
hidup sehat dan produktif.
2.5.1.3.Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional, dengan kata
lain manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan yang
diupayakan oleh staf keperawatan dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan
yang menyeluruh kepada pasien dengan mengacu pada standar asuhan keperawatan
sebagai tolak ukur penyelenggaraan praktek asuhan keperawatan, sehingga mutu
asuhan keperawatan dapat dipertanggungjawabkan.
keperawatan
sebagaimanan
manajemen
pada
umumnya,
mencakup manajemen unsur dan fungsi serta menggunakan pendekatan sistem yang
meliputi input, proses, dan umpan balik seperti yang terlihat pada gambar 2.1.
Universitas Indonesia
16
Gambar 2.1
PENDEKATAN SISTEM DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN
INPUT
Personil
Biaya
Peralatan
Metode
Pasien
Dokumen
PROSES
OUTPUT
Pengkajian
Pengumpulan data
Perencanaan
Pengorganisasian
Pengarahan
Pelaksanaan
Pengawasan
Evaluasi
Askep
Mutu Keperawatan
Pengembangan Staf
Riset Keperawatan
FEED BACK
Dari gambar diatas kita dapat melihat bahwa sebagai input adalah tenaga
keperawatan, biaya, peralatan (logistik keperawatan), pasien, metode asuhan
keperawatan, dokumentasi keperawatan. Dalam process terdapat manajemen fungsi
meliputi proses pengkajian, pengumpulan data, perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Dalam output terdapat antara lain asuhan
keperawatan sendiri , mutu keperawatan, kepuasan pasien dan klien, pengembangan
staf keperawatan dan riset keperawatan. Dan sebagai umpan balik dapat dilakukan
audit keperawatan, evaluasi untuk meningkatkan kinerja perawat.
Universitas Indonesia
17
Universitas Indonesia
18
Universitas Indonesia
19
Universitas Indonesia
20
pelaksanaan tersebut.
gambar 2.2
Gambar 2.2
Proses Keperawatan
PENGKAJIAN
EVALUASI
PERENCANAAN
IMPLEMENTASI
2.5.4.1.Pengkajian-Pengumpulan data
Pada tahap ini, perawat dituntut tidak hanya mengumpulkan informasi tentang
keadaan pasien, melainkan juga mengenai institusi, tenaga keperawatan, administrasi
dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi keperawatan secara
keseluruhan.
Perawat harus mampu memanfaatkan proses manajemen dalam mencapai
suatu tujuan melalui usaha orang lain, bila ini pemimpin maka dia harus bertindak
Universitas Indonesia
21
terencana dan efektif, mampu menjalankan pekaryaan bersama dengan para perawat
dari beberapa level hierarki serta bekerja berdasarkan informasi penuh dan akurat
tentang apa yang harus diselesaikan, dengan cara apa, untuk mencapai tujuan apa, dan
menggunakan sumber daya yang tersedia untuk melaksanakan rencana itu.
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan. Di
dalam proses keperawatan, tujuan akhir adalah perawatan yang efektif dan ekonomis
bagi semua kelompok pasien.
2.5.4.2.Perencanaan
Perencanaan dimaksudkan untuk menyusun suatu perencanaan yang strategis
dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan di sini
dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua
pasien, menegakan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, menetapkan ukuran dan
tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat struktur organisasi yang dapat
mengoptimalkan efektivitas staf, menegakan kebijaksanaan dan prosedur operasional
untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.
2.5.4.3.Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dalam proses keperawatan terdiri dari bagaimana
memimpin orang lain untuk menjalankan tindakan yang telah direncanakan. Fungsi
kepemimpinan dapat dibagi lagi untuk menjalankan tindakan yang telah
direncanakan.
Universitas Indonesia
22
2.5.4.4.Evaluasi
Tahap akhir proses manajemen adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang
telah dilaksanakan. Tujuan evaluasi di sini adalah untuk menilai seberapa jauh staf
mampu melaksanakan perannya sesuai dengan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan serta mengidenfikasi factor-faktor yang menghambat dan mendukung
dalam pelaksanaan.
