You are on page 1of 6

Nama

: Abdul Arif

NIM

: 103 11 11 009

Semester

: VII A

A. Preparasi Fisik
Proses penyiapan bahan galian agar siap untuk diolah. Intinya memisahkan
mineral yang berharga dengan mineral yang tidak berharga bahkan sampahnya.
Untuk memisahkan mineral berharga dan tidak berharga maka kita
mengidentifikasi sifat fisiknya antara lain warna/ kilap, sg (specific grafity), sifat
kemagnitannya, sifat kelistrikannya, serta sifat mengapung atau tenggelam
Sifat fisik

Operasi

Alat

Warna

Hand sorting

Pan

SG

Flawing concentration

Sluice box

jiging

Shaking table
JIG

Kemagnit

Ms

MS

Electrik

Hts

HTS

Flotasi

Flotasi

Flotation cell

an

Preparasi selain memisahkan menaikan mutu juga untuk menekan biaya operasi
selanjutnya terutama pada transportasi dan pengoalahan.
1. Hasil peledakan
2. lump (gumpalan)
3. kuarse (halus)
Proses pengolahan disebut communation (pengecilan butir) dengan
menggunakan crusher.
Crusher ada tiga macam yaitu :

1. primary crusher
2. secondary crusher
3. fine crusher/grinding
Pengecilan Ukuran Butir bahan galian (Communation)
Pada umumnya bahan galian dari tambang mempunyai ukuran atau
diameter antara 1000-1500 mm (berupa ore / bijih). Ore kemudian akan diambil
logamnya yang menguntungkan dengan suatu cara atau bebrapa cara, yakni secara
kimia dan fisik. Yang memerlukan ukuran butir yang lebih halus sekitar 0,1 mm.
jadi sangat tergantung dari ukuran alat yang digunakan. Untuk mendapatkan
ukuran kecil digunakan alat separti crusher dan grinding. Sebagai perbandingan
kalau menggunakan grinding atau primary crusher ukuran awal 1500-300 mm,
ukuran terkecil 300-100 mm.
Alat Feed Hasil Primary crusher 1500-300mm 300-100mm Secondary
crusher 300-100mm 50-10mm Fine crusher 50-10 mm 10-2mm Grinding2mm
0,05 mm / lebih kecil
Prinsip pekerjaan dan tahap pencucian bahan galian (ore dressing)
Pencucian bahan galian adalah metode proses pengolahan ore / bijih
dengan tidak menimbulkan efek kimia, tetapi mengutamakan sifat fisik dari
mineral.
B. Lingkungan Pengendapan
Lingkungan pengendapan merupakan tempat mengendapnya material
sedimen beserta kondisi fisik, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya
mekanisme pengendapan tertentu (Gould, 1972). Lingkungan pengendapan
terbagi menjadi 2 macam yaitu continental dan transisi. Membahas tentang
lingkungan pengendapan, akan ada parameter-parameter yang berkaitan dengan
proses terbentuknya lingkungan pengendapan tersebut, yaitu: parameter fisik,
kimia, dan biologi. Pengendapan atau sedimentasi tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain: pengendapan oleh angin, air, gletser.

Salah satu bagian dari lingkungan pengendapan yaitu beach atau pantai.
Kawasan pantai merupakan kawasan transisi dari lahan daratan dan perairan laut.
Proses pembentukan kawasan pantai sangat dipengaruhi oleh gaya-gaya dinamis
yang berada disekitarnya. Gaya-gaya dinamis utama dan dominan yang
mempengaruhi kawasan pantai adalah gaya gelombang.
Pesisir merupakan wilayah pengendapan di sepanjang pantai. Biasanya
terdiri dari material pasir. Ukuran dan komposisi material di pantai sangat
bervariasi tergantung pada perubahan kondisi cuaca, arah angin, dan arus laut.
Arus pantai mengangkut material yang ada di sepanjang pantai. Jika terjadi
perubahan arah, maka arus pantai akan tetap mengangkut material material ke laut
yang dalam. Ketika material masuk ke laut yang dalam, terjadi pengendapan
material. Setelah sekian lama, terdapat akumulasi material yang ada di atas
permukaan laut. Akumulasi material itu disebut spit. Jika arus pantai terus
berlanjut, spit akan semakin panjang. Kadang kadang spit terbentuk melewati
teluk dan membetuk penghalang pantai.
PENDAHULUAN
Lingkungan pengendapan adalah tempat mengendapnya material sedimen
beserta kondisi fisik, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya mekanisme
pengendapan tertentu (Gould, 1972).
Lingkungan pengendapan merupakan keseluruhan dari kondisi fisik, kimia
dan biologi pada tempat dimana material sedimen terakumulasi. (Krumbein dan
Sloss, 1963). Jadi, lingkungan pengendapan merupakan suatu lingkungan tempat
terkumpulnya material sedimen yang dipengaruhi oleh aspek fisik, kimia dan
biologi yang dapat mempengaruhi karakteristik sedimen yang dihasilkannya.
Lingkungan pengendapan terbagi menjadi 2 macam yaitu continental dan
lingkungan transisi. Macam-macam lingkungan pengendapan continental yaitu:
fluvial, eolian, lacustrine, glacial. Pada lingkungan pengendapan transisi yaitu:
delta, beach and barrier, lagoonal, tidal flat, neritik, dan oceanic.
LANDASAN TEORI

