Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
ARUM DESTYARINI
I 1113016
pada akhir proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pelaksana proyek harus
diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari perencanaan pembangunan fisik, sampai
dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacam-macam unsur dann komponen pendukung.
Salah satu bagian dari manajemen proyek yang memegang perana cukup penting adalah
organisasi proyek, sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat pengorganisasian
yang baik.
Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka
sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki agar
dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka perlu adanya
penjelasan mengenai apa itu manajemen proyek, organisasi, peranan dan tugas anggota
organisasi.
C. TUJUAN DAN MANFAAT
Untuk mengetahui bagaimana manajemen proyek dan struktur organisasi proyek yang
mengatur sebuah proyek agar sebuah proyek dapat diselesaikan dengan cara yang efisien,
tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
Organisasi adalah suatu wadah kegiatan sekelompok manusia atau badan dengan
pembagian tugas tertentu untuk mencapai tujuan bersama dengan memanfaatkan sumber daya
semaksimal mungkin. Kegiatan tersebut dapat berupa jasa maupun lainnya sesuai dengan
tujuan. Banyak sedikitnya kegiatan dapat mempengaruhi jumlah tenaga sebagai pelaksana
kegiatan.
Manajemen Proyek adalah tata cara atau sistem pengelolaan pekerjaan konstruksi
dalam mengelola sumber daya dan dana suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan metode-metode dan sistematika tertentu. Manajemen suatu proyek
pembangunan mempunyai tujuan menyelesaikan proyek sesuai batas waktu dan biaya yang
direncanakan dengan kualitas bangunan yang optimal. Oleh sebab itu kerjasama yang baik
2
antar unsur pendukung dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya berdasarkan batas ruang
lingkup dan wewenang masing-masing mutlak diperlukan, dan merupakan modal dasar dari
kelangsungan suatu proyek menuju keberhasilan. Keberhasilan suatu proyek sangat
tergantung dari perilaku atau kegiatan satuan-satuan pendukung pelaksana organisasinya
yang dikoordinasikan dalam suatu sistem manajemen. Untuk itu dituntut agar individuindividu atau satuan-satuan dalam organisasi pengelola dapat bekerja sama secara terorganisir
untuk mewujudkan sesuai dengan keinginannya, jadwal kegiatan, anggaran keuangan,
monitoring dan laporan kemajuan serta segera mengambil langkah-langkah perbaikan
bilamana dibutuhkan. Sistem manajemen proyek memberikan tata cara kepada individuindividu dengan berlainan tugasnya, agar mampu bekerja sama untuk mencapai harapan
tertentu proyek.
Secara keseluruhan, seorang kepala proyek hanyalah sebagai salah satu unsur
pelaksana saja, kepala proyek merupakan penanggung jawab secara keseluruhan daripada
mobilitas pelaksanaan proyek. Terdapat struktur organisasi untuk dipilih pada pelaksanaan
proyek sesuai jenis proyeknya. Pengelola proyek bertanggung jawab untuk menyelesaikan
suatu tujuan organisasi sesuai dengan batas menurut spesifikasi sumber daya, dana, waktu,
peralatan, teknologi, manusia dan material untuk mencapai standar kualitas kesepakatan
sehingga tercapai suatu keuntungan bagi semua belah pihak. Oleh karena itulah maka
diperlukan adanya manajemen, perhitungan, perencanaan secara sistematis dan tersusun rapi
dalam suatu wadah berbentuk organisasi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibuat suatu sistem hubungan kerja sesuai
dengan kondisi pekerjaan seperti berikut :
1. Tugas pokok dari organisasi.
2. Pengelompokan dalam satu sistematika tertentu.
3. Pekerjaan dari tiap-tiap petugas dari organisasi itu.
4. Tanggung jawab dari tiap-tiap petugas dalam rangka pelaksanaan tugas yang dibebankan
kepadanya.
5. Kekuasaan atau wewenang dari tiap-tiap petugas.
6. Pelimpahan tanggung jawab kepada bagian-bagian dalam organisasi itu.
7. Ukuran-ukurannya yang diperlukan didalam menilai berhasil atau tidaknya pelaksanaan
tugas tiap tiap petugas dalam organisasi.
d) Controlling (Pengawasan)
Agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana dalam pelaksanaan perlu adanya
pengawasan sebagai control dan koreksi terhadap segala penyimpangan yang mungkin
terjadi.
e) Coordinating (Koordinasi)
Agar pekerjaan berjalan dengan lancar maka perlu adanya koordinasi yang baik antar
semua pihak yang terlibat didalamnya.
