You are on page 1of 2

Medscape

Mallory-Weiss syndrome ditandai dengan perdarahan di mukosa saluran cerna bagian atas pada
bagian mukosa gastroesophageal junction atau cardia gaster. Pada tahun 1929, pasien MalloryWeiss syndrome menunjukkan gejala muntah diikuti dengan konsumsi alkohol tinggi. Umumnya
mengenai penderita berumur 40-50 tahun dan kebanyakan mengenai pria dibandingkan wanita
dengan rasio 3:1.
Etiologi
Hernia hiatus merupakan factor predisposisi dan ditemukan sekitar 35-100% pada penderita
Mallory-Weiss syndrome.
Patofisiologi
Perdarahan pada Mallory-Weiss syndrome disebabkan karena robeknya mukosa pada
gastroesophageal junction atau cardia gaster. Hal ini terjadi karena adanya tekanan gradient
transmural yang besar, timbul cepat dan transien di sepanjang region junction gastroesophageal.
Mekanisme potensial lainnya dari robekan Mallory-Weiss syndrome adalah prolapse akibat
trauma lambung atas esophagus yang dapat dilihat melalui endoskopi.
Manifestasi klinis

Hematemesis (muntah darah): ditemukan pada semua pasien yang di diagnosis dengan
Mallory-Weiss tear.
Melena (BAB hitam): terjadi pada 10 % pasien yang di diagnosis Mallory-Weiss tear.
Sakit kepala, pusing, atau sinkop
Nyeri perut, dyspepsia (nyeri perut pada daerah epigastric)

Pemeriksaan

Tidak ada pemeriksaan spesifik untuk menentukan penyebab Mallory-Weiss tear

Medscape, 12 Juli 2012


Patofisiologi
Setiap gangguan yang dimulai dengan muntah, dapat menjadi Mallory Weiss tear dan dapat
berkembang sebagai laserasi linear pada gastroesophageal junction karena esophagus
danlambung berbentuk silindris. Bentuk silindris memungkinkan longitudinal tears lebih mudah
terjadi dibandingkan circumferential tears. Tears ini telah terbukti terjadi karena peningkatan
tekanan intragastric yang cepat dan distensi sehingga meningkatkan ejeksi cairan yang kuat
melalui esofagus atau perubahan yang signifikan pada tekanan transgastric karena tekanan
intratoraks negatif dan tekanan intragastrik positif yang menimbulkan distorsi pada cardia
lambung, menyebabkan gastric atau esophageal tear. Selain disebabkan oleh kebiasaan
mengkonsumsi alkohol, Mallory Weiss tears juga sering terjadi pada pasien dengan hiatal
hernia.
Meskipun sebagian besar kasus Mallory Weiss tears bersifat self-limiting, pasien dengan episode
perdarahan yang berat dan berulang membutuhkan terapi perawatan intensif dan intervensi
endoskopi, khususnya pada pasien dengan portal hypotension dan hepatic insufficiency.
Meskipun perdarahan pada saluran pencernaan atas sering dianggap sebagai penyebab sekunder
dari varises, dokter juga harus waspada terhadap potensial terjadinya Mallory Weiss tears.
Medscape, 24 Januari 2013
Faktor risiko
Hiatal hernia merupakan faktor pencetus dan ditemukan pada 35-100% pasien dengan Mallory
Weiss tears. Selain itu, terdapat beberapa faktor pencetus lainnya, seperti retching, muntah,
straining, cegukan, batuk, dan resusitasi kardiopulmoner. Pada sebuah penelitian, 83% pasien
memiliki abnormalitas pada mukosa yang berpotensial menjadi perdarahan atau menyebabkan
retching dan muntah yang akan memicu terjadinya Mallory Weiss tears.
Healthhype
Treatment
Mallory Weiss tears dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun akan lebih
baik jika mengurangi atau menghilangkan faktor-faktor yang dapat memperburuk Mallory Weiss
tears. Hal ini dapat dilakukan dengan pengobatan dan diet.

Pengobatan
Obat-obatan acid-suppressing, seperti proton pump inhibitors (PPIs) dan H2-blockers
untuk mengurangi asam lambung.
Obat-obatan anti-emetic, untuk mengurangi mual dan muntah.
Diet
Tidak ada diet khusus pada pasien Mallory Weiss tears, kecuali pasien memiliki
gastroenteritis.
Pembedahan
Pembedahan jarang dilakukan pada pasien Mallory Weiss tears. Sclerotherapy digunakan
untuk menghentikan perdarahan yang terjadi terus menerus. Terkadang teknik clipping atau
banding juga dilakukan menggunakan endoskopi.

You might also like