You are on page 1of 59

PENGERTIAN

PENYAKIT KAKI GAJAH


Penyakit
kaki
gajah
adalah
penyakit
menular
yang
disebabkan
karena
infeksi
cacing filaria, yang hidup di
saluran
dan
kelenjar
getah
bening
(limfe)
serta
menyebabkan gejala akut, kronis
dan
ditularkan
oleh
jenis
nyamuk.

Filariasis
Penyebab filariasis / kaki gajah / elephantiasis:
Nematoda darah / jaringan:
Wuchereria bancrofti
Brugia malayi
Brugia timori

Habitat:
Saluran limfe
Kelenjar limfe

Hospes antara:
Nyamuk

Gejala Klinis Peny. Kaki


Gejala klinis akut kaki gajah berupa :
Gajah

Demam berulang-ulang selama 3-5 hari. Demam dapat hilang bila istirahat
dan timbul lagi setelah bekerja berat.

Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan


paha, ketiak yang tampak kemerahan, panas dan sakit.

Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang
menjalar dari pangkal kaki atau lengan ke arah ujung.

Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, kantong buah zakar yang terlihat
agak kemerahan dan terasa panas

Terjadi abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah


bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah

Gejala klinis kronis kaki gajah berupa :

Pembesaran yang menetap pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar

Diagnosa

Diagnosa penyakit kaki gajah dapat diperoleh


secara :
Klinis : ditegakkan bila pada seseorang
tersangka terkena penyakit kaki gajah ditemukan
tanda-tanda dan gejala klinis akut ataupun kronis
Laboratorium : dengan pemeriksaan darah jari
yang dilakukan mulai pukul 20.00, seseorang
dinyatakan terkena penyakit kaki gajah apabila
dalam sediaan darah tebal ditemukan
mikrofilaria.

Segitiga J. Gordon

PENYEBAB

LINGKUNGAN

HOST
VEKTOR

Penyebab Penyakit
PenyakitGajah
Kaki
Kaki Gajah ( Filariasis ) disebabkan oleh
beberapa spesies cacing filaria :

1. Wuchereria bancrofti
2. Brugia malayi
3. Brugia timori
4. Brugia pahangi
5. Brugia Kalimantani

Wuchereria bancrofti
Manusia:
Urban: Culex quenquefasciatus (Jakarta, Bekasi,
(Tangerang, Semarang)
Rural: An. subpictus, An. vagus & An aconitus (Flores)
Periodik nocturnal
Tipe lain: subperiodik nokturnal (Thailand)
diurnal
(Kep. Pasifik)
Hewan
Wuchereria kalimantani

Wuchereria kalimantani
Rural:
An. balabacensis
Kalimantan
Periodik nocturnal
Presbytis cristata
Dipakai sebagai model penelitian dilaboratorium:
Uji in vivo obat filariasis
Penelitian nyamuk: vektor percobaan

Brugia malayi
Rural:
Nokturnal
Manusia
An. barbirostris (anthropophylic): persawahan (Sulawesi)
Selubung lepas

Sub-periodik nokturnal
Manusia, hewan (kera, kucing): zoonosis
Ma. uniformis, Ma. Indiana, Ma. anulifera, Ma.anulata,
Ma.dives
anthropozoophylic: swamp area
Sumatra, Kalimantan & Sulawesi

Non-periodik: Kalimantan timur

Brugia timori
Rural:
Nokturnal:

Manusia
An. barbirostris
persawahan
Flores, NTT

Brugia pahangi:

Menginfeksi hewan (kucing)


Nokturnal
Nyamuk Mansonia
Kalimantan / Sumatra

Morfologi (dewasa, mikrofilaria,larva)


Dewasa:
Sistem limfe hospes difinitif
Jantan: seperti benang, panjang 4 cm
Betina: seperti benang, panjang 10 cm
Bertahun-tahun (10 tahun): penyakit kronis
Mikrofilaria:
Di dalam darah hospes
Di dalam darah perifir saat tertentu (periodik)
Mampu hidup 1 tahun
Larva: di dalam hospes perantara nyamuk
Ada 3 stadium: L1, L2 dan L3
L3 merupakan bentuk infektifnya

