Professional Documents
Culture Documents
Skenario A Blok 16
I.
Analisis Masalah
1. Mr. Y, a 40 year old, sailor, was admitted to hospital with hemiptoe. He complained that 6
hours ago he had a severe bout of coughing with fresh blood of about 2 glasses
a. Bagaimana etiologi & klasifikasi hemoptoe?
Etiologi Hemiptoe
sindrom
good
pasture,
idiopathic
pulmonary
Assessment
Mild
Moderate
Massive
Gejala Respiratorik
- Batuk lebih dari 3 minggu
- Dahak (sputum)
- Batuk darah
- Sesak nafas
- Nyeri dada
- Wheezing
Gejala Sistemik
- Demam dan menggigil
- Penurunan berat badan
- Rasa lelah dan lemah (Malaise)
- Berkeringat banyak terutama di malam hari
- Tidak ada nafsu makan (Anoreksia)
- Sakit-sakit pada otot (Mialgia)
2) Laboratorium
a. Kultur sputum
b. Mantoux Test/Tuberkulin Test
Bayangan lesi terletak dilapangan atas paru atau segmen apical lobus bawah
Bayangan berawan (patchy) atau berbercak (nodular)
Adanya kavitas, tunggal, atau ganda
Kelainan bilateral, terutama di lapangan atas paru
Adanya kalsifikasi
Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian
Bayangan milier
4. bagaimana DD?
Indikator
Kasus
Tb paru
Pneumonia
Bronkietaks
Karsinoma
(typical)
is
bronkogenik
Hemoptisis
Demam
Ringan
Ringan
Tinggi
Tinggi,
Ringan
(subfebris) (subfebris
berulang
Sesak napas
)
+
BB,
anoreksia
Productive
cough
Pembesaran
kelenjar limfe
WBC
infiltrat
Konsolidasi
Kista-kista
Nodul soliter
Gambaran Infiltrate
Radiologi
basis paru
paru
gambaran
atau
apeks
sarang
lesion
paru
tawon,
bronchovasc
ular marking
coin
II.
Learning Issue
Sistem imun
ditangkap oleh sistem pertahanan mukosilier bronkus dan masuk ke alveoli. Di dalam
alveoli kuman ditangkap makrofag alveoli, kuman akan bermultiplikasi hingga mencapai
jumlah tertentu yang akan mengaktivasi sel
limfosit T. Antigen kuman
dipresentasikan oleh Major
histocompatibility complex class I
(MHC I) ke sel CD8 dan oleh
MHC II ke sel CD4. Sel CD4
terdiri atas Th1 dan Th2 yang
masing-masing menghasilkan
sitokin yang berperan dalam sistem
imunitas. Respon imunitas pada infeksi
M. Tb meliputi cell mediated immunity (CMI)
dan delayed type
hypersensitivity (DTH), kedua respon
imunitas tersebut bertujuan untuk melokalisisr infeksi dan membunuh M. Tb.
Pada individu normal terjadi keseimbangan yang rentan antara imunitas host dan M. Tb.
Sel CD4 dan makrofag sangat berperan dalam respon imunitas terhadap M. Tb. Infeksi
HIV menyebabkan depresi dan disfungsi progresif sel CD4 dan defek pada fungsi
makrofag. Akibatnya pasien HIV mempunyai risiko tinggi untuk reaktivasi TB laten
menjadi TB aktif dan peningkatan risiko terinfeksi baru TB. Pada infeksi HIV lanjut
kadar CD4 sangat rendah sehingga terjadi gangguan respon imunitas baik CMI dan DTH,
akibatnya replikasi M. Tb meluas tanpa disertai pembentukan granuloma, nekrosis
perkejuan maupun kavitas. Ini menyebabkan diagnosis TB lebih sulit karena gambaran
radiologisnya tidak seperti umumnya penderita TB tanpa HIV.TB diseminata atau TB
ekstra paru sering terjadi tetapi kelainan TB paru masih merupakan kelainan TB yang
lebih sering terjadi.Status HIV negatif meningkatkan risiko berkembangnya TB 5-10%,
sedangkan status HIV positif meningkatkan risiko berkembangnya TB
50%.Dibandingkan individu yang tidak terinfeksi HIV, individu dengan HIV mempunyai
risiko 10 kali lebih besar untuk berkembangnya TB.
Mekanisme dari tipe hipersensitivitas tipe 4 yang disebut reaksi imun seluler lambat
karena diperantarai oleh sel T yang bereaksi selama 24-72 jam. Proses yang terjadi, yaitu:
1. Mycobacterium tuberculosis yang masuk ke dalam tubuh akan difagosit oleh
makrofag (terutama pada alveolus mengingat port dentree Mycobacterium
tuberculosis adalah hidung dan saluran pernapasan).
2. Masuknya Mycobacterium tuberculosis ini diperantarai oleh reseptor manosa
makrofag dan selubung glikolipid-manosa pada Mycobacterium tuberculosis lalu
bakteri ini akan masuk dan memanipulasi endosom makrofag.