Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Umur harapan hidup penduduk suatu Negara sering kali dilihat sebagai salah
satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Demikian juga di Indonesia yang merupakan
salah satu Negara berkembang, dengan perkembangannya yang cukup baik
menyebabkan makin tinggi pula umur harapan hidup masyarakatnya (Darmodjo, 2000).
Hal ini berarti akan bertambah pula jumlah lansia, diseluruh dunia jumlah lanjut usia
diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun
2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat pertambahan
orang lanjut usia lebih kurang 1000 orang per hari.
Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun keatas dan
mengakibatkan timbulnya berbagai masalah kesejahteraan di hari tua, kecuali bila
sebelum umur tersebut proses menua telah terjadi lebih awal dilihat dari kondisi fisik,
mental dan social (Rahardjo, 1994 dikutip oleh Budhi Darmojo, 2000). Menurut dr.S.A
Nuhonni M. Jatim, Sp.RM, proses menua adalah penjumlahan semua perubahan yang
terjadi dengan berlalunya waktu. Perubahan ini menjadi penyebab atau berkaitan erat
dengan meningkatnya kerentanan tubuh terhadap penyakit, karena berkurangnya
kemampuan tubuh dalam proses-proses penyesuaian diri dalam maupun luar tubuh.
Masalah yang umumnya terjadi pada lansia antara lain gangguan penyesuaian,
kehilangan, depresi, gangguan kepribadian dan lain-lain.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007, Jumlah lansia
diIndonesia mencapai 18,96 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 14% di antaranya berada di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, atau yang merupakan daerah paling tinggi jmlah
lansianya. Disusul Provinsi Jawa Tengah (11,16%), Jawa Timur (11,14%), dan Bali
(11,02%).
Dengan meningkatnya populasi lansia akan menyebabkan konsekuensi berupa
besarnya biaya kesehatan karena sifat penyakitnya adalah penyakit degeneratif, kronis
dengan multiple patologi. Keadaan ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
sehari-hari secara mandiri.
Peran perawat dalam meminimalkan atau mengantisipasi masalah kesehatan
pada lansia adalah dengan memberikan asuhan keperawaatan pada lansia baik dalam
keadaan sehat maupun sakit pada tingkat individu maupun kelompok. Fokus asuhan
keperawatan lansia adalah melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan
mengoptimalkan fungsi fisik dan mental.
Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia ( UPT PSLU ) Pasuruan
merupakan salah satu sasaran pelayanan keperawatan yang komprehensif pada lansia
dari individu maupun kelompok. Berkaitan dengan kondisi diatas kami mahasiswa
Program Profesi Ners STIKes Insan Cendekia Medika Jombang ingin menerapkan
konsep asuhan keperawatan pada lansia secara langsung di Unit Pelaksana Teknis
Pelayanan Sosial Lanjut Usia ( UPT PSLU ) Pasuruan pada tanggal 10 November-28
November 2014. Kegiatan ini bertujuan mendapatkan pengalaman secara langsung
untuk menemukan permasalahan yang terjadi pada lanjut usia serta memberikan asuhan
keperawatan baik secara bio-psiko-sosio-spiritual dan kultural.
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan kelompok lanjut usia
dalam kehidupan Panti secara profesional dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan secara komprehensif di UPT PSLU Pasuruan pada tanggal 10 November28 November 2014.
1.2.2.
Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti praktek keperawatan gerontik mahasiswa dapat:
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada kelompok lanjut usia di Unit Pelaksana
Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia ( UPT PSLU ) Pasuruan.
2. Mengidentifikasi masalah kesehatan atau keperawatan yang timbul pada kelompok
lanjut usia yang ada di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia ( UPT
PSLU ) Pasuruan.
3. Membuat rencana strategis untuk memberikan solusi terhadap masalah kesehatan
atau keperawatan yang ada di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia (
UPT PSLU ) Pasuruan, dengan mempertimbangkan sumber daya, dana, sarana dan
prasarana, serta kebijakan pemerintah pusat dan daerah.
4. Melaksanakan rencana strategis untuk mengatasi masalah kesehatan atau
keperawatan pada kelompok lanjut usia yang ada di Unit Pelaksana Teknis
Pelayanan Sosial Lanjut Usia ( UPT PSLU ) Pasuruan.
5. Mengevaluasi hasil implementasi rencana strategis serta membuat kesimpulan dan
saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Konsep Panti
2.1.1 Pengertian
Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia
adalah Unit Pelaksana Tehnis Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur
yang melaksanakan tugas pelayanan, dan bimbingan sosial
bagi lanjut usia terlantar, berdasarkan pada
Peraturan
No.
38
tahun
2007
tentang
pembagian
urusan
Pelayanan
sosial
Lanjut
Usia
mempunyai
tugas
b.
c.
d.
e.
Penyelenggaraan
penyebarluasan
pelayanan tentang
h.
informasi
tentang
kegiatan
penempatan
klien
ke
masing-masing
terlibat
agar
terdapat
kesamaan
persepsi
dan
memilih
dan
menemukenali,
menginfentarisasi
b. Bimbingan sosial.
