Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sistem reproduksi pada laki-laki dan perempuan berkaitan terutama dengan
kelangsungan keberadaan spesies manusia. Oleh karena itu, sistem ini berbeda dengan
sistem organ lainnya dalam tubuh yang berhubungan dengan homeostatis dan
kemampuan hidup individu (Ethel Sloane, 2004).
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Alat
reproduksi sendiri adalah bagian bagian tubuh kita yang berfungsi dalam melanjutkan
keturunan. Alat reproduksi wanita berbeda dengan alat reproduksi laki-laki. Alat
reproduksi wanita dan laki laki dibagi menjadi dua yaitu alat reproduksi bagian luar
dan alat reproduksi bagian dalam (Taufan Nugroho, 2012).
Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun
siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan
hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya
(testes atau ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati. Pada
umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa
pubertas atau dewasa, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon
yang dihasilkan dalam tubuh manusia (Taufan Nugroho, 2012).
Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab
terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup, reproduksi
tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati.
Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi
makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan
(anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi (Taufan Nugroho, 2012).
Pengetahuan mengenai anatomi dan organ reproduksi sangat penting dipelajari guna
mengetahui proses reproduksi manusia. Sehingga kami membuat makalah yang
berjudul: Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Pria dan Wanita.
2
Anatomi & Fisiologi Reproduksi SGD 3 PSIK A Angkatan 2011
1.2.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.2.1. Mengetahui dan memahami anatomi dan fungsi organ-organ reproduksi.
1.2.2. Mengetahui dan memahami hormon-hormon yang berperan dalam fungsi
reproduksi.
1.2.3. Mengetahui dan memahami mekanisme terjadinya mimpi basah.
1.2.4. Mengetahui dan memahami fase-fase siklus menstruasi.
1.2.5. Mengetahui dan memahami hormone yang berperan saat kehamilan,
melahirkan dan menyusui.
1.2.6. Memenuhi penugasan pada Blok Sistem Reproduksi menngenai anatomi dan
fisiologi sistem reproduksi pria dan wanita.
1.3.
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah:
1.3.1. Bagi mahasiswa:
Meningkatnya pemahaman dan pengetahuan mahasiswa mengenai anatomi
dan fisiologi sistem reproduksi manusia baik pria maupun wanita. Sehingga
dapat memahami patologi dan patofisiologi penyakit pada organ-organ
reproduksi.
3
Anatomi & Fisiologi Reproduksi SGD 3 PSIK A Angkatan 2011
BAB 2
PEMBAHASAN
1.1.
Penis
Glan
s
Scrotum
Skrotum
Skrotum adalah kantong kulit berpigmen yang dilapisi jaringan ikat dan
fibrosa serta otot polos. Skrotum berada di bawah simfisis pubis dan di depan
bagian atas paha, serta di belakang penis (Waugh & Grant, 2011).
Penis
Penis terdiri dari 3 massa jaringan erektil berbentuk silinder memanjang yang
memberi bentuk pada penis. Lapisan dalamnya adalah korpus spongiusum
yang membungkus uretra, dan dua massa paralel di bagian luarnya yaitu
korpus kavernosum. Ujung distal penis, dikenal sebagai glans, ditutupi oleh
prepusium. Prepusium dapat dilepas dengan pembedahan (sirkumsisi, sunat)
(Waugh & Grant, 2011).
Genitalia Interna
Testes
4
Anatomi & Fisiologi Reproduksi SGD 3 PSIK A Angkatan 2011
Testes diliputi oleh 3 lapisan: tunika vaginalis, tunika albuginea, dan tunika
vascular. Setiap testis terdiri atas 200-300 lobuli dan dalam setiap lobules
terdapat 1-4 tubulus seminiferus testis.
Tubulus seminiferus
Tubulus seminiferous dilapisi epitel germinal yang terdiri atas dua jenis sel;
sel spermatogenik dan sel penyokong. Dari rete testis, melalui 10-12 saluran,
berlanjut sebagai duktus epididimis yang sangat berkelok di dalam epididymis
(Tambayong, 2001)..
Duktus Deferens
Panjang vas deferens sekitar 45 cm dan berjalan dari testis menuju kanalis
inguinalis dan di bagian medial turun menuju dinding posterior kandung
kemih dimana vas deferens bersatu dengan saluran dari vesikula seminalis
(Tambayong, 2001).
