You are on page 1of 18

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Personal Hygiene


Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang
sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan
mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu
sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal
yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial,
keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan serta
tingkat perkembangan (Wartonah, 2006).
Penyebab seseorang sakit, biasanya karena masalah kebersihan
kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah
kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum
(Hidayat, 2009).

Terjemahan : Diriwayatkan dari Saad bin Abi Waqas dari


bapaknya, dari Rasulullah saw. : Sesungguhnya Allah SWT itu suci
yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai
kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha
Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempattempatmu (HR. Tirmizi)
Kebersihan, kesucian, dan keindahan merupakan sesuatu yang
disukai oleh Allah SWT. Jika kita melakukan sesuatu yang disukai
oleh Allah SWT, tentu mendapatkan nilai di hadapan-Nya, yakni
berpahala. Dengan kata lain, Kotor, jorok, sampah berserakan,
lingkungan yang semrawut dan tidak indah itu tidak disukai oleh Allah
SWT. Sebagai hamba yang taat, tentu kita terdorong untuk
melakukan hal-hal yang disukai oleh Allah SWT.
1. Pengertian Personal Hygiene
Personal hygiene merupakan suatu pengetahuan tentang
usaha-usaha kesehatan perorangan. Personal hygiene berasal dari
bahasa yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene
berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk
memelihara

kebersihan

dan

kesehatan

seseorang

untuk

kesejahteraan fisik dan psikis (Wartonah, 2006).


2. Macam-macam personal hygiene adalah :
a. Kebersihan kulit kepala dan rambut
Kulit kepala adalah bagian terluar yang menyelubungi batok
kepala, seperti halnya kulit pada umumnya, kulit kepala
mengandung kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan
kelenjar palit (glandula sebasea) kedua kelenjar ini aktif
berproduksi. Rambut merupakan organ yang melindungi kulit,

10

rambut terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang terbenam


dalam kulit (akar rambut) dan bagian yang terdapat di luar kulit
(batang rambut). Kepala dan rambut memberi kenyamanan
pada seseorang, hal ini tentu saja mampu mendukung proses
interaksi dengan orang-orang di sekitarnya. Rambut dan kepala
yang tidak terawat akan mengakibatkan ketombe dan gatalgatal, akibat lanjut adalah infeksi kulit kepala yang diakibatkan
oleh garukan. Hal ini tentu saja mengganggu tidak hanya
kesehatannya tapi juga rasa percaya diri seseorang (Djuanda,
2007).
Cara Perawatan Rambut dan Kepala sebagai berikut :
1) Bersihkan rambut dengan shampoo secara rutin
(minimal 2x/mg)
2) Potong dan sisir rambut agar terlihat rapi
Ciri-ciri Rambut dan kulit kepala yang sehat yaitu :
1)
2)
3)
4)
5)

Tidak berminyak
Tidak ada ketombe / kutu
Tidak kusam
Tidak mudah tercabut atau rontok
Tidak kering dan bercabang.

b. Kebersihan kuku kaki dan tangan


Kuku merupakan adneksa kulit yang mengandung lapisan
tanduk yang terdapat pada ujung-ujung jari tangan dan kaki,

11

gunanya selain untuk membantu jari memegang juga digunakan


sebagai cermin kecantikan dan kebersihan. Kebersihan kuku
harus dirawat dengan cara memotong kuku minimal sekali
seminggu, mencuci tangan setelah BAB dan BAK, mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan serta setelah bekerja. .
Menurut Beneson (1990) kuku dipotong minimal sekali seminggu
sehingga kuku tidak panjang. Selain itu mencuci tangan dengan
sabun dan air segera setelah BAB dan BAK untuk menghindari
invasi E.coli yang banyak terdapat pada feses (Santoso, 1998).
Kuku dianggap sebagai tambahan pada kulit. dan kuku,
adalah sel epidermis yang berubah. Bagian kuku yang terbenam
di dalam kulit disebut akar kuku (nail root) dan ia tertanam di
dalam palung kuku. Bagian kuku yang terbuka di atas dasar
jaringan lunak kulit pada ujung jari adalah badan kuku (nail
plate). Dan yang paling ujung adalah bagian kuku yang bebas.
Kuku tumbuh dari akar kuku dengan kecepatan tumbuh kira-kira
1 mm perminggu (Djuanda, 2007).
Memotong kuku sangat dianjurkan karena berkaitan erat
dengan kesehatan, baik tangan maupun kaki. Kuku merupakan
tempat bersarangnya kuman dan bakteri, sehingga penyakit
cacingan dapat disebabkan karena jalan masuknya adalah
melalui kulit di bawah kuku, apalagi kuku kaki yang langsung
berhubungan dengan permukaan tanah. Oleh karena itulah

