Professional Documents
Culture Documents
digunakan dalam penelitian ini adalah merah. Warna merah memiliki panjang gelombang
620-635 nm.
Reaktor penelitian terbuat dari kaca.
dimensi reaktor adalah sebagai berikut :
Panjang
: 60 cm
Lebar
: 30 cm
Tinggi
: 30 cm
Tebal media kerikil
: 5
cm
Tebal media pasir kasar
: 5
cm
Tebal media pasir halus
: 10 cm
Air limbah yang digunakan adalah jenis greywater yang berasal dari kamar mandi
yang diambil dari asrama ITS. Greywater diambil pada pagi hari atau sore hari, karena
aktivitas dipagi hari maupun sore hari menghabiskan banyak air.
Tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah eceng gondok (Eichornia crassipes).
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan akuatik yang mampu mengolah limbah yang masuk ke
perairan dan karena pertumbuhannya yang sangat cepat tumbuhan ini sering menjadi gulma.
Tumbuhan diambil dari rawa-rawa yang ditumbuhi oleh tumbuhan ini yang banyak terdapat
disekitar kampus. Tumbuhan yang digunakan reatif seragam, baik dari segi ukuran maupun
ketinggian tumbuhan.
Media tanam yang digunakan adalah pasir kasar, pasir halus dan kerikil. Media
dicuci menggunakan air PDAM supaya bersih dari lumpur yang ada dan kemudian
dikeringkan. Penelitian ini menggunakan reaktor constructed wetland kontinyu. Greywater
ditampung dan dialirkan oleh bak pengatur debit untuk didistribusikan ke reaktor uji
perlakuan dan reaktor uji kontrol. Greywater keluar dari reaktor CW melalui pipa outlet dan
ditampung kedalam bak efluen sehingga memudahkan pengambilan sampel untuk dianalisis
parameternya. Reaktor kontrol merupakan reaktor yang berfungsi untuk mengetahui
kemampuan reaktor CW untuk menurunkan kandungan polutan greywater tanpa
menggunakan eceng gondok. Penamaan reaktor disajikan pada Table 1 dan 2.
Tabel 1. Penamaan reaktor penelitian
Variabel debit
Variabel aerasi
Nama reaktor
(mL/menit)
atau non-aerasi
1A6
1
Aerasi
1A4
1
Aerasi
1AK
1
Aerasi
3A6
3
Aerasi
3A4
3
Aerasi
3AK
3
Aerasi
1nA6
1
Non-aerasi
1nA4
1
Non-aerasi
1nAK
1
Non-aerasi
3nA6
3
Non-aerasi
3nA4
3
Non-aerasi
3nAK
3
Non-aerasi
Variabel
Jumlah tumbuhan
6
4
Kontrol
6
4
Kontrol
6
4
Kontrol
6
4
Kontrol
Variabel debit
(mL/menit)
1
3
1
3
pre-treatment aerasi maupun non-aerasi dengan debit 1 ml/mnt menunjukkan perbedaan kandungan namun tidak signifikan.
Kandungan COD efluen pada hari pengamatan ke-18 di reaktor pre-treatment aerasi (non-aerasi) dengan debit 3 ml/mnt, 6 tanaman
adalah sebesar 74,07 mg/L, sedangkan di reaktor dengan 4 tanaman adalah sebesar 103,70 mg/L dan di reaktor kontrol adalah sebesar 66,66
mg/L. Chemical oxygen demand yang terkandung di reaktor dengan debit 3 ml/mnt, non aerasi, 6 tanaman adalah sebesar 111,11 mg/L,
sedangkan di reaktor dengan 4 tanaman adalah 103,70 mg/L dan di reaktor kontrol sebesar 125,93 mg/L.
Baku mutu air kelas III, PP No. 82 Tahun 2001 menunjukkan kandungan COD adalah sebesar 50 mg/L., sedangkan hasil penelitian
secara rata-rata menunjukkan nilai yang masih lebih besar dari baku mutu.
Tabel 3. Karakteristik greywater Asrama ITS sebelum dan sesudah aerasi dibandingkan dengan standar baku mutu.