Universitas Indonesia
23
Kerugiannya mahal karena kurang efisien dan mobilitas perawat juga jadi
terbatas dan terisolasi dari rekan kerja lainnya.
2.6.2. Model Aplikasi Klien/Keperawatan Total
Model ini adalah pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan untuk satu
atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas selama periode waktu
tertentu atau sampai klien pulang.
pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang pelayanan keperawatan klien.
Keuntungan model ini :
a. Fokus keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien
b. Memberikan kesempatan untuk melakukan keperawatan yang komprehensif
c. Memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas, tugas non
keperawatan dapat dilakukan oleh yang bukan perawat.
d. Mendukung penerapan proses perawatan
e. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat tercapai
Kelemahan model ini :
a. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin
yang sederhana terlewatkan.
b. Peserta didik sulit untuk melatih keterampilan dalam melakukan perawatan
dasar, misalnya menyuntik, mengukur suhu.
c. Pendelegasian tugas terbatas
d. Kelanjutan perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggungjawab
klien bertugas.
Universitas Indonesia
24
memperoleh
kepuasan
kerja
bagi
perawat
setelah
selesai
melaksanakan tugas
d. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk satu tugas sederhana
e. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang
praktik untuk keterampilan tertentu.
Universitas Indonesia
25
kerja
keseluruhan
sulit
dicapai
dan
sulit
diidentifikasi
Universitas Indonesia
26
anggota tim mengenal klien dan dapat berkomunikasi dengan klien. Begitu pula
beban kerja lebih menyebar dan pendelegasian lebih berkembang.
Kelebihan model ini :
a.
b.
c.
d.
e.
Konflik perbedaaan pendapat antar staf dapat ditekan melalui rapat tim, cara
ini efektif untuk belajar
f.
b.
c.
Universitas Indonesia
27
hingga keluar dari Rumah Sakit. Perawat primer melakukan proses keperawatan
secara menyeluruh selama klien dirawat di Rumah Sakit dan bertanggung jawab
selama 24 jam yang memungkinkan kesinambungan asuhan keperawatan terhadap
klien.
Keuntungan model ini :
a. Sistem ini berfokus pada kebutuhan klien yang memberikan otonomi kepada
perawatan dan kesinambungan asuhan.
b. Model praktik keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan
c. Memungkinkan penerapan proses keperawatan
d. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
e. Memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif
f. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan
Universitas Indonesia
28
pelayanan
keperawatan
secara
profesional
dan
pengembangan
pengetahuan secara terus menerus baik melalui in service maupun pendidikan formal
akademik. Disamping itu terus dikembangkan ilmu keperawataan klinik melalui
penelitian keperawatan yang berorientasi pada klien (ICN. 1996). Hal ini erat
kaitannya dengan peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, sebagai
manajer, sebagai pendidik dan peneliti, kerena itu pengembangan tenaga keperawatan
di rumah sakit harus didasarkan pada keempat peran utama perawatan.
2.7.2. Aspek Kualitas dalam pengorganisasian dan pengelolaan
Pelayanan keperawatan yang bermutu perlu ditunjang dengan sistem
pengorganisasian dan pengelolaan yang mantap mulai dari tingkat pengelolaan di
ruangan samapai pada tingkat pengelolaan seluruh pelayanan keperawatan di rumah
sakit. Pengelolaan pada tingkat ruangan sedapat mungkitn dikelola oleh sekurangkurangnya lulusan DIII Keperawatan yang sudah berpengalaman dan telah mendapat
sertifikat mengikuti pelatihan manajemen keperawatan untuk tingkat ruangan,
sedangkan pada pengelolaan tingkat menengah sekurang-kurangnya dikelola oleh
lulusan S1 Keperawatan yang ahli dalam manajemen keperawatan dan pada tingkat
Universitas Indonesia
29
berkembangnya
masalah
kesehatan dan
keperawatan, serta
Universitas Indonesia
30
memiliki sertifikat ISO, begitupun dengan rumah sakit yang bersertifikat type
B pasti secara kualitas lebih baik dari rumah sakit dengan type C
3. Perubahan penugasan keperawatan
Perubahan
jenis
penugasan
keperawatan
juga
berpengaruh
pada
Universitas Indonesia
31
para
pegawai
yang
bertanggungjawab
menyelenggarakan
Universitas Indonesia
32
Universitas Indonesia
33
Tabel 2.1
Rasio Tempat Tidur dan Personel Rumah Sakit
Permenkes No. 262/Menkes/Per/VII/79
Tipe RS
TM/TT
TPP/TT
TNPP/TT
TNON/TT
1/(4-7)
(3-4)/2
1/3
1/1
1/9
1/1
1/5
1/15
1/2
1/6
2/3
A&B
Khusus
Disesuaikan
Catatan :
TM
TPP
TNPP
TNONP
TT
= tenaga medis
= tenaga para medis
= tenaga non paramedis
= tenaga non perawatan
= Tempat tidur
Contoh perhitungan :
Rumah sakit yang baru didirikan dengan tipe C kapasitas 100 tempat tidur, berapa
jumlah perawat yang dibutuhkan :
Jawab :
Jumlah perawat yang dibutuhkan = jumlah paramedis = 1/1 *100 = 100 orang
perawat.
