You are on page 1of 68

Bab 2B

Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bab 2B
STATISTIKA DESKRIPTIF: DISTRIBUSI PROPORSI
A. Distribusi Proporsi
1. Proporsi
Proporsi diperoleh melalui perbandingan frekuensi suatu
data dengan frekuensi total
Proporsi dapat dinyatakan dalam pecahan di antara 0
sampai 1 dan dapat juga dinyatakan dalam persentase
dari 0% sampai 100%

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------2. Parameter Porporsi
Parameter adalah ciri tertentu pada kelompok populasi
Salah satu parameter pada populasi adalah proporsi (dapat
dinyatakan dalam pecahan dan dapat juga dinyatakan dalam
persentase)
Proporsi berkaitan dengan frekuensi data
Proporsi suatu data di dalam populasi adalah rasio frekuensi
data itu terhadap seluruh frekuensi
Di sini, parameter proporsi pada populasi diberi notasi

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------3. Rumus Proporsi
Jika suatu data memiliki frekuensi f sedangkan seluruh frekuensi
adalah f, maka proporsi untuk data
f itu adalah

Batas nilai proporsi adalah


01
Jumlah seluruh proporsi adalah
= f / f = 1
Apabila data bersifat dikotomi yang dinyatakan dengan 0 dan 1
(misalnya, 0 adalah gagal dan 1 adalah sukses), maka

:1

Proporsi sukses

Proporsi gagal

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------4. Kumulasi Proporsi
Kumulasi Umum
Seperti halnya pada frekuensi, proporsi untuk sejumlah data
tertentu dapat dijumlahkan. Jumlah proporsi ini dikenal
sebagai kumulasi proporsi
Kumulasi Bawah
Jika kumulasi itu dilakukan bertahap menurut urutan data dari
kecil ke besar maka kumulasi proporsi itu adalah kumulasi
bawah
Kumulasi Atas
Jika kumulasi itu dilakukan bertahap menurut urutan data dari

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 1
Data X1: 1 0 0 1
Data X2: 0 1 1 0
1 1 = 1 0,5 = 0,5
Data X3: 1 1 1 0
Data X4: 0 0 1 0
2 = 1 0,7 = 0,3
Data X5: 1 1 1 1
Data X6: 0 0 0 0

1 1 0 1 0 0
1 1 1 1 0 1

1 = 5 / 10 = 0,5

1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 1 0

2 = 7 / 10 = 0,7

1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0

3 =

1 3 =

4 =

1 4 =

5 =

1 5 =

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 2
Data X Frek f
67
6
70
3
75
9
80
2
20

6
3
9
2

Prop (%)
/ 20 = 0,30 (30%)
/ 20 = 0,15 (15%)
/ 20 = 0,45 (45%)
/ 20 = 0,10 (10%)
1,00 (100%)

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 3
Data X
4
5
6
7
8
9

Frek f
3
5
10
15
11
6

50

Prop
0,06 (6%)
0,10 (10%)
0,20 (20%)
0,30 (30%)
0,22 (22%)
0,12 (12%)

1,00

Kum baw
Kum atas
0,06 (6%)
1,00 (100%)
0,16 (16%)
0,94 (94%)
0,36 (36%)
0,84 (84%)
0,66 (66%)
0,64 (64%)
0,88 (88%)
0,34 (34%)
1,00 (100%)
0,12 (12%)

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------Contoh 4
--------------Data X Frek f
0
0
1
1
2
0
3
5
4
9
5
15
6
23
7
15
8
17
9
9
10
6

Prop

Kum baw

X dari 2 sampai 8
=

: =

X dari 3 sampai 5

: =

Kum atas

X dari 5 sampai 9

----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 5
Data X Frek f Prop
55
8
60
12
65
15
70
30
75
25
80
10

Kum baw

Kum atas

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 6
Kelompok
31 40
41 50
51 60
61 70
71 80
81 90
91 100