Bimbingan sosial adalah proses pelayanan yang ditujukan
kepada lanjut usia agar mampu mengembangkan relasi
sosial yang positip dan menjalankan
peranan sosialnya
usia,
psikologis
seperti
adanya
perasaan
rasa
aman,
kegiatan
yang
dilaksanakan
dalam
rangka
hal
harus
menghubungkan
klen
dilakukan.Rujukan
dengan
adalah
pelayanan
lain
proses
yang
TAHAP pelayanan
Proses
PENDEKATA
N AWAL
1.Sosialisasi
2.Identifikasi
/seleksi
3.penerimaa
n
& regestrasi
TAHAP
PENGUNGKAP
AN DAN
PEMAHAMAN
MASALAH
( ASSESMEN )
TAHAP
PERENCANA
AN
PROGRAM
PELAYANAN
TAHAP
MENUJULANSIASEJAHTERA
TUABERGUNADANBERKUALITAS
TAHAP
PASCA
PELAYANAN
1.Evaluasi
2. Terminasi
Kep Mensos
: 4/PRS&
Rujukan
3/KPTS/2007
3.
Pembinaan
2.2.6Ketenagaan
Lanjut
Kebutuhan tenaga di panti
PELAKSANAAN
PELAYANAN
1.Pemenuhan
Kebutuhan Fisik
2.Bimbingan Sosial
3.Bimbingan fisik &
Kesehatan
4. Bimbingan
Psikososial
5.Bimbingan Mental
6. Bimbingan
Ketrampilan
sebaiknya
berimbang antara tenaga
7. Bimbingan
pelaksanaan pelayanan dengan penerima pelayanan.
Tenaga pelaksana yang
Rekreasi & Hiburan
memenuhi persyaratan pendidikan sesuai dengan bidang tenaga, secara umum
ketenagaan dibagi dalam dua bidang yaitu tenaga administrasi dan tenaga
teknis.
Peralatan penginapan
Peralatan makan
Peralatan ketrampilan
Peralatan pembinaan mental spiritual
Peralatan olah raga
Peralatan terapi
Peralatan hiburan
Peralatan pelayanan kesehatan
Teori TentangAging Proses
2.3.1 Pengertian
tahun 1998
setiap
seseorang
orang.
Dalam
mengalami
pengalaman
untuk
sepanjang
kehidupannya,
traumatik
baik
fisik
memperbaiki
atau
mempertahankan
lagi
mekanisme
Pengrusakan
dan
Perbaikan.
2.3.2 Teori tentang Proses menua
a. Teori Biologik Menurut Mary Ann Christ et al. (1993)
Penuaan merupakan proses yang secara berangsur
mengakibatkan
perubahan
yang
kumulatif
dan
Intrinsik
berarti
perubahan
yang
berkaitan
bebas,
fungsi
kekebalan seluler
dan
humoral,
Clock
Menua
terjadi
sebagai
akibat
dari
habis
putarannya
maka,
akan
menyebabkan
yang
perlu
diperhatikan
dalam
menganalisis
mutasi
sel
somatik
adalah
hipotesis
"Error
sebagai
sel
asing
dan
menghancurkannya
daya
serangnya
terhadap
antigen
menjadi
digunakan.
Regenerasi
jaringan
tidak
dapat
Radikal
Bebas
Tidak
stabilnya
redikal
bebas
umur
makin
banyak
terbentuk
radikal
bebas,
kecepatan
kerusakan
jaringan
dan
aktif
dalam
proses
penuaan,
akan
tetapi
dimungkinkan
untuk
memilih
berbagai
cara
adaptasi.
4. Teori Interaksi Sosial (Social Exchange Theory).
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak
pada suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang
dihargai masyarakat. Mauss
Blau
(1964)
mengemukakan
bahwa
interaksi
sosial
mengakibatkan
seseorang
lansia
secara
hal
tersebut,
mempersiapkan
dari
pihak
masyarakat
juga
versus
menguraikan
despair)..
tujuh
Havighurst
jenis
tugas
dan
Duvall
perkembangan
terhadap
pensiun
dan
penurunan
pendapatan
c) Menemukan makna kehidupan
d) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
e) Menemukan kepuasan dalam hidup berkeluarga
f) Penyesuaian diri terhadap kenyataan akan meninggal
dunia
g) Menerima dirinya sebagai calon lansia Joan Birchenall
RN, Med dan Mary E Streight RN (1973) menekankan
perlunya mempelajari psikologi perkembangan guna
mengerti perubahan emosi dan sosial seseorang selama
fase kehidupannya.
Pokok-pokok dalam development theory adalah :
a) Masa tua merupakan saat lansia merumuskan seluruh
masa kehidupannya.
b) Masa tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap
kenyataan sosial yang baru yaitu pensiun dan atau
menduda atau menjanda.
c) Lansia harus menyesuaaikan diri akibat perannya yang
berakhir
dalam
keluarga,
kehilangan
identitas
dan
sampai
urutan
yang
paling
tinggi
dari
perkembangan
kepribadian
dari
seluruh
fase
individu
terdiri
dari
Ego,
ketidaksadaran
digambarkan/diorientasikan
terhadap
dunia
(introvert).
Keseimbangan
sebuah
teori
yang
menggambarkan
dengan
menggunakan
biografi
dan
melalui
sekali
mengkonsep
dalam
kehidupan.
tujuan-tujuan
hidup
Seseorang
yang
mulai
spesifik
dan
terjadinya
pengumpulan
serum
karena
hlangnya
respon
meningkatnya keratin
c. Sistem penglihatan :
spinkter
pupil
timbul
sklerosis
dan
berumur
20
tahun
sehingga
menyebabkan
kapasitas
residu
meingkat,
nafas
berat.
metabolisme
rate
(BMR).