Konsentrasi (mg/L)
No
Parameter
Sebelum aerasi
0
Karakteristik kimia
COD
1
a. PD 1
b. PD 3
BOD
2
a. PD 1
b. PD 3
12
18
82,35
884,35
1565
55.36
663.01
12
18
12
18
Standar
Baku
Mutu
(mg/L)
50
70,59
94,11
204,1
204,1
884,4
544,2
14.28
-14.3
76.923
76.923
43.479
65.217
60.27
90.50
157.51
139.08
639.04
478.08
12.92
0.00
71.72
79.02
59.17
69.45
1565
100
Keterangan:
PD1A = Pengatur debit 1 ml/mnt, pre-treatment aerasi; PD3A = Pengatur debit 3 ml/mnt, pre-treatment aerasi.
Reaktor
12
18
PD1A
(influen)
70.59
204.08
884.35
1A6
144.00
99.05
1A4
113.73
1AK
PD3A
(influen)
Baku
Mutu*
12
18
103.70
0.00
51.47
88.27
50
76.19
96.30
0.00
62.67
89.11
50
133.33
91.43
103.70
0.00
55.20
88.27
50
94.11
204.08
544.22
3A6
78.43
45.71
74.07
16.66
77.60
86.39
50
3A4
167.35
91.43
103.70
0.00
55.20
80.95
50
3AK
90.19
91.43
66.66
4.17
55.20
87.75
50
PDnA1
(influen)
82.35
884.35
2222.22
1nA6
52.94
45.71
162.96
35.71
94.83
92.67
50
1nA4
35.29
76.19
81.48
57.15
91.38
96.33
50
1nAK
78.43
99.05
111.11
4.76
88.80
95.00
50
PDnA3
(influen)
82.35
884.35
740.74
3nA6
70.58
137.14
111.11
14.29
84.49
85.00
50
3nA4
47.06
68.57
103.70
42.85
92.25
86.00
50
3nAK
62.75
91.43
125.93
23.80
89.66
83.00
50
100
80
60
40
20
80
60
40
20
0
0
1A6
6
1A4
1AK
Hari ke-
1nA6
12
18
1nA4
1nAK
0
3A6
6
3A4
3AK
Hari ke3nA6
12
3nA4
18
3nAK
(A)
(B)
Gambar 1. Grafik efisiensi penyisihan COD (%) di (A) debit 1 mL/menit, variabel aerasi,
dan non-aerasi, (B) debit 3 mL/menit, variabel aerasi dan non-aerasi
Tabel 4. Nilai dan efisiensi penyisihan BOD5 (Nilai BOD5 pada hari ke-0 adalah sebesar
399.50 mg/L)
Nilai BOD5 (mg/L)
pada hari ke-
Reaktor
Influen (PD1A)
Efluen:
1A6
1A4
1AK
12
18
60.2662
157.51
639.04
41.52
50.53
58.47
52.83
50.01
73.65
58.74
36.56
90.5
90.5
139.08
478.08
60.81
63.21
70.09
45.71
72.22
55.56
21.32
32.73
42.44
46.69
367.26
2071.27
28.52
30.15
43
33.46
53.06
51.8
85
66.71
97.2
58.19
527.34
725.45
32.21
28.64
51.19
97.25
46.99
51.19
70.27
70.48
93.99
PD3A (influen)
Efluen:
3A6
3A4
3AK
Influen (PDnA1)
Baku
mutu*
(mg/L)
12
18
31.10
16.16
2.99
66.46
68.25
53.24
90.81
94.28
85.84
37.18
34.70
27.59
48.79
48.07
60.05
95.54
93.15
91.12
100
100
100
32.81
30.15
22.55
90.89
85.55
85.90
95.90
96.78
95.31
100
100
100
44.65
50.78
12.03
81.56
91.09
90.29
100
100
100
Efluen:
1nA6
1nA4
1nAK
influen (PDnA3)
Efluen:
3nA6
3nA4
3nAK
90.31
90.28
87.04
100
100
100
100
80
60
40
20
80
60
40
20
0
0
1A6
6
1A4
1AK
Hari ke-
1nA6
12
1nA4
18
1nAK
3A6
6
3A4
3AK
12
Hari ke3nA6 3nA4
18
3nAK
(A)
(B)
Gambar 2. Grafik efisiensi penyisihan (%) BOD5 di (A) debit 1 mL/menit, variabel
aerasi, dan non-aerasi, (B) debit 3 mL/menit, variabel aerasi dan non-aerasi
Hasil analisis disajikan oleh Tabel 4 dan Gambar 2 menunjukkan nilai BOD5
efluen pada hari pengamatan ke-18 di reaktor variabel aerasi dengan debit 1 mL/menit, 6
tumbuhan adalah sebesar 58.74 mg/L, pada reaktor dengan 4 tumbuhan sebesar 36.56
mg/L dan di reaktor kontrol adalah sebesar 90.5 mg/L. Nilai BOD5 di reaktor tanpa
variabel aerasi (non-aerasi) debit 1 mL/menit adalah sebesar 85 mg/L pada reaktor
dengan 6 tumbuhan, 66.71 mg/L pada reaktor dengan 4 tumbuhan dan 97.2 mg/L pada
reaktor kontrol.