Manajemen proyek yang baik dan didukung oleh kegiatan administrasi yang baik
pula, akan dapat dengan mudah memonitor suatu kegiatan proyek dilapangan, mudah untuk
memantau tingkat kemajuan proyek dan akan memudahkan dalam menentukan kebijaksanaan
atau langkah-langkah yang harus diambil oleh pelaksana proyek.
Sedangkan ketentuan-ketentuan demi terjaminnya pelaksanaan organisasi adalah
sebagai berikut :
a.
b.
c.
Petugas dalam suatu jabatan tertentu hanya mengenai perintah dari seorang
atasan saja.
d.
e.
f.
C. UNSUR-UNSUR PROYEK
Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang memiliki dimensi waktu, biaya dan
mutu. Keberhasilan di dalam suatu proyek diukur berdasarkan tiga hal yaitu : tepat waktu,
tepat biaya dan tepat mutu. Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki awal dan akhir
di dalam mewujudkan gagasan yang timbul. Pada proyek-proyek yang besar masalahmasalah yang dihadapi semakin besar dan juga kompleks.
Di dalam penyelenggaraan pembangunan proyek dilakukan secara menyeluruh mulai dari
tahap perancangan, perencanaan, dan pembangunan hingga tahap pemeliharaan di mana hal
tersebut merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dapat dilakukan secara sistematis dan
melibatkan berbagai unsur yang saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya. Unsurunsur tersebut membentuk suatu organisasi proyek di mana masing-masing mempunyai
peranan, fungsi dan tanggung jawab yang jelas.
Organisasi proyek dalam suatu pelaksanaan proyek sangat diperlukan sebagai bagian
dari manajemen suatu proyek yang sesuai dan saling berhubungan dan tentunya harus selalu
berjalan pada peraturan-peratuaran/tata tertib yang telah ditentukan. Sedangkan manajemen
proyek dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengelola sumber daya dan dana suatu
proyek untuk mencapai tujuan dengan menggunakan suatu metode dan sistematika tertentu
agar tercapai daya guna yang sebesarnya. Dengan adanya manajemen proyek yang baik dan
teratur di dalam suatu proyek diharapkan akan dapat menunjang keberhasilan dan kelancaran
5
proyek hingga tujuan dari proyek akan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Secara
garis besar unsur-unsur pengelola proyek yang terlibat di dalam sebuah proyek adalah
sebagai berikut :
1. Pemberi Tugas/Pemilik/Owner
2. Konsultan Perencana
3. Konsultan Pengawas
4. Kontraktor Pelaksana
Keempat unsur tersebut mempunyai fungsi dan peranan masing-masing. Fungsi dan peranan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pemberi Tugas / Pemilik / Owner
Pemberi tugas atau lebih dikenal dengan istilah bouwheer adalah badan
hukum/instansi atau perseorangan yang berkeinginan mewujudkan suatu proyek dan
memberikan pekerjaan bangunan serta membayar biaya pekerjaan bangunan.
Adapun tugas dan wewenang dari owner/pemilik proyek adalah sebagai berikut:
manajemen
konstruksi
ikut
mengawasi
gambar rencana, bilamana perlu mencabut tugas pelaksana proyek tersebut bila
dianggap tidak mampu melaksanakan pekerjaan.
Meminta pertanggung jawaban pada semua unsur terkait
2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah perseroan atau badan hukum yang bergerak pada
jasa konstruksi bidang perencanaan pekerjaan pembangunan.
Konsultan perencana menerima pendelegasian/penyerahan pekerjaan dari pemilik
proyek/owner dengaan dua tahapan, yaitu:
a) Rekayasa dan design awal
Rekayasa dan design meletakkan penekanan pada :
Konsep arsitektur
Aspek fungsional
Aspek teknis
Aspek ekonomis
Selain itu, divisi perencana mempunyai tugas dan wewenang adalah sebagai berikut :
a. Perencana berkewajiban untuk berkonsultasi dengan pihak proyek, pada tahap
perencanaan dan menyusun dokumen proyek.
b. Membuat gambar perencanaan proyek secara keseluruhan yang meliputi gambar
struktur, arsitektur serta mekanikal dan elektrikal sesuai dengan permintaan pemberi
tugas denagn mempertimbangkan segi kekuatan, keindahan dan ekonomis serta
peraturan daerah setempat.