Urinary
Bladder
Vas
Deferens
Pubic Bone
Urethra
Seminal
Vesicle
Penis
Rectum
Epididym
is
Testis
Vesikula seminalis
Scrotum
Prostate
Gland
Bulbourethr
al
Gland
5
Anatomi & Fisiologi Reproduksi SGD 3 PSIK A Angkatan 2011
Vesikula ini berupa dua kantung kecil di belakang kandung kemih. Saluran ke
luarnya bergabung dengan duktus deferens membentuk duktus ejakulatorius.
Kelenjar ini menghasilkan cairan kental yang membantu agar sperma dapat
tetap hidup setelah ejakulasi (Tambayong, 2001).
Kelenjar Prostat
Kelenjar ini terletak di bawah kandung kemih, mengelilingi bagian pertama
uretra. Fungsinya adalah menghasilkan cairan encer keputihan sewaktu
ejakulasi (Tambayong, 2001).
Kelenjar bulbo-uretral
Kelenjar bulbo-uretral (Cowper) terdapat tepat di bawah prostat. Kelenjar ini
adalah kelenjar tubule-alveolar kompleks dan menghasilkan secret kental,
bersifat alkali dan terang (Tambayong, 2001).
b. Wanita
Gambar 3. Organ
Reproduksi Wanita Eksterna
Genetalia Eksterna
Vulva
termasuk alat kelamin bagian luar tempat bermuaranya sistem urogenital yang
dilingkari oleh labia mayora, ke belakang menjadi satu dengan kommisura
posterior dan perineum, dibawah kulit terdapat jaringan lemak (mons pubis)
(Syaifuddin, 2011).
6
Anatomi & Fisiologi Reproduksi SGD 3 PSIK A Angkatan 2011
Mons pubis adalah bagian menonjol yang melingkar di depan simfisis pubis,
dibentuk oleh jaringan lemak di bawah kulit, meliputi daerah simfisis yang
dan bagian dalamnya licin dikelilingi oleh folikel sebasea (Syaifuddin, 2011).
Labia minora (bibir kecil) adalah lipatan kecil yang terdapat diantara labia
mayora, memanjang dari klitoris secara oblik ke bawah dan samping kebelakang
sepanjang 4 cm di sisi orifisium vagina. Ujung posterior labia minora bergabung
pada garis median oleh lipatan kulit, disebut frenulum (Syaifuddin, 2011).
Klitoris adalah tonjolan kecil yang melingkar berisi jaringan erektil yang sangat
sensitif, terdapat dibawah kommisura labia anterior dan sebagian tersembunyi di
antara ujung anterior labia minora, banyak mengandung saraf, terdiri dari: korpus
kelenjar Bartholini, dan kelenjar Skene kiri dan kanan (Syaifuddin, 2011).
Himen (selaput dara) adalah lapisan tipis menutupi sebagian liang sanggama. Di
tengahnya berlubang, merupakan tempat keluarnya menstruasi, bentuknya
bervariasidan bila teregang akan terbentuk cincin. Glandula vestibularis mayor
(Bartolini) terdiri dari dua bagian melingkar dengan warna merah kekuningkuningan. Pada orifisium vaginalis, ujung posterior dari masing-masing bulbus
vestibula panjang salurannya 2 cm (Syaifuddin, 2011).
Genetalia Interna
Vagina
Vagina merupakan penghubung antara genitalia eksterna dengan genitalia interna.
Vagina berukuran di depan 6,5 cm dan di belakang 9,5 cm. Epitel vagina
merupakan epitel skuamosa dalam beberapa lapisan. Lapisannya tidak
7
Anatomi & Fisiologi Reproduksi SGD 3 PSIK A Angkatan 2011
kandung kemih. Panjang uterus 7-7,5 cm, lebar 5 cm, dan tebal 2,5 cm. Uterus
pada wanita dewasa umumnya terletak di sumbu tulang panggul dalam posisi
anterversiofleksi. Uterus terdiri dari : fundus uteri (dasar rahim), korpus uteri, dan
serviks uteri (Syaifuddin, 2011).
