You are on page 1of 2

Hidup Adalah Perjuangan

Jika ada orang berpendapat bahwa hidup ini seperti mimpi maka bisa
dikatakan ada benar dan ada salahnya juga. Benarnya adalah bahwa pada suatu
saat nanti kita akan membuktikan bahwa beberapa tahun hidup di dunia ini
ternyata hanya seperti jentikan ibu jari saja jika dibandingkan dengan kekekalan.
Sebab hidup yang sesungguhnya ada di belakang langit biru bukan di bumi dan
bukan hari ini. Salahnya, hidup ini bukan mimpi jika dilihat dari isi hidup itu.
Hidup itu nyata bukan mimpi atau panggung sandiwara. Dengan demikian hidup
harus dimaknai sebagai perjuangan selayaknya seorang atlit yang sedang
bertanding dalam sebuah gelanggang.
Perjuangan di sini membutuhkan kesungguhan, ketekunan, dan semangat
bertanding yang tinggi. Tetapi kita harus ingat bahwa perjuangan kita bukanlah
perjuangan untuk meningkatkan status sosial, usaha memperoleh hidup layak, dan
usaha untuk memperoleh penghargaan dari manusia. Walaupun menurut
pandangan umum seseorang akan lebih dihargai dan dihormati apabila secara
ekonomi termasuk jajaran golongan kelas atas. Tetapi tidak demikian dengan
Tuhan, sebab Dia tidak pandang bulu. Keberkenanan-Nya kepada kita tidak
ditentukan oleh status dan ekonomi kita. Hal penting yang menjadi catatan kita
semua adalah bahwa perjuangan yang sesungguhnya sebagai orang percaya adalah
bagaimana memiliki moral Allah dan menolong orang lain untuk menjadi seperti
Yesus.
Jika seseorang tidak berjuang secara benar maka hidup ini akan menjadi
mimpi indah. Khususnya bagi sebagian orang yang beruntung dan berkesempatan
menikmati gemerlapnya dunia ini. Tanpa disadari gemerlapnya dunia ini menjadi
candu yang mengikat hidupnya atau menurut pemazmur sebagai tempat yang licin
(Maz 73:18). Dimana seseorang akan membangun standard hidup yang tinggi.
Dengan begitu ia tidak bisa tidak menggunakan fasilitas kelas satu, tidak bisa
tidak mengenakan pakaian bermerk, tidak bisa tidak menginap di hotel
berbintang, tidak bisa tidak menggunakan kendaraan mewah, dan seterusnya.
Diakhir kehidupannya begitu buka mata semua lenyap tak berbekas dan ia
hanya melihat api kekal. Oleh karena itu, Janganlah membuat hidup ini seperti
mimpi indah tetapi jadikan perjuangan. Sebab segala yang kita perbuat selama di
dunia ini mempunyai dampak kekal.
Jika hidup ini diperjuangkan secara benar maka hidup itu akan terasa
berat. Tetapi hal ini jauh lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan
kesenangan sesaat yang berakhir diapi kekal. Sebab wajah batiniah kita inilah
yang menentukan keadaan kita kelak, apakah kita akan dipandang hina oleh Bapa
ataukah indah dalam pandangan-Nya (Mzm. 73:20). Hari ini banyak orang tidak
perduli dengan keadaan wajah batiniahnya. Mereka lebih mengusahakan

bagaimana dapat memiliki hidup seindah-indahnya. Padahal semua yang indahindah itu hanyalah mimpi belaka. Mimpi itu adalah hari ini bukan hidup di dunia
yang akan datang. Memang bagi orang-orang duniawi kitalah yang disebut sebagai
pemimpi. Mana yang benar? Sulit untuk membuktikannya hari ini, tetapi biarlah
kita tetap teguh berpegang kepada kesaksian Alkitab, bahwa ada kehidupan
dibalik kematian.
Marilah kita berjuang untuk memiliki moral Allah dan membawa orang lain
juga untuk menjadi seperti Kristus, dengan demikian kita akan memiliki wajah
batiniah yang indah dan berkenan dalam pandangan-Nya. Supaya hari kematian
kita tidak datang seperti jerat (Luk. 21:34). Seperti orang-orang pada zaman
Nuh yang tidak memiliki kepekaan Allah, hidupnya hanya diarahkan untuk
kepuasan daging dan ambisinya semata-mata.
Untuk mobil diasuransikan sedang untuk keselamatan dan kekekalan jiwa
tidak diasuransikan? Bukankah sudah seharusnya kita berjaga-jaga
mempersiapkan diri untuk hari esok? Mempersiapkan hari terakhir kita di bumi
dan mempersiapkan jemputannya. Sebab kita tidak tahu kapan kita dipanggil
pulang. Karena itu marilah kita mulai menanggalkan semua dosa dan mencari
Tuhan dengan sungguh-sungguh. Orang yang nekat mau bener itu langka, kiranya
kitalah salah satu orang yang langka itu.

-Solagracia-

You might also like