Nilai kel
35,5
45,5
55,5
65,5
75,5
85,5
95,5

Frek Prop Kum baw


2
3
5
14
25
18
13

Kum atas

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------5. Grafik dan Ojaif Proporsi -------------- Seperti halnya frekuensi, proporsi dapat ditampilkan dalam
bentuk grafik
Ada banyak macam cara untuk menampilkan proporsi ke dalam
grafik
Di sini kita hanya membatasinya pada grafik poligon dan
histogram
Grafik poligon menghubungkan letak titik proporsi setiap data
sehingga membentuk segi banyak
Grafik histogram menampilkan proporsi setiap data dalam ukuran
luas

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------(a) Grafik Poligon Proporsi --------------Setiap data dilukiskan sebagai titik di dalam grafik. Titik-titik
dihubungkan sehingga membentuk gambar segi banyak atau
poligon
Contoh 7
Proporsi
Nilai ujian
4
5
6
7
8
9

Frekuensi
3
5
10
15
11
6

Proporsi
0,06
0,10
0,20
0,30
0,22
0,12

0,30 30%

(6%)
(10%)20%
0,20
(20%)
(30%)10
0,1
(22%)%
0
(12%)
4

8 9 Nilai
ujian

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------Contoh 8
--------------Data 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Frek 0 1 0 5 9 15 23 15 17
Prop 0

9
9

10
6

Proporsi
0,2
5
0,2
0
0,1
5
0,1
0
0,05
1

1
0

data

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 9
Kelompok
31 40
41 50
51 60
61 70
71 80
81 90
91 100

Proporsi

Nilai kel
35,5
45,5
55,5
65,5
75,5
85,5
95,5

Frekuensi
2
3
5
14
25
18
13

Proporsi

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------(b) Grafik Histogram
Proporsi setiap data dilukis sebagai suatu luas di dalam grafik
Kumulasi proporsi diperoleh melalui penjumlahan luas di dalam
grafik
Contoh 10
9
Proporsi
0,3011
0,2
0
0,10

Nilai ujian : 4
Frekuensi:

5
3

6
5

7
10

8
15

6
Proporsi : 0,06 0,10 0,20 0,30 0,22
0,12

1 2 3 4 5 6 7 8 91
0

Nilai
ujian

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 11
Data : 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Frek : 0
1 0 5 9 15 23 15 17
Prop: 0

9
9

10
6

Proporsi
0,25
0,2
0
0,15
0,10
0,0
5
1

10

Data

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 12
Kelompok
31 40
41 50
51 60
61 70
71 80
81 90
91 100

Proporsi

Nilai kel
35,5
45,5
55,5
65,5
75,5
85,5
95,5

Frekuensi
2
3
5
14
25
18
13

Proporsi

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------(c) Grafik Ojaif
--------------Grafik ojaif (ogive) merupakan grafik poligon untuk kumulasi
proporsi bawah dan kumulasi proporsi atas
Contoh 13
Data
4
5
6
7
8
9

Frek
3
5
10
15
11
6

Prop
0,06
0,10
0,20
0,30
0,22
0,12

Kum baw
0,06
0,16
0,36
0,66
0,88
1,00

Kum atas
1,00
0,94
0,84
0,64
0,34
0,12

Yang digambar di dalam grafik adalah kumulasi bawah dan, di


sini, juga, kumulasi atas

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Proporsi
1,0
0
0,9
0
0,80
0,70
0,60
0,5
0
0,40
0,30
0,2
0
0,10
1 2 3 4

9 1
0

Dat
a

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 14
Data
0
Frek
0
Prop
0
Kum baw
Kum atas

Proporsi

1
1

2
0

3
5

4
5
6
7
8
9 15 23 15 17

9
9

10
6

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------Contoh 15
--------------Kelompok
31 40
41 50
51 60
61 70
71 80
81 90
91 100