2.8.1.2.Metode Gillies
Salah satu formula untuk menghitung tenaga perawat yang dikembangkan
oleh Gillies (1982) yaitu :
Universitas Indonesia
34
A X B X 365
(365-C) x Jam kerja /hari
Keterangan :
A= jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien)
B= sensus harian (BOR X jumlah tt)
C= jumlah hari libur
Jam kerja/hari = 6 jam perhari
365 = jumlah hari kerja selama setahun
Contoh : misalkan rata-rata jam perawatan selama 24 jam adalah 6 jam. Untuk RS
yang memilliki 100 tt dan BOR 70% kebutuhan tenaga perawat adalah :
A x B x 365 = 153.300
Universitas Indonesia
35
dengan metode Gillies hanya PPNI berusaha menyesuaikan lama hari kerja dan libur
yang berlaku di Indonesia.
Tenaga Perawat (TP) = ( A x 52) x 7 Hr (TTxBOR)
X 125%
41 mg x 40 jam
Keterangan :
TP
= Tenaga Perawat
A
= Jumlah Perawatan/24jam
BOR = Bed Occupancy Rate
Contoh : misalkan rata-rata jam perawatan selama 24 jam adalah 6 jam. Untuk rumah
sakit dengan jumlah 100 tempat tidur dan BOR rata-rata 70% berapa tenaga perawat
yang dibutuhkan :
2.8.1.4.Metode Ilyas
Yaslis Ilyas mengembangkan metode baru perhitungan kebutuhan perawat
karena adanya keluhan dari rumah sakit di Indonesia bahwa metode Gillies
menghasilkan jumlah perawat yang terlalu kecil sehingga beban kerja perawat
tinggi, sedangkan PPNI menghasilkan jumlah perawat yang terlalu besar sehingga
tidak efisien.
Rumus dasar dari metode Ilyas adalah sebagai berikut :
Universitas Indonesia
36
A x B X 365
255 x Jam kerja/hari
Keterangan :
A
B
Jam kerja/hari
365
255
Contoh : Misalkan dengan rata-rata jam perawatan selama 24 jam adalah 6 jam, untuk
rumah sakit yang mempunyai tempat tidur 100 dan Bor 70% berapa jumlah perawat
yang dibutuhkan ?