12

dianjurkan memakai alas kaki saat bekerja apalagi bekerja di


tempat yang sangat berisiko terkena penyakit kulit seperti di
tempat pembuangan sampah dan lain-lain. Merawat kuku kaki
sangat penting, sama pentingnya dengan merawat kuku tangan.
Kuku dapat berbahaya bila panjang, karena tanpa sadar dapat
melukai anggota badan lainnya (Anneahira, 2010).
Sejak kecil kita selalu diajarkan untuk menjaga kebersihan
kuku dengan memotong secara berkala. Namun, merawat kuku
kaki dan kuku tangan sering disepelekan oleh banyak orang. Hal
tersebut disebabkan karena banyak di antara kita sering lalai
menjaga kebersihan kuku.

Sering menggigit kuku, malas

memotong kuku, membersihkan kuku dari kotoran, apalagi


memperhatikan kuku kaki yang sering terabaikan karena
letaknya berada di bawah dan sering tertutupi oleh kaos kaki
(Anneahira, 2010).
c. Kebersihan kulit seluruh tubuh
Kulit merupakan salah satu pintu masuknya kuman-kuman
penyakit ke dalam tubuh sehingga setiap saat harus dibersihkan.
Badan yang tidak pernah dibersihkan akan tampak kotor dan
akan terinfeksi berbagai macam penyakit kulit. Kotoran pada kulit
sebagian besar terdiri dari keringat yang telah mengering, debu
yang melekat dan sisa-sisa pelepasan epidermis yang tidak
disadari. Kotoran-kotoran ini harus dibersihkan sebab kotoran
dapat menutupi pori-pori kulit sehingga menjadi lembab dan

13

merupakan tempat yang paling baik untuk berkembangbiaknya


mikroorganisme

penyebab

penyakit

kulit.

Kelainan

kulit

merupakan reaksi tubuh terhadap mikroorganisme tertentu


seperti bakteri, parasit, jamur, atau peristiwa alam tertentu
(Mansjoer, 2000).
Cara menjaga kebersihan badan dengan cara mandi
menggunakan sabun mandi secara rutin minimal 2 kali sehari
(bila perlu lakukan lebih sering bila kerja ditempat kotor/banyak
berkeringat),

Untuk

menjaga

kesehatan

kulit

dengan

menggunakan bedak anti jamur, 2x sehari pagi dan malam


sehabis mandi untuk pengobatan dan cukup 1x sehari di pagi
hari untuk pencegahan (Abdimasnurilhami, 2009).
d. Kebersihan pakaian
Mencuci pakaian yang teratur penting untuk menjaga
kebersihan dan penampilan perorangan yang baik. Juga dapat
mencegah penyakit yang terkait dengan hygiene seperti skabies,
kurap, trakoma, dan konjungtivitis.
Pakaian banyak memberi pengaruh pada kulit, pakaian kotor
akan menimbulkan penyakit misalnya gatal-gatal pada badan
dan tidak nyaman dipakai. Pakaian juga harus selalu dibersihkan
karena pakaian banyak memberi pengaruh terhadap kulit,
sebaiknya gunakan pakaian yang bersih dan rapi (pakaian
diganti 1 x/hari atau bila pakaian sudah kotor/basah), mengganti
baju/pakaian setelah bekerja. Bila terkena jamur kulit, lakukan
mandi seperti biasa, hindari penggunaan pakaian, handuk,

14

selimut, sabun mandi, dan sarung secara bersama-sama, hindari


penggunaan pakaian yang lembab/basah (karena keringat/sebab
lain),

dan

bila

perlu

gunakan

obat

anti

jamur

kulit

(Abdimasnurilahami, 2009).
3. Tujuan perawatan personal hygiene
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
d. Mencegah penyakit
e. Meningkatkan kepercayaan diri seseorang
f. Menciptakan keindahan
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang
semuanya

pada

seseorang

memerlukan

uang

untuk

menyediakannya.
c. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya

pada pasien penderita Diabetes Melitus ia harus

selalu menjaga kebersihan kakinya (Tarwoto, 2006).


d. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk
tertentu dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun,
shampo, dan lain-lain.
e. Kondisi fisik

15

Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat


diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya (Hidayat,
2009).
5. Dampak yang sering timbul pada masalah Personal Hygiene
a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang
karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan
baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan
integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi
pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal
hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan
dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi social (Hidayat, 2009).
B. Tinjuan Umum Tentang Kulit
1. Pengertian Kulit
Kulit merupakan organ terluas penyusun tubuh manusia yang
terletak paling luar dan menutupi seluruh permukaan tubuh.
Karena letaknya paling luar, maka kulit yang pertama kali
menerima rangsangan seperti rangsangan sentuhan, rasa sakit,
maupun pengaruh buruk dari luar (Wijayakusuma, 2010).
2. Anatomi Kulit
Secara histologis kulit tersusun atas :
a. Lapisan epidermis yang dibentuk oleh 5 lapisan sel yaitu
1. Stratum korneum (lapisan tanduk) lapisan kulit yang paling
luar
2. Stratum lusidum berada langsung di bawah stratum
korneum, jelas nampak pada telapak tangan dan kaki.
3. Stratum spinosum jelas pada telapak tangan dan kaki.
4. Stratum granulosum

16

5. Stratum basale
b. Lapisan dermis
Lapisan ini jauh lebih tebal daripada epidermis, terbentuk
oleh jaringan elastik dan fibrosa dengan kelenjar dan rambut
sebagai adneksa kulit.
c. Lapisan subkutis
Lapisan ini merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas
jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak.
3. Fisiologi Kulit
Kulit mendukung penampilan dan kepribadian seseorang dan
menjadi ciri berbagai tanda kehidupan seperti ras, dan bangsa,
juga merupakan indikator kesehatan, kemakmuran dan kebiasaan
(Amiruddin, 2006).
4. Fungsi kulit antara lain :
a. Proteksi tubuh
b. Pengaturan temperature tubuh
c. Pengeluaran pembuangan air
d. Sensasi dari stimulus lingkungan
e. Membantu keseimbangan air dan elektrolit
f. Memproduksi dan mengabsorpsi vitamin D.
5. Jenis Kulit
Pada dasarnya kulit digolongkan dalam 4 jenis yaitu :
a. Kulit normal
Merupakan suatu keadaan dimana tidak ada lesi yang
nampak atau perasaan yang tidak nyaman, yang merupakan
hasil dari berbagai proses biologis yang terjadi secara terus
menerus yang menghasilkan suatu keadaan yang seimbang
dari kelembutan, elastisitas dan warna. Untuk kulit yang terlihat
dan terasa normal harus mempunyai kandungan air antara 1015 %.
b. Kulit kering

17

Kulit kering ditandai dengan perasaan kaku, terasa kasar


dan tampak pecah-pecah. Kulit kering dapat timbul dari kulit
normal atau kadang-kadang dari kulit yang berminyak akibat
pengaruh factor-faktor yaitu radiasi matahari, pajanan cuaca
yang kuat, seperti dingin, panas, angin dan kekeringan,
pajanan bahan kimia seperti deterjen, dan berbagai obat seperti
retinoid.
c. Kulit berminyak
Keadaan ini terlihat pada waktu pubertas dan dewasa muda
yang meliputi bagian atas tubuh dimana pada daerah tersebut
banyak mengandung kelenjar sebasea/minyak.
d. Kulit campuran
Suatu keadaan dimana kulit berminyak letaknya
berdampingan dengan kulit kering, misalnya pada daerah
dahidan hidung yang berminyak berdampingan dengan daerah
pipi dan dagu yang kering. Kulit campuran ini merupakan
perpaduan antara ketiga jenis kulit diatas (Amiruddin, 2003).
Semua fungsi kulit pada manusia berguna untuk
mempertahankan kehidupannya sama seperti organ tubuh lain
(Tarwotoh, 2006).
Salah satu penyakit kulit yang biasa timbul akibat
kurangnya personal hygiene yaitu dermatitis. Dermatitis adalah
peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon
terhadap pengaruh faktor eksogen dan faktor endogen yang
menimbulkan kelainan klinis berupa edema dan keluhan gatal.
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen)
misalnya bahan kimia seperti detergen, fisik seperti sinar, suhu