Beberapa contoh lingkungan darat misalnya endapan sungai dan endapan


danau, ditransport oleh air, juga dikenal dengan endapan gurun dan glestsyer yang
diendapkan oleh angin yang dinamakan eolian. Endapan transisi merupakan
endapan yang terdapat di daerah antara darat dan laut seperti delta, lagoon, dan
litorial. Sedangkan yang termasuk endapan laut adalah endapan-endapan neritik,
batial, dan abisal.
Parameter yang berkaitan dengan terjadinya lingkungan pengendapan, yaitu:
parameter fisik, parameter kimia, dan parameter biologi. Parameter fisik meliputi
elemen static dan dinamik dari lingkungan pengendapan. Elemen fisik statis
meliputi geometri cekungan (basin); material yang diendapkan seperti kerakal
silisiklastik, pasir, dan lumpur; kedalaman air; suhu; dan kelembapan. Elemen
fisik dinamik adalah faktor seperti energy dan arah aliran dari angin, air dan es; air
hujan; dan hujan salju.
Parameter kimia termasuk salinitas, pH, Eh, dan karbondioksida dan oksigen
yang merupakan bagian dari air yang terdapat pada lingkungan pengendapan.
Parameter biologi dari lingkungan pengendapan dapat dipertimbangkan untuk
meliputi kedua-duanya dari aktifitas organism, seperti pertumbuhan tanaman,
penggalian, pengeboran, sedimen hasil pencernaan, dan pengambilan dari silica
dan kalsium karbonat yang berbentuk material rangka. Dan kehadiran dari sisa
organism disebut sebagai material pengendapan.
Sedimentasi
Proses sedimentasi adalah proses pengendapan material karena aliran sungai
tidak mampu lagi mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut
semakin berkurang, maka material yang berukuran besar dan lebih berat akan
terendapkan terlebih dahulu, baru kemudian material yang lebih halus dan ringan.
Bagian sungai yang paling efektif untuk proses pengendapan ini adalah bagian
hilir atau pada bagian slip of slope pada kelokan sungai, karena biasanya pada
bagian kelokan ini terjadi pengurangan energi yang cukup besar. Ukuran material
yang diendapkan berbanding lurus dengan besarnya energi pengangkut, sehingga

semakin ke arah hilir, energi semakin kecil, material yang diendapkanpun semakin
halus.
Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan
oleh air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan. Semua
batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang diendapkan lama kelamaan akan
menjadi batuan sedimen. Hasil proses sedimentasi di suatu tempat dengan tempat
lain akan berbeda.
Pengendapan oleh air laut
Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine. Pengendapan oleh
air laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam hasil pengendapan oleh air
laut, antara lain pesisir, spit, tombolo, dan penghalang pantai. Pesisir merupakan
wilayah pengendapan di sepanjang pantai. Biasanya terdiri dari material pasir.
Ukuran dan komposisi material di pantai sangat bervariasi tergantung pada
perubahan kondisi cuaca, arah angin, dan arus laut. Arus pantai mengangkut
material yang ada di sepanjang pantai. Jika terjadi perubahan arah, maka arus
pantai akan tetap mengangkut material material ke laut yang dalam. Ketika
material masuk ke laut yang dalam, terjadi pengendapan material. Setelah sekian
lama, terdapat akumulasi material yang ada di atas permukaan laut. Akumulasi
material itu disebut spit. Jika arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin
panjang. Kadang kadang spit terbentuk melewati teluk dan membetuk penghalang
pantai (barrier beach).
Pengendapan oleh angin
Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam hasil
pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk pantai
dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi bila terjadi
akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin
mengangkut dan mengedapkan pasir di suatu tempat secara bertahap sehingga
terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir.

Pengendapan oleh gletser


Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glacial. Bentang alam
hasil pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V
menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang
meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni
lereng dan mengendap di lembah. Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V
menjadi berbentuk U.
Hubungan Lingkungan Sedimentasi dengan Fasies Sedimentasi
Walaupun para ahli geologi setuju pada hasil pengertian dari lingkungan
pengendapan, mereka ternyata menemukan kesulitan dalam penyusunan
pengertian yang tepat dari lingkungan pengendapan ini. Sebagai ilustrasinya,
lingkungan sedimen telah digambarkan dalam beberapa variasi yaitu :
1. Tempat pengendapan dan kondisi fisika, kimia, dan biologi yang menunjukkan sifat
khas dari setting pengendapan [Gould, 1972].
2. Kompleks dari kondisi fisika, kimia, dan biologi yang tertimbun [Krumbein dan
Sloss, 1963].
3. Bagian dari permukaan bumi dimana menerangkan kondisi fisika, kimia, dan
biologi dari daerah yang berdekatan [Selley, 1978].
4. Unit spasial pada kondisi fisika, kimia, dan biologi scara eksternal dan
mempengaruhi pertumbuhan sedimen secara konstan untuk membentuk
pengendapan yang khas [Shepard dan Moore, 1955].
Klasifikasi Lingkungan Pengendapan
Klasifikasi lingkungan pengendapan dapat dibedakan menjadi:
a. Kontinetal, antara lain gurun atau eolian, fluvial termasuk braided river dan point
bar river, dan limnic
b. Peralihan, termasuk delta. lobate, esturine, litoral (pantai, laguna, dan barrier
islands, offshore bar, tidal flat.
c. Marine, meliputi neritis atau laut dangkal, deep neiritis, batial, abisal.

You might also like