CACING DEWASA FILARIA LIMFATIK

HABITAT : KELENJAR & SALURAN LIMFE


BENTUK SEPERTI BENANG
WARNA PUTIH KEKUNINGAN
UKURAN : BETINA, 65 100 mm x 0,25 MM
JANTAN, 40 X 0,1 mm EKOR MELENGKUNG

MIKROFILARIA
1 = KEPALA
2 = EKOR
3 = INTI
4 = SELUBUNG

1
2

MF Wuchereria bancrofti

UKURAN: 224 - 296m


RUANG KEPALA: PANJANG = LEBAR
PUNYA SELUBUNG
UJUNG EKOR TAK ADA INTI
HABITAT: DLM DARAH & CAIRAN HIDROKEL
KEPALA MF

EKOR MF

MIKROFILARIA Brugia malayi

UKURAN : 177 233 m


RUANG KEPALA : PANJANG = 2x LEBAR
PUNYA SELUBUNG
UJUNG EKOR ADA 2 INTI TERPISAH
HABITAT DI DLM DARAH

CIRI CIRI MORFOLOGIS MIKROFILARIA


HAL
1. UKURAN (m)
2. RUANG KEPALA
3. SELUBUNG
4. UJUNG EKOR
5. HABITAT

W. bancrofti

B. malayi

B. timori

224 - 296

177 - 230

265 - 323

PANJANG =
LEBAR

PANJANG =
2 KALI LEBAR

PANJANG =
3 KALI LEBAR

TAK ADA INTI

ADA 2 INTI
TERPISAH

ADA 2 INTI
TERPISAH

DALAM
DARAH

DALAM
DARAH

DALAM DARAH
& CAIRAN
HIDROKEL

Siklus hidup
Hospes difinitif:
Manusia, hewan (kera, kucing)
Hospes antara:
Nyamuk: Culex, Anopheles, Aedes, Mansonia
Habitat:
Sistem limfe (kelenjar limfe, saluran limfe)
Bentuk infektif:
Larva stadium tiga
Cara infeksi:
Gigitan nyamuk yg mengandung larva stad. tiga
Larva masuk kedalam tubuh hospes secara aktif
Infeksi filariasis > sukar infeksi d/p plasmodium

LARVA INFEKTIF (L 3) FILARIA LIMFATIK

L3

PROBOSCIS
NYAMUK

Vektor Penular
Di Indonesia diketahui ada 23 spesies
nyamuk yang berperan dalam penularan
filariasis antara lain :

Anopheles
Culex
Mansonia
Aedes
Armigeres

Vektor filaria limfatik

Perkembangan mikrofilaria dalam tubuh


nyamuk
Mf. nyamuk selubung lepas lambung thorax
Larva stadium satu:
Tidak aktif, pendek, kutikula tebal, ekor memanjang
(Brugia: 1-2 inti pada ujung ekor)

Larva stadium dua:


Gerakan lebih aktif, memanjang, melebar, kutikula tipis
Ekor memendek, papila pada ujung posterior

Larva stadium tiga:


Bergerak sangat aktif, langsing dan panjang
Ditemukan pada abdomen, thorax, kepala dan proboscis

Perkembangan larva dalam tubuh hospes


L3 hospes saluran limfe L4 L5 dewasa mf
Mikrofilaria menuju kedarah tepi secara periodik

Perkembangan L3 menjadi dewasa:


Brugia malayi: 3 bulan
Brugia pahangi: 3 bulan
Brugia timori: 3 bulan
Wuchereria kalimantani: 9 bulan
Wuchereria bancrofti: 9 bulan

Dampak penderita filaria kronis di masyarakat


Produktivitas kerja menurun
Menjadi beban keluarga / masyarakat
Sulit mencari jodoh
Angka perceraian meningkat
Tidak menyebabkan kematian
Kematian penderita: depresi
Diderita: sosial ekonomi rendah
Laki-laki > menderita d/p perempuan
Banyak diderita pd orang dewasa
Cacat tubuh yg sulit disembuhkan

Pengobatan filariasis di Indonesia


Tujuan khusus:
Menurunkan angka kesakitan: ADR & CDR
Menurunkan angka infeksi: mf. rate dan vektor rate
Sasaran:
Daerah endemis
lama: telah diobati mf rate tetap
baru: elefantiasis
Daerah prioritas:
mf rate > 2%
endemis lama / baru: pembangunan, pariwisata
transmigrasi, perbatasan