Tuba Falopii
Tuba faloppi adalah saluran telur yang mengangkut ovum dari ovarium ke kavum
uteri. Panjangnya rata-rata 11-14 cm. Tuba faloppi ada dua bagian, mulai dari sisi
pelvis ke sudut superior lateral uterus. Tuba faloppi terdiri dari: pars interstisialis,
Kelenjar mamae
8
Anatomi & Fisiologi Reproduksi SGD 3 PSIK A Angkatan 2011
Pada wanita kelenjar mamae mulai berkembang pada permulaan masa pubertas
(adolesens), pada umur 11-12 tahun. Kelenjar mamae terdapat di atas bagian luar fasia
torakalis superfisialis di daerah jaringan lemak subkutis: ke arah lateral sampai ke
linea aksilaris media, melewati linea media mencapai kelenjar mamae sisi yang lain,
ke arah bawah mencapai saerah aksila (lipatan ketiak) (Syaifuddin, 2011).
Kelenjar mamae menyebar disekitar areola mamae, mempunyai lonus antara 15-20.
Tiap lonus berbentuk piramid dengan puncak mengarah ke areola mamae. Masingmasing lobus dibatasi oleh septum yang terdiri dari jaringan fibrosa yang padat. Tiap
lobus kelenjar mamae mempunyai saluran keluar yang disebut duktus laktiferus yang
bermuara ke papila mamae. Pada daerah areola mamae duktus laktiferus melebar,
disebut sinus laktiferus (Syaifuddin, 2011).
Gambar
5.
1.2.
9
Anatomi & Fisiologi Reproduksi SGD 3 PSIK A Angkatan 2011
sperma.
Vesikula seminalis
Menghasilkan fruktosa untuk member makanan sperma yang dikeluarkan,
mengeluarkan prostaglandin yang merangsang motilitas saluran reproduksi
pria dan wanita untuk membantu mengeluarkan sperma, menghasilkan
sebagian besar cairan semen, menyidiakan precursor (proses biologis) untuk
pembekuan semen.
Kelenjar prostat
Mengeluarkan cairan basa yang menetralkan sekresi vagina yang asam,
memicu pembekuan semen untuk menjaga sperma tetap berada dalam vagina
b. Wanita
Organ genitalia wanita terdiri atas (Syaifuddin, 2011):
Genitalia Eksterna
Mons pubis
Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea (minyak) berfungsi sebagai
bantal pada waktu melakukan hubungan seks.
Bibir besar (Labia mayora)
Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia
di
dalamnya
dan
seksual.
Vestibulum
Vestibulum merupakan muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar
paravagina.
Perinium
Perinium membentuk dasar badan perinium.
Kelenjar Bartholin
10
Anatomi & Fisiologi Reproduksi SGD 3 PSIK A Angkatan 2011
hubungan seksual.
Himen (Selaput dara)
Himen menutupi sebagian liang senggama berperan sebagai saluran dari lendir
yang di keluarkan uterus dan darah saat menstruasi.
Genitalia Interna
Vagina
Fungsi utama vagina yaitu sebagai saluran untuk mengeluarkan lendir uterus
dan darah menstruasi, alat hubungan seks dan jalan lahir pada waktu
persalinan.
Uterus
Uterus berfungsi sebagai tempat tumbuhnya janin saat hamil serta memberi
1.3.
Testosteron
Testosterone disekresi oleh sel Leydig yang terletak di interstisium testis
Fungsi:
Testosteron berfungsi dalam pertumbuhan dan pembelahan sel-sel germinal
testis, yang merupakan tahap pertama pembentukan sperma.
GnRH
GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus di otak.
Fungsi : GnRH akan merangsang pelepasan FSH (Folicle Stimulating
Hormon) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan
11
Anatomi & Fisiologi Reproduksi SGD 3 PSIK A Angkatan 2011
Luteinizing Hormone
Disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior.
Fungsi:
Merangsang sel-sel Leydig untuk menyekresi testosteron.
Estrogen
Dibentuk dari testosteron oleh sel-sel Sertoli ketika sel Sertoli dirangsang oleh
hormone perangsang folikel (FSH).
Fungsi:
Berperan penting dalam spermatogenesis.
Hormon pertumbuhan
Dibentuk di hipofisis anterior.
Fungsi: mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis, meningkatkan
pembelahan awal spermatogonia.
a. Wanita
Hormon-hormon yang terlibat dalam fungsi reproduksi pria yaitu (Guyton & Hall,
2008):
Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang
paling penting untuk reproduksi adalah estradiol.
