Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat adalah sebuah kondisi maksimal, baik dari fisik, mental dan sosial sehingga dapat
melakukan suatu aktifitas yang menghasilkan sesuatu. Kondisi tubuh yang sehat pada
manusia dapat kita lihat dari kebugaran tubuh. Dalam sebuah lingkungan masyarakat
terkadang mengalami beberapa masalah kesehatan, baik yang muda, tua, wanita maupun pria.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, tulisan ini secara khusus akan membahas permasalahan :
1) Bagaimana cara menjaga kesehatan kulitdengan pola hidup sehat?
2) mengapa kita harus menjaga kesehatan kulit?
3) apa saja jenis penyakit kulit?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masalah Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Dewasa ini di Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan penduduk yang masih perlu
mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak antara lain: anemia pada ibu
hamil, kekurangan kalori dan protein pada bayi dan anak-anak, terutama di daerah endemic,
kekurangan vitamin A pada anak, anemia pada kelompok mahasiswa, anak-anak usia sekolah,
serta bagaimana mempertahankan dan meningkatkan cakupan imunisasi. Permasalahan
tersebut harus ditangani secara sungguh-sungguh karena dampaknya akan mempengaruhi
kualitas bahan baku sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan datang.
Perubahan masalah kesehatan ditandai dengan terjadinya berbagai macam transisi kesehatan
berupa transisi demografi, transisi epidemiologi, transisi gizi dan transisi perilaku. Transisi
kesehatan ini pada dasarnya telah menciptakan beban ganda (double burden) masalah
kesehatan.
1. Transisi demografi, misalnya mendorong peningkatan usia harapan hidup yang
meningkatkan proporsi kelompok usia lanjut sementara masalah bayi dan BALITA tetap
menggantung.
2. Transisi epidemiologi, menyebabkan beban ganda atas penyakit menular yang belum
pupus ditambah dengan penyakit tidak menular yang meningkat dengan drastis.
3. Transisi gizi, ditandai dengan gizi kurang dibarengi dengan gizi lebih.
4. Transisi perilaku, membawa masyarakat beralih dari perilaku tradisional menjadi modern
yang cenderung membawa resiko.
Masalah kesehatan tidak hanya ditandai dengan keberadaan penyakit, tetapi gangguan
kesehatan yang ditandai dengan adanya perasaan terganggu fisik, mental dan spiritual.
Gangguan pada lingkungan juga merupakan masalah kesehatan karena dapat memberikan
gangguan kesehatan atau sakit. Di negara kita mereka yang mempunyai penyakit
diperkirakan 15% sedangkan yang merasa sehat atau tidak sakit adalah selebihnya atau 85%.
Selama ini nampak bahwa perhatian yang lebih besar ditujukan kepada mereka yang sakit.
Sedangkan mereka yang berada di antara sehat dan sakit tidak banyak mendapat upaya
promosi. Untuk itu, dalam penyusunan prioritas anggaran, peletakan perhatian dan biaya
sebesar 85 % seharusnya diberikan kepada 85% masyarakat sehat yang perlu mendapatkan
upaya promosi kesehatan.
Dengan adanya tantangan seperti tersebut di atas maka diperlukan suatu perubahan
paradigma dan konsep pembangunan kesehatan. Beberapa permasalahan dan tantangan yang
dihadapi dalam pembangunan kesehatan antara lain :
1. Masih tingginya disparitas status kesehatan. Meskipun secara nasional kualitas kesehatan
masyarakat telah meningkat, akan tetapi disparitas status kesehatan antar tingkat sosial
ekonomi, antar kawasan, dan antar perkotaan-pedesaan masih cukup tinggi.
2. Status kesehatan penduduk miskin masih rendah.
3. Beban ganda penyakit. Dimana pola penyakit yang diderita oleh masyarakat adalah
penyakit infeksi menular dan pada waktu yang bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak
menular, sehingga Indonesia menghadapi beban ganda pada waktu yang bersamaan (double
burden)
4. Kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih rendah.
5. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya tidak merata.
6. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat.
7. Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah.
8. Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan. Masih rendahnya kondisi kesehatan lingkungan
juga berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan lingkungan merupakan
kegiatan lintas sektor belum dikelola dalam suatu sistem kesehatan kewilayahan.
9. Lemahnya dukungan peraturan perundang-undangan, kemampuan sumber daya manusia,
standarisasi, penilaian hasil penelitian produk, pengawasan obat tradisional, kosmetik, produk
terapetik/obat, obat asli Indonesia, dan sistem informasi.
B. Strategi Paradigma Kesehatan
Paradigma berkembang sebagai hasil sintesa dalam kesadaran manusia terhadap informasiinformasi yang diperoleh baik dari pengalaman ataupun dari penelitian.
Dalam perkembangan kebijaksanaan pembangunan kesehatan maka memasuki era reformasi
untuk Indonesia baru telah terjadi perubahan pola pikir dan konsep dasar strategis
pembangunan kesehatan dalam bentuk paradigma sehat. Sebelumnya pembangunan
kesehatan cenderung menggunakan paradigma sakit dengan menekankan upaya-upaya
(1991) para ahli kesehatan dan pembuat kebijakan secara bertahap beralih dari orientasi sakit
ke orientasi sehat. Perubahan tersebut antara lain disebabkan oleh :
a. Transisi epidemiologi pergeseran angka kesakitan dan kematian yang semula disebabkan
oleh penyakit infeksi ke penyakit kronis, degeneratif dan kecelakaan.
b. Batasan tentang sehat dari keadaan atau kondisi ke alat/sarana.
c. Makin jelasnya pemahaman kita tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
penduduk.
Balonde (1974) dan diperkuat oleh Hendrik L. Blum (1974) dalam tulisannya secara jelas
mengatakan bahwa status kesehatan penduduk bukanlah hasil pelayanan medis sematamata. Akan tetapi faktor-faktor lain seperti lingkungan, perilaku dan genetika justru lebih
menentukan terhadap status kesehatan penduduk, dimana perubahan pemahaman dan
pengetahuan tentang determinan kesehatan tersebut, tidak diikuti dengan perubahan
kebijakan dalam upaya pelayanan kesehatan di Indonesia, seperti membuat peraturan
perundang-undangan yang penting dalam Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992
terutama yang berkaitan dengan upaya promotif dan preventif sebagaimana tujuan program
kesehatan dalam GBHN.
2. Upaya Kesehatan
Program kesehatan yang mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dalam jangka panjang
dapat menjadi bumerang terhadap program kesehatan itu sendiri, maka untuk menyongsong
PJP-II program kesehatan yang diperlukan adalah program kesehatan yang lebih efektif
yaitu program kesehatan yang mempunyai model-model pembinaan kesehatan (Health
Development Model) sebagai paradigma pembangunan kesehatan yang diharapkan mampu
menjawab tantangan sekaligus memenuhi PJP-II. Model ini menekankan pada upaya
kesehatan dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Mempersiapkan bahan baku sumber daya manusia yang berkualitas untuk 20-25 tahun
mendatang.
b. Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang ada.
c. Melindungi masyarakat luas dari pencemaran melalui upaya promotif-preventif-protektif
dengan pendekatan pro-aktif.
d. Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
e. Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi kesehatannya secara
penuh (peningkatan vitalitas) penduduk yang tidak sakit (85%) agar lebih tahan terhadap
penyakit.
f. Pencegahan penyakit melalui imunisasi : bumil (ibu hamil), bayi, anak, dan juga
melindungi masyarakat dari pencemaran.
g. Pencegahan, pengendalian, penanggulangan pencemaran lingkungan serta perlindungan
masyarakat terhadap pengaruh lingkungan buruk (melalui perubahan perilaku)
h. Penggerakan peran serta masyarakat.
i. Penciptaan lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat hidup dan bekerja secara
sehat.
j. Pendekatan multi sektor dan inter disipliner.
k. Pengembangan kebijakan yang dapat memberi perlindungan pada kepentingan kesehatan
masyarakat luas (tidak merokok di tempat umum).
l. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
Upaya kesehatan seperti tersebut diatas tidak lain merupakan bentuk-bentuk pelayanan
kesehatan yang berorientasi pada upaya pencegahan.
