You are on page 1of 8

ETIKA PROMKES

A. Analisis masalah dan perilaku


1. Identifikasi Masalah
a. Latar belakang
Setiap tahun kasus tentang penyakit diare semakin meningkat.
Angka kesakitan dan kematian masih terus bertambah. Kurangnya
pemahaman masyarakat tentang diare menimbulkan rasa ketakutan
berlebihan terhadap diare. Selain itu, belum optimalnya peran serta
masyarakat dalam pencegahan serta pengendaliannya. Tidak sedikit
anggota masyarakat yang menderita sakit perut yang mungkin tidak
disebabkan Diare menjadi ketakutan berlebihan sehingga minta rawat inap
di rumah sakit. Di samping itu, masyarakat belum banyak mempunyai
pemahaman tepat dan benar tentang pencegahan dan pengendalian vektor
Diare. Akibatnya, peran serta masyarakat terhadap pencegahan dan
pengendaliannya masih sangat kurang. Sering di masyarakat, masih
banyak yang tidak peduli terhadap asupan makan makanan yang mereka
konsumsi yang pada akhirnya menimbulkan diare. Pada beberapa gerakan
penyuluhan dalam rangka pencegahan diare sering salah sasaran.
Setelah diakukan survey pada masyarakat desa bilalang IV status
kesehatan masyarakat dipandang dari lingkungan kurang kurang baik,
seperti penyediaan air bersih (minum air yang diambil dari sungai), tidak
ada pembuangan limbah, kandang ternak yang tidak terpelihara, sementara
masyarakat buang air besar disungai, mencuci pkaian disungai sehingga
menyebabkan penyakit diare.
Sistem layanan kesehatan yang ada di desa bilalalng IV hanya
terdapat 1 puskesmas pembantu yang yang petugas kesehatannya jarang
berada di tempat.
Sistem sosial pada masyarakat desa bilalang IV yaitu terdiri dari
kelomp-kelompok petani, kelompok lembaga adat, kelompok ibu-ibu
pegajian, yang bekerja sama dan berinteraksi satu sama lain dan saling
bersosialisasi sehingga di desa ini terjali kesatuan hidup bersama yang

teratur. Tapi belum ada kesadaran untuk membersihkan lingkungan yang


kotor dan merubah pola kebiasaan mereka.
2. Menetapkan masalah dan prioritas masyarakat
Pada umumnya status kesehatan masyarakat desa bilalang IV tidak
baik, karena dari 50 kepala kluarga 30 diataranya masih menggunakan air
sumur untuk masak, minum dan air sungai untuk mencuci pakaian, serta
BAB di sungai. Dan dari 30 keluarga yang menggunakan air sumur untuk
masak dan minum 15 KK anaknya menderita penyakit diare.
Pola pelayanan kesehatan masyarakat di desa bilalang IV adalah
pelayanan kesehatan yang dilakukan secara lembaga atau organisasi
kesehatan ditempat pelayanan, masyarakat mendapat pelayanan seminggu
2 kali di puskesmas pembantu, yang di dalamnya ada tenaga perawat,
dokter dan bidan.
Stastus kesehatan masyarakat desa bilalang IV sangat berhubungan
dengan pelayanan kesehatan dimana masyarakat desa bilalang IV sangat
membutuhkan layanan kesehatan karena jarak antara puskesmas rawat
inap dan rumah sakit yang jauh sementara juga adanya faktor ekonomi
yang berpengaruh karena sebagian besar masyarakat hidup bertani.
Determinan kesehatan adalah faktor yang menentukan dan
mmpengaruhi

(membentuk)

status

kesehatan

dari

individu

atau

masyarakat. Seperti lingkungan yang tidak sehat meliputi keterpaparan


individu dari hal yang menyebabkan penyakit seperti diare, gaya hidup
individu yang dapat menyebabkan penyakit seperti gemar mengkonsumsi
makanan yang dapat menyebabkan hipertensi, kolestrol, dan lain-lain.
B. Menetapkan Prioritas Masalah
Status keehatan masyarakat di desa bilalang IV pada umumnya tidak baik
karena masih kurangnya kepedulian masyarakat tentang kesehatan. Sementara
pola pelayanan kesehatan yang ada dilakukan hanya 2 minggu sekali. Sementara
masyarakat sangat membutuhkan pelayanan kesehatan di desa karena jarak yang
sangat jauh.
Masyarakat desa Bilalang IV mempunyai karakteristik yang bervariasi.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan masyarakat desa bilalang IV dari 50 KK

yang ada 30 diantaranya berpendidikan SD dan 20 dintaranya berpendidikan SMP.