Fungsi :
Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada
wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan. Estrogen
juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina
sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
Progesteron
12
Anatomi & Fisiologi Reproduksi SGD 3 PSIK A Angkatan 2011
mempertahankan
ketebalan
endometrium
sehingga
dapat
GnRH
GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus di otak.
Fungsi : GnRH akan merangsang pelepasan FSH (Folicle Stimulating
Hormon) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan
memberikan umpan balik ke hipotalamus sehingga kadar GnRH akan menjadi
rendah, begitupun sebaliknya.
akan
menyebabkan
pematangan
folikel
dan selanjutnya
akan
Mimpi Basah
Mimpi basah atau dalam bahasa medis disebut emisi nokturnal adalah peristiwa alami
yang dialami pria. Selama tahap ini, laki-laki mulai menghasilkan sperma dan
mendapatkan kemampuan untuk ejakulasi. Mimpi basah terjadi karena adanya
rangsangan pada alat kelamin akibat gesekan dari kasur atau seprai, mimpi erotis,
kandung kemih penuh atau kenangan dari aktivitas atau pikiran seksual. Sehingga
tanpa disadari mengeluarkan cairan lengket dari kelaminnya, dimana cairan tersebut
adalah cairan semen yakni campuran antara air mani dan sperma (Gustia, 2010).
Mimpi basah ini terjadi pada saat seseorang mengalami tidur yang dalam atau tidur
REM (gerakan mata cepat atau rapid eye movement), yaitu tahap tidur yang mana
terjadinya mimpi. Tidur dalam ini kemudian membuat laju respirasi dan aktivitas otak
meningkat, serta otot-otot menjadi lebih rileks, yang ditandai dengan gerakan bola
13
Anatomi & Fisiologi Reproduksi SGD 3 PSIK A Angkatan 2011
mata yang cepat. Pada saat tidur yang dalam itulah pria biasanya mengalami ereksi
sekitar 3-5 kali. Karena rangsangan kelamin atau mimpi erotis mungkinkan terjadinya
ejakulasi atau orgasme saat tidur yang kemudian akhirnya dikenal dengan mimpi
basah (Gustia, 2010).
Sperma adalah sel yang dihasilkan laki-laki di dalam testis atau pelirnya atas perintah
hormon testosterone. Testosterone adalah hormon yang paling berperan dalam
pertumbuhan tubuh laki-laki. hormon testosteron merupakan hormon yang paling
penting dalam proses repoduksi dan pada pria dihasilkan oleh sel Leydig (testis)
(Gustia, 2010).
1.5.
Siklus Menstruasi
a. Siklus ovarium (Price & Wilson, 2012)
Fase Folikular
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi, atau terlepasnya endometrium.
FSH merangsang perumbuhan beberapa folikel primordial dalam ovarium, dan
hanya satu yang berkembang menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya
berdegenerasi. Di dalam folikel oosit primer menjalani proses pematangannya
dan menyekresikan estrogen lebih banyak. Kadar estrogen yang meningkat
Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi, endometrium dalam keadaan tipis dan dalam
stadium istirahat. Kadar estrogen yang meningkat dari folikel yang
berkembang akan merangsang stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan
menebal, kelenjar-kelenjar menjadi hipertrofi dan berproliferasi dan pembuluh
14
Anatomi & Fisiologi Reproduksi SGD 3 PSIK A Angkatan 2011
menjadi seperti beludru. Strome menjadi edematosa. Lama fase ini sama pada
dan
kemudian
mulai
beregresi. Akibatnya,
terjadi
penurunan
jalan lahir.
Progresteron
Pengaruh-pengaruh khusus progesteron yang penting untuk kemajuan
kehamilan yang normal adalah sebagai berikut :
- Progesteron menyebabkan sel-sel desidua tumbuh di endometrium uterus,
-
dan sel-sel ini memainkan peranan penting dalam nutrisi embrio awal.
Progesteron menurunkan kontraktilitas uterus gravid, jadi mencegah
15
Anatomi & Fisiologi Reproduksi SGD 3 PSIK A Angkatan 2011
fallopii dan uterus ibu untuk menyediakan bahan nutrisi yang sesuai untuk
16
Anatomi & Fisiologi Reproduksi SGD 3 PSIK A Angkatan 2011
berlangsung lama.