Cara pengobatan

Selective / individual: disiplin


Mass treatment / community: kurang disiplin
perlu penyuluhan tentang filariasis berkaitan
dengan:
~ penyebabnya
~ gejalanya
~ cara penularan
~ pengobatan
~ reaksi samping pengobatan

Lingkunga
n

1. Lingkungan fisik (erat hubungannya dengan vektor)


- iklim (suhu, kelembaban, curah hujan)
- keadaan geografis
- struktur geologi
2. Lingkungan Biologik ( vektor/ penular, hospes reservoar )

Vektor penular penyakit kaki gajah / filariasis adalah nyamuk.

Untuk pemberantasan vektor filariasis, bionomi (tata hidup) vektor harus


diketahui, mencakup perilaku berkembangbiak, perilaku menggigit (mencari
darah), dan perilaku beristirahat dari spesies vektor.

Nyamuk dapat bersifat antropofilik, zoofilik dan zooantropofilik serta eksofagik


dan endofagik

Umumnya nyamuk istirahat pada tempat-tempat teduh, seperti di semak-semak


di sekitar
tempat
perindukan, dan di dalam rumah pada tempattempat yang gelap.

Setiap daerah endemis filariasis umumnya mempunyai spesies nyamuk yang


berbeda yang dapat
menjadi vektor utama dan spesies nyamuk lainnya
hanya bersifat vektor potensial .

3. Lingkungan Sosial , Ekonomi , Budaya dan Politik


ialah lingkungan yang timbul sebagai akibat adanya interaksi antar
manusia (ekonomi dan perilaku , adat istiadat, tingkah laku, budaya,
kebiasaan hidup)
Sosial ekonomi budaya masyarakat setempat yang perlu diperhatikan
antara lain
- kebiasaan penduduk bertani (berkebun)
- kebiasaan penduduk bekerja atau keluar malam hari
- kebiasaan penduduk sebelum dan sewaktu tidur.
Umumnya laki-laki menunjukkan angka infeksi ( Mf.rate) lebih besar
dari pada perempuan. Hal ini disebabkan umumnya laki-laki lebih
terpapar karena pekerjaannya, sehingga kemungkinan terjadinya
infeksi (kontak dengan vektor) lebih sering dari pada perempuan.

Tempat perkembangbiakan
nyamuk penular filariasis

Pengobatan

Massal
Pengobatan massal di berikan setahun sekali selama 5
tahun berturut-turut pada penduduk yang berusia 2 tahun
keatas
Obat anti kaki gajah sebaiknya diminum sesudah makan
dan dalam keadaan istirahat / tidak sedang bekerja
(sore).

Individual
Dilakukan kepada kasus klinis, baik stadium dini maupun
lanjut
Jenis dan dosis obat tergantung dari keadaan kasus.

Seluruh penduduk yang tinggal di daerah endemis


filariasis; pengobatan ditunda bagi :
anak-anak usia < 2 tahun (tunggu sampai umur 2
tahun)
ibu hamil dan menyusui (tunggu sampai lepas
menyusui)
orang yang sedang sakit (tunggu sampai sembuh)
penderita filariasis dengan serangan akut (tunggu
sampai sembuh)
orang tua yang lemah
penderita dalam serangan epilepsi (ayan).

1. Diethylcarbamazine Citrate (DEC 100 mg)


2. Albendazole 400 mg
3. Parasetamol 500 mg
4. Obat Penawar (B6)
Paracetamol 500mg
CTM
Antasida doen
Salep antibiotika
Amoksisilin 500mg

A. DOSIS OBAT BERDASARKAN BERAT BADAN

Albendazole Paracetamol
DEC (100 mg)
Berat Badan
(400mg)
(500mg)
Tablet
Tablet
Tablet

