You are on page 1of 6

Sejak tahun 2010 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) telah

menggulirkan program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan


profesional kesehatan yang dikenal dengan nama Health Professional Education
Quality Project (HPEQ). Program ini dilakukan dalam rangka implementasi
amanat UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal (Sisdiknas) dan
UU No.29/2004 tentang praktek kedokteran.
Proyek HPEQ diharapkan akan berkontribusi pada pencapaian peningkatan
kualitas layanan kesehatan melalui peningkatan kualitas institusi penyedia jasa
tenaga kesehatan: dokter, dokter gigi, perawat, dan bidan. Tujuan tersebut akan
dicapai melalui penguatan sistem kebijakan dan kapasitas institusi, akreditasi
program studi, dan sistem uji kompetensi serta sertifikasi lulusan yang pada
akhirnya akan meningkatkan kualitas pendidikan profesi kesehatan. Program
HPEQ ini dibiayai dengan dana pinjaman melalui Bank Dunia.
Program HPEQ ini dikhususkan untuk : Kedokteran, Kedokteran Gigi,
Keperawatan dan Kebidanan
Pada awal tahun 2010 Center for Indonesian Medical Students Activities
(CIMSA), mengajukan advokasi ke Dikti dan meminta agar dibuat student
summit (SEARAME) khusus mahasiswa kedokteran, namun berdasar atas
permintaan Dikti, perlu adanya kolaborasi antar mahasiswa kesehatan, maka
student summit ini pada akhirnya melibatkan mahasiswa dr profesi kedokteran
gigi, keperawatan, kebidanan, dan ditambah 3 profesi lainnya yakni gizi,
kesehatan masyarakat, dan farmasi.. goal yang diharapkan dari kolaborasi ini
antara lain:
1. Adanya kolaborasi antar profesi kesehatan yang dibangun sejak zaman
mahasiswa,, sehingga harapannya tidak ada lagi sekat-sekat antar profesi.
2. Menyalurkan hingga melibatkan mahasiswa kesehatan agar mempunyai
bargaining position kpd para stakeholder yang mengurus masalah
pendidikan keprofesian masing2.
telah dilakukan beberapa kali pertemuan di Jakarta, yang dihadiri oleh
CIMSA, ISMKI, ILMIKI, PSMKGI, IMABI, ISMKMI, ILMAGI,
ISMAFARSI, yang membahas tentang pendidikan kesehatan di Indonesia,
dari beberapa kali pertemuan tersebut pada 19 November 2010 diadakan
Indonesian Health Professional Student Summit di Aula FK UI, Jakarta,
yang

menghasilkan

deklarasi

sbb:

DEKLARASI MAHASISWA ILMU KESEHATAN INDONESIA


TENTANG PERAN MAHASISWA ILMU KESEHATAN DALAM
PENDIDIKAN

ILMU

KESEHATAN

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam proses ini, masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Mahasiswa sebagai peserta didik,
yaitu anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui

proses

pembelajaran,

juga

memiliki

hak

yang

sama.

Kami, mahasiswa ilmu kesehatan Indonesia, meyakini bahwa kesuksesan


sebuah sistem pendidikan dipengaruhi oleh kerja sama yang baik antara
mahasiswa dengan pendidik. Di samping peran utamanya sebagai peserta
didik dari sistem pendidikan, mahasiswa perlu berperan aktif dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Pemberdayaan
mahasiswa dengan melibatkan mahasiswa dalam pengambilan keputusan
meningkatkan kualitas pendidikan dan membangun rasa tanggung jawab di
dalam

diri

mahasiswa

terhadap

pendidikan

mereka

sendiri.

Kami, mahasiswa ilmu kesehatan Indonesia, menekankan pentingnya


pendekatan multidisiplin dalam advokasi mahasiswa ilmu kesehatan
Indonesia dalam bidang pendidikan ilmu kesehatan. Kolaborasi antar
disiplin ilmu kesehatan yang berkesinambungan dalam upaya peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan, harus selalu menjadi perhatian utama.