Porduksi
sel
kelamin
berubah
dengan
informasi
matematika
dan
perkataan verbal
b. Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan
psikomotor
terjadi
perubahan
pada
daya
\
LANSIA
Perubahan
biologis/fisik
Perubahan
masukan
nutrisi
Perubaha
n aktifitas
Perubahan
kejiwaan
Perubahan
sosial
Penurunan daya
ingat tingkat
pendidikan
rendah
Sumber
keuangan
menurun
Fungsi
intelektua
l
Fungsi sosial
menurun
kehilangan hub
Penurunan
Demensia
18
fungsi
sendi,otot,pende
G3
Takut
Perasaan
Mudah
ngaran,pengliha MerasaPerasaa
istirahat/tidur
(ansietaas)
tak
marah/tersingg
kurang
n sedih
Dmensia penurunan
cara hidup (masuk
PSTW) Perubaha
n
Membahayakan
diri sendiri
2.5
Gangguan
nutrisi
(kurang
dari
kebutuhan
tubuh)
Gangguan
persepsi
berhubungan
dengan
gangguan
pendengaran / penglihatan.
c. Kurang perawatan diri berhubungan dengan menurunnya
minat dalam merawat diri.
d. Resiko cedera fisik (jatuh) berhubungan dengan penyesuaian
penurunan fungsi tubuh tidak adekuat.
e. Perubahan pola elemenasi berhubungan dengan pola makan
yang tidak efektif, peristaltik lemah.
f. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau
nyeri.
g. Gangguan pola napas berhubungan dengan penyempitan
jalan napas / adanya skrit pada jalan napas.
h. Gangguan mobilisasi berhubungan dengan kekakuan sendi,
atropis serabut otot.
2.5.2 Psikologis-sosial
a. Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan
b.
c.
d.
e.
tidak mampu.
Isolasi sosial berhubungan dengan perasan curiga.
Depresi berhubungan dengan isolasi sosial.
Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak.
Koping
yang
tidak
adekuat
berhubungan
dengan
ketidakmampuan menghilangkan perasaan secara tepat.
19
Menarik dari
sosial
f. Cemas
berhubungan
dengan
sumber
keuangan
yang
terbatas.
2.5.3 Spiritual
a. Reaksi berkabung / berduka berhubungan dengan ditinggal
pasangan.
b. Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan
tak siap dengan kematian.
c. Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang
dialami.
d. Perasaan
tidak
tenang
berhubungan
dengan
ketidak
BAB III
PENGKAJIAN
3.1
gerontik
di
UPT
PSLU
Pasuruan
adalah
panti, latar belakang pendirian panti, misi, visi dan motto panti,
tujuan panti, struktur panti, kapasitas panti, sarana dan
prasarana panti, kegiatan dalam panti, hubungan lintas sektoral
dan lintas sektor, distribusi pendanaan, data kesehatan yang
disajikan dalam bentuk analisa SWOT.
3.2 Identitas Panti
Nama Panti
Pengelola
Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan ini didirikan
pada tanggal 1 Oktober 1979 dengan nama SASANA TRESNA WERDHA ( STW )
"SEJAHTERA" PANDAAN yang pada awalnya melayani 30 orang,
b.
c.
dengan
SK. Mensos
RI
Sejahtera "
Pandaan.
d.
e.
Pada tahun 1988 ketika Departemen Sosial RI Dihapus, panti ini sempat di
kelola melalui Badan Kesejahteraan Sosial Nasional Pusat. Dan pada tahun 2000
pada saat pelaksanaan otonomi daerah diberlakukan maka semua perangkat pusat
termasuk aset-asetnya diserahkan pada Pemerintah Provinsi Jawa Timur, melalui
Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2000. tentang Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur
bahwa Panti Sosial Tresna Werdha
Pelaksana Tehnis
f.
Dinas
Unit
21
Berdasarkan pada Peraturan Gubernur No. 119 tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Panti Sosial
Tresna Werdha Pandaan- Bangkalan berubah menjadi : Unit Pelaksana Teknis
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruandengan jangkauan pelayanan wilayah
Kabupaten Pasuruan dan Kab./Kota sekitarnya ditambah Pelayanan Sosial Lanjut
Usia di Lamongan dengan jangkauan pelayanan wilayah Kabupaten Lamongan dan
Kabupaten sekitarnya
3.4 Visi, Misi, dan Motto Panti
1)
Visi :
Terwujudnya peningkatan taraf kesejahteraan sosial bagi lanjut usia yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Misi :
a. Melaksanakan tugas pelayanan dan rehabilitasi bagi lanjut usia
dalam upaya memenuhi kebutuhan rohani, jasmani dan sosial sehingga
dapat menikmati hari tua yang diliputi kebahagiaan dan ketentraman
lahir batin.
b. Mengembangkan sumber potensi bagi lanjut usia potensial, sehingga dapat
mandiri dan dapat menjalankan fungsi sosial secara wajar.
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam penanganan lanjut usia terlantar.
3)
Motto
Lansia Kreatif dan Energic
3.5 Maksud dan Tujuan
1) Maksud.
