You are on page 1of 2

Jika ada suatu pernyataan akan membuat kita benar-benar terpesona kepada molekul-molekul,

mungkin yang berikut ini, karet mulur atau melar karena terdiri atas molekul-molekul mulur. Karet
gelang, misalnya dapat mulur karena tiap molekulnya sendiri memiliki bangun seperti karet gelang
mini.
Molekul-molekul karet memiliki bentuk seperti cacing panjang, kurus yang karena malas suka
mengambil posisi bergelung tetapi dapat dijadikan lurus apabila ditarik tepat pada bagian-bagian
kepala serta ekor mereka. Sepotong karet pada hikikatnya seperti sekaleng cacing yang semuanya
saling belit sampai kusut.
Akan tetapi coba bayangkan kita dapat meluruskan sekaleng cacing dengan menarik kepala dan
ekor masin-masing secara acak, semua akan saling menahan ke-arah berbeda-beda. Dua ekor
cacing harus saling terkait sedemikian, sehingga tarikan pada yang satu akan terhulurkan kepada
orang lain dan seterusnya. Yang kita perlukan adalah sekaleng cacing yang satu sama lain
direkatkan beberapa titik di sepanjang tubuh mereka. Seperti itulah penataan molekul-molekul
karet. Akan tetapi penataannya tidak sedemikian, yakni ketika getah karet baru disadap dari
pohonnya dan kemudian dikentalkan dan dipres menjadi gumpalan-gumpalan karet. Molekulmolekulnya tidak saling terikat secara kuat, sehingga ketika dihangatkan masing-masing dapat
saling selip dan ini menyebabkan karet mentah akan bergedebuk keras sewaktu dijatuhkan ke
lantai. Maka karet mentah sangat belum memenuhi syarat untuk dijadikan ban mobil.
Untuk itulah manusia turun tangan untuk merekatkan molekul-molekul tersebut. Mereka
menggunakan proses sederhana yang disebut vulkanisasi, yakni memanaskan karet bersamasama dengan belerang (sulfur). Atom-atom belerang membentuk jembatan-jembatan diantara
molekul-molekul karet, yang memungkinkan mereka ditarik dengan jauh tetapi tetap ingin kembali
keposisi semula. Itu sebabnya karet olahan bersifat elastis. Molekul-molekulnya bisa mulur tetapi
jembatan-jembatan penghubung selalu menuntut mereka kembali.
Vulkanisasi menjadikan karet mentah yang lunak, rapuh dan lengket cukup kuat dan kenyal untuk
digunakan sebagai ban mobil. Proses tersebut ditemukan pada tahun 1839 oleh Charles
Goodyear (1800-1860)-betul-, Goodyear-lah yang namanya di abadikan sebagi merek ban
terkenal, yang telah 10 tahun mencoba-coba menemukan cara membuat karet lebih kokoh. Suatu
ketika ia tidak sengaja menumpahkan sedikit campuran cairan karet mentah dan belerang ke atas
tungku yang masih panas dan ternyata tumpahan itu berubah menjadi sebuah karet yang kuat
dan elastis. Temuannya itu membuatnya menjadi terkenal tapi tidak membuatnya dia kaya.
Bahkan saat ajal menjemputnya ia meninggalkan utang yang banyak sekali.
Bagaimanapun ia-lah yang memungkinkan kita menikmati pertandingan Piala Sepak Bola, Balap
Formula Satu-F1 dan Kasti..

Dan Apa yang membuatnya hangat?

Ketika kita meregangkan karet gelang itu, kita mengerahkan energi ke dalamnya dan energi itu
menghangatkan. Energi tersebut berasal dari otot, maka kita perlu menyantap makanan berkalori
untuk menggantikan energi yang telah dikeluarkannya.
Ketika sebuah karet gelang direnggangkan, itu menyebabkan molekul-molekul merenggang
dengan tatanan yang lebih teratur, seperti berbaris daripada ketika sedang tidak direnggangkan,
ketika molekul-molekulnya sedang duduk meringkuk bermalas-malasan dengan arah tidak
beraturan. Itu sebabnya untuk menjadi teratur molekul-molekul karet memerlukan energi lebih
banyak-untuk menjadi lebih panas-dibandingkan ketika molekul molekul sedang santai.
Saya baru saja menyisipkan akibat Hukum Kedua Termodinamika. Hukum alam ini
mengungkapkan hubungan antara energi dan entropi, derajat ketidak teraturan sebuah tatanan :
derajad keacakan, tatanan tidak berpola. Hukum Kedua mengakui bahwa apapun di alam ini
memiliki kecenderungan untuk mengalami pengurangan energi-semua benda cenderung melambat
dan menjadi dingin dan untuk mengalami peningkatan entropi atau ketidak teraturan-segala
sesuatu cenderung menjadi lebih acak dan menyebar berserakan. Jika kita ingin mengatasi
kecenderungan untuk semakin teratur (peningkatan entropi), kita terpaksa mengarahkan energi
untuk mengatur. Itu kenyataan alami yang tidak dapat dihindari, segala sesuatu yang terjadi
merupakan pertukaran antara energi dan entropi.

You might also like