Kebutuhan tenaga perawat adalah :
2.8.1.5.Metode NINNA
Metode NINNA merupakan perhitungan tenaga menurut penelitian di RS
Provinsi di Filipina, yaitu dengan memperhitungkan waktu asuh keperawatan sebagai
berikut :
Universitas Indonesia
37
Tabel 2.2
Waktu Asuh Keperawatan ( NINNA)
NO
Jenis Perawatan
Non Pedah
Bedah
3.5 Jam/pasien/hari
Post Partum
3 jam/pasien/hari
2.5 jam/pasien/hari
Adapun metode perhitungan tenaga perawat menurut metode NINNA adalah sebagai
berikut :
D = BOR x A x C
80%
T= D
1800
Keterangan :
D = Hitung Dasar
BOR = Bed occupancy rate
A = Waktu Asuh keperawatan
B = Jumlah Tempat tidur
C = Jumlah hari/tahun
T = Tenaga yang dibutuhkan
1800 = jam kerja efektif dalam 1 tahun
Universitas Indonesia
38
Contoh :Diketahui sebuah rumah sakit dengan rawat inap 28 tt, BOR 62.53% waktu
asuh keperawatan adalah 2.5 jam. Berapa jumlah kebutuhan perawat ;
Jawab :
62.53%/80% X 2.5 x 28 x 365 = 19970.51
D= 19970.51/ 1800 = 11.04 11 perawat
Universitas Indonesia
39
Malam
Kelas
KelasI
0-10
KelasII
11-25
KelasIII
26-40
KelasIV
>41
Universitas Indonesia
40
diperlukan oleh setiap pasien. Pada contoh diatas, evaluasi faktor memerlukan 4.03
perawat sedangkan evaluasi prototipe memerlukan 3.94 perawat.
2.8.1.7. Metode Klasifikasi Pasien
Metode Klasifikasi pasien ini merupakan perhitungan yang dicontohkan
dalam Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit oleh Direktorat Pelayanan
Keperawatan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan tahun
2002.
Dalam perhitungan dengan klasifikasi pasien maka terlebih dahulu kita harus
mengetahui :
1. Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
2. Rata-rata pasien perhari
3. Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
4. Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
5. Jam kerja efekif setiap perawat/bidan yaitu 7 jam sehari
Contoh :
Universitas Indonesia
41
Tabel 2.4
Klasifikasi pasien di ruangan
No
Jenis/Kategori
Rata-rata
Rata-rata jam
Jumlah jam
pasien/hari
perawatan
perawatan/hari
pasien/hari *
a
1.
10
3.5
35
2.
Pasien Bedah
32
3.
Pasien Gawat
10
10
4.
Pasien Anak
4.5
13,5
Pasien Kebidanan
2.5
2.5
Jumlah
23
93
= 93/7 = 13 perawat
Universitas Indonesia
42
b. Loss Day
Jml Hari minggu dlm 1 thn + Cuti + Hari Besar
X Jml Perawat point a
Jumlah hari kerja efektif
= 52 + 12 + 14
c. Koreksi
Jumlah point a + Jumlah Point b x 25
100
= 13 + 3.5 x 25 = 4.1
100
d. Jadi Jumlah Tenaga Perawat yang dibutuhkan adalah :
Point a + Point b + Point C
Universitas Indonesia
43
No
Kategori #
Rata-rata
Jumlah Jam
Jumlah jam
pasien/hari
perawatan/hari
pearawatn/hari
( c x d)
1.
Askep Minimal
14
2.
Askep Sedang
3.08
21.56
3.
11
4.15
45.65
4.
Askep berat
6.16
6.16
Jumlah
26
87.37
Universitas Indonesia
44
c. Loss Day
Jml Hari minggu dlm 1 thn + Cuti + Hari Besar
X Jml Perawat point a
Jumlah hari kerja efektif
Universitas Indonesia
45
maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam. Dalam suatu penelitian
Douglas (1975) tentang jumlah tenaga perawat di rumah sakit, didapatkan jumlah
perawat yang dibutuhkan pada padi, sore dan malam tergantung pada tingkat
ketergantungan pasien seperti pada tabel 2.6
Tabel 2.6
Jumlah Perawat yang dibutuhkan pada suatu ruang rawat*
JUMLAH
KLASIFIKASI PASIEN
PASIEN
Minimal
Parsial
Total
0,17
0,14
0,10
0,27
0,15
0,07
0,36
0,30
0,20
0,34
0,28
0,20
0,54
0,30
0,14
0,72
0,60
0,40
0,51
0,42
0,30
0,81
0,45
0,21
1,08
0,90
0,60
dst
Sumber : Douglas (1984), Loveride & Cumming (1996) dalam Sitorus (2005)
Pada MPKP, jumlah tenaga ditetapkan berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
sesuai dengan tabek 2.8.1.7. Penetapan jumlah perawat didahului dengan menghitung
jumlah pasien berdasarkan derajat ketergantungan selama 22 hari. Penetapan waktu
observasi tersebut diharapkan sudah dapat mencerminkan variasi perubahan dan
jumlah pasien diruang rawat. Setelah itu dihitung jumlah perawat yang dibutuhkan
pada pagi, sore dan malam hari.