10 16
17 25
26 33
34 40
41 50
51 58
59 67
68 75
76 83
> 84

1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
5,5

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

0,5
0,5
1
1
1
1
1
1
1
1

CARA KERJA OBAT KAKI GAJAH


1. Berpengaruh cepat terhadap mikrofilaria dlm sirkulasi
drah
2. DEC melumpuhkan otot mikrofilaria, shg tidak
bertahan hidup
3. Mengubah dinding cacing sehingga mudah hancur oleh
sistem pertahanan tubuh
4. DEC cepat diserap dari saluran cerna dan mencapai
kadar maksimal dalam plasma darah setelah 4 jam
5. Dan dikeluarkan dari tubuh dlam waktu 48 jam

B. DOSIS OBAT BERDASARKAN UMUR

Efek samping umum:


Demam, mual, muntah, pusing, sakit kepala, sakit otot /
tulang,gatal, bercak kulit, keluar cacing.
Efek samping lokal :
Limfangitis,Limfadenitis, ADL, abses, ulkus,
epididymitis, Funiculitis, orchitis, orchalgia
Efek samping DEC biasanya ringan, efek samping berat
bukan karena obatnya tetapi oleh hasil pengobatan,
yaitu reaksi alergi thd mf dan cacing dewasa yang mati.
Penjelasan dan pemahaman mengenai efek samping
perlu dijelaskan pada pdd yang sedang dilakukan
pengobatan massal agar pdd tidak menolak untuk
diobati tahap selanjutnya.

Penting patient education supaya tidak


drop-out
Efek yang tak enak ini lebih kecil
dibandingkan dengan efek penyakit
Demam, nyeri sendi, gatal, dermatitis,
limfadenitis 3-5 hari

UNTUK EFEK SAMPING UMUM

Paracetamol

: Untuk mengatasi demam, sakit kepala,


pusing, sakit otot

CTM
Antasida

: Untuk mengatasi alergi dan gatal-gatal


: Untuk mengatasi gejala mual dan muntah

UNTUK EFEK SAMPING LOKAL

Salep

antibiotika Untuk mengatasi efek samping lokal


(abses,adenolimfangitis, dll)

Amoksisilin

: Untuk mengobati efek samping lokal


(abses/luka dll)

DEC + albendazole dosis tunggal bermanfaat


untuk terapi filariasis massal daerah endemis.
Paracetamol dapat dibenarkan untuk diberikan
bersamaan sebagai pencegahan demam, nyeri
otot/sendi akibat mikrofilaria yang mati. Bahkan
boleh diberikan 2-3 hari

Dampak Filariasis pada


Masyarakat
Secara ekonomi merugikan
Cacat yang menetap
Mengurangi produktifitas masyarakat
Diperlukan pengobatan dan perawatan yang tidak mudah
dan tidak murah.

1.

Penceg
ahan

Berusaha menghindarkan diri dari gigitan


nyamuk penular kaki gajah dengan cara :

Menutup ventilasi rumah


dengan kawat kasa nyamuk

Menggunakan obat nyamuk


bakar atau semprot

Mengolesi kulit dengan obat


penolak nyamuk (repellent)

Menggunakan pakaian
penutup atau lengan panjang
apabila keluar rumah pada
malam hari

Menempatkan ternak di luar


rumah

Menggunakan kelambu
waktu tidur

2. Pemberantasan Sarang Nyamuk


(PSN Plus )
(Menguras, Menutup, Mengubur) +
3. Memeriksakan dirinya kepada
petugas kesehatan terhadap
kemungkinan adanya tandatanda/gejala penyakit kaki gajah.
4. Bersedia minum obat secara teratur
sesuai jumlah dosis yang dianjurkan
petugas kesehatan masyarakat.

UPAYA YANG DILAKUKAN AGAR DESA BEBAS DARI


PENYAKIT KAKI GAJAH

Menemukan penderita kaki gajah dengan cara mengamati warga


apakah ada diantara warga desa yang kaki, tangan, kantong buah
zakar atau payudaranya membesar. Bila ada laporkan ke Puskesmas.

Gerakkan seluruh warga desa untuk mau diperiksa darahnya pada


malam hari

Gerakkan seluruh warga desa untuk minum obat anti kaki gajah

Gerakkan seluruh warga desa untuk menjaga kebersihan rumah dan


lingkungan agar bebas dari nyamuk penular kaki gajah

Yakinkan warga desa bahwa kaki gajah adalah penyakit menular yang
dapat disembuhkan, bukan penyakit karena guna-guna, keturunan
atau kutukan.

You might also like