Memberikan tempat pelayanan sosial serta kasih sayang terhadap para
Lanjut Usia terlantar ( potensial dan tidak potensial ) dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
2) Tujuan.
a. Terpenuhinya kebutuhan rohani meliputi:
Ibadah sesuai dengan Agama masing-masing, kebutuhan kasih
sayang, peningkatan semangat hidup dan rasa percaya diri.
b. Terpenuhinya kebutuhan jasmani meliputi :
Kebutuhan pokok secara layak ( Sandang, pangan dan papan ),
pemeliharaan kesehatan, pemenuhan kebutuhan rekreatif untuk mengisi
waktu luang
c.Terpenuhinya kebutuhan sosial, terutama bimbingan sosial antar penghuni
panti, pembina maupun dengan masyarakat.
22
3.6 Denah
23
3.7
KEPALA UPT
VISI
Terwujudnya peningkatan
taraf kesejahteraan sosial
bagi lanjut usia yang
bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
MISI
1.
2.
3.
Melaksanakan
tugas
pelayanan dan rehabilitasi bagi
lanjut usia
dalam upaya
memenuhi kebutuhan rohani,
jasmani dan sosial sehingga
dapat menikmati hari tua yang
diliputi
kebahagiaan
dan
ketentraman lahir batin.
Mengembangkan
sumber
potensi bagi lanjut usia potensial,
sehingga dapat mandiri dan
dapat menjalankan fungsi sosial
secara wajar.
Peningkatan
peran
serta
masyarakat dalam penanganan
lanjut usia terlantar.
KASIE. BINJUT.
SUKRISNO, S.Sos.
NIP. 19630323 198303 1
Pekerja Sosial
M. UMAR SAID, S.H.
NIP. 19600711 198303 1
NINUK FIRONIKA
NIP. 19610613 198503 2
RINI ASTUTI SETYOWATI
NIP. 19680921 199303 2
DEWI SENJAYATI
NIP. 19650926 200701 2
INDAH SETIYO WIJAYANTI
NIP. 19790512 201403 2
SARTINI
NIP. 19820930 200901 2
24
PROBO NOEGROHO
NIP. 19630813 198910 1
KHUSNAN MULYADI
NIP. 19600417 200604 1
MARYANI, S.Sos.
NIP. 19650703 198910 2
Staf Binjut.
DARMANTO, A.K.S.
NIP. 19630517 198901 1
SOLIKIN, S.S.T.
NIP. 19670807 199010 1
SUSIAMI, S.Sos.
NIP. 19630812 198603 2
SUPRIANTO NAZULUL,
S.H.
DANNY CAHYADI
ISDIANTORO
DIDIK HARIYANTO
NIP. 19701231 200801 1
ISMAWAN
NIP. 19791106 200901 1
TAUFAN ALMUSTAKIM
NIP. 19700202 200901 1
SITI ALFIAH
NIP. 19831020 200901 2
MOHAMAD TOLIB
NIP. 19670805 201001 1
SAKUR
NIP. 19690831 200801 1
PNS
: 20 orang
PTT
: 8 orang
Selain 21 pegawai tetap, pihak UPT PSLU Pandaan juga merekrut 13 orang
PTT dengan perincian sebagai berikut :
Satpam 2 orang
Perawat : 4 orang
Petugas dapur : 4 orang
Pengasuh staf : 3 orang
Kapasitas Panti
Jumlah lanjut usia berdasarkan kriteria WHO adalah :
1) Usia 60 tahun ke atas : 107 jiwa
Jumlah hunian yang berada di wisma berdasarkan jenis kelamin
Jumlah Hunian
Laki-laki
Perempuan
Nama Wisma
Wisma Teratai
0
8
Wisma Anggrek
8
1
Wisma Kemuning
9
1
Wisma Mawar
0
7
Wisma Cendana
0
10
Wisma Dahlia
7
0
Wisma Perawatan Khusus
1
28
Wisma Seruni
10
0
Wisma Kenanga
0
8
Wisma Melati
1
7
Total
Total hunian
107
Berdasarkan hasil pendataan pada 12 November 2014
3.8.2 METHOD :
A. Pripsip Pelayanan
1. Menghormati harkat & martabat klien
2. Menjaga kerahasiaan
3. Tidak memberikan stigma
4. Tidak mengucilkan
5. Menghindari sikap sensitive
6. Pemenuhan kebutuhan secara tepat
7. Pelayanan secara komprehensif.
8. Menghindari sikap belas kasihan
9. Pelayanan yang cepat dan tepat
10. Pelayanan yang bermutu
11. Pelayanan yang efisien dan efektif
12. Pelayanan yang akuntabel
B. Persyaratan Masuk Panti
a. Laki / perempuan usia 60 tahun keatas
25
b) Bimbingan sosial.
Bimbingan sosial adalah proses pelayanan yang ditujukan kepada
lanjut usia agar mampu mengembangkan relasi sosial yang positip dan
menjalankan peranan sosialnya dalam panti dan dalam lingkungan
sosial masyarakat
c) Bimbingan fisik dan kesehatan.
Merupakan proses pelayanan yang ditujukan menjaga atau
meningkatkan kondisi fisik dan kesehatan lanjut usia, sehingga dapat
melaksanakan peran sosialnya
d) Bimbingan Psikososial.
Merupakan upaya yang dilakukan untuk menciptakan situasi sosial
psikologis seperti adanya perasaan rasa aman, nyaman, tenteram dan
damai
e) Bimbingan Mental Spiritual dan kerohanian.
