Professional Documents
Culture Documents
dimana
Xs = sinyal sumber
Xd = Xi = sinyal masukan pada penguat
Xf = sinyal umpan balik
Xo = sinyal keluaran
Adalah umpan balik yang menyebabkan sinyal masukan menjadi lebih tinggi
sehingga sinyal keluaran juga semakin tinggi. Hal ini dikarenakan penguat ini
mempunyai faktor umpan balik bernilai positif.
Persamaan pada umpan balik negatif
Xi = Xs + Xf
Xo = A. Xi
Xo
Xi
Xf = . Xo
dimana
Xo
A
Xs 1 A
A
1 A
Avf
AIf
GMf
RMf
Xs vs
teangan sumber
Penguat tegangan
Penguat arus
Penguat transkonduktans
Xs is
arus sumber
Av = (hfc.ib.RE) / (ib.hic)
= (hfc.RE) / hic
Avf = Av /(1 + Av)
= {(hfc.RE) / hic} / {1 + (hfc.RE) / hic}
Avf = (hfc.RE) / {hic + (hfc.RE)
Karena:
hfc = hfe +1
hie = hic ,maka persamaan dapat ditulis menjadi:
Avf = {(hfe +1) RE} / hie + {(hfe + 1) R
Simulasi rangkaian :
Grafik gelombang :
RM
1+ RM
Untuk mencari Avf yang sama dengan Vo/Vs, tinggal mengalikan RMf dengan 1/Rs
(resistansi sumber sinyal)
Mengingat Rmf = Vo/is sedanga Vs = is . RS Avf = Rmf / RS
Vo
is
hfe. ib ( RB/ RC )
is
ib
is
RS . RB
( RS . RB )+ ( RS . hie ) +( RB. hie)
ib
RS/ RB
=
is ( RS / RB)+ hie
RM =
Contoh aplikasi rangkaian umpan balik tegangan paralel (shunt) seperti dibawah:
RMf =
Simukasi rangkaian:
Gelombang output :
1.
3.
Avf =
menjadi Gmf =
GM
1+ GM
AV
1+ Av
menjadi Gmf =
GM
1+ GM
Avf dapat dicari dengan mengalikan GMf dengan RL mengingat Av = Vo/Vi ; sedang
GM = io/Vs Vo = io.RL
=
=
Vf
io
( hfeib +ib )
hfeib
( hfe+1 ) ib.
hfe ib
1+ Gm
1+ Gm
; Gm = Lim GM ; RL 0
10
GM = io / Vs =
Bentuk GMf =
GMf =
hfe ib
ib (hie + )
hfe
(hie + )
GM
1+ GM
hfe
hie+
hfe
{1+ .
}
hie+
hfe
{ ( hie + )+ ( . hfe ) }
Avf = GMf . RL
=
Avf =
hfe. RC
{ ( hie+ )+ ( . hfe ) }
hfc. RC
{hie+ ( 1+hfe ) }
hfe. RC
{hie+ ( 1+hfe ) }
Rof = Ro .
1+ Gm
1+ Gm
atau karena Ro =
RC
Simulasi rangkaian :
Gambar gelomban:
12
Gambar 11. Rangkaian ekivalen penguat umpan balik arus paralel (shunt)
= xf / xo menjadi = if / io
Avf = Av / (1 + Av) menjadi Aif = Ai / (1 + Ai)
Avf = Vo / Vs = io . Ro / is . RS ; menjadi Avf = Aif . Ro / RS
Ai = io / is = (ic2 / ib2) . (ib2 / ic1) . (ic1 / ib1) . (ib1 / is)
Yang dapat diuraiakan menjadi ic2/ib2 = hfe2 sedang ic1/ib1 = hfe
ib2/ic1 = Rc1 / {Rc1 + hie + [RB1 // RE2 (hfe2 + 1)]}
ib1/is = {rs // (RB1 + Re2)} / {[rs // (RB1 + RE2)] +hie1}
= if / io
= RE2 / (RB1 + RE2)
Simulasi rangkaian :
Gambar gelomban:
Besaran
xs & xf
xo
Imp. Masuk
Imp. Keluaran
= xf/xo
A = xo/xi
D=1+A
Af
Teg. Seri
Tegangan
Tegangan
Naik
Turun
vf/vo
Av = vo/vi
1 + Av
Avf =
Zif
Av
1+ Av
Zi (1+ Av)
GM
1+ GM
Zi (1+ GM)
Zo
1+ Av
1
Zo (1+ GM)
AI
1+ AI
Zi
1+ AI
Zo (1+ AI)
RE
RE2/R1.RE2
Zof
Teg. Paralel
Arus
Tegangan
Turun
Turun
if/vo
RM = vo/vi
1 + RM
Rmf =
RM
1+ RM
Zi
1+ RM
Zo
1+ RM
1/RB
8. Ringkasan:
Umpan balik dalam penguat berarti pengembalian sinyal output ke input.
Dalam umpan balik negatif terdapat kategori jenis UB yang didasarkan atas jenis
besaran sinyal output yang diambil (tegangan atau arus) dan cara pengembaliannya
secara (seri atau paralel). Dengan melibatkan semua kombinasi yang mungkin, maka
14
dapat diperoleh jenis UB, yaitu UB tegangan seri, UB tegangan paralel, UB arus seri,
UB arus paralel. Meskipun dengan menerapkan UB negatif suatu penguat akan
menurun penguatannya, tetapi keuntungan yang diperoleh sangat berarti misalnya:
penguatan menjadi stabil, impedansi input dan output terkontrol/memperkecil
penguatan, distorsi berkurang/memperkecil tak linier, bandwidth tambah lebar
15