You are on page 1of 12

Laporan kasus

ULKUS KORNEA

Oleh
Dimas Satrio Baringgo
I1A008062

Pembimbing :
dr. Hj.Hamdanah, Sp.M

SMF ILMUPENYAKITMATA
FAKULTASKEDOKTERANUNLAM RSUDULIN
BANJARMASIN
Desember 2013

PENDAHULUAN

Ulkus kornea merupakan keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya infiltrat
supuratif disertai defek kornea bergaung, diskontinuitas jaringan kornea dapat terjadi dari epitel
sampai stroma (1,2,3). Ulkus kornea yang luas memerlukan penanganan yang tepat dan cepat
untuk mencegah perluasan ulkus dan timbulnya komplikasi seperti desmetokel, perforasi,
endoftalmitis, bahkan kebutaan(1,2,3,4). Ulkus kornea yang sembuh akan menimbulkan
kekeruhan kornea dan merupakan penyebab kebutaan urutan kedua di Indonesia(1). Insidensi
ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3 per 100.000 penduduk di Indonesia, sedangkan predisposisi
terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi karena trauma, pemakaian lensa kontak, dan kadangkadang tidak diketahui penyebabnya(1). Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan klinis
yang baik dibantu slit lamp, sedangkan kausanya atau penyebabnya ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan mikroskopik dan kultur.
Tujuan penatalaksanaan ulkus kornea adalah eradikasi bakteri dari kornea, menekan
reaksi peradangan sehingga tidak memperberat destruksi pada kornea, mempercepat
penyembuhan defek epitel, mengatasi komplikasi, serta memperbaiki tajam penglihatan.(1,4) Hal
tersebut dapat dilakukan dengan pemberian terapi yang tepat dan cepat sesuai dengan kultur serta
hasil uji sensitivitas mikroorganisme penyebab.(1,3,4) Prognosis ulkus kornea tergantung pada
tingkat keparahan dan cepat lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme
penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi yang timbul.(5,6,7) Ulkus kornea yang luas
memerlukan waktu penyembuhan yang lama, karena jaringan kornea bersifat avaskuler.

Penyembuhan yang lama mungkin juga mempengaruhi ketaatan penggunaan obat. Dalam hal ini,
apabila ketaatan penggunaan obat terjadi pada penggunaan antibiotik maka dapat menimbulkan
masalah baru, yaitu resistensi. Demikian akan dilaporkan sebuah kasus seorang laki-laki dengan
ulkus kornea di bangsal RSUD Ulin Banjarmasin.

LAPORAN KASUS

I.

IDENTITAS

Nama

Tn. S

Umur

38 tahun

Jenis Kelamin

Laki-laki

Agama

Islam

Alamat

Ds. Purwodadi RT 16

MRS

21-12-2013

RMK

812598

II.

ANAMNESA

Dilakukan autoanamnesa dengan penderita


III.

KELUHAN UTAMA

Sakit mata kiri


IV.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Sejak 1 minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit penderita mengeluh sakit pada

mata sebelah kiri, sakit yang dirasakan terjadi setelah mata kiri pasien terkena debu dari kelapa
sawit. Penderita menggosok gosok mata tersebut setelah terkena debu kelapa sawit. Kemudian
mata menjadi merah, 3 hari SMRS pada mata kiri pasien keluar nanah dan terasa sakit. Tidak ada
keluhan gatal pada mata kiri, dan sekarang mata kiri pasien kabur saat melihat, hanya bisa
melihat cahaya.

VI.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien tidak pernah megeluhkan keluhan yang sama.


.
VII.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Tidak ada riwayat hipertensi, asma ataupun diabetes di dalam keluarganya.


