You are on page 1of 10

PENATALAKSANAAN OTITIS MEDIA EFUSI

M. Fiza Fadly S, Harry A. Asroel, Askaroellah Aboet

PENDAHULUAN
Otitis Media Efusi (OME) atau dikenal juga dengan Otitis Media Sekretori,
Otitis Media Serosa, Otitis Media Mukoid (Glue Ear) adalah penumpukan cairan di
telinga tengah tanpa tanda dan gejala inflamasi. 1,2 Sebahagian menyatakan OME
adalah suatu proses inflamasi pada ruang telinga tengah yang mengakibatkan
penumpukan cairan di belakang membran timpani yang utuh. 3 Hal ini dapat terjadi
secara unilateral ataupun bilateral. 4
OME merupakan penyakit yang sering di derita anak-anak sekitar 90% pada
usia

6 bulan sampai 4 tahun.5 Kondisi ini sering menyebabkan gangguan

pendengaran, gangguan bicara, belajar, tingkah laku dan kualitas hidup penderitanya.
2,5

Faktor utama yang berperan pada keadaan ini adalah terganggunya fungsi
Tuba Eustakius, disamping faktor-faktor lainnya seperti hipertrofi adenoid,
adenoiditis, palatoskisis, nasofaring karsinoma dan lain-lain. 1,6,7
Penatalaksanaan OME masih menjadi perdebatan yang terpenting mengetahui
penyebab utamanya. Pemberian terapi antimikroba selama ini menunjukkan hasil
yang baik. Pada Otitis Media Serosa Persisten meskipun sudah mendapatkan
pengobatan medikementosa tetapi tidak memberikan hasil yang memuaskan, maka
tindakan operasi dapat menjadi pilihan. 8
ANATOMI TELINGA
Secara anatomi telinga dibagi atas tiga, yaitu telinga luar, telinga tengah dan
telinga dalam . 9

Gambar 1: Anatomi telinga10

Gambar 2: Membran timpani12

Gambar 3: Tuba Eustakius 7,17

ETIOLOGI
Penyebab pasti dari OME masih belum jelas. 1 Ada beberapa faktor yang
diduga berhubungan dengan terjadinya OME :
1.
2.
3.
4.
5.

Alergi.
Infeksi.
Malfungsi dari tuba eustakius. 23
Barotrauma.
Radioterapi.

PATOFISIOLOGI
Kelainan fungsi dari tuba eustakius merupakan hal terpenting dalam terjadinya
otitis media. Tuba eustakius pada bayi dan anak-anak lebih pendek, lebih horizontal
dan fungsinya yang kurang matang dibandingkan orang dewasa. Kondisi saperti
infeksi

saluran

nafas

atas

menyebabakan

edema

pada

mukosa

sehingga

menyebabakan penyempitan lumen tuba eustakius. Hal ini menyebabkan peningkatan


tekanan negatif ditelinga tengah, menyebabkan masuknya bakteri dan virus dari
nasofaring ketika tuba eustakius terbuka, maka terjadilah proses inflamasi pada
telinga tengah.
GEJALA KLINIS
1. Kadang-kadang anak hanya menarik-narik telinga atau mengeluhkan telinga
tersumbat atau telinga terasa penuh.
2. Orang tua anak dengan OME sering mengeluhkan pendengaran terganggu,
keterlambatan bicara dan perkembangan bahasa.
3. Pasien mengeluhkan suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda pada
telinga yang sakit.
4. Terasa seperti ada cairan yang bergerak dalam telinga pada saat posisi kepala
berubah.
DIAGNOSIS
1.
2.

Anamnesis. 5
Otoskopi.

Gambar 4 : Tampak air bubble pada gambaran otoskopi telinga kiri 22


3.

Tes Pendengaran
Tes penala : Menunjukkan tuli konduktif. 23

TATALAKSANA
Secara garis besar terapi dibagi atas :
1.

Konservatif 20,22,23
a. Anti histamin
b. Dekongestan oral / topikal
c. Antibiotik
d. Kortikosteroid oral atau topikal
e. Mukolitik
f. Inflasi telinga tengah :
Parasat Valsava
Parasat Toynbee
Metode Politzer.
. Kateterisasi.

2.

Operasi
Miringotomi.

Gambar 5 : Miringotomi 24

Aspirasi cairan (timpanosintesis)


Tube/Pipa Timpanostomi (Tube/Pipa Ventilasi = Grommet).

Gambar 6 : Tube yang terbuat dari plastik atau Teflon. 25

Catatan : Jika tidak tersedia timpanometer atau audiometer, sebaiknya dikonsulkan ke


sentra yang mempunyai fasilitas

KOMPLIKASI / SEKUELE
Gejala sisa dapat terjadi akibat proses penyakit atau akibat dari pengobatan : 20,21,23

1. Atrofi membran timpani dan atelektasis dari telinga tengah.


2. Perforasi yang menetap.
3. Otorrhea.
4. Timpanosklerosis.
5. Gangguan berbicara, berbahasa, belajar dan tingkah laku.
6. Tuli Sensorineural.
7. Cholesterol granuloma.