Dengan ini, kami, mahasiswa ilmu kesehatan Indonesia, menghimbau setiap


pihak yang menaruh perhatian dalam pendidikan ilmu kesehatan di
Indonesia untuk senantiasa dengan bijaksana mendukung peran mahasiswa
ilmu kesehatan dalam pengembangan pendidikan ilmu kesehatan dengan
tindakan-tindakan

yang

progresif

di

tatanan

lokal,

nasional

dan

internasional, serta menjamin pengakuan dan penghormatannnya yang


universal

dan

efektif.

PESERTA
Perserta yang menjadi representatif organisasi mahasiswa CIMSA, ISMKI,
ILMIKI, PSMKGI, IMABI, ISMAFARSI, ISMKMI dan ILMAGI yang
mengikuti konferensi ini dan berkontribusi dalam deklarasi final ini ada
dalam

daftar

pada

lampiran

dan

disusun

menurut

alphabet.

REFERENSI
1. Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan

Nasional.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor


tentang

Standard

19

Pendidikan

Tahun 2005
Nasional.

3. IFMSA/EMSA (2010) The Bologna Process in Medical Education


beyond

2010.

4. Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia, Majelis Umum PBB, 1948.


5. Watson, S. L., & Reigeluth, C. M. (2008). Community members
perception on social, cultural changes and its implication for educational
transformation in a small school district community. Journal of
Organisational

Transformation

and

Social

Changes,

5(1),

45-65.

6. Wilson, L. (2008). Great American schools: The power of culture and


passion. Education Digest, 73(6), 13-18. Greiner, A.C., & Knebel, E. (2003).
Health Professions Education: A Bridge to Quality. Institute of Medicine.

Health Professional Education Quality Project (HPEQ) merupakan proyek di lingkungan


Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) yang pendanaannya sebagian dibiayai
melalui pinjaman (loan) dari Bank Dunia sesuai dengan Loan Agreement(IBRD) No.
77370ID. Proyek HPEQ diharapkan akan berkontribusi pada pencapaian peningkatan
layanan kesehatan melalui peningkatan kualitas penyedia jasa kesehatan; dokter, dokter
gigi, perawat, dan bidan. Tujuan tersebut akan dicapai melalui penguatan sistem dan
institusi akreditasi program studi dan sertifikasi lulusan yang pada akhirnya akan
meningkatkan kualitas pendidikan profesional kesehatan. Secara lebih spesifik, tujuan
proyek adalah untuk memperkuat kualitas kebijakan pendidikan profesional di bidang
kesehatan di Indonesia melalui:
1. Menjabarkan dan memastikan kompetensi profesional kesehatan melalui akreditasi
bagi lembaga-lembaga pelatihan profesional kesehatan negeri maupun swasta;
2. Mengembangkan prosedur dan standar uji kompetensi dan sertifikasi bagi tenaga
profesional kesehatan secara nasional; dan
3. Membangun kapasitas institusi untuk menerapkan standar akreditasi dan sertifikasi
melalui hibah kompetisi peningkatan kualitas pendidikan dokter.
Kemudian untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut proyek HPEQ mengembangkan
target dan indikator kunci keberhasilan melalui kegiatan di setiap komponen proyek
HPEQ. Adapun komponen-komponen proyek HPEQ adalah sebagai berikut :
a. Komponen 1 : Memperkuat Kebijakan dan Prosedur untuk Akreditasi
InstitusiPendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan
Komponen akan mendukung pemerintah dalam mengembangkan sistem akreditasi
yang valid, transparan, kredibel dan dapat bersaing secara internasional untuk
pendidikan medis, kedokteran gigi, keperawatan dan kebidanan. Beberapa poin
penting yang diimplementasikan oleh komponen 1 adalah :
-

Pengembangan Kerangka Strategis, Kebijakan dan Prosedur untuk Akreditasi

Pengembangan Standar Program Pendidikan Kesehatan dan Standar


Kompetensi

Pengembangan Instrumen Akreditasi

Pengembangan Kelompok Penilai (Asesor)

Penyusunan Sistem Akuntabilitas untuk Akreditasi Institusi Pendidikan


Tinggi Kesehatan

Manajemen Data untuk Mendukung Sistem Akreditasi

b.Komponen 2 : Sertifikasi Lulusan menggunakan Ujian Berbasis Standar


NasionalProyek ini akan mendukung penguatan pelaksanaan Ujian Berbasis
Standar Nasional untuk dokter, dokter gigi, perawat dan bidan. Beberapa poin
yang diimplementasikan oleh komponen 2 proyek HPEQ adalah sebagai
berikut :
-

Mendirikan Badan Uji Nasional Untuk Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan.