c. Perencana berkewajiban pula untuk mengadakan pengawasan berkala dalam bidang
arsitektur dan struktur.
d. Membuat estimasi/perhitungan biaya pembangunan secara garis besar yang
akan
menjadi acuan dalam penentuan biaya selama pelaksanaan pekerjaan (bila terjadi
perubahan rencana).
e. Bertanggung jawab penuh terhadap hasil perencanaan sehingga perencanaan tersebut
terlaksana.
f. Bertugas
menghadapi
kontraktor/pelaksana,
dalam
hal
memberikan
Melaksanakan
Menyediakan tenaga kerja, barang peralatan dan prasarana kerja kerja yang
memadai.
10
Keterangan :
Garis Perintah
Garis Koordinasi
Hubungan kerja seperti bagan tersebut yang ada dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pemberi Tugas dengan Divisi Perencana
Hubungan tersebut tertuang dalam surat perjanjian perencanaan. Perencana memberi jasa
perencanaan baik perencanaan bangunan maupun perencanaan biaya imbalan jasa
perencanaan.
2. Pemberi Tugas dengan Divisi Pengawas
Hubungan tertuang dalam surat perjanjian melaksanakan tugas divisi pengawas. Pemilik
Proyek memberikan mandate kepada konsultan pengawas untuk mewakili dalam
pengawasn pelaksanaan pekerjaan.
3. Pemberi Tugas dengan Kontraktor Pelaksana
Hubungan tersebut dituangkan dalam surat perjanjian pelaksana proyek. Pemberi tugas
memberikan sejumlah biaya imbalan yang telah disepakati sedangkan kontraktor wajib
melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan menyerahkan
hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.
4. Divisi Pengawas dengan Divisi Perencana
11
tersebut.
Mengenai tugas dan peranan tiap personil tersebut adalah sebagai berikut :
1.
2.
Pengguna Anggaran
Ketua Tim Teknis Pembangunan
Sekertariat
Bendahara
Tim Teknis
Konsultan Pengawas
Divisi Pengawas adalah suatu organisasi atau perorangan yang bersifat multi disiplin
yang bekerja untuk dan atas nama pemilik bangunan, dan harus mampu bekerja sama
dengan perencana untuk mencapai hasil yang optimum dari suatu proyek.
12
Sebagai pihak yang mewakili owner dalam pelaksanaan proyek, divisi pengawas
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a.
b.
Memberikan
persetujuan
mengenai
laporan
harian,
laporan
mingguan, dan laporan bulanan, dan menyusun Berita Acara Kemajuan Pekerjaan
(BAKP) yang merupakan laporan penelitian pengawas atas kemajuan pekerjaan serta
mempertanggung jawabkan hasil-hasil tersebut kepada pemilik proyek.
3.
Konsultan Perencana
Perencana adalah suatu pihak yang ditunjuk oleh owner sebagai pihak yang bertindak
selaku perencana dalam pekerjaan pembuatan gedung ini dalam batas-batas yang telah
ditentukan baik secara teknis maupun administratif.
Konsultan Perencana mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.
2.
4.
Kontraktor Pelaksana
Bagan Alir Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana Proyek
13
a.
a.
a.
a.
a.
a.
a.
a.
a.
a.
a.
a.
a.
Project Manager
Project Manager adalah penanggung jawab pada organisasi kontraktor pelaksana.
b. Site Manager
Site Manager merupakan
14
Membuat pembukuan untuk semua barang yang keluar masuk gudang serta
mencatat semua barang di dalam gudang untuk selanjutnya dilaporkan kepada
gudang.
Membuat pembukuan pembelian dan persewaan alat-alat.
Mencari informasi sumber dan harga bahan dan mengatur jumlah uang yang
digunakan dalam pembelian bahan.
f. Pelaksana
Pelaksana
15
ada harus diatasi. Pada pelaksanaan pembangunan ini phak kontraktor berusaha untuk
mencapai unnsur-unsur pengendalian proyek. Yang diantaranya adalah :
1. Pengendalian Kualitas Bahan dan Pekerjaan
Pengendalian kualitas bahan dilakuka dengan cara emeriksaan dan pengujian bahan
bangunan yang dipkai dalam proyek. Sebagai contoh adalah pengujian mutu beton yang
digunakan dalam pengecoran dengan compression test.
2. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dimaksudka agarbiaya yang dikeluarkan proyek tersebut sesuai
dengan anggaran yang telah direncanakan dan telah disetujui. Pengendalian biaya ini
dilakukan dengan cara pengontrolan masing-masing bagian pekerjaan dengan
perhitungan dari analisa harga satuan. Dari perhitungan dan pengntrolan setiap saat maka
akan terlihat jika ada penyimpangan yang tdak sesuai dengan anggaran yang telah
direncanakan.
3. Pengendalian Waktu
Pelaksanaan suatu proyek harus tepat waktu sesuai dengan rencana sehingga
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Pengendalian waktu dimaksudkan untuk
megetahui apakah proyek berjalan sesuai dengan waktu yang telah direncakan atau tidak.
Pengendalian waktu dialkukan dengan menggunakan Time Schedule, Bar Char dan
Network Planning.
Agar pelaksanaan proyek dapat tercapai sesuai dengan tujuan yaitu target dan rencana
dalam pelaksanaan pembangunan proyek harus tepat waktu, biaya ekonomis dan kualitas
yang maksimal, maka seorang ketua tim teknis pembangunan harus dapat melaksanakan
fungsi manajemen dengan baik, yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1.Perencanaan
Meliputi penentuan strategi, kebijaksanaan proyek, program maupun metode yang
digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yang meliputi perencanaan waktu,
gambar, pengadaan bahan, pengadaan peralatan, dan perencanaan keuangan.
2.Pengarahan
Merupakan bagian dari koordinasi proyek yang bertujuan agar masing-masing bagian
mengetahui tanggung jawabnya masing-masing.
3.Pengawasan
16
Untuk mengetahui apakah pelaksanaan pekerjaan telah sesuai dengan perencanaan mutu,
biaya, dan waktu.
4.Evaluasi
Menilai hasil pekerjaan apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum.
5.Perencanaan Ulang
Dilakukan terhadap pekerjaan yang menyimpang dari perencanaan dengan tujuan untuk
merumuskan penyelesaian yang terbaik, agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali.
BAB III
PENUTUP
17
Manajemen Proyek adalah tata cara atau sistem pengelolaan pekerjaan konstruksi
dalam mengelola sumber daya dan dana suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan metode-metode dan sistematika tertentu. Manajemen suatu proyek
pembangunan mempunyai tujuan menyelesaikan proyek sesuai batas waktu dan biaya yang
direncanakan dengan kualitas bangunan yang optimal.
Tahap- tahap manajemen proyek meliputi:
a)
b)
c)
d)
e)
Planning (Perencanaan)
Organizing (Organisasi)
Actuating (Pelaksanaan Kegiatan)
Controlling (Pengawasan)
Coordinating (Koordinasi)
Organisasi proyek atau organisasi pelaksanaan dibentuk dalam rangka penentuan,
pengelompokan dan pengaturan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan. Secara garis besar
unsur-unsur pengelola proyek yang terlibat di dalam sebuah proyek adalah sebagai berikut :
Pemberi Tugas/Pemilik/Owner
Konsultan Perencana
Konsultan Pengawas
Kontraktor Pelaksana
Keempat unsur tersebut mempunyai struktur keorganisasian sendiri yang fungsi dan peranan
masing-masing. Yang terjadi dalam sebuah proyek, unsur-unsur tersebut mempunyai
hubungan kerja saling terkait yang didalamnya terdapat penjelasan mengenai pembagian
tugas, kewajiban, wewenang, hak dan tanggung jawab dalam suatu proyek yang harus
dipatuhi dan dilaksanakan. Hubungan kerja didalam mengelola dan melaksanakan suatu
proyek terutama pada proyek-proyek yang berskala besar sangatlah perlu adanya ketegasan
dan pembagian kerja sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing dimana satu dengan
lainnya dapat bekerja dengan baik.
Pengendalian proyek dala senuah proyek sangat diperlukan agar efesiensi,
efetifitas waktu, mutu dan biaya dapat tercapai. Pengendalian proyek tersebut antara lain :
Pengendalian Kualitas Bahan dan Pekerjaan
Pengendalian Biaya, dan
Pengendalian Waktu
Tujuan dari terciptanya manajemen proyek, dibentuknya organisasi proyek dan
pengendalian proyek maka diharapkan sebuah proyek akan dapat berjalan sesuai dengan
18
perencanaan awal. Dengan demikian efesiensi, efetifitas waktu, mutu dan biaya dapat
tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
19