V.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum

Tampak sakit ringan

Tanda Vital

Tekanan Darah

120/80 mmHg

Nadi

Respirasi

20x/mnt

T : 36,5C

Kesadaran

Komposmentis

Pemeriksaan Mata

Status lokalis

Mata Kanan

Mata Kiri

5/5

Visus

1/2

Koreksi

Tdl

Skiaskopi

Tdl

Sejajar, di tengah

Bulbus Oculi

Sde

80 x/mnt

(-)

Paresis/Paralisis

Hitam

supercilia

Hitam

Hiperemis(-),edema(-)

palpebra superior

Hiperemis(+),edema(-)

Hiperemis(-),edema(-)

palpebra inferior

Hiperemis(+),edema(-)

Hiperemis(-),sekret(-)

konjungtiva palpebra

Hiperemis(+),sekret(+)

Hiperemis(-),sekret(-)

konjungtiva fornices

Hiperemis(-),sekret(-)

konjungtiva bulbi

Hiperemis

Sklera

Jernih

Kornea

Cukup

COA

Coklat

Iris

Jernih

Lensa

Hitam, R/ cahaya(+)

Pupil

(-)

Hiperemis(+),sekret(+)
Hiperemis(+),sekret(+)
Putih
Tertutup lapisan berwarna putih
cukup
Sde
Jernih
Hitam, R/ cahaya (+)

Tdl

Fundus Refleksi

Tdl

Tdl

Corpus Vitreum

Tdl

Tdl

Tens Oculi

Tdl

Normal
Sekret (-)

Sistem Kanalis Lakrimalis


Lain-lain

Normal
Sekret (+)

Diagnosis

Ulkus Kornea OS

Penatalaksanaan

Penderita rawat inap

Levofloxacin 1 tts/jam

Gentamycin EO 3x/hari

Cendotropin0,5% ed 3 x 1 tetes

Ciprofloxacin 2x1 tab

Asam Mefenamat 3x1 tab

Inj. Debekasin 0,5 cc SC /hari

PEMBAHASAN

Pada kasus ini pasien datang dengan keluhan mata sebelah kiri dan penglihatan kabur.
Tidak ada keluhan adanya silau pada mata. Karena kornea memiliki banyak serabut nyeri,
kebanyakan lesi kornea, superfisial, maupun dalam (benda asing kornea, abrasi kornea,
phlyctenulae, keratitisinterstisial), menimbulkan rasa sakit dan fotofobia. Rasa sakit ini
diperhebat oleh gesekan palpebrae (terutama palpebrae superior) pada kornea dan menetap
sampai sembuh. Karena kornea berfungsi sebagai jendela bagi mata dan membiaskan berkas
cahaya, lesi kornea umumnya agak mengaburkan, terutama kalau letaknya di pusat. Meskipun
berair mata dan fotofobi umumnya menyertai penyakit kornea, umumnya tidak ada sekret mata
kecuali pada ulkus bakteri purulen(8).
.Tukak (ulkus) kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian
jaringan kornea. Dikenal dua bentuk pada kornea yaitu sentral dan marginal atau perifer. Tukak
kornea akan memberikan gejala mata merah, sakit mata ringan hingga berat, fotofobia,
penglihatan menurun dan kadang kotor (9). Tukak kornea biasanya terjadi sesudah terdapatnya
trauma enteng yang merusak epitel kornea(9). Pada kasus ini, pasien mengaku kalau sebelum ada
keluhan mata pasien sebelah kiri kemasukan debu, kemudian terasa perih dan digosok-gosok
oleh pasien dengan kedua tangannya. Epitel kornea merupakan sawar yang efisien terhadap
masuknya mikroorganisme ke dalam kornea. Namun sekali kornea ini cedera, stroma yang
avaskuler dan membran Bowman mudah terkena infeksi oleh berbagai macam

organisme,

seperti bakteri, amuba dan jamur( 8). Penyebab tukak kornea adalah bakteri, jamur, amuba dan
herpes simpleks(9). Bakteri yang sering mengakibatkan tukak kornea adalah Streptokokus
alfahemolitikus,

Stafilokokus

aureus,

Moraxella

likuefasiens,

Pseudomonas

aeroginpasiena, Nocardia

asteroides,

Alcaligenes

sp,

Streptokokus

anaerobik,

Streptokokus betahemolitik, Enterobacter hafnae, Proteus sp, Stafilokokus epidermidis, infeksi