Nilai kel
35,5
45,5
55,5
65,5
75,5
85,5
95,5

Proporsi

Frek Prop Kum baw


2
3
5
14
25
18
13

Kum atas

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------B. Peringkat Persentil --------------1. Dasar
Peringkat persentil suatu data adalah kedudukan data itu,
lebih baik atau sama baik dari berapa persen jumlah data
pada kelompok data
Tara peringkat persentil 50% berarti data itu lebih baik atau
sama baik dari 50% data pada kelompok data
Dalam hal ini, data perlu disusun ke dalam urutan dari kecil
ke besar, dihitung proporsi (persentase), dan dikumulasikan
Pada kumulasi itu tampak kedudukan suatu data terhadap
data lain dalam bentuk proporsi atau persentase

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Kelompok data
Contoh 16
Kelompok data diurut naik (sekor kecil ke sekor besar)
Sekor
A

Frek
fA

Kum frek
fb

8
7
6
5
4
3
2

5
10
13
9
7
4
2
f = 50

50
45
35
22
13
6
2

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Peringkat Persentil (PP)
Kelompok data
Data tinggi

Data A
%
Data
rendah

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Kelompok data dapat dibagi menjadi tiga kelompok
Data tinggi
> A (lebih dari A)
A

= A (sama dengan
A)
< A (kurang dari A)

Data
rendah
Ada tiga model untuk perlakuan terhadap kelompok sama dengan A
(= A) yakni eksklusif, inklusif, dan semiinklusif

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------2. Perhitungan Peringkat Persentil
Model Peringkat Persentil
Peringkat persentil eksklusif atau lebih dari fA eksklusif (tidak
dihitung)
Perigkat persentil inklusif atau lebih dari atau sama dengan fA

inklusif (dihitung)
Peringkat persentil semiinklusif setengah fA inklusif (dihitung
separuh)
Pada umumnya digunakan model semiinklusif sehingga bila
tidak disebut, maka model yang digunakan adalah model
semiinklusif

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------3. Model PP Eksklusif (Lebih dari)
Tidak mengikutsertakan fA

<
100%

0%

PPA

f b
100%
f

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------Contoh 17
--------------Data

A=
5

Frek

Kum frek

fA

fb

8
7
6
5
4
3
2

5
14
13
9
7
4
2
f = 50

50
45
35
22
13
6
2

fb

fb =
13

13

PP5 = ------ 100% = ----- 100% = 26,00 %


f

50

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------4. Model PP Inklusif (Lebih dari dan sama dengan)
Mengikutsertakan fA
A

>0%

PPA

f b f A
100%
f

100%

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------Contoh 18
--------------Data

A=
5

Frek

Kum frek

fA

fb

8
7
6
5
4
3
2

5
14
13
9
7
4
2
f = 50

50
45
35
22
13
6
2

fb+fA

fb +
fA

13+9

PP4 = -------- 100% = ------ 100% = 42,00 %


f

50

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------5. Model PP Semiinklusif

Mengikutsertakan separuh fA
A

A
>0%

PPA

1
fA
2
100%
f

f b

<
100%

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------Contoh 19
--------------Data

A=
5

Frek

Kum frek

fA

fb

8
7
6
5
4
3
2

5
10
13
9
7
4
2
f = 50

50
45
35
22
13
6
2

fb+fA

fb + fA

13+4,5

PP4 = ---------- 100% = -------- 100% = 35,00%


f

50

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------6. Perbandingan Tiga Model--------------PP
Pada contoh, untuk A = 5
Eksklusif
Inklusif
Semiinklusif

PP5 = 26%
PP5 = 35%
PP5 = 42%

Model yang umum digunakan adalah model semiinklusif


Contoh 20 (untuk model semiinklusif)
Data

Frek
A
8
7
6
5
4

fA
5
10
13
9
7

Kum frek
fb

PP
50
45
35
22
13

%
95
80
57
35
19

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
------------------------------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 21 (Model semiinklusif)
Data
A
2
3
4
5
6
7