Merupakan upaya yang dilaksanakan untuk memelihara dan
meningkatkan kondisi mental-spiritual dan kerohanian klien.
f) Bimbingan Ketrampilan.
Merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam
rangka
27
lansia
mudahnya
sumber-sumber
pendukung
bagi
28
Bangunan perumahan
Bangunan panti merupakan bangunan permanen dengan dinding
tembok, lantai keramik, atap genting, ventilasi dan pencahayaan
cukup, yang terdiri dari :
: 11 buah, luas 858m 2
a. Wisma klien
b. Kantor
: 1 buah, luas141,75 m2
c. Aula
d. Musholla
: 1 buah, luas 81 m2
e. Ruang keterampilan
f. Ruang poliklinik
g. Gudang
: 1 buah
h. Pos Penjagaan
: 1 buah, 9 m2
: 1 buah, luas 70 m2
: 1 buah, luas 63 m2
: 1 buah,luas 15 m2
garasi
l. Dapur
: 1 buah
m. Lokal kerja
: 1 buah
n. Ruang Bimbingan
: 1 buah
o. Show room
: 1 buah
29
: disalurkan kekolam
Dapur
: disalurkan ke got
d. Sarana Ibadah
Sarana ibadah berupa 1 buah musholla.
e. Model tempat tidur
Tempat tidur masih ada yang tinggi, lebih dari 30 cm tanpa
pengaman.
f. Lampu penerangan
Lampu penerangan cukup.
g. Lantai rumah
Kondisi lantai baik, kebersihan perlu dijaga untuk mencegah
resiko cedera.
h. Kamar mandi dan WC
Kondisi cukup bersih, belum terdapat pegangan tangan (kecuali
wisma flamboyan, wisma anggrek dan wisma cempaka terdapat pegangan
tangan) untuk menghindari lansia jatuh (cedera).
i. Ruang ketrampilan
Terletak didepan ruang pertemuan, luas ruangan tidak mampu
menampung seluruh lansia.
j. Tempat Olah Raga
Olah raga dilaksanakan di halaman panti setiap hari selasa
kamis pelaksanaan senam dimulai pukul 07.30 WIB.
k. Ruang perawatan khusus
Sudah adanya ruangan khusus bagi perawat yang full obsereasi
pada ruang perawatan khusus. Namun belum maksimal dalam
penggunaannya
l. Ruang makan
Ruang makan bersama belum ada, lansia makan di wisma
masing-masing.
m. Transportasi
Mobil
: 2 buah
Sepeda motor
: 1 buah
n. asrama
Terletak di sebelah barat musholla, yang terdiri dari 16 ruangan
dengan luas 72 m2 yaitu 8 ruangan di lantai 2 dan 8 ruangan dilantai
bawah.
30
o. koperasi
Ruangan ini terletak di sebelah tangga, bagian lantai bawah
sebelah kamar asrama. dengan terdapat kursi yang terletak didepan
koperasi. koperasi ini menjual berbagai barang dagangan misalnya :
softdrink, sabun, mie instan, snack, kopi, gula, dan lain lain.
3.8.4. MONEY
Distribusi pendanaan
a.
Donatur
Donator diperoleh dari lembaga swasta terdiri dari :
a) Organisasi masyarakat
b) Kelompok pengajian
c) Perorangan
d) Perusahaan
Macam donatur :
a) Uang
Donatur berupa uang, dikumpulkan dan penggunaan ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan klien yang kurang dan penambahan sarana
prasarana panti.
b. Dinas sosial
a) Biaya dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur ( APBD )yang diberikan
setiap bulan.
b) Biaya dari pemerintah digunakan untuk DIPA (Daftar Isian Proyek
Anggaran) yang dibentuk oleh panti termasuk gaji PTT.
c) Pembimbing wisma (Pegawai UPTPS) gaji disesuaikan dengan tingkat
golongan masing-masing pegawai.
3.8.5. MARKET
Dalam mengenalkan UPT PSLU kepada masyarakat, pihak panti
menggunakan media social seperti membuat blog, memalui facebook. Selain
itu, upaya pelayanan di panti yang baik mampu meningkatkan pemasaran
panti di masyarakat. Dimulai dari masyarakat lingkungan panti yang
menginformasikan kepada sanak keluarga dan masyarakat diluar panti
lainnya. Selain itu, alur penerimaan klien juga terstruktur. Dimulai dari
identifikasi klien sampai dengan tahap seleksi.
Adanya kerjasama UPT PSLU Pasuruan dengan UPT lain, akan
meningkatkan jumlah klien dengan proses yang lebih cepat karena telah
diproses sebelumnya oleh pihak UPT lain. Adanya lansia dengan
keterampilan tertentu
Jenis keterampilan lansia yang variatif seperti:
31
o Merajut
o Membuat kemucing
o Membuat jampel
o Membuat bros
o Membuat keset, dll
32
termasuk
dalam
indeks
katz
A (kemandirian
dalam
dirinya
masing-masing,akan
tetapi
masih
harus
di
Keluhan
Klien
1
1
Persentase
1/9 = 11,11%
1/9 = 11,11%
Nyeri
Gangguan
penglihatan
Diabetes Melitus
1
1/9 = 11,11%
Hipertensi
1
1/9 = 11,11%
Pegal linu
2
2/9 = 22,22%
Tidak Ada Keluhan
3
3/9 = 33,35%
Jumlah
9
100%
Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari Selasa tanggal 11
November2014
No
1
Sholat di
Musholah
0
Sholat di
Wisma
3
(33,33%)
Tidak
Sholat
6
(66,67%)
9 (100%)
2) Wisma Mawar
Tingkat kemandirian lansia yang tinggal di wisma arjuna mayoritas
termasuk dalam indeks katz A (kemandirian dalam makan, kontinen,
berpindah ke kamar mandi, berpakaian dan mandi), sebanyak 7 orang.