Terdiri dari:
Dewasa, remaja &
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Umur
Diatas 90 thn
75-90 tahun
60-74 tahun
45-59 tahun
20-44 tahun
13-19 tahun
6-12 tahun
1-5 tahun
0-1 tahun
Jumlah

Wanita
10
10
15
20
20
25
115

Lansia
Pria
15
20
15
25
30
35
140

Anak-anak, bayi dan balita


Pria
20
15
10
45

Wanita
15
13
15
43

C. Menetapkan Tujuan Promkes


Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam
lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di
seluruh wilayah Indonesia.
Dari masalah yang ada maka tujuan utama promkes yaitu memberikan
penyuluhan dan pengetahuan kepada masyarakat untuk merubah sikap, perilaku
dari yang tidak baik menjadi baik, sehingga status kesehatan masyarakat
meningkat.
D. Menetapkan sasaran promkes
a. Tatanan rumah tangga
Sasaran di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara
keseluruhan didesa bilalang IV yang terbagi dalam :
1) Sasaran Primer
Adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan dirubah
prilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah.
2) Sasaran Sekunder

Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam keluarga


yang bermasalah misalnya, kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh
keluarga, kader tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan
sector terkait.
3) Sasaran tersier
Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsure pembantu
dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan
untuk tercapainya promosi kesehatan misal, kepala desa, lurah, camat,
kepala Puskesmas, guru, tokoh masyarakat.
b. Kemungkinan hambatan dan kesuitan.
1) Hambatan yang mungkin dihadapi adalah sulitnya mengumpulkan warga
dan terbatasnya waktu dan dana yang tersedia.
2) Sumber daya yang potensial
3) Tokoh kunci di masyarakat dapat menjadi mitra dalam pemberdayaan
masyarakat adalah ketua RT, tokoh agama, tokoh masyarakat, kader
kesehatan dan tokoh pemuda
4) Penyebab permasalahan yang bersifat prilaku dan budaya.
5) Adanya prilaku masyarakat yang tidak sehat seperti kurangnya kebersihan
makanan, kurangnya pengetahuan akan pentingnya kebersihan.
E. Menetapkan isi atau pesan pokok promkes
1. Definisi
Diare adalah berak-berak yang lebih sering dari biasanya (3 x atau lebih
dalam sehari) dan berbentuk encer, bahkan dapat berupa seperti air saja,
kadang-kadang juga disertai dengan muntah, panas dan lain-lain (Widoyono,
2008).
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan, peningkatan
volume, keenceran dan frekuensi dengan atau tanpa lender darah, seperti lebih
dari 3 kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4 kali/hari (Hidayat, Aziz Alimul,
2008).
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk
tinja yang encer atau cair (Suriadi dan Rita Yulianni, 2006).
2. Faktor Penyebab Diare

a. Faktor infeksi
1) Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak meliputi infeksi enternal sebagai
berikut :
a) Infeksi

bakteri

vibrio,

E.

Coli,

Salmonella,

Stigella,

Campilobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.


b) Infeksi Virus : Entrovirus (Virus Echo, Coxsackie, Poliomielitis).
c) Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris,
Strongyloides).
2) Infeksi parental ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti :
otitis media akut (OMA), tonsilitis / tonsilofaringis, bronkopneumonia,
ensefalitis dan sebagainya.
b. Faktor Malabsorsi
Malabsorsi karbohidrat disakarida, lemak dan protein.
c. Faktor Makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas (Jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang
lebih besar).
3. Tanda-tanda Penyakit Diare
a. Balita biasanya rewel karena diare menyebabkan kekurangan cairan,
sehingga perlu diberi minum yang banyak.
b. Pada keadaan dehidrasi ringan-sedang, balita akan terlihat gelisah.
c. Diare ditandai disentriform yaitu tinja berlendir, cair dan kadang-kadang
berdarah.
d. Diare disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang ditandai dengan suhu
tubuh meningkat.
e. Nafsu makan menurun akibat diare harus diimbangi makan yang cukup
supaya kondisi tubuh membaik.
f. Balita biasanya akan muntah sebelum atau sesudah makan karena
merupakan gejala dari beberapa penyakit antara lain keracunan makanan,
infeksi appendiks, gula darah yang sangat rendah, dan lain-lain yang
merupakan factor penyebab diare.
g. Dehidrasi (kekurangan cairan)
Tingkatan dehidrasi ada tiga, yaitu :
1) Dehidrasi Ringan
Muka memerah, rasa haus yang sangat, kulit hangat dan kering, tidak
buang air atau volume urine berkurang atau berwarna lebih gelap,

