Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya
plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah
keahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Di buku lain masa nifas dikatakan sekitar 40 hari.
Masa nifas merupakan masaselamaperalinan dan segerasetelah kelahiran
yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi
kembali ke keadaan tidak hamil normal. Masa nifas adalah mada setelah
seorang ibu melahirkan bayi dan plasentanyayang dipergunakan untuk
memulihkan kesehatanyyakembali yang umumnya memerlukan waktu 612 minggu.
Selama masa nifas ibu akan mengalami berbagai perubahan baik
secara fisik ataupun secara psikologi. Pelayanan atau asuhan merupakan
cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu nifas dan
mengetahui secara dini bila ada penyimpangan yang ditemukan dengan
tujuan agar ibu dapat melalui masa nifasnya dengan selamat. Melakukan
skrining secara komperhesif untuk mendeteksi dini masalah ibu nifas
sangatlah penting.
Bidan berperan penting dalam memberikan asuhan masa nifas
untuk dapat memastikan ibu merasa nyaman dalam menjalani peran
barunya dan selalu memberi dukungan proses adaptasi yang dilalui Ibu.
Seorang bidan harus bersikapramah, tanggap dan sabar dalam upaya
memberikan pelayanan yang terbaik untuk kliennya. Asuhan masa nifas
normal erupakan asuhan yang sesuai kebutuhan setiap individu.
Periode Immediate postpartum adalah saat setelah plasenta lahir
sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terjadi banyak permasalahan
seperti perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu bidan secara teratur
harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lochea,
tekanan darah dan suhu. Selain itu, bidan haru mendeteksi dan perawatan
penyebab lain perdarahan dan segera melakukan rujukan bila perlu,
memberikan konseling kepada keluarga tentang car oenegahan perdarahan
akibat antonia uteri, pemberian asi awal, menajarkan cara mempererat
hubungan antara ibu dan bayi. Periode late postpartum adalah periode 241 minggu setelah postpartum. Pada periode inibidan memastikan involusi
uteri berjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi
fundus uteridi bawah umbiliks, tidak ada perdarahan abnormal, loche tidak
berbau busuk, tidak ada demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan
cairan serta ibu menyusui dengan baik. Periode late postpartum adalah
periode antara 1 minggu sampai 5 minggu. Pada periode ini bidan tetap
melakukan perawatan dan pemeriksaansehari-hari serta konseling KB.
Menurut Varney (1997), penatalaksanaan manajemen kebidanan
sebagai suatu proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode
mengorganisasikan fikiran dan tindakan melibatkanteori ilmiah ,
penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangka atau tahapan logis untuk
pengambilan suatu keputudan.
Pengkajian data merupakan langkah dasar dari manajemen
kebidanan, pengkajian tersebut dapat diperoleh dari data objektif dan data
sujektif. Pada tahap ini semua data yang sudah dikumpulkan digunakan
untuk mengevaluasi keadaan pasein.
Data subjektif adalah data yang diperoleh dari keterangan pasien
atau dari sisi pasien. Data ini dikumpulkan dengan cara melakukan
anamnesa dengan memberikan pasien pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh dari pemeriksaan fisik
pasien.
buang
air
kecil,
buang
air
besar,
nafsu
makan,
BAB II
PEMBAHASAN
1. Nifas
a. Pengertian nifas yaitu
1) Masa nifas yaitu masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai
sampai alatalat kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8
minggu. (Ambarwati dan Wulandari, 2010:1)
2) Masa nifas yaitu masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
plasenta,serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali
itu,
pemeriksaan
bidan
dengan
kontraksi
teratur
harus
uterus,
melakukan
pengeluaran
ini
bidan
tetap
melakukan
perawatan
dan
dengan
bagian
fundus
bersandar
pada
(2) Lochea
kuning
leukosit,
selaput
uterus.
Warna
serviks
sendiri
merah
perlukaan
kecil
karena
robekan
kecil
keadaan
sebelum
hamil.Muara
serviks
perdarahan.