7. Pemberdayaan Masyarakat
Dalam pembinaan dan pemberdayaan masyarakat yang sangat penting adalah bagaimana
mengajak dan menggairahkan masyarakat untuk dapat tertarik dan bertanggungjawab atas
kesehatan mereka sendiri dengan memobilisasi sumber dana yang ada pada mereka.
8. Kesehatan dan Komitmen Politik
Masalah kesehatan pada dasarnya adalah masalah politik oleh karena itu untuk memecahkan
masalah kesehatan diperlukan komitmen politik. Dewasa ini masih terasa adanya anggapan
bahwa unsur kesehatan penduduk tidak banyak berperan terhadap pembangunan sosial
ekonomi.
Para penentu kebijakan banyak beranggapan sektor kesehatan lebih merupakan sektor
konsumtif ketimbang sektor produktif sebagai penyedia sumber daya manusia yang
berkualitas, sehingga apabila ada kegoncangan dalam keadaan ekonomi negara alokasi
terhadap sektor ini tidak akan meningkat.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Paradigma sehat merupakan suatu strategi baru pembangunan kesehatan yang memandang
masalah kesehatan sebagai suatu variable kontinyu, direncanakan dalam suatu system
desentralisasi, dengan kegiatan pelayanan yang senantiasa bersifat promotif untuk
mengentaskan kesehatan masyarakat, oleh tenaga kesehatan profesional bersama masyarakat
yang partisipatif.
Selain itu, dalam paradigma sehat ini pengukuran derajat kesehatan masyarakat tidak sematamata dilihat dari penurunan kesakitan/kematian (dengan memakai indikator negatif), tetapi
lebih ditekankan pada pencapaian hasil peningkatan pada angka kesehatan (indikator Positif).
Nilai indikator positif ini diperoleh sebagai dampak dari upaya kesehatan promotif yang telah
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan professional dan didukung besarnya penempatan biaya
upaya promotif yang sesuai.
Paradigma sehat mempunyai orientasi dimana upaya peningkatan kesehatan masyarakat
dititik beratkan pada :
1. Promosi kesehatan, peningkatan vitalitas penduduk yang tidak sakit (85%) agar lebih tahan
terhadap penyakit melalui olah raga, fitness dan vitamin.
2. Pencegahan penyakit melalui imunisasi pada ibu hamil, bayi dan anak.
3. Pencegahan pengendalian penanggulangan, pencemaran lingkungan serta perlindungan
masyarakat terhadap pengaruh buruk (melalui perubahan perilaku).
4. Memberi pengobatan bagi penduduk yang sakit, (15%) melalui pelayanan medis.
Paradigma sehat merupakan strategi pembangunan kesehatan untuk semua sehat di tahun
2010, dimana mengarah kepada mempertahankan kondisi sehat dan tidak sakit dan produktif
yang dikenal dengan upaya promotif dan preventif ketimbang upaya kuratif yang hanya
menekankan pada upaya penanganan orang-orang sakit.
B. Saran
1. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia.
2. Komitmen dan kerjasama antara negara berkembang dengan negara maju.
3. Meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan karena merupakan salah satu faktor penting
dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan penduduk dalam upaya pembangunan kesehatan
khususnya di Indonesia.
4. Peningkatan pemberdayaan masyarakat, kerjasama dengan semua pelaku pembangunan
kesehatan, khususnya dengan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
(TP-PKK) di semua jenjang administrasi pemerintahan dalam pembangunan kesehatan.
5. Kebijaksanaan pembangunan kesehatan pada tahap sekarang ini harus diarahkan pada
upaya bagaimana membina bangsa yang sehat dan bukan bagaimana menyembuhkan mereka
yang sakit.