Secara keseluruhan,lansia di wisma mawar dapat menjaga
kebersihan dirinya masing-masing.Sosialisasi antar lansia di wisma mawar
sudah cukup baik,walaupun kadang-kadang masih ada konflik antar
lansia. Tiaplansia saling membantu satu sama lain dalam satu wisma
mereka mampu membersihkan kamar mereka sendiri. Komunikasi antar
sesama lansia di wisma mawar menggunakan bahasa jawa.
33
Keluhan
Klien
Persentase
Gangguan penglihatan
2
2/7 = 28,57 %
Asma
1
1/7 = 14,28 %
Hipertensi
2
2/7 = 28,57 %
Tidak Ada Keluhan
2
2/7 = 28,58%
Jumlah
7
100%
Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari Selasa tanggal 11 November 2014
Kegiatan Spiritual lansia di Wisma mawar adalah sebagai berikut:
No
1
Sholat di
Musholah
2
(28,57%)
Sholat di
Wisma
4
(57,14%)
7 (100%)
Tidak
Sholat
1
(14,29%)
3) Wisma Cendana
Tingkat kemandirian lansia yang tinggal di wisma shinta mayoritas
termasuk dalam indeks katz A (kemandirian dalam makan, kontinen,
berpindah ke kamar mandi, berpakaian dan mandi), sebanyak 10 orang.
Secara keseluruhan,lansia di wisma Cendana dapat menjaga
kebersihan dirinya masing-masing.Sosialisasi antar lansia di wisma shinta
sudah cukup baik,walaupun kadang-kadang masih ada konflik antar
lansia. Tiaplansia saling membantu satu sama lain dalam satu wisma
mereka mampu membersihkan kamar mereka sendiri. Komunikasi antar
sesama lansia di wisma Cendana menggunakan bahasa jawa.
Adapun keluhan penyakit yang dirasakan para lansia di Wisma
Cendana adalah sebagai berikut:
No
1
2
3
4
Keluhan
Klien
Persentase
Batuk
1
1/10 = 10%
Sesak napas
2
2/10= 20%
Pegal linu
2
2/10 = 20%
Tidak Ada Keluhan
5
5/10 = 50%
Jumlah
10
100%
Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari Selasa 11 November 2014
Kegiatan Spiritual lansia di Wisma Cendana adalah sebagai
berikut:
No
1
Sholat di
Musholah
5 (50%)
Sholat di
Wisma
Tidak
Sholat
5 (50%)
10 (100%)
4) Wisma teratai
Tingkat kemandirian lansia yang tinggal di wisma srikandi
mayoritas termasuk dalam indeks katz A (kemandirian dalam makan,
34
Keluhan
Klien
Persentase
Hipertensi
2
2/8 = 25%
Pegal linu
3
3/8 = 37,5%
Tidak Ada Keluhan
3
3/8 = 37,5%
Jumlah
8
100%
Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari Selasa 11 November 2014
Kegiatan Spiritual lansia di Wisma teratai adalah sebagai berikut:
No
1
Sholat di
Musholah
7 (87,5%)
Sholat di
Wisma
0(0%)
8 (100%)
Tidak
Sholat
1 (12,5%)
5) Wisma Kemuning
Tingkat kemandirian lansia yang tinggal di wisma bima mayoritas
termasuk dalam indeks katz A (kemandirian dalam makan, kontinen,
berpindah ke kamar mandi, berpakaian dan mandi), sebanyak 9 orang, dan
1 yang termasuk dalam indeks katz B (kemandiriaan dalam semua
aktifitas hidup sehari-hari kecuali 1 dari fungsi tersebut).
Secara keseluruhan,lansia di wisma Kemuning dapat menjaga
kebersihan
dirinya
masing-masing,akan
tetapi
masih
harus
di
Keluhan
Hipertensi
Sesak napas
Klien
5
1
35
Persentase
5/10 = 50%
1/10 = 10%
3
4
5
Gatal-gatal
2
2/10 = 20%
Linu-linu
1
1/10 = 10%
Gangguan jiwa
1
1/10 = 10%
Jumlah
10
100%
Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari Selasa 11 November 2014
Kegiatan Spiritual lansia di Wisma Kemuning adalah sebagai
berikut:
No
1
Sholat di
Musholah
0
Sholat di
Wisma
1 (10%)
Tidak
Sholat
9
(90%)
10 (100%)
6) Wisma Dahlia
Tingkat kemandirian lansia yang tinggal di wisma Dahlia
mayoritas termasuk dalam indeks katz A (kemandirian dalam makan,
kontinen, berpindah ke kamar mandi, berpakaian dan mandi), sebanyak 7
orang.
Secara keseluruhan,lansia di wisma Dahlia dapat menjaga
kebersihan dirinya masing-masing,akan tetapi masih harus di ingatkan.