18

dan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur, serta faktor dari


dalam (endogen) misalnya dermatitis atopik. Pada umumnya
penderita dermatitis mengeluh gatal dan pengobatan yang
tepat didasarkan kausa yaitu menyingkirkan penyebabnya, jadi
pengobatannya

bersifat

menghilangkan/mengurangi

simtomatis
keluhan

yaitu
dan

dengan

gejala

dan

menekankan peradangan.
Dermatitis kontak ialah dermatitis yang disebabkan oleh
bahan / substansi yang menempel pada kulit. Ada dua macam
dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis
kontak alergi keduanya dapat bersifat akut maupun kronis
(Sularsito & Djuanda, 2007).
Dermatitis kontak iritan (DKI) adalah suatu reaksi
peradangan setempat yang bukan imonologis/nonimonologik
pada kulit sesudah mendapat paparan iritan baik satu kali
maupun berulang, dermatitis kontak iritan bentuk paling lazim
dari penyakit kulit akibat kerja (DAK). Lebih dari 80% dari
seluruh kasus mengenai daerah kulit yang terpapar seperti
tangan dan lengan bawah. Sedangkan dermatitis kontak alergi
(DKA) adalah dermatitis yang terjadi akibat pajanan ulang
dengan bahan dari luar yang bersifat antigenik yang sama atau
mempunyai struktur kimia serupa, pada kulit seseorang yang
sebelumnya telah tersensitasi. Bahan-bahan yang paling sering
menyebabkan sensitisasi (alergen) adalah pakaian, sepatu,

19

plester dan bahan-bahan perekat, parfum, kosmetik, macammacam minyak, bahan pewarna organik, cat pestisida, logamlogam (krom, nikel, kobalt), tanaman dan kayu, bahan-bahan
anti mikroba dan karet (Amiruddin, 2003).
Kerusakan pada kulit merupakan hasil dari penyebab yang
bermacam-macam. Jenisnya pun bermacam-macam seperti
ruam-ruam akibat campak, demam scarlet, campak jerman,
kudis dan infeksi-infeksi lainnya. Kebanyakan kerusakan kulit
ada hubungannya dengan periode kedewasaan seseorang
yang mudahnya disebut

acne vulgaris (jerawat) atau

berkenaan dengan bintil-bintil disertai titik hitam. (Stephen Lie,


2005).
Macam-macam penyakit kulit lainnya yaitu :
1. Acne Vulgaris (Jerawat)
Acne vulgaris (jerawat) merupakan kelainan folikuler
umum yang mengenai folikel pilosebasea (folikel rambut)
yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka,
leher serta

badan

bagian

atas. Ujung jerawat atau

pembengkakan sebesar kacang akan muncul dengan titik


nanah putih kecil di bagian tengahnya. Ujung jerawat
berwarna hitam yang seringkali diikuti oleh bintik-bintik. Kulit
disekitar ujung yang hitam atau bintil-bintil menjadi meradang
dan

merah.

Akne

ditandai

dengan

komedo

tertutup

20

(whitehead), komedo terbuka (black head). Akne merupakan


kelainan kulit yang paling sering ditemukan pada remaja dan
dewasa muda di antara usia 12 dan 35 tahun. Laki-laki dan
perempuan terkena sama banyaknya, dengan insidensi
tertinggi antara usia 14 dan 17 tahun untuk anak perempuan
serta antara usia 16 dan 19 tahun untuk anak laki-laki. Ujung
jerawat atau pembengkakan sebesar kacang akan muncul
dengan titik nanah putih kecil di bagian tengahnya. Ujung
jerawat berwarna hitam yang seringkali diikuti oleh bintikbintik. Kulit disekitar ujung yang hitam atau bintil-bintil
menjadi meradang dan merah.
2. Skabies
Skabies adalah penyakit menular akibat infestasi oleh
kutu sarcoptes scabiei yang menimbulkan gatal. Penyakit ini
dapat ditemukan pada orang-orang miskin yang hidup
dengan kondisi higiene di bawah standard sekalipun juga
sering terdapat diantara orang-orang yang sangat bersih.
Skabies sering dijumpai pada orang-orang yang seksual
aktif. Namun demikian, infestasi parasit ini tidak bergantung
pada