Universitas Indonesia
46
Untuk ruang rawat inap dengan 30 tt dan BOR 90% jumlah perawat yang dibutuhkan
adalah :
7,11 + 5,28 + 3,35 = 15,74 orang 16 orang
Libur/cuti = 5 orang
Kepala ruang rawat = 1 orang
Dan Perawat Primer = 3 orang
Jadi untuk 30 ttdiperlukan = 16 + 5 + 1 + 3 = 25 perawat.
Untuk penetapan Perawat Primer atau PP di suatu ruang rawat ditetapkan
dengan pertimbangan bahwa seorang PP bertanggung jawab pada 9-10 pasien,
dengan variasi klasifikasi pasien. Jumlah ini ditetapkan berdasarkan evaluasi tentang
kemampuan seorang PP untuk mengkaji kembali semua pasien setiap hari dalam
rangka memodifikasi renpra dan membimbing PA dibawah tanggungjawabnya untuk
melaksanakan intervensi pada renpra. (Sitorus. 2005).
Untuk membimbing serta mengarahkan PP dan timnya dalam memberikan
asuhan keperawatan diperlukan perawat dengan kemampuan lebih tinggi. Pada Pro
Act Model yang dikembangkan Tonges (1987) dalam Sitorus (2005) disebut Clinical
Care Manager (CCM). CCM adalah seorang Magister spesialis Keperawatan.
Demi memenuhi Manajemen Keperawatan Profesional maka dalam ruang
rawat inap, penulis menjadikan dasar perhitungan MPKP sebagai metode yang dipilih
dalam penelitian ini.
Universitas Indonesia
47
S2 = 2.5%
S1 = 20%
Profesional
DIII = 57,5%
Non
Profesional
SPK = 20 %
Sumber : Dirjen Keperawatan & Keteknisan Medik Ditjen Yanmed Depkes RI, 2005
Universitas Indonesia
48
pendapat Sitorus adalah 65% : 35 %, sedangkan menurut Ilyas (2004) adalah 67% :
33 %.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan perbandingan seperti Pola
Ketenagaan
Departemen
Kesehatan,
yaitu
Profesional
: Non Profesional
adalah 80% : 20 %.
Universitas Indonesia
BAB III
KERANGKA PIKIR
Jumlah dan
Kualifikasi
Perawat Saat ini
Jumlah TT yang
ada saat ini
Pelayanan
Keperawatan yang
disediakan saat ini
Literatur
Master Plan RSUD
Renstra RSUD
Jumlah dan
Kualifikasi Perawat
yang dibutuhkan
Jumlah TT setelah
pengembangan
Pelayanan
Keperawatan yang
akan dikembangkan
GAP/KESENJANGAN
Analisis
Kebutuhan
Tenaga
Keperawatan
RSUD Kota
Depok tahun
2008-2012
Universitas Indonesia
Kerangka pikir bermula dari menelaah dokumen yang terdapat di RSUD Kota
Depok untuk mendapatkan jumlah ketersediaan ketenagaan keperawatan saat ini,
jumlah tempat tidur(tt) yang terdapat di RSUD Kota Depok serta jenis pelayanan
keperawatan yang disediakan RSUD Kota Depok saat ini, kemudian dilakukan telaah
dokumen Renstra dan Master Plan RSUD Kota Depok untuk mengetahui
pengembangan fisik dan pelayanana yang akan dilaksanakan oleh RSUD Kota Depok
dalam kurun waktu 2008-2012 kemudian berdasarkan literatur dihitung jumlah
kebutuhan tenaga perawat di RSUD Kota Depok pada setiap tahapan pengembangan
fisik dan pelayanan setiap tahunnya dalam kurun waktu 2008-2012 baik secara
kuantitas maupun kualitas, setelah itu dilakukan analisis yaitu dengan melakukan