Intervensi dalam komponen ini adalah :

1. pendirian NACEHealthPro dan rencana bisnisnya


2. benchmarking
3. review dari ahli eksternal dalam mendirikan agensi
4. dukungan manajemen dan operasional terhadap agensi
5. standarisasi kualitas manajemen agensi
6. hibah penelitian kepada institusi pendidikan tinggi untuk menyusun kebijakan
evaluasi.
-

Memperbaiki Metodologi dan Manajemen Ujian Berbasis Standar Nasional


Mengembangkan Sistem Jaringan Bank Soal untuk Mendukung Ujian
Berstandar Nasional

c.Komponen 3 :Hasil berdasarkan Financial Assistance Package (FAP) untuk


Institusi Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan
Proyek ini akan mengadopsi 3 prinsip kunci dalam mengalokasikan FAP : (i) hasil
berdasar alokasi sumber daya sesuai dengan evaluasi kinerja tahunan, (ii) kompetisi
yang sehat diantara sekolah medis sesuai dengan kapasitas mereka, (iii) kerjasama di
antara sekolah medis yang sudah unggul maupun yang masih kurang untuk
membangun kapasitas sekolah yang masih kurang kuat berdasarkan kebutuhan
spesifik mereka.

d.Komponen 4: Manajemen Proyek


Sebuah Central Project Coordination Unit (CPCU) akan didirikan di Dikti sebagai
pengelola sumber daya biaya operasional, konsultan manajemen proyek, peralatan kantor,
serta monitoring dan evaluasi proyek.

Struktur Organisasi
Health Professional Education Quality Project (HPEQ) merupakan proyek di lingkungan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) yang pendanaannya sebagian dibiayai melalui
pinjaman (loan) dari Bank Dunia sesuai dengan Loan Agreement (IBRD) No. 77370ID.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional bertanggung jawab
penuh terhadap seluruh implementasi proyek di lingkungan Direktur Jenderal Pendidikan
Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
Pengelolaan Kegiatan ini terbagi menjadi dua tingkat yaitu pengelolaan di tingkat pusat
(Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi) dan di tingkat Perguruan Tinggi. Unit Pelaksana
Kegiatan pada tingkat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi adalah CPCU dan untuk Unit
Pelaksana pada tingkat Perguruan Tinggi adalah PIU (Project Implementing Unit). Selain itu,
selama pelaksanaan proyek akan dikembangkan dua lembaga baru, yakni Badan Akreditasi
Mandiri Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan dan Badan Uji Nasional bidang kesehatan.
Sebagai bagian dari kegiatan pemerintah, pelaksanaan proyek ini juga akan tunduk pada
peraturan perundangan yang terkait, khususnya menyangkut Undang-Undang No 17/2003
tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang No 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara,
peraturan perundangan yang diturunkan dari kedua Undang-Undang tersebut, serta Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Secara
khusus, fungsi dan kewenangan yang terkait dengan pejabat perbendaharaan yang terkait
dengan organisasi pelaksana Kegiatan HPEQ dapat dikelompokkan ke dalam organisasi di
tingkat Departemen Pendidikan Nasional dalam hal ini Sekretariat Jenderal, dan organisasi
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pejabat Perbendaharaan di lingkungan Depdiknas ini
adalah pejabat yang diangkat oleh Menteri Pendidikan Nasional atau yang dikuasakan, setiap
tahun anggaran untuk mengelola anggaran pada kantor atau satuan kerja.

You might also like