Frek
fA
2
3
6
4
3
2

Kum frek
fb
2
5
11

PP
%

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 22 (Model semiinklusif)
Data
A
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Frek
fA
2
3
5
8
13
10
4
3
2

Kum frek
fb
2
5

PP
%

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------Contoh 23 (Model semiinklusif)
--------------Data
A
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95

Frek
fA
1
3
6
8
10
9
6
4
2
1

Kum frek
fb

PP
%

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 24 (Model semiinklusif)
Data
A
80
85
90
95
100
105
110
115

Frek
fA
1
3
5
5
4
3
3
1

Kum frek
fb

PP
%

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------TPP pada TOEFL
--------------Dari Juli 1990 sampai Juni 1992
peserta ujian
Sekor
Total
Sekor TPP
660
99
640
97
620
93
600
89
580
82
560
73
540
62
520
50
500
38
480
28
460
20
440
13
420
8
400
5
380
3
360
1
340
1
320
300

Sekor Seksi
Seksi 1
Seksi 2
Seksi 3
Sekor TPP Sekor TPP Sekor TPP
66
98
66
95
66
98
64
95
64
95
64
96
62
92
62
90
62
93
60
87
60
85
60
88
58
81
58
77
58
81
56
73
56
68
56
72
54
64
54
57
54
61
52
54
52
47
52
50
50
42
50
37
50
39
48
31
48
28
48
30
46
22
46
21
46
22
44
14
44
15
44
16
42
9
42
10
42
11
40
5
40
6
40
7
38
3
38
4
38
5
36
2
36
2
36
3
34
1
34
2
34
2
32
32
1
32
2
30
30
1
30
1

Diikuti oleh 1.293.321

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
----------------------------------------------------------------------------------------------------Sekor Total TOEFL

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------C. Parameter Modus
--------------1. Dasar
Modus adalah data dengan frekuensi terbesar. Di dalam
grafik, modus menunjukkan puncak pada poligon atau
histogram
Dalam susun data tertentu, dapat saja terjadi, ada dua atau
lebih modus

modus

modus

modus

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------2. Letak modus pada data diskrit
-------------- Pada data diskrit, modus terletak tepat pada data dengan
frekuensi terbesar
Contoh 25
Data X : 4
Frek
: 3

5
6
7
8
5 10 15 11

9
6

Modus : Mo = 7

Contoh 26
Data X: 40 50 60 70 80 90
Frek
5 20 10
8 15
9
50 dan Mo = 80

Modus: Mo =

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 27

Data diskrit: 4 4 5 5 5 5 6 6 6 6 6
7 7 8 8 9

6 7 7 7

Mo =
Contoh 28
Data diskrit: 4 4 4 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6
6 6 7 7 7 7
7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 8 8
8 8 8 8 8 8 8
8 8 9 9 9 9 9 9
Mo =

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------3. Letak modus pada data kontinu
Pada data kontinu, biasanya modus perlu dihitung melalui
interpolasi, sesuai dengan letak puncak pada grafik
Rumus modus
Mo b p

b1
b1 b2

b = batas bawah kelas modus


p = panjang kelas modus
b1 = frekuensi kelas modus minus frekuensi kelas interval
segera
sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus minus frekuensi kelas interval
segera
sesudahnya

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kelas
Batas
Batas
Frek
bawah atas
31 40
30,5
40,5
1
41 50
40,5
50,5
2
51 60
50,5
60,5
5
61 70
60,5
70,5
15Interval
71 80
70,5
80,5
25sebelumnya
Kelas modus
81 90
80,5
90,5
20Interval
sesudahnya
91 100
90,5
100,5
12
b = 70,5
p = 10

b1 = 25 15 = 10
b2 = 25 20 = 5
b1
b

b2
p

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 29
Pada data sebelum ini, modus adalah