campuran aerogen dan Stafilokokus aureus, Moraxella sp dan Stafilokokus aureus, Streptokokus
alfa hemolitik dan Stafilokokus aureus (8). Dari pemeriksaan fisik diketahui bahwa ulkus yang
terbentuk terletak di tengah bola mata kiri (sentral), berbentuk bulat irreguler, infiltrat ada.
Ulkus sentral biasanya merupakan ulkus infeksi akibat kerusakan pada epitel. Lesi terletak
di sentral, jauh dari limbus vaskuler.(8) Tukak kornea akan memberikan kekeruhan berwarna
putih pada kornea dengan defek epitel yang bila diberi pewarnaan fluoresein akan berwarna hijau
di tengahnya. Iris sukar dilihat karena keruhnya kornea akibat edema dan infiltrasi sel radang
pada kornea. Biasanya kokus gram positif, staphilococcus aureus dan streptokokus pneumonia
akan memberikan gambaran tukak yang terbatas, berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih
abu-abu pada tukak yang supuratif. Bila tukak disebabkan jamur maka infiltrat akan berwarna
abu-abu dikelilingi infiltrat halus disekitarnya (fenomena satelit). Dari gejala dan ciri-ciri klinis
yang terlihat diduga ulkus yang terbentuk tersebut disebabkan oleh bakteri. Namun demikian
untuk memastikan diagnosis diperlukan pemeriksaan penunjang lain seperti kultur dan
pemeriksaan mikroskopik. Pemeriksaan jamur dilakukan dengan sediaan hapus Pengobatan
umumnya untuk tukak kornea adalah siklopegik, antibiotika yang sesuai topikal dan
subkonjungtiva, dan pasien dirawat bila mengancam perforasi. Secara umum tukak diobati
sebagai berikut :

Tidak boleh dibebat, karena akan menaikkan suhu sehingga akan berfungsi sebagai

inkubator
Sekret yang terbentuk dibersihkan 4 kali sehari
Diperhatikan kemungkinan terjadinya glaukoma sekunder
Debridement sangat membantu penyembuhan
Diberi antibiotika yang sesuai dengan kausa yang memakai larutan KOH

PENUTUP

Telah dilaporkan suatu laporan kasus seorang laki-laki dengan ulkus kornea sentral mata
kiri. Dari gejala dan tanda klinis diduga penyebab ulkus adalah bakteri. Pasien di rawat inap di
bangsal dan diterapi dengan pemberian kombinasi antibiotik topikal dan sistemik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sitompul R, Mardiono M, Fatma A, Soedarman Arah Penatalaksanaan Ulkus Kornea


Bakteri.Perdami Jaya, Jakarta, 1999; hal 25-35.
2. Kunimoto D Y, Corneal Ulceration in the elderly in Hyderabad, South India.
Ophthalmology, January 2000 Vol. 84: 554-598.
3. Mohammadpour M, Mohajernezhadfard Z, Khodabande A, Vahedi P.Antibiotic
Susceptibility Patterns of Pseudomonas Corneal Ulcers in ContactLens Wearers. Middle
East Afr J Ophthalmol. 2011; 18(3): 228234.
4. .Smolin G, and Thaft RA. Bacterial Disease, The Cornea, Little Brown andCompany
Bpasienton/ Toronto, 1983.
5. Douglas J R and Maric F P. Infectious Corneal Infiltrate, The Wills Eye Manual.
Lippincott William, Philadelphia, 1999.
6. Singh R, Umapathy T, Abedin A, Eatamadi
Choroidaldetachment

in

perforated

corneal

H, Maharajan S, Dua HS.


ulcers:

frequency

and

management.Ophthalmology,Br J Ophthalmol. 2006; 90(9): 11111114.


7. Srinivasan M, Lalitha P, Mahalakshmi R, Prajna NV, Mascarenhas I,Chidambaram JD, et
al .Corticosteroids for Bacterial Corneal Ulcers. Br JOphthalmol. 2009; 93(2): 198202.
8. Vaughan Daniel, Ashbury Taylor: General Ophtalmology (fourteen edition),Lpasien
Altpasien, 2000, lange medical publication.
9. .Ilyas, Sidharta. 1997.Mata Merah dengan Penglihatan Turun Mendadak . IlmuPenyakit
Mata. FKUI, Jakarta.
10. Eko S, Etty. 1998. Kornea Diktat Catatan Kuliah ilmu Penyakit Mata I. Studentof
Medicine Press, Banjarmasin.

You might also like