Hormon
prolaktin
untuk
(Ambarwati
dan
nadi
normal
dewasa
60-80
kali
adalah
disebabkan
abnormal
oleh
dan
infeksi
hal
ini
atau
mungkin
pendarahan
tidak
berubah,
pada
postpartum
dapat
menandakan
selalu
perhatian
terhadap
tubuhnya
ibu
lebih
menerima
tanggung
jawab
sepenuhnya
sebagai
ibu
dan
menyadari
atau
merasa
selama
setengah
jam
setelah
persalinan
bayi(Yanti, 2009:205).
b. Menurut Nugroho(2010:158) Klasifikasi retensio plasenta:
1) Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot
korion
plasenta
sehingga
menyebabkan
kegagalan
menembus lapisan
miometrium
hingga
sisa
perdarahan
pasca
persalinan
sekunder
(Yanti,
2009:214).
d. Tanda dan gejala plasenta restan (Nugroho, 2010:145) yaitu:
1) Uterus berkontraksi kurang adekuat
2) Perdarahan segera
3) Tali pusat putus
4) Plasenta atau sebagian tidak lengkap.
5) Inversio uteri akibat tarikan perdarahan lanjut.
e. Komplikasi plasenta restan (Manuaba, 2008 :58) yaitu:
1) Perdarahan Perdarahan post partum adalah pendarahan
lebih dari 500 ml pada persalinan pervaginam atau lebih
primer
(early
perdarahan
postpartum
post
partum
hemorrhage)
dini
adalah
masa
nifas/perdarahan
post
pada
masa
nifas
puerperinium
tidak
2)
pacuan).
(2) Memberikan oksitosin setelah bayi lahir.
(3) Memastikan kontraksi uterus setelah bayi lahir.
(4) Memastikan plasenta lahir lengkap.
(5) Mengenali robekan jalan lahir.
Infeksi menurut Manuaba (2009:452) yaitu: Biasanya
infeksi di karenakan bakteri masuk ke alat genetalia pada
berkontraksi
secara
efektif
selama
masa
terjadi infeksi.
Penanganan plasenta restan (Nugroho, 2010 :164 ) yaitu :
1) Pemberian antibiotik Ampisilin dosis awal 1 g IV
dilanjutkan 3x1 g oral dikombinasi dengan metronidazol 1
g suppositorial dilanjutkan 3x 500 mg oral.
2) Lakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan
mengeluarkan bekuan darah atau jaringan. Bila serviks
hanya dapat dilalui oleh istrumen, lakukan evaluasi
dengan dilatasi dan kuratase.
3) Bila kadar HB < 8 gr/ Di berikan tranfusi darah. Bila kadar
HB>8 gr, berikan sulfas ferosus 600mg/ hari selama 10
hari.
2. Manajemen Kebidanan
a. Manajemen kebidanan adalahsuatu metode atau bentuk
pendekatan
yang
digunakan
bidan
dalam
memberikan
sistematis
mulai
dari
pengkajian,
analisis
data,
masalah
yang
spesifik.
Rumusan
diagnosa
dan
masalah
tersebut
sering
menyertai
diagnosa
(Maritalia, 2012:118).
3) Dignosa potensial Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
potensial
yang
mungkin
diindentifikasikan
membutuhkan
masalah
antisipasi,
terjadi.
atau
Pada
langkah
diagnosa,
pencegahan,
bila
hal
ini
ini
mungkin
efisien
dan
aman.
Perencanaan
ini
bisa
dilakukan
bidan
didokumentasikan
melalui
dalam
proses
bentuk
2006:172) yaitu:
S(Subjektif) : Menggambarkan
berpikir
SOAP
sistematis,
yaitu(Salmah,
pendokumentasikan
hasil
O(Objektif):
hasil
pemeriksaan
Menggambarkan
fisik
klien,
hasil
fokus
untuk
mendukung
asuhan
sebagai
langkah
1varney.
A (Assesment) : Menggambarkan pendokumentasian hasil
analisis dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam
suatu indentifikasi:
1) Diagonosis/masalah
2) Antisipasi diagnosis/ masalah potensial
3) Perlu adanya tindakan segera oleh bidan atau dokter,
konsultasi kolaborasi dan rujukan langkah 2,3,4 varney