Mo b p

b1
10
70,5 10
77,17
b1 b2
10 5

----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 30
Kelompok
11 20
21 30
31 40

Batas
Batas Frekuensi
bawah atas
2
3
5

=
41
51
61
71

50
60
70
80

14
25
18
13

Mo

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 31
Data berikut adalah data kontinu
Data : 4
Frek : 3
Mo =

5
5

6
7
10 15

8
11

9
6

Contoh 32
Data berikut adalah data kontinu
Data : 0 1 2
Frek : 0 1 0
Mo =

3 4 5
6
7
8 9 10
5 9 15 23 15 17 9
6

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------D. Parameter Median
--------------1. Dasar
Median adalah data yang membagi dua sama besar distribusi
frekuensi atau distribusi proporsi (histogram)
Proporsi di sebelah menyebelah median adalah masingmasing 0,5

0,5

0,
5
median

0,
5

0,5
median

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------2. Median pada Data Deret
Hitung
Pada data deret hitung atau distribusi seragam, median terletak
di tengah-tengah deret

Contoh 33
3

5
7

7 8 9
8
9
Median M =

6
20 25
30 35
Median
M =40 45
32,5

Median M = 5,5

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------3. Median pada Data Umum-------------- Median terletak pada data yang menghasilkan kumulasi proporsi
sebesar 0,5
Dapat dibantu dengan interpolasi
Tanpa interpolasi
Batas
45
55
65
75
85

Data
40
50
60
70
80
90

Frek Prop Kum Prop


2
0,10
0,10
4
0,20
0,30
median
4
0,20
0,50
6
0,30
0,80
3
0,15
0,95
1
0,05
1,00

Median M = 65

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Dengan interpolasi
Batas

Data Frek
4
2
5
4
6
6
7
5
8
2
9
1

4,5
5,5
6,5
7,5
8,5

Prop Kum Prop


0,10
0,10
0,20
0,30
Kelompo
0,30
0,60
k tempat
median
0,25
0,85
0,10
0,95
0,05
1,00

Median terletak di antara 5,5 dan 6,5, dicari melalui interpolasi


5,5
i

0,3
0
0,5
0
0,60

M
6,5
a = 0,50 - 0,30 = 0,20

b = 0,30

i=1

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Tampak pada diagram
Median M = 5,5 + c
Selanjutnya c : i = a : b
Median

atau c = (a / b) i

M = 5,5 + (a / b) i = 5,5 + (0,20 / 0,30) . 1 = 6,17

Pada umumnya,
batas bawah 5,5 disebut k
a = 0,50 kumulasi di bawah kelompok median =
0,50 b
b = proporsi pada kelompok median = M
M k

Rumus umum median

0,5 b

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------Contoh 34
--------------Data Batas Batas Frek Prop Kum
bawah atas
prop
1
0,5
1,5
2 0,01
0,01
2
1,5
2,5
2 0,01
0,02
k (pada
kelompok median) = 6,5
3
2,5
3,5
6 0,03
0,05
b (kumulasi di bawah
kelompok median) = 0,40
4
3,5
4,5
2 0,01
0,06
M (proporsi pada
kelompok median) = 0,32
Kelompo
median
5
4,5
5,5
6 0,03 k0,09
i
(interval pada data) = 1
6
5,5
6,5
62 0,31
0,40
7
6,5
7,5
64 0,32
0,72
8
7,5
8,5
26 0,13
0,85
9
8,5
9,5
18 0,09
0,94
10
9,5
10,5
8 0,04
0,98
M = 6,5 + ((0,5
0,40) / 0,32) . 1 = 6,81

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 35
Data

Batas
bawah

Batas
atas

4
5
6
7
8
9

Frek
3
5
10
15
11
6

Median M =

Prop

Kum
prop

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 36
Data

Batas
Batas
bawah
atas

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Frek
1
0
5
9
15
23
15
17
9
6