Keempat, penelitian pada hewan menunjukkan bahwa iritasi atau regangan
pada servix uteri, seperti yang terjadi selama persalinan, dapat
menyebabkan sebuah reflex neurogenik melalui nucleus paraventikular
dan supraoptik hipotalamus yang dapat menyebabkan kelenjar hipofisis
stroma.
Progesteron
Perkembangan akhir payudara menjadi organ yang menyekresi air susu juga
memerlukan progesterone. Sesekali system duktus telah berkembang,
progesterone bekerja secara sinergis dengan estrogen, juga dengan hormone
lainnya, yang menyebabkan pertumbuhan lobus payudara, dengan pertunasan
alveolus dan perkembangan sifat-sifat sekresi dari sel-sel alveoli. Perubahan
ini analog dengan efek sekresi progesterone pada endometrium uterus selama
17
Anatomi & Fisiologi Reproduksi SGD 3 PSIK A Angkatan 2011
BAB 3
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Anatomi organ reproduksi pria dan wanita berbeda-beda. Anatomi reproduksi baik
pria maupun wanita dibedakan menjadi 2 bagian yaitu genetelia eksterna dan
genetelia interna. Selain alat genetalia, wanita juga memiliki kelenjar mamae yang
mulai berkembang pada permulaan masa pubertas (adolesens), pada umur 11-12
tahun.
Dalam reproduksi, terdapat hormon yang terlibat. Hormon yang berperan dalam
sistem reproduksi baik pria maupun wanita GnRH, Luteinizing Hormon, Folicle
Stimulating Hormon, Estrogen dan hormon pertumbuhan. Selain itu terdapat hormon
khusus pada pria yaitu testosterone, dan hormone khusus wanita yaitu progesterone.
Tanda kematangan seksual pada pria adalah terjadinya mimpi basah atau dalam
bahasa medis disebut emisi nokturnal Selama tahap ini, laki-laki mulai menghasilkan
sperma dan mendapatkan kemampuan untuk ejakulasi. Sedangkan tanda kematangan
seksual wanita yaitu menstruasi. Dimana siklusnya dibagi menjadi 2 yaitu siklus
ovarium dan siklus endometrium. Siklus ovarium terdiri dari fase folikular dan fase
lateal dan siklus endometrium terdiri dari fase ploriferasi, sekresi dan menstruasi.
Hormon yang terlibat selama periode kehamilan, kelahiran, dan menyusui berbedabeda.Pada kehamilan plasenta membentuk sejumlah besar hormon diantaranya yaitu
human chorionic gonadotropin, estrogen, progresteron, dan human chorionic
somatomammotropin. Pada kelahiran terdapat hormone estrogen dan progesterone,
oksitosin dan hormone fetus. Dan pada saat menyusui terdapat hormone estrogen,
progesterone dan prolactin.
3.2.
Saran
Untuk mahasiswa:
Agar memahami mengenai anatomi dan fisiologi sistem reproduksi manusia sehingga
dengan mudah dapat memahami patofisiologi penyakit. Dimana tujuan akhirnya
adalah mampu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien, baik
pasien dengan gangguan sistem reproduksi maupun sistem lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
18
Anatomi & Fisiologi Reproduksi SGD 3 PSIK A Angkatan 2011
Syaifuddin. (2011). Anatomi fisiologi : kurikulum berbasis kompetensi untuk keperawatan &
kebidanan. (Monica Ester, Ed). Jakarta: EGC
Tambayong, Jan. (2001). Anatomi fisiologi untuk keperawatan (Monica Ester, Eds). Jakarta:
EGC
Price, S. A. & Winson, L. M. (2012). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit (6th
Edition). (Brahm U. Pendit, Trans). (Vol. 1). Jakarta: EGC
Gustia, I. (2010). Saat remja pria mimpi basah pertama kali. DetikHealth. Retrived: March
3rd, 2007, from http://health.detik.com/read/2010/09/23/154051/1446818/764/2/
saat-remaja-pria-mimpi-basah-pertama-kali.
Guyton, A. C. & Hall, J. E. (2008). Buku ajar fisiologi kedokteran (11th Edition). (Irawati,
Trans). Jakarta: EGC).
Waugh, A. & Grant, A. (2011). Dasar-dasar anatomi dan fisiologi (10th Edition) (Elly
Nurachmah & Rida Anggriani, Trans) Jakarta: Salemba Medika.