DAFTAR PUSTAKA

1. Yaman H, Oztume K, Gurbilen M, Effectiveness of Corticosteroid in Otitis


Media With Effusion : An Experimental Study, The Journal of
Laryngology and Otology (2008), 122, 25-30, 2007
2. Vlastarakos PV, Nikolopoulos, Korres S , Tavoulari E et al, Grommets in
Otitis Media with Effusion: the most frequent operation in children, But is
it associated with significant complication : Eurofa journal pediatric
(2007), 166; 385-91
3. Lee KJ. Infection of the Ear. Essential Otolaryngology and Head and
Neck Surgery, Ninth Edition. New York : Elsevier, 2008. p. 318-22.
4. Thompson J, Child Health: Otitis Media Effusion, Community
Practitioner; Aug 2000; 73, 8; ProQuest Medical Library pg. 728
5. Rosenfeld, R. M., Culpepper, L., Doyle, K. J., Grundfast, K. M.,
Hoberman, A., Kenna, M. A., et al. (2004). Clinical practice guideline :
Otitis media with effusion. In R. M. Rosenfeld, Otolaryngology-Head and
Neck Surgery (pp. 95-113). London: American Academy of Pediatrics
6. Djaffar ZA, Kelainan Telinga Tengah. Dalam : Soepardi EA, Iskandar N,
Eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit THT. Edisi ke-5. Jakarta : Balai Penerbit FK
UI, 2006. h. 49-62
7. Dhingra PL. Eustachian Tube and Its Disorders. In : Diseases of Ear, Nose
and Throat, Ed. 5th . New Delhi. Reed Elsevier India Private Limited. 2011.
p. 63 68.
8. MD Cotton, T Robin, The Surgical Management of Chronic Otitis Media
With Effusion, Pediatric Annals; Nov 1991; 20, 11; ProQues pg. 628
9. Dhingra PL. Anatomy of Ear. In : Diseases of Ear, Nose and Throat, Ed. 5th
. New Delhi. Reed Elsevier India Private Limited. 2011. p. 3 15.
10. Dikutip google image result from; http. 112.bp.blogspot.com
11. Richard R, Gacek MD. Anatomy of the Auditory and Vestibular Systems.
In: Ballengers Otorhinolaryngology Head And Neck Surgery. BC Decker,
2009. p. 1-15
12. Gambar

gendang

Telinga.

Diunduh

dari

http://wiki.verkata.com/id/wiki/Gendang_telinga
13. Helmi, Otitis Media Supuratif, dalam Anatomi Bedah Regio Temporal
Pengetahuan Dasar Terapi Medik Mastoidektomi timpanoplasti, Balai
Penerbit FK UI. Jakarta, 2005. p. 4-27.

14. Lee KJ. Anatomy of the Ear. Essential Otolaryngology and Head and
Neck Surgery, Ninth Edition. New York : Elsevier, 2008. p. 1-22.
15. Bluestone CD. Anatomy And Phisiology of the Eustachian Tube. In :
Byron J, Bailey JB, Ed. Otolaryngology Head and Neck Surgery.
Philladelphia: Lippincott Comp, 1993. p. 1473-82.
16. Rosenfeld, R. M., & Bluestone, C. D. (2003). Clinical Pathway for Otitis
Media with Effusion. In Rosenfeld, & Bluestone, Evidence Based Otitis
Media (2nd Edition ed.,vol 19, pp. 303-20). London: BC Decker
17. Alexander T, Flying with Eusthacian Tube Dysfuction, University of
California. Available At: http;//drdoherty.ucsd.edu/Default.aspx
18. Wright T, Valentine P. The Anatomy and Embriology of External and
Middle Ear. In : Scott Browns Otolaryngology Head and Neck Surgery. 7th
ed.

London : Michael Gleeson, 2008. p.3105 -25

19. Bluestone CD, Klen JO. Otitis Media, Atelectasis, and Eustachian Tube
Dysfunction. In : Bluestone CD, Ed. Peadiatric Otolaryngology. Vol 1. 2 nd.
Ed. Philadelphia : WB Saunders Company, 1990. p. 321-437.
20. Paparella MM, Jung TKK, Goycoolea MV. Otitis Media With Effusion.
In : Paparella MM, Shumrick DA, Eds. Otology and Neuro-OtologyOtolaryngologi. Vol II. 3rd Ed. Philadelphia : WB Saunders Co, 1991. p.
1317-42
21. Faitong MC, Hasselt CAV. Otitis Media With Effusion in Adults, In :
Scott-Browns Otolaryngology Head and Neck Surgery. 7th Ed. London :
Michael Gleeson. 2008. p. 3388-94.
22. Browning G. Otitis Media With Effusion, In : Scott-Browns
Otolaryngology. Pediatric Otolaryngologi. 7th Ed. London : Clarke Ray,
2008. p. 6/7/1-17.
23. Dhingra PL. Anatomy of Ear. In : Disorder of Middle Ear, Nose and
Throat, Ed. 5th . New Delhi. Reed Elsevier India Private Limited. 2011. p.
69 74.
24. Bluestone CD, Timpanostomy Tubes And Related Prosedures. In:
Rosenfeld RM. Surgical Atlas of Pediatric Otolaryngology. Canada. 2002.
p.1-20

25. Texas Pediatric Surgical Associates Surgeon for Infants, Children, and
Adolescents,Available

from

URL,

http://www.pedisurg.com/PtEducENT/tube.htm
26. L. Gillian. Myringotomy.In :Rob & Smiths Operative Surgery . 4 th ed.
Ear. Butterworths 1986. p. 27-37
27. Kelompok Studi PP. PERHATI-KL periode 2003-2007. Dalam : Soetjipto
D, Wardhani RS, Guideline Penyakit THT-KL di Indonesia, 2007. h. 56

10

You might also like