Nilai BOD5 efluen pada hari pengamatan ke-18 di reaktor variabel aerasi
dengan debit 3 mL/menit, 6 tumbuhan adalah sebesar 21.32 mg/L, sedangkan di reaktor
dengan 4 tumbuhan adalah sebesar 32.73 mg/L dan di reaktor kontrol adalah sebesar
42.44 mg/L. Biochemical oxygen demand di reaktor dengan debit 3 mL/menit, non
aerasi, 6 tumbuhan adalah sebesar 70.27 mg/L, sedangkan di reaktor dengan 4 tumbuhan
adalah 70.48 mg/L dan di reaktor kontrol sebesar 93.99 mg/L.
Hasil analisis menunjukkan bahwa efisiensi penyisihan BOD5 efluen pada hari
ke-18 lebih besar dibandingkan hari sebelumnya, hal ini dapat disebabkan oleh kondisi
tumbuhan yang baru diganti. Baku mutu limbah 100 mg/L dan hasil penelitian secara
rata-rata menunjukkan nilai dibawah baku mutu. Konsentrasi efluen yang berada dibawah
baku mutu menunjukkan bahwa jika efluen dibuang ke lingkungan maupun badan air
tidak akan menimbulkan efek negatif.
Reaktor dengan debit 1mL/menit, variabel aerasi menunjukkan efisiensi
penyisihan BOD5 berkisar antara 85.84-94.28%. Efisiensi penyisihan BOD5 sebesar
90.81% pada reaktor dengan 6 tumbuhan, dengan 4 tumbuhan sebesar 94.28% dan tanpa
tumbuhan sebesar 85.84%.
Reaktor dengan debit 1mL/menit, tanpa variabel aerasi (non-aerasi)
menunjukkan efisiensi penyisihan BOD5 berkisar antara 95.31-96.78%. Reaktor dengan 6
tumbuhan menunjukkan efisiensi penyisihan sebesar 95.90%, pada reaktor dengan 4
tumbuhan sebesar 96.78% dan 95.31% pada reaktor tanpa tumbuhan (kontrol).
Reaktor dengan debit 3 mL/menit, variabel aerasi menunjukkan efisiensi
penyisihan BOD5 berkisar antara 91.12-95.54%. Efisiensi penyisihan BOD5 pada reaktor
dengan 6 tumbuhan adalah sebesar 95.54%, reaktor dengan 4 tumbuhan dan kontrol
menunjukkan prosentase secara berturut-turut adalah sebesar 93.15% dan 91.12%.
Reaktor dengan debit 3mL/menit, tanpa variabel aerasi (non-aerasi)
menunjukkan efisiensi penyisihan BOD5 berkisar antara 90.9-93.20%. Efisiensi
penyisihan BOD5 pada reaktor dengan 6 tumbuhan sebesar 93.20%, dengan 4 tumbuhan
sebesar 93.18% dan kontrol sebesar 90.9%.