Sosialisasi antar lansia di wisma Dahlia sudah cukup baik,walaupun
kadang-kadang masih ada konflik antar lansia. Tiaplansia saling
membantu satu sama lain dalam satu wisma mereka mampu
membersihkan kamar mereka sendiri. Komunikasi antar sesama lansia di
wisma Dahlia menggunakan bahasa jawa.
No
1
2
3
Keluhan
Klien
Persentase
Hipertensi
4
1/7 = 14,28%
Gangguan Jiwa
1
1/7 = 14,28%
Tidak Ada Keluhan
2
5/7 = 71,43%
Jumlah
7
100%
Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari selasa 11 November 2014
Kegiatan Spiritual lansia di Wisma Dahlia adalah sebagai berikut:
No
1
Sholat di
Musholah
1
(14,28%)
Sholat di
Wisma
0
Tidak
Sholat
6
(85,71%)
7 (100%)
Keluhan
Klien
Persentase
Hipertensi
4
4/29 = 13,80 %
Gatal-gatal
2
2/29 = 6,90 %
Rematik
3
3/29 = 10,34 %
Nyeri tulang/ linu-linu
6
6/29 = 20,69 %
Tidak ada keluhan
14
14/29 = 48,27 %
Jumlah
29
100 %
Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari selasa 11 November 2014
Kegiatan Spiritual lansia di Wisma Perawatan Khusus adalah
sebagai berikut:
No
1
Sholat di
Musholah
0 (0%)
Sholat di
Wisma
2 (6,90%)
29 (100%)
Tidak
Sholat
27(93,10%)
Bidang
Data Subyektif
Data Obyektif
37
Masalah
BIOLOGIS
PSIKOLOGI
S
SOSIAL
SPIRITUAL
38
Sebanyak 14 lansia
mengeluhkan linulinu
ketidakefektifa
n pemeliharaan
kesehatan pada
lansia
Data
pada
12
November
2014
lansia
yang
menderita
Hipertensi
14
orang
Post Stroke 4
orang
Kondisi panti yang
berada di daerah
pegunungan
Terdapat
program
rekreasi untuk lansia
penghuni panti yang
dilakukan
setiap
tahun
Sosialisasi
antar
lansia
di
setiap
wisma sudah cukup
baik
Tiaplansia
saling
membantu satu sama
lain
dalam
satu
wisma.
Sebanyak 4 lansia
nasrani
Alasan lansia tidak
sholat:
- Tidak bisa sholat
- Keterbatasan fisik/
stroke/ badan kaku/
Linu-linu
- Tidak mau sholat/
malas
Potensial.
Potensial
peningkatan
interaksi social
komunitas
(lansia)
Hambatan
Religiositas
BAB IV
ANALISA SWOT
ELEMEN
STRENGTH
Man
Terdapat pengelola UPT PSLU pasuruan sebanyak 50
orang dengan rincian
1. PNS : 30 orang
2. CPNS : 4 orang
3. Tenaga honorer : 16 orang yang terdiri
- Satpam 5 oarang
- Perawat : 1 orang
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREATH
Belum
Adanya kerja sama dengan lembaga Berdirinya PSTW magetan yang
mencukupinya tenaga perawat diantaranya Stikes ICME jombang, dikelola Dinas Sosial Pen Prov
yang bertanggung jawab di ruang PSIK UNAIR, Stikes Majapahit Jatim yang menyediakan SDM
perawatan khusus secara full Mojokerto, Akademi keperawatan dan yang
professional,
ditunjang
yang memadai sesuai jumlah intitusi kesehatan lain.
peralatan yang memadai
Dijadikan lahan praktek bagi institusi Meningkatnya
kesadaran
lansia
Belum
adanya yang memerlukan praktek tentang masyarakat Indonesia terhadap
kesejasteraan lansia
tenaga ahli gizi dan fisioterapi lansia
yang semestinya dibutuhkan oleh Dijadikan lahan penelitian bagi Semakin meningkatnya jumlah
mahasiswa dari institusi kesehatan
lansia yang memiliki masalah
lansia
kesehatan
Kurang
adanya
interaksi sosial antar wisma bagi
lansia
yang
memiliki
keterbatasan gerak
System kepengurusan panti sudah baik. Telah terdapat Kurang support dari karyawan Panti dapat digunakan sebagai lahan Terbatasnya petugas kesehatan
suatu pembagian struktur organisasi
untuk melatih dan memotivasi praktek
dan
penelitian
bagi yang melakukan pemeriksaan
System yang digunakan adalah model asuhan langsung lansia
dalam
melakukan mahasiswa dan institusi lain
kesehatan di UPT PSLU Pandaan,
yang dijalankan seluruh pegawai. Semua pegawai latihan ROM mandiri
Adanya kesempatan bekerja sama Pasuruan.
dipanti bias melakukan tindakan vokasi tanpa Kurangnya motivasi dari lansia dengan instansi lainya dalam
memerlukan pendidikan khusus
untuk
mengikuti
kegiatan mengadakan
bimbingan
social
Pegawai yang bekerja di panti memiliki motivasi social panti,seperti
senam,
dan spiritual dan kesehatan
yang tinggi
kerjabakti
39
Material
2
h. Pos Penjagaan : 1 buah, 9 m
i. Ruang perawatan khusus : 1 buah, luas 247 m2
Semua tempat tidur belum Adanya anggaran untuk penggadaan adanya potensial resiko terjadinya
memakai pengaman samping alat material
injury karena tidak adanya
(side rail) sehingga klien beresiko adanya kerjasama dengan instansi pengaman mobilisasi untuk lansia
jatuh
pendidikan dalam pengembangan banyaknya souvenir yang diberikan
Belum memaksimalkan fungsi pembangun UPT
oleh
mahasiswa
praktek
klinik sebagai tempat pemberian
menyebabkan kerusakan dinding
tindakan dasar / tindakan infasif
sederhana
ketinggian antar anak tangga
terlalu tinggi
belum adanya tombol darurat di
wisma yang dihubungkan dengan
ruangan perawat atau poliklinik.
