You are on page 1of 9

1

BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Hematologi
Sistem hematologi merupakan suatu sistem dalam tubuh yang tersusun
atas darah dan tempat darah diproduksi (Handayani, 2008, ). Darah merupakan
organ dalam tubuh yang berbentuk cairan (Smeltzer, 2001). Darah merupakan
sejenis jaringan ikat yang sel-selnya tertahan dan dibawa matriks cairan (sloane,
2003). Darah termasuk ke dalam sistem hematologi dan sirkulasi yang mana darah
akan bersikulasi dalam vaskuler dan melaksanakan fungsinya. Fungsi dari darah
secara umum adalah sebagai berikut:
1. Penghubung antar organ tubuh
2. Membawa oksigen yang diabsrbsi oleh paru dan nutrisi yang diabsorbsi
oleh trakstus gastrointestinal untuk kemudian digunakan dalam proses
metabolisme
3. Mengangkut hasil metabolisme yang tidak terpakai untuk kemudian
diekskresikan oleh paru, kulit dan ginjal
4. Membawa hormon dan antibodi dalam tubuh (Smeltzer, 2001)
Darah dibentuk melalui proses hematopoesis yaitu suatu proses produksi
dan perkembangan darah.

2.2 Anatomi dan Fisiologi Komponen Darah


2.2.1 Eritrosit

A. Karakterisik

1. Sel darah merah berbentuk diskus atau cakram bikonkaf, bulat dengan lekukan
pada sentralnya yang berkonfigurasi mirip dengan bola lunak dan berdiameter
7,65 m (sloane, 2003)
2. Sel darah merah terbungkus dalam membran sel dengan permebilitas tinggi
yang membuat sel darah merah bersifat fleksibel sehingga mampu untuk
melewati kapiler-kapiler darah (Smeltzer, 2001), Membran sel in sangat tipis
sehingga mampu ditembus oleh oksigen dan karbon dioksida yang berdifusi
melaluinya
3. Jumlah sel darah merah pada laki-laki berkisar antara 4,2-5,5 juta sel per
milimeter kubik dengan hematokrit atau presentase volume darah total ang
mengandung eritrosit sebesar 42%-54%, sedangkan pada perempuan jumlah
sel darah merah berkisar antara 3,2-5,2 juta sel per milieter kubik dengan
hematokrit sebesar 38%-48% (sloane,2003)
4. Komponen eritrosit terdiri dari (Handayani, ):
a. membran eritrosit
b.sistem enzim, yaitu enzim G6PD (glucose 6-phosphatedehydrogenase)
c. Hemoglobin, yang terdiri dari:
i) Heme yang merupakan gabungan protoporfirin dengan besi, yang
berperan dalam perwarnaan darah
ii) Globin, merupakan bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2
rantai beta yang masing-masing membawa gugus hemenya, sedangkan
globin pada janin terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gama yang
memiliki afinitas yang besar terhadap oksigen (Sloane, 2003).
Hemoglobin berfungsi untuk berikatan dengan oksigen (oksihemoglobin)
dan karbon dioksida di bagian asam amino ( karbaminohemoglobin).
5. Sel darah merah memilik sifat yang didasarkan pada ukuran dan jumlah
(Handayani, 2008):
i)
Normositik, sel yang berukuran normal
ii)
Normokromik, sel, dengan jumlah hemoglobin yang normal
iii)
Mikrositik, sel yang berukuran terlalu kecil
iv)
Marositik, sel yang berukuran terlalu besar
v)
Hipokromik, sel yang julah hemoglobinnya terlalu sedikit
vi)
Hiperkromik, sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu banyak

B. Produksi Eritrosit
Proses pembentukan sel darah merah disebut eritropiesis. Sel darah merah
dibentuk di dalam sumsum tulang. Di dalam sumsum tulang terdapat eritoblas
yang dapat berdiferensiasi menjadi sel darah sistem eritrosi, mieloid, dan
megakariosibila yang dirangsang oleh eritroprotein (hormon yang mengatur
produksi sel darah merah (handayani, 2008 ). Sel unipotensial dalam sumsum
tulang akan bediferensiasi menjadi pronormoblas untuk selanjutnya akan
membentuk DNA yang digunakan dalam fase mitosis dan menghasilkan eritrosit
yang kemudian dilepaskan dalam sirkulasi.
Produksi eritrosit dalam sumsum dipengaruhi oleh adanya zat-zat dalam
tubuh yang mendukung produksi sel darah merah, yaitu:
1. Zat besi, berfungsi untuk sintesis protein
2. Tembaga, berfungsi untuk engubah besi feri menjadi besi fero
3. Vitamin, terdiri dari asam folat, vitamin C, dan Vitamin