aktivitas

seksual

karena

kutu

tersebut

sering

menjangkiti jari-jari tangan, dan sentuhan tangan dapat


menimbulkan infeksi. Pada anak-anak tinggal semalaman
dengan teman yang terinfeksi atau saling berganti pakaian
dengannya dapat menjadi sumber infeksi. Gejalanya sangat

21

bervariasi sehingga kadang menjadi sulit dalam membuat


diagnosis, sehingga perlu diketahui teknik diagnostik yang
benar, daerah yang biasa terkena skabies yaitu sela jari
tangan/kaki, pergelangan tangan, ketiak, sekitar pusar, paha
bagian dalam, genitalia pria dan bokong. Pada bayi yaitu
kepala, telapak tangan dan kaki .
3. Pedikulosis (infeksi kutu)
Infestasi kutu mengenai segala usia. Ada tiga varietas
kutu yang menjangkiti manusia, yaitu : pediculus humanus
capitis (tuma atau kutu kepala), pediculus humanus
corporis (kutu badan) dan phthirus pubis (kutu kemaluan).
Kutu merupakan ektoparasit

karena hidup pada bagian

tubuh hospesnya. Kutu tersebut bergantung nutrisinya pada


hospes dengan mengisap darah manusia kurang lebih lima
kali sehari. Kutu manusia menyuntikkan getah pencernaan
dan ekskretanya ke dalam kulit yang menimbulkan rasa
gatal yang hebat.
4. Kadas
Kadas adalah hasil invasi kulit yang disebabkan oleh
jamur dan tentu saja ada beberapa tipe yang berbeda. Kulit
kepala, kulit di antara jari-jari kaki, kuku-kuku jari tangan dan
kaki merupakan daerah yang mudah diserang. Kadangkadang telapak tangan juga diserang dan kulit menjadi lunak
dan meradang.
5. Hives (Urticaria)

22

Hives adalah gatal-gatal dengan bintik-bintik merah,


bengkak dan bernanah. Hives merupakan reaksi pada kulit
yang mempunyai sensitivitas terhadap beberapa zat protein
yang

asing. Hives

tidak

lain

pembengkakan, seperti

pelepuhan yang panjang, berisi cairan kekuningan dan bisa


menyebar ke seluruh bagian tubuh. Paling sering muncul
pada kaki, bagian belakang leher, pantat, permukaan
sebelah luar paha.
6. Herpes
Herpes disebabkan karena virus yang menyebabkan
sakit panas, atau lepuhan-lepuhan karena demam pada
wajah (terutama di bibir), kadang-kadang juga pada genitalia
atau alat kelamin.
Herpes zoster (shingles, cacar monyet) merupakan
kelainan

inflamatorik

viral

dimana

virus

penyebabnya

menimbulkan erupsi vesikuler yang nyeri disepanjang


distribusi saraf sensorik dari salah satu atau lebih ganglion
posterior. Infeksi ini disebabkan oleh virus varisela, yang
dikenal sebagai
diasumsikan

virus

sebagai

varisela zoster. Herpes zoster


keadaan

yang

menggambarkan

reaktivasi virus varisela (penyakit cacar air) yang laten dan


mencerminkan penurunan imunitas (Brunner & Suddarth,
2001).
7. Biang Keringat
Seringkali kulit menjadi iritasi karena keringat berlebih
sesudah kena panas. Memakai pakaian yang berlebihan di

23

udara

panas

merupakan

penyebab

yang

menunjang.

Peradangan sering terjadi pada lipatan-lipatan kulit di sekitar


leher dan di bawah buah dada, tetapi juga kadang-kadang
pada dada dan punggung serta di antara paha. Kulit menjadi
berwarna merah, lepuhan-lepuhan tipis dengan cairan
bening. Rasa gatal dan terbakar menjadi semakin hebat.
Mencegah

kontak

permukaan

kulit

akan

memberikan

kesempatan bagi daerah yang terbakar menjadi sembuh.