40
kerajinan tangan
j.
Money
Sebanyak lansia tidak memiliki UPT PSLU Pasuruan mempunyai Adanya tuntutan dari lansia dalam
keluarga atau sebatang kara,
otonomi khusus dalam menjalankan
peningkatan pelayanan
Terbatasnya dana kesehatan bagi
sehingga jika terjasdi sesuatu
menejementnya
lansia
yang
memerlukan
tindakan Beberapa lansia yang tinggal di UPT
PSLU
Pasuruuan
memiliki
khusus
yang
membutuhkan
kemampuan
membuat
keajinan
persetujuan dari pihak ketiga
tangan sehingga bisa menjadi
(keluarga) mengalami kesulitan
Tidak adanya donator tetap selain
alternatif incame dan mampu melatih
dana dari APBD Pem Prov Jatim
senam sehingga tidak memerlukan
Pengelolaan uang terutama untuk
instruktur senam khusus
gizi lansia disesuaikan kondisi Adanya donator swasta
keuangan panti
Pemberdayaan tanaman obat untuk
mengobati masalah kesehatan
lansia yang belum optimal
Tidak ada dana khusus untuk
41
market
42
PERENCANAAN
4.1. BIOLOGIS
1. Bidang Kesehatan
a. Tujuan
1) Tujuan Umum
Agar terjadi peningkatkan status kesehatan kepada para lansia penghuni
UPT PSLU Pasuruan.
2) Tujuan Khusus
a) Mengikuti pemeriksaan kesehatan yang dilakukan bersama dengan
Mahasiswa Stikes ICME Jombang
b) Mengikuti penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh Mahasiswa
Stikes ICME Jombang
c) Mengikuti terapi aktifitas kelompok yang dilakukan oleh Mahasiswa
Stikes ICME Jombang
b. Waktu Pelaksanaan
17 November 2014
c. Penanggung Jawab
Diah erviana, S.Kep.
d. Rencana Kegiatan
1) Mengidentifikasi bersama pasien kemungkinan penghambat perubahan
perilaku sehat
2) Melakukan Senam (Senam otak dan lomba ketajaman panca indera)
yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa Stikes ICME Jombang
3) Melakukan penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh Mahasiswa
Stikes ICME Jombang
2. Bidang Rekreasi dan Olahraga
a. Tujuan
1) Tujuan Umum
Menciptakan kegiatan yang bersifat rekreatif dan olahraga
kepada para lansia penghuni UPT PSLU Pasuruan.
2) Tujuan Khusus
a) Mengikuti acara hiburan yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa
Stikes ICME Jombang
b) Mengikuti acara perlombaan yang dilakukan bersama dengan
Mahasiswa Stikes ICME Jombang
c) Mengikuti kegiatan Senam yang dilakukan bersama dengan
Mahasiswa Stikes ICME Jombang
b. Waktu Pelaksanaan
18 November 2014
c. Penanggung Jawab
Erwin sukiswanti, S.Kep.
d. Rencana Kegiatan
43
Jombang
3) Melakukan kegiatan Senam yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa
Stikes ICME Jombang
4) Melakukan kegiatan lomba kebersihan wisma yang dilakukan oleh
mahasiswa Stikes ICME Jombang
4.2.
PSIKOSPIRITUAL
1. Bidang Kerohanian
a. Tujuan
1) Tujuan Umum
Membantu meningkatkan pemenuhan kebutuhan spiritual kepada para
lansia penghuni UPT PSLU Pasuruan.
2) Tujuan Khusus
a) Mengikuti kegiatan mengaji bersama yang dilakukan bersama dengan
Mahasiswa Stikes ICME Jombang
b) Mengikuti Tausiah yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa
Stikes ICME Jombang
b. Waktu Pelaksanaan
20 November 2014
c. Penanggung Jawab
M. noor , S.Kep.
d. Rencana Kegiatan
1) Melakukan kegiatan bimbingan mental dan Spiritual
2) Melakukan kegiatan mengaji bersama dan yasinan yang dilakukan
bersama dengan Mahasiswa Stikes ICME Jombang
3) Melakukan Tausiah yang dilakukan bersama dengan Mahasiswa Stikes
ICME Jombang
4.3.
BIDANG SOSIAL
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Agar terjadi peningkatkan dalam hal kegiatan bersosialisasi
kepada para lansia penghuni UPT PSLU Pasuruan.
b. Tujuan Khusus
1) Mengikuti kegiatan bakti sosial yang dilakukan bersama dengan
Mahasiswa Stikes ICME Jombang
2) Mengikuti kegiatan keterampilan yang dilakukan bersama dengan
Mahasiswa Stikes ICME Jombang
2. Waktu Pelaksanaan
19 21 November 2014
3. Penanggung Jawab
44
45