Free water surface constructed wetland (FWS CW) dengan waktu detensi yang
lama memiliki peranan penting dalam penyisihan BOD5. Proses yang terjadi antara lain
evapotranspirasi, sedimentasi, filtrasi, degradasi oleh mikroorganisme anaerobik dan
aerobik, nitrifikasi dan denitrifikaai (Polprasert, 1996; Bhurtel et al., 2000 dan
Karathanasis et al., 2003). Semakin lama waktu detensi maka penyisihan BOD5 semakin
besar, hal ini dapat disebabkan oleh inflitrasi yang meningkat seiiring dengan lamanya
waktu detensi (Sirianuntapiboon et al., 2006). Zimmels et al. (2006) menunjukkan bahwa
variasi debit tidak mempengaruhi efisiensi removal BOD5.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara reaktor dengan 6 maupun 4
tumbuhan menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan dengan reaktor kontrol.
Penelitian Karathanasis et al. (2003) menunjukkan bahwa reaktor tanpa tumbuhan
mampu mepenyisihan BOD5 limbah domestik sebesar 63% sedangkan reaktor dengan
tumbuhan sebesar 75-79%. Penyisihan BOD5 di media dengan tumbuhan tidak lebih baik
dibandingkan dengan reaktor tanpa tumbuhan. Attached growth biofilm memerankan
peranan penting dalam penyisihan BOD5, sedangkan media dan tumbuhan menyediakan
tempat untuk biofilm melekat (Lim et al., 2001).
Media tanam yang hanya terdiri dari pasir semakin lama akan mengalami
penurunan penyisihan BOD5 dikarenakan media lebih padat dan kurang aerobik. Kondisi
media yang aerobik mempengaruhi mikroorganisme. Jumlah mikroorganisme aerobik
lebih banyak di media yang terdiri lebih dari satu media dibandingkan dengan media
yang hanya terdiri dari pasir saja. Namun, jika rasio media pasir dengan media lain
adalah lebih besar di media pasir maka jumlah bakteri aerobik semakin meningkat.
Peningkatan jumlah bakteri aerobik dapat disebakan oleh peningkatan porositas
(Sirianuntapiboon et al., 2006).
3. KESIMPULAN
Aerasi yang dilakukan sebagai pre-treatment dengan debit 1 mL/menit sampai
hari ke-18 mampu menyisihkan COD 47.64% dan BOD 59.17%. Perlakuan tanpa
menggunakan tumbuhan (kontrol) dengan perlakuan variasi aerasi (pre-treatment aerasi
dan non-aerasi) dan variasi jumlah tumbuhan merupakan perlakuan terbaik dalam
menyisihkan semua parameter.
4. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2008g), 150W High power LED grow light for horticulture/hydroponics/indoor
gardening lighting, http: http://www.alibaba.com, tanggal mengunduh : 20 Oktober
2008.
Bhurtel, J., Higuchi, T. dan Ukita, M. (2000), Application of biofilm model in free water
system constructed wetlands, J. Environ. Syst and Eng,
Hal. 85-95
Hanina. (2008), Penyisihan BOD5, COD dan TSS dalam limbah industri pencelupan
benang dengan metode bioreactor kana (Canna sp.) dan metode koagulasiflokulasi, Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS, Surabaya.
Healy, M.G., Rodgers, M. dan Mulqueen, J. (2007), Performance of stratified sand filter
in removal of chemical oxygen demand, total suspended solids and ammonia
nitrogen from high strength-wastewater, Journal of Enviroment Management, Hal.
409-415
Lim, P.E., Wong, T.F dan Lim, D.V. (2001), Oxygen demand, nitrogen and copper
removal by free water surface and sub-surface constructed wetlands under tropical
condition, Environment International, Hal. 425-431.
Metcalf and Eddy Inc,. Tchobanoglous, G., Burton, F., Stensel, H.D. (2003), Wastewater
engineering treatment and reuse, McGraw-Hill Companies, New York.
Polprasert, C. (1996), Organic waste management : technology and management, John
Wiley & Sons, Chichester, Inggris.
Rodgers, M., Healy, M.G dan Mulqueen, J. (2005), Organic carbon removal and
nitrification of high strength wastewater using stratified sand filters, Water
Research, Hal. 3279-3286
Sugiharto. (2005), Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah, Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
Sirianuntapiboon, S., Kongchum, M. dan Jitmaikasem, W. (2006), Effect of hydraulic
retention time and media of constructed wetland for treatment of domestic
wastewater, African Journal of Agricultural Reasearch. Vol.1, Hal. 27-37.