B 12

yang

penting untuk dalam pertumbuhan normal dan pematangan sel darah


merah (Sloane, 2003)
Rentang hidup sel darah merah yang bersikulasi adalah 120 hari, sel darah
merah yang tua akan dibuang oleh retikuloendotelial yang terdapat dalam hati dan
limpa (Smeltzer, 2001). Komponen protin akan dikembalikan ke pool untuk
digunakan kembali, sedangkan Heme akan dipecah menjadi dua yaitu digunakan
kembali

dan

bilirubin

yang

diekskresikan

melalui

hati

dan

empedu

(Handayani,2008 )
C. Fungsi Sel Darah Merah
Fungsi sel darah merah adalah (Sloane, 2003):
1. Mentranspor oksigen ke seluruh jaringan tubuh
2. Membentuk ion karbonat bersama karbon dioksida, yang berdifusi keluar
dari sel darh merah masuk ke dalam plasma
3. Pengaturan PH darah , yang dilakukan oleh ion bikarbonat dan
hemoglobin yang merupakan buffer asam basa
2.2.2 Plasma Darah
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang memiliki unsur sama

dengan sitoplasma. Plasma Darah 90% terdiri dari air. Zat-zat yang terdapat
dalam plasma darah adalah (Handayani, 2008) :
1. Fibrinogen, yang berguna dalam pembekuan darah
2. Garam-garam mineral ( kalsium, natrium, kalium, dan lain-lain) yang
berguna dalam metabolisme dan osmotik
3. Protein darah ( Albumin dan Globulin), untuk meningkatkan viskositas
darah dan memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh
4. Zat makanan (asam amino, gukosa, lemak, mineral, dan vitamin)
5. Hormon
6. Antibodi
2.2.3

Leukosit atau sel darah putih

Leukosit dalam darah atau sel darah putih berperan sebagai sistim imunitas
tubuh
A. Karakteristik
1. Jumlah dalam keadaan normal adalah 7000 sampai 9000 sel/mm3 dan dapat
meningkat jika tejadi infeksi atau kerusakan jaringan (Sloane, 2003)
2. Bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantara kaki palsu
(pseudopodia) (Handayani, 2008) yang disebut gerakan amuboid.
3. memiliki sifat diapedesis yaitu suatu kemampuan untuk menembus pori-pori
membran kapilar dan masuk ke dalam jaringan.
4. Rentang kehidupan leukosit yaitu setelah di produksi di sumsum tulang, kurang
lebih satu hari dalam sirkulasi sebelum masuk ke jaringan (Sloane, 2003).
5. Sel darah putih dibentuk di dalam sumsum tulang dari sel-sel bakal yang
merupakan golongan tidak bergranula Limfosit T dan B, serta golongan
bergranula eosinofil, basofil, neutrofil (Handayani, 2008)
6. Leukosit memiliki bermacam-macam intisel sehingga dapat dibedakan
berdasarkan inti sel dan warna beningnya
B. Jenis Leukosit
Terdapat lima jenis leukosit dalam sirkulasi darah, yang digolongkan
menjadi 2 golongan yaitu (Handayani, 2008)
1. Granulosit
Ditentukan oleh adanya granula dalam sitoplasmanya (Smeltzer, 2001).
Ganulosit berdiameter sekitar 10-12 mikron. Granulosit dibagi menjadi 3 yang
ditandai dengan kemampuan mengikat warna dalam pemeriksaan mikroskopis
dengan zat warna darah wright, yaitu:
a) Neutrofil, memiliki granula kecil berwarna merah

muda dalam

sitoplasmanya dengan Jumlahnya mencapai 60 samapai 70% dari jumlah


sel darah putih, memiliki 3-5 lobus yang terhubung dengan benang
kromatin tipis (Sloane, 2003). Diameternya mencapai 9

sampai 12

m .

b) Eosinofil, meiliki granula sitoplasma yang kasar dan besar daripada


neutrofil dengan warna orange kemerahan. Jumlahnya mencapai 1

samapai 3% dari jumlah sel darah putih dengan diameter mencapai 12


m sampai 15 m .
c) Basofil, memiliki granula sitoplasma yang besar berbentuk tidak
beraturan, dengan warna keunguan sampai hitam. jumlahnya 0-1% dari
leukosit darah, ukuran garis tengah 12m sampai 15m, umumnya bentuk
huruf S.
Produksi granulosit dari kubangan sel stem diperkirakan dikontrol dengan cara
regulasi produksi eritrosit oleh eritroprotein (Smeltzer, 2001).
2. Agranulosit
Merupakan sel darah putih dengan inti satu lobus dan sitoplasma yang bebas
granula (Smetzer, 2001). Agranulosit ini dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Limfosit merupakan sel yang sferis, garis tengah 6 sampai 8 m, jumlah
dalam leukosit sekitar 20-30%. Jumlah limfosit yang meningkat dalam
tubuh disebut limfositosis. Ukuran terkecil 5 sampai 8 m dan ukuran
terbesar 15 m. Berwarna biru gelap yang dikelilingi lapisan tipis
sitoplasma (Handayani, 2008). Sel yang normal berinti relatif besar, bulat
sedikit cekungan pada satu sisi, kromatin inti padat, sitoplasma sedikit
sekali. Sel limfosit berasal dari sel-sel batang sumsum tulang merah
i)
ii)