pusing dan lemah, kram pada otot kaki dan tangan, menangis dengan
sedikit atau tidak ada air mata, mengantuk, mulut dan lidah disertai
berkurangnya air liur.
2) Dehidrasi Sedang
Tekanan darah menurun, pingsan, kontraksi yang kuat pada otot
lengan, kaki, perut dan punggung, kejang, perut kembung, gagal
jantung, dan ubun-ubun cekung, denyut nadi cepat dan lemah.
3) Dehidrasi Berat
Gejala-gejala dehidrasi ringan terlihat semakin jelas dan mengarah
pada keadaan yang lebih berat dengan tanda dan gejala sebagai
berikut : Berkurangnya kesadaran, tidak buang air kecil, tangan teraba
dingin dan lembab, denyut nadi yang semakin cepat dan lemah hingga
tidak teraba, tekanan darah yang menurun hingga tidak terukur,
kebiruan pada ujung kuku, mulut, dan lidah. Jika tidak diatasi keadaan
ini dapat mengancam jiwa atau kematian.
4. Akibat dari Diare
Akibat dari diare yaitu tubuh kekurangan cairan dan garam-garaman yang
sangat berguna bagi kelangsungan hidup manusia. Makin lama seseorang
terkena penyakit diare makin banyak dan cepat pula tubuh kehilangan cairan.
Akibat kekurangan cairan, kemungkinan besar akan menyebabkan kematian.
Dalam istilah kedokteran disebut dehidrasi.
5. Cara Penularan Diar
a. Melalui air yang merupakan media penularan utama. Diare dapat terjadi
bila seseorang menggunakan air minum yang sudah tercemar, baik
tercemar dari sumbernya, tercemar selama perjalanan sampai ke rumahrumah atau tercemar pada saat disimpan di rumah.pencemaran di rumah
terjadi bila tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan yang
tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat
penyimpanan.
b. Melalui tinja terinfeksi. Tinja yang sudah terinfeksi mengandung
virus/bakteri dalam jumlah besar. Bila tinja tersebut dihinggapi oleh
binatang dan kemudian binatang tersebut hinggap di makanan, maka
makanan itu dapat menularkan diare ke orang yang memakannya.

6. Pencegahan Penyakit Diare


a. Buang air besar di jamban atau kakus yang sehat
b. Gunakan sumber air minum yang bersih
c. Makanan dan minuman yang dimasak
d. Kebersihan perorangan: Membiasakan cara hidup sehari-hari, seperti :
mencuci tangan dengan sabun.
e. Menjaga kebersihan alat-alat rumah tangga
1) Biasakan mencuci alat-alat makan dan minum dengan sabun.
2) Jangan mencuci pakaian penderita ke sungai dan sumber air lainnya.
f. Makanan yang bergizi: Makanan yang bergizi bukan berarti makanan yang
mahal. Supaya tidak membosankan, penyajian makanan dapat bergantiganti.
g. Lingkungan yang bersih dan sehat
7. Penanganan
Cara pengobatan diare di rumah:
a. Tingkatkan pemberian cairan
1) Pemberian ASI (Air Susu Ibu).
2) Pemberian susu buatan (campuran sama banyaknya dengan air masak).
3) Pemberian cairan lain, seperti : air teh, sop, air tajin dari pemasakan
nasi, LGG (Larutan Gula Garam), air kelapa, larutan oralit).
b. Teruskan makanan
1) Berikan makanan yang mudah dicerna, yang mengandung kalium (sari
buah, sayur).
2) Jangan berikan makanan yang pedas.
c. Berikan makanan yang sering.
d. Bila diare tidak dapat diatasi dengan pemberian oralit atau LGG, bahkan
tambah berat, segera bawa penderita ke Puskesmas atau rumah sakit
terdekat.
8. Cara membuat oralit
a. Mencuci tangan dengan sabun sebelum membuat larutan oralit
b. Menuangkan air matang ke dalam gelas bersih sebanyak 200 cc
c. Menuangkan gula pasir sebanyak 1 sendok teh, kemudian menambahkan
garam halus sendok the
d. Aduk sampai larut, minumkan LGG sampai habis setiap anak buang air
besar.
9. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam usaha pertolongan pertama pada
balita yang terkena diare

Pada balita yang mengalami diare biasanya disertai dengan nafsu makan
menurun dan keadaan tubuh yang lemah, sehingga keadaan demikian sangat
membahayakan balita. Maka dari itu ibu harus melakukan penanganan segera
pada diare yang sering dianggap ringgan padahal sangat membahayakan.
F. Menetapkan Metode Dan Saluran Komunikasi
1. Aspek yang akan dicapai adalah Pengetahuan masyarakan tentang pentingnya
kesehatan, bagaimana sikap masyarakat dalam menyikapi masalah yang ada,
dan ketrampilan yang ada pada masyarakat.
2. Metode yang akan digunakan dalam promosi kesehatan penyuluhan
pencegahan penyakit diare adalah penyuluhan langsung, pemasangan poster,
penyebaran leaflet, serta meberikan contoh konkrit berupa foto-foto dan slide
untuk pengetahuan tentang Diare.
3. Sasaran seluruh masyarakat yang ada di desa bilalang IV
G. Menentukan media yang akan digunakan
Media yang digunakan dalam penyuluhan seperti pemasangan poster,
penyebaran leaflet, serta memberikan contoh-contoh yang kongkrit berupa fotofoto dan slide tentang penyakit diare.
H. Menyusun Rencana Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan setelah seminggu selesai penyuluhan kesehatan,
pada tanggal 17 maret 2015 dilaksanakan dibalai desa bilalang IV, dan masyarakat
yang menjadi sasaran adalah Kepala desa, tokoh-tokoh adat, tokoh-tokoh
masyarakat, pemuka agama dan kepala keluarga serta ibu-ibu yang hadir. Yang
melakukan evaluasi adalah petugas dinas kesehatan, perawat yang ada di
puskesmas desa tersebut.
I. Menyusun jadwal pelaksanaan

You might also like