wawancara mendalam dengan kelima
Definisi Operasional
Jumlah
dan
kualifikasi
perawat
yang bertugas di
RSUD Kota Depok
sampai
penelitian
dilaksanakan
Cara Ukur
Telaah Dokumen
Alat Ukur
Mengambil
dari
bagian
kepegawaian
RSUD Kota
Depok
Wawancara
Mendalam
Hasil Ukur
Data Jumlah dan
Kualifikasi
Perawat
yang
bertugas
di
RSUD
Kota
Depok
sampai
penelitian
dilaksanakan
Jumlah
TT
yang ada saat
ini
Telaah Dokumen
Mengambil
dari
Bagian
Keperawatan
RSUD Kota
Depok
Wawancara
Mendalam
Data
Jumlah
Tempat
Tidur
yang digunakan
dalam pelayanan
keperawatan
di
RSUD
Kota
Depok
Universitas Indonesia
Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Pelayanan
yang
disediakan
saat ini
Telaah Dokumen
Mengambil
dari
Bagian
Keperawatan
RSUD Kota
Depok
Wawancara
Mendalam
Data
jenis
pelayanan yang
terdapat di RSUD
Kota
Depok
sampai penelitian
dilaksanakan
Jumlah
dan
Kualifikasi
Perawat yang
dibutuhkan
Hasil
perhitungan
Jumlah
dan
kualifikasi
perawat
yang bertugas di
RSUD Kota Depok
sesuai
tahap
perkembangan RSUD
Kota Depok
Telaah
Dokumen
Master
Plan
RSUD
Kota
Depok
Telaah
Dokumen
Renstra RSUD
Kota Depok
Menghitung
Jumlah
dan
Kualifikasi
Perawat dengan
menggunakan
berbagai
metode
Berbagai
metode
perhitungan
kebutuhan
perawat
Kalkulator
Wawancara
mendalam
Data
Hasil
perhitungan
Jumlah
dan
kualifikasi
perawat
yang
bertugas
di
RSUD
Kota
Depok
sesuai
tahap
perkembangan
RSUD
Kota
Depok
Jumlah
TT
setelah
pengembangan
Rencana
Jumlah Telaah
tempat tidur yang
Dokumen
digunakan
dalam
Master
Plan
pelayanan
RSUD
RSUD
Kota
Kota Depok sesuai
Depok
tahap pengembangan Telaah
yang direncanakan
Dokumen
Renstra RSUD
Menganalisis
dari Dokumen
Master Plan
dan Renstra
RSUD Kota
Depok
Data
Rencana
Jumlah
tempat
tidur
yang
digunakan dalam
pelayanan RSUD
Kota
Depok
sesuai
rencana
pengembangan
Pelayanan
Keperawatan
yang
akan
dikembangkan
Rencana Pelayaanan
yang
akan
dikembangkan
di
RSUD Kota Depok
sesuai
yang
direncanakan
Telaah
Dokumen
Master
Plan
RSUD
Kota
Depok
Telaah
Dokumen
Renstra RSUD
Kota Depok
Menganalisis
dari Dokumen
Master Plan
dan Renstra
RSUD Kota
Depok
Data
Rencana
Pelayaanan yang
akan
dikembangkan di
RSUD
Kota
Depok
sesuai
yang
direncanakan
Universitas Indonesia
Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Perencanan
Kebutuhan
Tenaga
Keperawatan
RSUD Kota
Depok tahun
2008-2012
Dokumen
Perencanaan
Kebutuhan
Tenaga
Keperawatan
RSUD Kota Depok
tahun 2008-2012
Telaah
Dokumen
Master
Plan
RSUD
Kota
Depok
Telaah
Dokumen
Renstra RSUD
Kota Depok
Menghitung
Jumlah
dan
Kualifikasi
Perawat dengan
berbagai
metode
Menganalisis
dari Dokumen
Master Plan
dan Renstra
RSUD Kota
Depok
Berbagai
metode
perhitungan
kebutuhan
perawat
Kalkulator
Wawancara
mendalam
Dokumen
Perencanaan
Kebutuhan
Tenaga
Keperawatan
RSUD
Kota
Depok
tahun
2008-2012
Universitas Indonesia