Median M =

Prop

Kum
prop

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 37
Kelompok Nilai
data
kel
31 40
41 50
51 60
61 70
71 80
81 90
91 100

Batas
Batas Frek Prop
bawah atas
2
3
5
14
25
18
13

Median M =

Kum
prop

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
----------------------------------------------------------------------------------------------------E. Parameter Kuartil
1. Dasar
Kuartil adalah data yang membagi distribusi frekuensi atau
distribusi proporsi ke dalam empat bagian sama besar
Proporsi setiap bagian adalah 0,25
Mereka menjadi kuarti pertama (K1), kuartil kedua (K2) yang
sama dengan median M, serta kuartil ketiga (K3)

0,2
5

0,25 0,25 0,25


K1 K2 = M K3

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------2. Rumus Umum
-------------- Kalau median terletak pada kumulasi proporsi 0,5, maka K1
terletak pada kumulasi proporsi 0,25 serta K3 terletak pada
kumulasi proporsi 0,75
Dengan mengganti 0,5 pada rumus median dengan 0,25
diperoleh rumus umum untuk K1
Dengan mengganti 0,5 pada rumus media dengan 0,75 diperoleh
rumus umum untuk K3
0,25 b
K1 k
i
K1
K3 k

0,75 b

K3

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------Contoh 38
--------------Data Batas Batas Frek Prop
bawah atas
1
0,5
1,5
2 0,01
2
1,5
2,5
2 0,01
(pada kelompok K1) = 5,5
3
2,5
3,5
6 0,03
kelompok K1) = 0,09
4
3,5
4,5
2 0,01
kelompok K1) = 0,31
5
4,5
5,5
6 0,03
(interval pada data) = 1
6
5,5
6,5
62 0,31
7
6,5
7,5
64 0,32
8
7,5
8,5
26 0,13
9
8,5
9,5
18 0,09
10
9,5
10,5
8 0,04
0,09) / 0,31) . 1 = 6,02

Kum
prop
0,01
0,02

0,05

b (kumulasi di bawah

0,06
Kel
K1

M (proporsi pada

Kel median
0,09
Kel K3
0,40
0,72
0,85
0,94
0,98

K1 = 5,5 + ((0,25

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 39
Data

Batas
bawah

4
5
6
7
8
9

Batas
atas

Frek

Prop

3
5
10
15
11
6
K1 =

K3 =

Kum
prop

----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 40
Data

Batas
Batas
bawah
atas

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Frek
1
0
5
9
15
23
15
17
9
6

K1 =

K3 =

Prop

Kum
prop

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 41
Kelompok Nilai
data
kel
31 40
41 50
51 60
61 70
71 80
81 90
91 100

K1 =

Batas
Batas Frek Prop
bawah atas
2
3
5
14
25
18
13

K3 =

Kum
prop

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------3. Jarak Interkuartil
--------------Jarak interkuartil adalah jarak di antara K1 dan K3
K = K3 K1
Jarak interkuartil menunjukkan penyebaran data. Makin besar
jarak interkuartil, maka makin menyebar data itu

K1

K3

K1

K3

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Contoh 42
Pada contoh 38
1,71

K = K3 K1 = 7,73 6,02 =

Pada contoh 39

K =

Pada contoh 40

K =

Pada contoh 41

K =

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
---------------------------------------------------------------------------------------4. Fraktil
-------------- Titik pembagi dua sama luas dinamakan median
Titik pembagi empat sama luas dinamakan kuartil
Kita dapat membuat titik pembagi seberapa saja (misalnya, 5,
10, 50, 100) sama luas dan dinamakan secara umum: fraktil
Titik pembagi sepuluh sama luas dinamakan desil
Titik pembagi seratus sama luas dinamaka sentil atau persentil

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Bab 2B
----------------------------------------------------------------------------------------------------5. Kaitan dengan skala

skala

modus

fraktil (median kuartil)

nominal

ordinal

interval

rasio

You might also like