Kesembuhan dari iritasi terjadi pada kulit mati yang
mengelupas. Kebersihan yang luar biasa sangatlah penting
untuk semua kulit yang terkena iritasi karena jaringan yang
rusak

memberikan

peluang

bagi

kuman-kuman

yang

berbahaya.
8. Kutil (Verucce vulgaris)
Tidak ada bukti bahwa kutil disebabkan oleh virus, tetapi
mayoritas

pendapat

medis

sekarang

cenderung

berpandangan bahwa ada virus khusus yang menjadi


penyebabnya. Kutil paling sering terjadi pada tangan, wajah,
telapak kaki dan pada leher. Kutil biasa disebut dengan
verucce vulgaris yaitu benjolan keras berwarna kuning
keabu-abuan atau kecoklat-coklatan pada kulit dengan
ukuran yang berbeda-beda. Kutil tumbuh dan menyebar
dengan

cepat

atau

tetap

terisolasi

dan

berrhentii

berkembang atau sering tanpa perawatan khususpun tidak

24

muncul lagi. Apabila kutil-kutil itu besar atau rusak perawatan


terbaik adalah dengan membuangnya dengan operasi kecil.
Metode

baru

perawatan

adalah

tindakan

sederhana

membersihkan dengan air dingin setiap setengah jam sekali


(Stephen, Lie, 2005).
9. Dermatitis herpetiformis
Dermatitis herpetiformis (HA) merupakan suatu penyakit
autoimun yang relative sering, biasanya terjadi pada dewasa
muda dengan tanda khas ditemukannya deposit IgA granular
pada

bagian

atas

papilla

dermis

kulit.

Dermatitis

herpetiformis pertama kali diuraikan oleh Louis Duhring


(1884)

dari

University

of

Pennsylvania.

Dermatitis

herpetiformis ditandai dengan rasa gatal yang hebat, bersifat


kronis, erupsi berupa papulovesikuler yang tersebar secara
simetris pada permukaan ekstensor.
10. Dermatitis atopik
Dermatitis atopik adalah suatu penyakit peradangan pada
kulit yang bersifat kronik residif, sangat gatal, kebanyakan
terjadi pada bayi dan anak-anak dengan riwayatatopi pada
individu atau keluarganya (asma, rhinitis alergi, konjungtivitas
alergi dan DA) serta ditandai lesi eritem, ekskoriasi dan
likenifikasi

pada

tempat-tempat

predileksi. Holgate

dkk,

menemukan prevalensi dermatitis atopik tertinggi pada usia


< 6 tahun, sedang asma < 10 tahun. Anak yang menderita
dermatitis atopik pada usia 1-2 tahun, cenderung menderita
asma pada usia sebelum 5 tahun. Sekitar 50% anak dengan

25

dermatitis atopik dikemudian hari akan menderita asma.


Dilaporkan setengah

penduduk Amerika

memperlihatkan

insidens atopi (dari hasil tes kulit yang positif) dan diduga
sedikitnya 10% dari anak-anak yang menderita dermatitis
atopik. Dari semua bayi-bayi di Amerika 1-3%, Skotlandia 3040% anak-anak yang berkunjung ke dokter kulit anak. Di
Amerika Utara kurang lebih 1% anak-anak yang berkunjung ke
dokter anak menderita atopi. Di Indonesia data pasti tentang
penyakit ini belum ada, akan tetapi dari data RSCM Jakarta
menunjukkan bahwa jumlah kasus cenderung memperlihatkan
suatu peningkatan setiap tahunnya 1996 0,8% pada usia
kurang 1 tahun meningkat menjadi 2,2% tahun 1997
sedangkan usia 1-4 tahun 3,3% meningkat menjadi 5,4%.
Penyebab DA sampai saat ini masih belum diketahui
dengan

pasti

tetapi

telah

ditemukan

adanya

berbagai

gangguan fisiologi dan imunologis. Selain itu juga telah


diketahui bahwa berbagai factor ternyata dapat mempengaruhi
perjalanan penyakit seperti allergen makanan dan hirup, infeksi
bakteri, bahan iritan, iklim, emosi serta stress fisis (Amiruddin,
2003).

You might also like