(Sloane, 2003). Limfosit memiliki 2 jenis yaitu


limfosit T, mengahsilkan bahan kimia setelah dirangsang oleh antigen
dan memberikan sinyal adanya infeksi kepada sel darah putih
limfosit B, menjadi matang dan menghasilkan antibodi (Handayani, 2008)
b). Monosit merupakan sel leukosit terbesar mencapai 3 sampai 8% dari
jumlah leukosit normal, diameter 12 sampai 18 um (Handayani, 2008).
Monosit ditemui dalam darah, jaringan penyambung, dan rongga-rongga
tubuh. Inti sel besar berbentuk seperti telur, dikelilingi sitoplasma
berwarna biru keabuan pucat. Monosit dapat berubah menjadi histosit
jaringan.(Smeltzer, 2001). Monosit berfungsi sebagai fagosit.

C. Fungsi leukosit
Fungsi leukosit secara umum yaitu :

1. memakan invasi oleh patogen melalui prosesfagositosis


2. mengidentifikasi dan menghancurkan sel-sel kanker yang muncul dalam
tubuh berperan sebagai petugas pembersih sampah tubuh dari debris yang
berasal dari sel yang cidera atau mati
3. Fungsi neutrofil yaitu menyerang dan menghancurkan bakteri, virus, atau
agen penyebab cidera lainnya
4. Fungsi eosinofil antara lain berfungsi dalam detoksikasi histamin yang
diproduksi sel mast dan jaringan yang cedera saat inflamasi berlangsung
5. Fungsi basofil menyerupai fungsi sel mast dan mengeluarkan peptida
vasoaktif. Sel ini mengandung histamin yang dapat meningkatkan aliran
darah yang cedera dan juga antikoagulan heparin yang dapat membantu
mencegah pengumpalan darah intravaskular.
2.2.4Trombosit (keping darah)

Trombosit adalah fragmen sel sel yang berasal dari megakariosit besar di
sumsum tulang.

A. Karakteristik
1. Berbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar
10 hari (Handayani, 2008).
2. Jumlah dalam darah pada keadaan normal sekitar 250.000 sampai dengan
400.000 per mm3 sekitar 30 sampai 40 % terkonsentrasi di dalam limpa

dan sisanya bersirkulasi dalam darah. Ukuran trombosit mencapai


setengah ukuran sel darah merah yaitu 4m (Smeltzer, 2001)
3. dibentuk oleh fragmentasi tulang raksasa sumsum tulang yang disebut
megakariosit.
4. Produksi trombosit diatur oleh tromboprotein (Smeltzer, 2001)
B. Fungsi
Trombosit berfungsi bila tubuh mengalami luka maka trombosit akan
berkumpul dan saling melekatkan diri sehingga akan menutup luka tersebut,
trombosit juga akan mengeluarkan zat yang merangsang untuk terjadinya
pengerutan luka sehingga ukuran luka menyempit dan karena mempunyai zat
pembekuan darah maka dapat menghentikan perdarahan.
C. Proses Pembekuan Darah
Pembekuan darah adalah

proses

dimana

komponen

cairan

darah

ditranransformasi menjadi material semisolid yang dinamakan bekuan darah


(Smeltzer, 2001). Proses pembekuan darah dimulai ketika terjadi ceder, yang
mana jalur ekstrinsik akan diaktivasi dengan pelepasan substansi yang dinamakan
trombloplastin. Protombin akan mengalamai konversi menjadi trombin yang akan
mengkatalisir fibrinogen menjadi fibrin, yang mana kalsium diperukan dalam
rekasi ini. Pembekuan darah melalui jalur intrinsik diaktivasi saat lapisan kolagen
terpajan sampai akhirnya terbentuk fibrin (Smeltzer, 2001)

BAB 3. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Sistem hematologi merupakan suatu sistem dalam tubuh yang tersusun
atas darah dan tempat darah diproduksi. Sistem ini terdiri dari komponen darah
yaiu plasma darah, eritrosit, leukosit, dan trombosit yang memiliki fungsi masingmasing serta tempat pembuatan darah. secara umum fungsi darah adalah
1. Penghubung antar organ tubuh

2. Membawa oksigen yang diabsrbsi oleh paru dan nutrisi yang


diabsorbsi oleh trakstus gastrointestinal untuk kemudian digunakan
dalam proses metabolisme
3. Mengangkut hasil metabolisme yang tidak terpakai untuk kemudian
diekskresikan oleh paru, kulit dan ginjal
4. Membawa hormon dan antibodi dalam tubuh
Tempat pembuatan sel darah adalah pada sumsum tulang dan limfatik
yang kemudian akan melepaskan darah pada sirkulasi tubuh dan menjalankan
fungsinya

You might also like